fbpx
Wikipedia

Kabupaten Aceh Besar

Koordinat: 5°22′N 95°30′E / 5.367°N 95.500°E / 5.367; 95.500

Kabupaten Aceh Besar (Bahasa Aceh: Acèh Rayek; Jawi, اچيه راييك) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia.[1][4] Sebelum dimekarkan pada akhir tahun 1970-an, ibu kota Kabupaten Aceh Besar adalah Kota Banda Aceh. Setelah Kota Banda Aceh berpisah menjadi kotamadya tersendiri, ibu kota kabupaten dipindahkan ke Jantho di Pegunungan Seulawah. Kabupaten Aceh Besar juga merupakan tempat kelahiran pahlawan nasional Cut Nyak Dhien yang berasal dari Lampadang.

Kabupaten Aceh Besar
Kabupaten di Aceh, Indonesia
Lambang
Motto: 
Putoh Ngon Mufakat, Kuwat Ngon Meuseuraya
Kabupaten Aceh Besar
Kabupaten Aceh Besar
Koordinat: 5°22′N 95°32′E / 5.37°N 95.53°E / 5.37; 95.53
Negara Indonesia
ProvinsiAceh
Dasar hukumUURI Nomor 7 Tahun 1956
Ibu kotaKota Jantho
Pemerintahan
 • BupatiIr H Mawardi Ali
 • Wakil BupatiTgk. Husaini. A. Wahab
 • Ketua DPRDIskandar Ali,. S.pd
Luas
 • Total2.969 km2 (1,146 sq mi)
Populasi
 (2017)[1]
 • Total384.661 jiwa
Zona waktuWIB (UTC+07:00)
Kode telepon0651
Kode Kemendagri11.06
Jumlah kecamatan23[1]
Jumlah kelurahan-
Jumlah desa604 gampong[1]
DAURp713.344.629.000,00(2018)[2]
PADRp132.396.380.300,00
APBDRp1.662.846.328.700,00[2]
IPM71,75 (2016)[3]
Situs webhttp://www.acehbesarkab.go.id/

Sejarah

Pada waktu Aceh masih sebagai sebuah kerajaan, yang dimaksud dengan Aceh atau Kerajaan Aceh adalah wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Besar ditambah dengan beberapa kenegerian/daerah yang telah menjadi bagian dari Kabupaten Pidie. Selain itu, juga termasuk Pulau Weh (sekarang telah menjadi pemerintah kota Sabang), sebagian wilayah pemerintah kota Banda Aceh, dan beberapa kenegerian/daerah dari wilayah Kabupaten Aceh Barat. Aceh Besar dalam istilah Aceh disebut Aceh Rayeuk. Penyebutan Aceh Rayeuk sebagai Aceh yang sebenarnya karena daerah inilah yang pada mulanya menjadi inti Kerajaan Aceh dan juga karena di situlah terletak ibu kota kerjaaan yang bernama Bandar Aceh atau Bandar Aceh Darussalam. Untuk nama Aceh Rayeuk ada juga yang menamakan dengan sebutan Aceh Lhee Sagoe (Aceh Tiga Sagi).[5]

Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, Kabupaten Aceh Besar merupakan daerah yang terdiri dari tiga kawedanan, yaitu Kawedanan Seulimum, Kawedanan Lhoknga dan Kawedanan Sabang. Akhirnya dengan perjuangan yang panjang Kabupaten Aceh besar disahkan menjadi daerah otonom melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956 dengan ibu kotanya pada waktu itu adalah Banda Aceh dan juga merupakan wilayah hukum Kotamadya Banda Aceh.

Sehubungan dengan tuntutan dan perkembangan daerah yang semakin maju dan berwawasan luas, Kota Banda Aceh sebagai ibu kota dianggap kurang efisien lagi, baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang. Usaha pemindahan ibu kota tersebut dari Kota Banda Aceh mulai dirintis sejak tahun 1969, lokasi awalnya dipilih Kecamatan Indrapuri yang jaraknya 25 km dari Kota Banda Aceh. Usaha pemindahan tersebut belum berhasil dan belum dapat dilaksanakan sebagaimana diharapkan.

Kemudian pada tahun 1976 usaha perintisan pemindahan ibu kota untuk kedua kalinya mulai dilaksanakan lagi dengan memilih lokasi yang lain yaitu di Kecamatan Seulimeum tepatnya di kemukiman Janthoi yang jaraknya sekitar 52 km dari Kota Banda Aceh.

Akhirnya usaha yang terakhir ini berhasil dengan ditandai dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1976 tentang Pemindahan Ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar dari wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh ke kemukiman Janthoi di Kecamatan Seulimeum, Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah yang bekerjasama dengan Konsultan PT. Markam Jaya yang ditinjau dari segala aspek dapat disimpulkan bahwa yang dianggap memenuhi syarat sebagai ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar adalah Kemukiman Janthoi dengan nama Kota Jantho.

Setelah ditetapkan Kota Jantho sebagai ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar yang baru, maka secara bertahap pemindahan ibu kota terus dimulai, dan akhirnya secara serentak seluruh aktivitas perkantoran resmi dipindahkan dari Banda Aceh ke Kota Jantho pada tanggal 29 Agustus 1983, dan peresmiannya dilakukan oleh Bapak Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia pada masa itu, yaitu Bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 3 Mei 1984.[6]

Di Kota Jantho hanya terdapat kompleks perumahan dan kantor-kantor pemerintahan, tidak ada losmen ataupun hotel. Kota Jantho dihubungkan dengan labi-labi dengan jarak 60 km dari Banda Aceh, 28 km menuju Saree, dan 12 km menuju jalan utama Banda Aceh - Medan. Kira-kira 12 km dari Kota Jantho ini terdapat air terjun.[5]

Geografi

 
Masjid Agung Janthoe

Wilayah darat Aceh Besar berbatasan dengan Kota Banda Aceh di sisi utara, Kabupaten Aceh Jaya di sebelah barat daya, serta Kabupaten Pidie di sisi selatan dan tenggara. Aceh Besar juga mempunyai wilayah kepulauan yaitu wilayah Kecamatan Pulo Aceh. Kabupaten Aceh Besar bagian kepulauan di sisi barat, timur dan utaranya dibatasi dengan Samudera Indonesia, Selat Malaka, dan Teluk Benggala, yang memisahkannya dengan Pulau Weh, tempat di mana Kota Sabang berada. Pulau-pulau utamanya adalah Pulau Breueh dan Pulau Nasi.

Secara geografis sebagian besar wilayah Kabupaten Aceh Besar berada pada hulu aliran Sungai Krueng Aceh. Saat ini kondisi tutupan lahan adalah 62,5% (menurut data citra landsat tahun 2007). Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda yang merupakan bandara internasional dan menjadi salah satu pintu gerbang untuk masuk ke Provinsi Aceh berada di wilayah kabupaten ini. Pulau Benggala yang merupakan pulau paling barat dalam wilayah Republik Indonesia merupakan bagian dari Kabupaten Aceh Besar.

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Foto Nama Bupati Mulai Jabatan Akhir Jabatan Wakil Bupati Keterangan Ref.
1 Zaini Bakri 1957 1964 Bupati pertama [7]
2 Ibrahim Saidi 1964 1976 [8]
3 Bachtiar Panglima Polem 1976 1981 [9]
4 A. Djalil 1981 1983 [9]
5 M.Z. Hasjmy 1983 1988 [9]
6 Sanusi Wahab 1988 1993 [10]
7 Untung Juana 1993 1998 [11]
8 Sayuthi Ismail 1998 2003 [12]
(–) Rusli Muhammad 2004 29 Maret 2005 Pj Bupati [13]
(–) Zaini Azis 29 Maret 2005 29 Maret 2006 Pj Bupati [14][15]
(–) A. Madjid AR 29 Maret 2006 1 Maret 2007 Pj Bupati [16]
9   Bukhari Daud 1 Maret 2007 1 Maret 2012 Anwar Ahmad
(–) Zulkifli Ahmad 8 Maret 2012 3 Juli 2012 Pj Bupati [17]
10   Mukhlis Basyah 3 Juli 2012 3 Juli 2017 Dr. Syamsulrizal, M.Kes [18]
11   Mawardi Ali 10 Juli 2017 Petahana Tgk Husaini Abdul Wahab [19][20]

Dewan Perwakilan

DPRK Aceh Besar memiliki 35 orang anggota yang dipilih secara langsung dalam pemilihan umum legislatif lima tahun sekali. Anggota DRPK Aceh Besar yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang menjabat untuk periode 2019-2024 sejak 20 Agustus 2019 dan berasal dari 11 partai politik.[21] Pimpinan DPRK Aceh Besar terdiri dari satu ketua dan dua wakil ketua yang berasal dari partai politik pemilik kursi dan suara terbanyak. Pimpinan DPRK Aceh Besar periode 2019-2024 dijabat oleh Iskandar Ali dari Partai Amanat Nasional sebagai Ketua, Bakhtiar dari Partai Aceh, dan Zulfikar Aziz dari Partai Keadilan Sejahtera sebagai Wakil Ketua II yang menjabat sejak 20 September 2019.[22] Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Aceh Besar dalam dua periode terakhir.[23][24]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
  PKB 0   1
  Gerindra 1   3
  Golkar 5 3
  NasDem 5 1
  PKS 3   5
Berkas:PPP logo 2021.png PPP 1 0
  PAN 4   7
  Demokrat 1   3
  Partai Aceh 9 5
  PDA 3   4
  PNA 2   2
  PBB 1   1
Jumlah Anggota 35   35
Jumlah Partai 11   11


Kecamatan

Sampai dengan akhir tahun 2017, Kabupaten Aceh Besar memiliki 23 kecamatan dan 604 gampong dengan kode pos 23351-23952 (dari total 289 kecamatan dan 6.497 gampong di seluruh Aceh). Pada tahun 2010, jumlah penduduk di wilayah ini adalah 350.225 (dari penduduk seluruh provinsi Aceh yang berjumlah 4.486.570) yang terdiri atas 179.495 pria dan 170.730 wanita (rasio 105,13). Dengan luas daerah 2.969 km² (dibanding luas seluruh provinsi Aceh 57.956 km²), tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 118 jiwa/km² (dibanding kepadatan provinsi 78 jiwa/km²). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 384.661 jiwa dengan luas wilayahnya 2.969,00 km² dan sebaran penduduk 129 jiwa/km².[1][4] Salah satu kecamatannya berupa kepulauan yaitu kecamatan Pulo Aceh.[25]

Daftar kecamatan di Kabupaten Aceh Besar
No. Kode
Kemendagri
Nama
Kecamatan
Luas Wilayah
(km2)
Penduduk 2017
(jiwa)
2017
Mukim Gampong Dusun
1 11.06.20 Baitussalam 20,84 18.878 2 13
2 11.06.23 Blang Bintang 41,75 31.983 3 26
3 11.06.07 Darul Imarah 24,35 53.177 4 32
4 11.06.19 Darul Kamal 23,05 7.713 1 14
5 11.06.12 Darussalam 38,43 25.853 3 29
6 11.06.03 Indrapuri 197,04 22.689 3 52
7 11.06.10 Ingin Jaya 24,34 12.323 6 50
8 11.06.16 Kota Jantho 593 9.631 1 13
9 11.06.15 Krueng Barona Jaya 6,96 16.116 3 12
10 11.06.17 Kuta Baro 61,07 26.796 5 47
11 11.06.16 Kuta Cot Glie 332,25 14.075 2 32
12 11.06.11 Kuta Malaka 22,82 6.716 1 15
13 11.06.14 Lembah Seulawah 319,6 12.246 2 12
14 11.06.22 Leupung 169,15 2.919 1 6
15 11.06.02 Lhoknga 87,95 16.904 4 28
16 11.06.01 Lhoong 149,03 10.354 4 28
17 11.06.05 Mesjid Raya 129,93 23.785 2 13
18 11.06.09 Montasik 59,73 20.181 3 39
19 11.06.08 Peukan Bada 36,25 17.792 4 26
20 11.06.13 Pulo Aceh 90,56 4.315 3 17
21 11.06.04 Seulimeum 404,35 24.618 5 47
22 11.06.18 Simpang Tiga 27,6 6.053 2 18
23 11.06.06 Suka Makmur 43,45 15.796 4 35
TOTAL 2.903,50 400.913 68 604
Sumber: Kabupaten Aceh Besar dalam Angka 2017, BPS

Pariwisata

Wisata Sejarah

 
Rumah Cut Nyak Dhien
 
Masjid Tua Indrapuri
  • Rumah Cut Nyak Dhien. Pada mulanya merupakan tempat tinggal Cut Nyak Dhien. Di dalamnya berisi koleksi sejarah Aceh yang dikelola dan dirawat oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Hanya fondasi yang asli dari bangunan ini, sedangkan yang berdiri sekarang ini adalah hasil renovasi bangunan yang sebelumnya telah dibakar oleh Belanda.[26]
  • Masjid Tua Indrapuri. Mesjid ini terletak sekitar 25 km ke selatan arah ke Medan dan dapat ditempuh dengan transportasi apapun. Wilayah Indrapuri dulunya merupakan Kerajaan Hindu dan merupakan tempat pemujaan sebelum Islam masuk. Kemudian, Sultan Iskandar Muda memperkenalkan Islam kepada masyarakat. Dan setelah seluruh masyarakat memeluk Islam, tempat yang sebelumnya kuil diubah menjadi sebuah masjid. Bangunan masjid berdiri di atas tanah seluas 33.875 m², terletak di ketinggian 4,8 meter di atas permukaan laut dan berada sekitar 150 meter dari tepi Sungai Krueng Aceh.[26]
  • Kuta Indra Patra. Benteng ini terletak ± 19 km dari Banda Aceh arah ke Krueng Raya, dekat Pantai Ujong Batee. Menurut riwayat dibangun pada masa pra Islam di Aceh yaitu pada masa Kerajaan Hindu, Indra Patra. Namun ada sumber yang menyebutkan bahwa benteng ini dibangun pada masa Kesultanan Aceh Darussalam dalam upaya menahan serangan Portugis. Benteng ini sangat besar fungsinya pada zaman Sultan Iskandar Muda yang angkatan lautnya terkenal kuat di Asia Tenggara.[26]
  • Makam Laksamana Malahayati, terletak sekitar 32 km dari Kota Banda Aceh. Ia adalah seorang laksamana wanita pertama di dunia modern yang memimpin armada laut pada masa pemerintahan Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.[26]
  • Perpustakaan Kuno Tanoh Abee, terdapat di Desa Tanoh Abee di kaki Gunung Seulawah, Aceh Besar. Perpustakaan Tanoh Abee terletak di dalam kompleks Dayah Tanoh Abee yang didirikan oleh keluarga Fairus yang mencapai klimaks kejayaannya pada masa pimpinan Syekh Abdul Wahab yang terkenal dengan sebutan Teungku Chik Tanoh Abee. Ia meninggal pada tahun 1894 dan dimakamkan di Tanoh Abee. Pengumpulan naskah (manuskrip) Dayah Tanoh Abee telah dimulai sejak Syekh Abdul Rahim, kakek dari Syekh Abdul Wahab. Naskah yang terakhir ditulis pada masa Syekh Muhammad Sa’id, anak Syekh Abdul Wahab yang meninggal dunia pada tahun 1901 di Banda Aceh, dalam tahanan Belanda.[26]
  • Rumoh Teunun Nyak Mu, merupakan pusat produksi tenun asli khas Aceh, yang berlokasi di Gampong Siem, Mukim Siem, Kecamatan Darussalam. Lokasi ini berjarak 12 km sebelah timur Kota Banda Aceh. Di Rumoh Teunun Nyak Mu ini di produksi aneka kain tenun Aceh dengan beragam motif khas Aceh.[26]
 
Benteng Indra Patra

Wisata Alam

 
Pantai Lhok Me di Lam Reh, Mesjid Raya
  • Pantai Lhok Nga
  • Pantai Lam Pu'uk
  • Pantai Ujong Batee
  • Pantai Lhok Me
  • Air terjun Suhom, Lhoong
  • Air terjun Kuta Malaka
  • Air terjun Peukan Biluy
  • Waduk Keuliling[27]
  • Taman Hutan Rakyat Po Cut Meurah Intan[28]
  • Pusat Latihan Gajah Saree
  • Gunung Seulawah Agam
  • Cagar Alam Jantho[29]
  • Pemandian alam di Brayeun Leupung
  • Pantai Lhok Seudu

Galeri

Kebudayaan

Kuliner Khas

Kabupaten Aceh Besar terkenal dengan salah satu makanan khasnya, yakni Bolu manis ala Aceh yang terkonsentrasi di kecamatan Peukan Bada. Bolu ini terkenal dengan citarasanya yang khas, namun kesulitan pengembangan karena kendala dana selain kondisi yang belum sepenuhnya stabil. Selain itu ada pula gulai kambing (kari) dan ayam tangkap yang terkenal kelezatannya serta Sie rebuh (daging Rebus) dan asam keu eung (asam pedas).

Referensi

  1. ^ a b c d e f "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Désémber 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Permendagri-137-2017" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  2. ^ a b "APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018". 2018-05-04. Diakses tanggal 2018-07-06. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2016". Diakses tanggal 2018-07-06. 
  4. ^ a b "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  5. ^ a b . Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-28. Diakses tanggal 2007-06-14. 
  6. ^ Aceh Besar Dalam Angka 2004
  7. ^ "Bupati Pertama : H. Zaini Bakri". acehprov.sikn.go.id. Diakses tanggal 12 Februari 2021. 
  8. ^ "Bupati Kedua : Kolonel Ibrahim Saidi". acehprov.sikn.go.id. Diakses tanggal 12 Februari 2021. 
  9. ^ a b c Buku Pintar Nusantara. Upaya Warga Negara. 1990. hlm. 21. 
  10. ^ "Mantan Bupati Aceh Besar Meninggal". Tribunnews. 1 April 2013. Diakses tanggal 12 Februari 2021. 
  11. ^ Mahmud, Syamsuddin (2004). Biografi seorang guru di Aceh: kisah Syamsuddin Mahmud kepada Sugiono M.P. Syiah Kuala University Press. hlm. 497. 
  12. ^ Djohan, Djohermansyah; Syabirin, Tabrani, ed. (2002). Pemimpin Pemerintahan Indonesia Era Otonomi: Profil Gubernur & Bupati. Jakarta: IIP Press. hlm. 54. 
  13. ^ "Bupati Aceh Besar Ke 10 Rusli Muhammad". acehprov.sikn.go.id. 
  14. ^ "Ini Profil Singkat, Almarhum Drs H Zaini Azis MM, Mantan Pj Bupati Aceh Besar". Tribunnews. 14 September 2020. Diakses tanggal 12 Februari 2021. 
  15. ^ Tripa, Sulaiman (2019). Setelah Tsunami Usai. Banda Aceh: Bandar Publishing. hlm. 85. 
  16. ^ Tripa, Sulaiman; Hamzah, Murizal (2019). Catatan Aceh Membangun: 26 Desember 2005 – 25 Desember 2007. Banda Aceh: Bandar Publishing. hlm. 31. 
  17. ^ "LANTIK PJ BUPATI/WALIKOTA". ANTARA. 
  18. ^ . Kabar Investigasi. 6 Juli 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-12. Diakses tanggal 12 Februari 2021. 
  19. ^ "IRWANDI YUSUF LANTIK BUPATI ACEH BESAR". Diakses tanggal 19 November 2018. 
  20. ^ "Irwandi Yusuf Lantik Bupati Aceh Besar dan Wakilnya - Tribunnews.com". Tribunnews.com. 2017-07-11. Diakses tanggal 2018-11-19. 
  21. ^ Rahmad (20-08-2019). "35 Anggota DPRK Aceh Besar Dilantik". Diskominfo Prov. Aceh. Diakses tanggal 05-08-2020.  [pranala nonaktif permanen]
  22. ^ Dedi, Teuku (21-09-2019). "Tiga Pimpinan DPRK Aceh Besar Dilantik". Gatracom. Diakses tanggal 05-08-2020. 
  23. ^ Perolehan Kursi DPRK Aceh Besar 2014-2019
  24. ^ Perolehan Kursi DPRK Aceh Besar 2019-2024
  25. ^ Daftar kecamatan di Aceh Besar di situs resmi[pranala nonaktif permanen]
  26. ^ a b c d e f . Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-28. Diakses tanggal 2007-06-14. 
  27. ^ Presiden SBY meresmikan Waduk Keuliling[pranala nonaktif permanen]
  28. ^ Pocut Meurah Intan: Riwayatmu Kini
  29. ^ . Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-13. Diakses tanggal 2010-04-16. 

Lihat pula

Pranala luar

  • (Indonesia)Situs Resmi Kabupaten Aceh Besar

kabupaten, aceh, besar, untuk, kegunaan, lain, lihat, aceh, disambiguasi, koordinat, bahasa, aceh, acèh, rayek, jawi, اچيه, راييك, adalah, salah, satu, kabupaten, provinsi, aceh, indonesia, sebelum, dimekarkan, pada, akhir, tahun, 1970, kota, adalah, kota, ban. Untuk kegunaan lain lihat Aceh disambiguasi Koordinat 5 22 N 95 30 E 5 367 N 95 500 E 5 367 95 500Kabupaten Aceh Besar Bahasa Aceh Aceh Rayek Jawi اچيه راييك adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh Indonesia 1 4 Sebelum dimekarkan pada akhir tahun 1970 an ibu kota Kabupaten Aceh Besar adalah Kota Banda Aceh Setelah Kota Banda Aceh berpisah menjadi kotamadya tersendiri ibu kota kabupaten dipindahkan ke Jantho di Pegunungan Seulawah Kabupaten Aceh Besar juga merupakan tempat kelahiran pahlawan nasional Cut Nyak Dhien yang berasal dari Lampadang Kabupaten Aceh BesarKabupaten di Aceh IndonesiaLambangMotto Putoh Ngon Mufakat Kuwat Ngon MeuseurayaKabupaten Aceh BesarTampilkan peta SumatraKabupaten Aceh BesarTampilkan peta IndonesiaKoordinat 5 22 N 95 32 E 5 37 N 95 53 E 5 37 95 53Negara IndonesiaProvinsiAcehDasar hukumUURI Nomor 7 Tahun 1956Ibu kotaKota JanthoPemerintahan BupatiIr H Mawardi Ali Wakil BupatiTgk Husaini A Wahab Ketua DPRDIskandar Ali S pdLuas 1 Total2 969 km2 1 146 sq mi Populasi 2017 1 Total384 661 jiwaZona waktuWIB UTC 07 00 Kode telepon0651Kode Kemendagri11 06Jumlah kecamatan23 1 Jumlah kelurahan Jumlah desa604 gampong 1 DAURp713 344 629 000 00 2018 2 PADRp132 396 380 300 00APBDRp1 662 846 328 700 00 2 IPM71 75 2016 3 Situs webhttp www acehbesarkab go id Daftar isi 1 Sejarah 2 Geografi 3 Pemerintahan 3 1 Daftar Bupati 3 2 Dewan Perwakilan 3 3 Kecamatan 4 Pariwisata 4 1 Wisata Sejarah 4 2 Wisata Alam 5 Galeri 6 Kebudayaan 6 1 Kuliner Khas 7 Referensi 7 1 Lihat pula 8 Pranala luarSejarah SuntingPada waktu Aceh masih sebagai sebuah kerajaan yang dimaksud dengan Aceh atau Kerajaan Aceh adalah wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Besar ditambah dengan beberapa kenegerian daerah yang telah menjadi bagian dari Kabupaten Pidie Selain itu juga termasuk Pulau Weh sekarang telah menjadi pemerintah kota Sabang sebagian wilayah pemerintah kota Banda Aceh dan beberapa kenegerian daerah dari wilayah Kabupaten Aceh Barat Aceh Besar dalam istilah Aceh disebut Aceh Rayeuk Penyebutan Aceh Rayeuk sebagai Aceh yang sebenarnya karena daerah inilah yang pada mulanya menjadi inti Kerajaan Aceh dan juga karena di situlah terletak ibu kota kerjaaan yang bernama Bandar Aceh atau Bandar Aceh Darussalam Untuk nama Aceh Rayeuk ada juga yang menamakan dengan sebutan Aceh Lhee Sagoe Aceh Tiga Sagi 5 Sebelum dikeluarkannya Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 Kabupaten Aceh Besar merupakan daerah yang terdiri dari tiga kawedanan yaitu Kawedanan Seulimum Kawedanan Lhoknga dan Kawedanan Sabang Akhirnya dengan perjuangan yang panjang Kabupaten Aceh besar disahkan menjadi daerah otonom melalui Undang Undang Nomor 7 Tahun 1956 dengan ibu kotanya pada waktu itu adalah Banda Aceh dan juga merupakan wilayah hukum Kotamadya Banda Aceh Sehubungan dengan tuntutan dan perkembangan daerah yang semakin maju dan berwawasan luas Kota Banda Aceh sebagai ibu kota dianggap kurang efisien lagi baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang Usaha pemindahan ibu kota tersebut dari Kota Banda Aceh mulai dirintis sejak tahun 1969 lokasi awalnya dipilih Kecamatan Indrapuri yang jaraknya 25 km dari Kota Banda Aceh Usaha pemindahan tersebut belum berhasil dan belum dapat dilaksanakan sebagaimana diharapkan Kemudian pada tahun 1976 usaha perintisan pemindahan ibu kota untuk kedua kalinya mulai dilaksanakan lagi dengan memilih lokasi yang lain yaitu di Kecamatan Seulimeum tepatnya di kemukiman Janthoi yang jaraknya sekitar 52 km dari Kota Banda Aceh Akhirnya usaha yang terakhir ini berhasil dengan ditandai dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1976 tentang Pemindahan Ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar dari wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh ke kemukiman Janthoi di Kecamatan Seulimeum Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah yang bekerjasama dengan Konsultan PT Markam Jaya yang ditinjau dari segala aspek dapat disimpulkan bahwa yang dianggap memenuhi syarat sebagai ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar adalah Kemukiman Janthoi dengan nama Kota Jantho Setelah ditetapkan Kota Jantho sebagai ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar yang baru maka secara bertahap pemindahan ibu kota terus dimulai dan akhirnya secara serentak seluruh aktivitas perkantoran resmi dipindahkan dari Banda Aceh ke Kota Jantho pada tanggal 29 Agustus 1983 dan peresmiannya dilakukan oleh Bapak Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia pada masa itu yaitu Bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 3 Mei 1984 6 Di Kota Jantho hanya terdapat kompleks perumahan dan kantor kantor pemerintahan tidak ada losmen ataupun hotel Kota Jantho dihubungkan dengan labi labi dengan jarak 60 km dari Banda Aceh 28 km menuju Saree dan 12 km menuju jalan utama Banda Aceh Medan Kira kira 12 km dari Kota Jantho ini terdapat air terjun 5 Geografi Sunting Masjid Agung Janthoe Wilayah darat Aceh Besar berbatasan dengan Kota Banda Aceh di sisi utara Kabupaten Aceh Jaya di sebelah barat daya serta Kabupaten Pidie di sisi selatan dan tenggara Aceh Besar juga mempunyai wilayah kepulauan yaitu wilayah Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar bagian kepulauan di sisi barat timur dan utaranya dibatasi dengan Samudera Indonesia Selat Malaka dan Teluk Benggala yang memisahkannya dengan Pulau Weh tempat di mana Kota Sabang berada Pulau pulau utamanya adalah Pulau Breueh dan Pulau Nasi Secara geografis sebagian besar wilayah Kabupaten Aceh Besar berada pada hulu aliran Sungai Krueng Aceh Saat ini kondisi tutupan lahan adalah 62 5 menurut data citra landsat tahun 2007 Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda yang merupakan bandara internasional dan menjadi salah satu pintu gerbang untuk masuk ke Provinsi Aceh berada di wilayah kabupaten ini Pulau Benggala yang merupakan pulau paling barat dalam wilayah Republik Indonesia merupakan bagian dari Kabupaten Aceh Besar Pemerintahan SuntingDaftar Bupati Sunting Artikel utama Daftar Bupati Aceh Besar No Foto Nama Bupati Mulai Jabatan Akhir Jabatan Wakil Bupati Keterangan Ref 1 Zaini Bakri 1957 1964 Bupati pertama 7 2 Ibrahim Saidi 1964 1976 8 3 Bachtiar Panglima Polem 1976 1981 9 4 A Djalil 1981 1983 9 5 M Z Hasjmy 1983 1988 9 6 Sanusi Wahab 1988 1993 10 7 Untung Juana 1993 1998 11 8 Sayuthi Ismail 1998 2003 12 Rusli Muhammad 2004 29 Maret 2005 Pj Bupati 13 Zaini Azis 29 Maret 2005 29 Maret 2006 Pj Bupati 14 15 A Madjid AR 29 Maret 2006 1 Maret 2007 Pj Bupati 16 9 Bukhari Daud 1 Maret 2007 1 Maret 2012 Anwar Ahmad Zulkifli Ahmad 8 Maret 2012 3 Juli 2012 Pj Bupati 17 10 Mukhlis Basyah 3 Juli 2012 3 Juli 2017 Dr Syamsulrizal M Kes 18 11 Mawardi Ali 10 Juli 2017 Petahana Tgk Husaini Abdul Wahab 19 20 Dewan Perwakilan Sunting Artikel utama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Aceh Besar DPRK Aceh Besar memiliki 35 orang anggota yang dipilih secara langsung dalam pemilihan umum legislatif lima tahun sekali Anggota DRPK Aceh Besar yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang menjabat untuk periode 2019 2024 sejak 20 Agustus 2019 dan berasal dari 11 partai politik 21 Pimpinan DPRK Aceh Besar terdiri dari satu ketua dan dua wakil ketua yang berasal dari partai politik pemilik kursi dan suara terbanyak Pimpinan DPRK Aceh Besar periode 2019 2024 dijabat oleh Iskandar Ali dari Partai Amanat Nasional sebagai Ketua Bakhtiar dari Partai Aceh dan Zulfikar Aziz dari Partai Keadilan Sejahtera sebagai Wakil Ketua II yang menjabat sejak 20 September 2019 22 Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Aceh Besar dalam dua periode terakhir 23 24 Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode2014 2019 2019 2024 PKB 0 1 Gerindra 1 3 Golkar 5 3 NasDem 5 1 PKS 3 5Berkas PPP logo 2021 png PPP 1 0 PAN 4 7 Demokrat 1 3 Partai Aceh 9 5 PDA 3 4 PNA 2 2 PBB 1 1Jumlah Anggota 35 35Jumlah Partai 11 11 Kecamatan Sunting Artikel utama Daftar kecamatan dan gampong di Kabupaten Aceh Besar Sampai dengan akhir tahun 2017 Kabupaten Aceh Besar memiliki 23 kecamatan dan 604 gampong dengan kode pos 23351 23952 dari total 289 kecamatan dan 6 497 gampong di seluruh Aceh Pada tahun 2010 jumlah penduduk di wilayah ini adalah 350 225 dari penduduk seluruh provinsi Aceh yang berjumlah 4 486 570 yang terdiri atas 179 495 pria dan 170 730 wanita rasio 105 13 Dengan luas daerah 2 969 km dibanding luas seluruh provinsi Aceh 57 956 km tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 118 jiwa km dibanding kepadatan provinsi 78 jiwa km Pada tahun 2017 jumlah penduduknya sebesar 384 661 jiwa dengan luas wilayahnya 2 969 00 km dan sebaran penduduk 129 jiwa km 1 4 Salah satu kecamatannya berupa kepulauan yaitu kecamatan Pulo Aceh 25 Daftar kecamatan di Kabupaten Aceh Besar No Kode Kemendagri Nama Kecamatan Luas Wilayah km2 Penduduk 2017 jiwa 2017Mukim Gampong Dusun1 11 06 20 Baitussalam 20 84 18 878 2 132 11 06 23 Blang Bintang 41 75 31 983 3 263 11 06 07 Darul Imarah 24 35 53 177 4 324 11 06 19 Darul Kamal 23 05 7 713 1 145 11 06 12 Darussalam 38 43 25 853 3 296 11 06 03 Indrapuri 197 04 22 689 3 527 11 06 10 Ingin Jaya 24 34 12 323 6 508 11 06 16 Kota Jantho 593 9 631 1 139 11 06 15 Krueng Barona Jaya 6 96 16 116 3 1210 11 06 17 Kuta Baro 61 07 26 796 5 4711 11 06 16 Kuta Cot Glie 332 25 14 075 2 3212 11 06 11 Kuta Malaka 22 82 6 716 1 1513 11 06 14 Lembah Seulawah 319 6 12 246 2 1214 11 06 22 Leupung 169 15 2 919 1 615 11 06 02 Lhoknga 87 95 16 904 4 2816 11 06 01 Lhoong 149 03 10 354 4 2817 11 06 05 Mesjid Raya 129 93 23 785 2 1318 11 06 09 Montasik 59 73 20 181 3 3919 11 06 08 Peukan Bada 36 25 17 792 4 2620 11 06 13 Pulo Aceh 90 56 4 315 3 1721 11 06 04 Seulimeum 404 35 24 618 5 4722 11 06 18 Simpang Tiga 27 6 6 053 2 1823 11 06 06 Suka Makmur 43 45 15 796 4 35TOTAL 2 903 50 400 913 68 604Sumber Kabupaten Aceh Besar dalam Angka 2017 BPSPariwisata SuntingWisata Sejarah Sunting Rumah Cut Nyak Dhien Masjid Tua Indrapuri Rumah Cut Nyak Dhien Pada mulanya merupakan tempat tinggal Cut Nyak Dhien Di dalamnya berisi koleksi sejarah Aceh yang dikelola dan dirawat oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar Hanya fondasi yang asli dari bangunan ini sedangkan yang berdiri sekarang ini adalah hasil renovasi bangunan yang sebelumnya telah dibakar oleh Belanda 26 Masjid Tua Indrapuri Mesjid ini terletak sekitar 25 km ke selatan arah ke Medan dan dapat ditempuh dengan transportasi apapun Wilayah Indrapuri dulunya merupakan Kerajaan Hindu dan merupakan tempat pemujaan sebelum Islam masuk Kemudian Sultan Iskandar Muda memperkenalkan Islam kepada masyarakat Dan setelah seluruh masyarakat memeluk Islam tempat yang sebelumnya kuil diubah menjadi sebuah masjid Bangunan masjid berdiri di atas tanah seluas 33 875 m terletak di ketinggian 4 8 meter di atas permukaan laut dan berada sekitar 150 meter dari tepi Sungai Krueng Aceh 26 Kuta Indra Patra Benteng ini terletak 19 km dari Banda Aceh arah ke Krueng Raya dekat Pantai Ujong Batee Menurut riwayat dibangun pada masa pra Islam di Aceh yaitu pada masa Kerajaan Hindu Indra Patra Namun ada sumber yang menyebutkan bahwa benteng ini dibangun pada masa Kesultanan Aceh Darussalam dalam upaya menahan serangan Portugis Benteng ini sangat besar fungsinya pada zaman Sultan Iskandar Muda yang angkatan lautnya terkenal kuat di Asia Tenggara 26 Makam Laksamana Malahayati terletak sekitar 32 km dari Kota Banda Aceh Ia adalah seorang laksamana wanita pertama di dunia modern yang memimpin armada laut pada masa pemerintahan Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV 26 Perpustakaan Kuno Tanoh Abee terdapat di Desa Tanoh Abee di kaki Gunung Seulawah Aceh Besar Perpustakaan Tanoh Abee terletak di dalam kompleks Dayah Tanoh Abee yang didirikan oleh keluarga Fairus yang mencapai klimaks kejayaannya pada masa pimpinan Syekh Abdul Wahab yang terkenal dengan sebutan Teungku Chik Tanoh Abee Ia meninggal pada tahun 1894 dan dimakamkan di Tanoh Abee Pengumpulan naskah manuskrip Dayah Tanoh Abee telah dimulai sejak Syekh Abdul Rahim kakek dari Syekh Abdul Wahab Naskah yang terakhir ditulis pada masa Syekh Muhammad Sa id anak Syekh Abdul Wahab yang meninggal dunia pada tahun 1901 di Banda Aceh dalam tahanan Belanda 26 Rumoh Teunun Nyak Mu merupakan pusat produksi tenun asli khas Aceh yang berlokasi di Gampong Siem Mukim Siem Kecamatan Darussalam Lokasi ini berjarak 12 km sebelah timur Kota Banda Aceh Di Rumoh Teunun Nyak Mu ini di produksi aneka kain tenun Aceh dengan beragam motif khas Aceh 26 Benteng Indra Patra Wisata Alam Sunting Pantai Lhok Me di Lam Reh Mesjid Raya Pantai Lhok Nga Pantai Lam Pu uk Pantai Ujong Batee Pantai Lhok Me Air terjun Suhom Lhoong Air terjun Kuta Malaka Air terjun Peukan Biluy Waduk Keuliling 27 Taman Hutan Rakyat Po Cut Meurah Intan 28 Pusat Latihan Gajah Saree Gunung Seulawah Agam Cagar Alam Jantho 29 Pemandian alam di Brayeun Leupung Pantai Lhok SeuduGaleri Sunting Benteng Sultan Iskandar Muda Sebuah pemandangan di Ujong Pancu Peukan Bada Waduk Keuliling di Kuta Cot Glie Lhok Mata Ie Peukan Bada Pantai Lhok Nga Pantai Lhok Mata Ie Benteng Indra PatraKebudayaan SuntingKuliner Khas Sunting Kabupaten Aceh Besar terkenal dengan salah satu makanan khasnya yakni Bolu manis ala Aceh yang terkonsentrasi di kecamatan Peukan Bada Bolu ini terkenal dengan citarasanya yang khas namun kesulitan pengembangan karena kendala dana selain kondisi yang belum sepenuhnya stabil Selain itu ada pula gulai kambing kari dan ayam tangkap yang terkenal kelezatannya serta Sie rebuh daging Rebus dan asam keu eung asam pedas Referensi Sunting a b c d e f Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018 Diakses tanggal 3 Oktober 2019 Periksa nilai tanggal di archive date bantuan Kesalahan pengutipan Tanda lt ref gt tidak sah nama Permendagri 137 2017 didefinisikan berulang dengan isi berbeda a b APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018 2018 05 04 Diakses tanggal 2018 07 06 Indeks Pembangunan Manusia 2016 Diakses tanggal 2018 07 06 a b Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 25 Oktober 2019 Diakses tanggal 15 Januari 2020 a b Sekilas tentang Aceh Besar di situs NAD Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 09 28 Diakses tanggal 2007 06 14 Aceh Besar Dalam Angka 2004 Bupati Pertama H Zaini Bakri acehprov sikn go id Diakses tanggal 12 Februari 2021 Bupati Kedua Kolonel Ibrahim Saidi acehprov sikn go id Diakses tanggal 12 Februari 2021 a b c Buku Pintar Nusantara Upaya Warga Negara 1990 hlm 21 Mantan Bupati Aceh Besar Meninggal Tribunnews 1 April 2013 Diakses tanggal 12 Februari 2021 Mahmud Syamsuddin 2004 Biografi seorang guru di Aceh kisah Syamsuddin Mahmud kepada Sugiono M P Syiah Kuala University Press hlm 497 Djohan Djohermansyah Syabirin Tabrani ed 2002 Pemimpin Pemerintahan Indonesia Era Otonomi Profil Gubernur amp Bupati Jakarta IIP Press hlm 54 Bupati Aceh Besar Ke 10 Rusli Muhammad acehprov sikn go id Ini Profil Singkat Almarhum Drs H Zaini Azis MM Mantan Pj Bupati Aceh Besar Tribunnews 14 September 2020 Diakses tanggal 12 Februari 2021 Tripa Sulaiman 2019 Setelah Tsunami Usai Banda Aceh Bandar Publishing hlm 85 Tripa Sulaiman Hamzah Murizal 2019 Catatan Aceh Membangun 26 Desember 2005 25 Desember 2007 Banda Aceh Bandar Publishing hlm 31 LANTIK PJ BUPATI WALIKOTA ANTARA Pasangan Mukhlis Basyah Samsul Rizal Dilantik Pimpin Aceh Besar Kabar Investigasi 6 Juli 2012 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 02 12 Diakses tanggal 12 Februari 2021 IRWANDI YUSUF LANTIK BUPATI ACEH BESAR Diakses tanggal 19 November 2018 Irwandi Yusuf Lantik Bupati Aceh Besar dan Wakilnya Tribunnews com Tribunnews com 2017 07 11 Diakses tanggal 2018 11 19 Rahmad 20 08 2019 35 Anggota DPRK Aceh Besar Dilantik Diskominfo Prov Aceh Diakses tanggal 05 08 2020 Periksa nilai tanggal di access date date bantuan pranala nonaktif permanen Dedi Teuku 21 09 2019 Tiga Pimpinan DPRK Aceh Besar Dilantik Gatracom Diakses tanggal 05 08 2020 Periksa nilai tanggal di access date date bantuan Perolehan Kursi DPRK Aceh Besar 2014 2019 Perolehan Kursi DPRK Aceh Besar 2019 2024 Daftar kecamatan di Aceh Besar di situs resmi pranala nonaktif permanen a b c d e f Wisata Budaya Aceh Besar di situs NAD Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 09 28 Diakses tanggal 2007 06 14 Presiden SBY meresmikan Waduk Keuliling pranala nonaktif permanen Pocut Meurah Intan Riwayatmu Kini Eksotisme Cagar Alam Jantho Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 05 13 Diakses tanggal 2010 04 16 Lihat pula Sunting Kota JanthoPranala luar Sunting Indonesia Situs Resmi Kabupaten Aceh BesarDiperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kabupaten Aceh Besar amp oldid 18629310, wikipedia, wiki, buku, buku, perpustakaan,

artikel

, baca, unduh, gratis, unduh gratis, mp3, video, mp4, 3gp, jpg, jpeg, gif, png, gambar, musik, lagu, film, buku, permainan, permainan.