fbpx
Wikipedia

Alfabet Fonetis Internasional


Alfabet Fonetik Internasional (Inggris: International Phonetic Alphabet) atau disingkat IPA adalah sistem alfabet yang diterima dan dipakai secara luas sebagai medium rekam fonetik suara bahasa oral. Tidak seperti metode transkripsi lain yang umumnya terbatas pada rumpun bahasa tertentu, IPA mewakili keseluruhan fonem yang dengannya semua bahasa manusia dapat ditranskripsikan dalam bentuk tertulis dan dapat dimengerti dan diartikulasikan ulang. Sistem notasi ini dirancang dan dikembangkan oleh Perhimpunan Fonetik Internasional pada akhir abad ke-19 sebagai medium representasi baku penuangan bunyi bahasa ke dalam bentuk tertulis.[1] IPA adalah instrumen yang sering digunakan oleh leksikograf, pelajar dan pengajar bahasa asing, ahli bahasa, patolog yang berkenaan dengan bahasa, musikus, aktor, penerjemah, dan pencipta bahasa buatan.

Alfabet Fonetis Internasional
International Phonetic Alphabet
pelafalan "IPA" dalam Received Pronounciation ditulis dengan IPA ([aɪ pʰiː eɪ]) dan dalam bahasa Indonesia ditulis dengan [iː pe a]
Jenis aksara
Alfabet Aksara berciri
BahasaDigunakan untuk transkripsi fonetik dan fonemik bahasa apa pun
Periode
1888 (133 tahun yang lalu)
Silsilah
Alfabet paleotipe, English Phonotypic Alphabet
Arah penulisanKiri ke kanan
ISO 15924Latn, 215
Nama Unicode
Latin
Artikel ini memuat simbol fonetik IPA. Tanpa dukungan multibahasa, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk panduan pengantar tentang simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.

Simbol IPA umumnya terdiri atas satu atau dua unsur, huruf dan diakritik yang umunya menyertai. Huruf IPA mengadopsi dan terinspirasi oleh Alfabet Latin. Diakritik dipakai untuk menjelaskan pembeda rinci antarfonem, misalnya seperti adisi bunyi sengau pada vokal, panjang bunyi, penekanan, dan nada.

Dari waktu ke waktu, terdapat perubahan set simbol pada IPA. Hingga 2005, terdapat total 107 huruf segmental, huruf untuk mewakili prosodi yang tak terhitung jumlahnya, 44 jenis diakritik, dan 4 simbol ekstraleksikal dalam set IPA.[2]

Pemetaan simbol dengan suara

Simbol-simbol IPA mengadopsi Alfabet Latin dan Alfabet Yunani, sebagian di antaranya diubah sedikit. Setiap simbol mengacu kepada suatu bunyi spesifik yang membedakan sebuah fonem di dalam sebuah bahasa dengan kata lainnya. Asas IPA adalah untuk mewakili tiap masing-masing bunyi distingtif (atau segmen) dengan satu simbol. Dengan demikian, IPA memiliki asas berikut:

  1. Umumnya tidak menggunakan simbol lebih dari satu untuk mewakili satu bunyi. Misalnya, dalam Bahasa Indonesia, bunyi yang diwakili oleh digraf ⟨ng⟩ atau ⟨kh⟩ dalam IPA dapat ditulis dengan /ŋ/ dan /x/. Multigraf dalam IPA dipakai jika bunyi yang dideskripsikan diartikulasikan bersamaan yang dinamakan afrikat.
  2. Tidak terdapat simbol yang memiliki bunyi kontekstual, seperti dalam beberapa ortografi bahasa-bahasa Eropa yang membedakan ⟨c⟩ keras (konsonan letup langit-langit belakang nirsuara) dan ⟨c⟩ lembut (yang dapat mewakili konsonan desis atau konsonan koartikulat). Dapat dilihat satu simbol dapat mewakili berbagai bunyi, IPA tidak memiliki asas demikian.
  3. IPA umumnya tidak mewakilkan simbol terpisah jika tidak terdapat bahasa yang membedakannya. Misalnya, konsonan kepak dan sentuhan adalah dua konsonan yang secara artikulatif berbeda. Namun, karena belum ada bahasa yang secara distingtif membedakan keduanya, IPA tidak menyediakan simbol yang berbeda untuk keduanya. Oleh karena itu, dapat dikatakan dalam lingkup sempit IPA dapat dikatakan alfabet fonemis dan tdak sepenuhnya fonetik. Namun, bila terdapat bunyi yang secara fonemis mirip namun tetap dibedakan dalam bahasa tersebut, diakritik akan digunakan.

Rupa simbol

Rupa simbol yang dipilih secara eklektik dalam IPA didesain untuk selaras dengan rupa Alfabet Latin. Oleh karena itu, rupa karakter yang diderivasi dari huruf non-Latin dimodifikasi sedemikian rupa untuk selaras dengan yang lain. Misalnya bunyi konsonan desis langit-langit belakang bersuara diwakilkan dengan simbol gamma ⟨ɣ⟩ yang dimodifikasi dari simbol Alfabet Yunani ⟨γ⟩.

Beberapa simbol adalah turunan dari huruf yang sudah ada.

  1. Ekor yang meliuk ke kanan pada ⟨ɖ ɳ ʂ⟩, yang menandakan konsonan tarik-belakang, diderivasi dari bentuk kail pada huruf ⟨r⟩.
  2. Kail yang mengarah ke atas pada ⟨ɠ ɗ ɓ⟩ yang menandakan konsonan implosi.
  3. Beberapa konsonan sengau yang diderivasi dari simbol ⟨n⟩: ⟨n ɲ ɳ ŋ⟩ dengan ⟨ɲ⟩ and ⟨ŋ⟩ adalah ligatura gn dan ng dan ⟨ɱ⟩ adalah simbol ad hoc dari ⟨ŋ⟩.
  4. Terdapat simbol yang diderivasi dari huruf yang dibalikkan 180°, seperti 〈ɐ ɔ ə ɟ ɓ ɥ ɾ ɯ ɹ ʇ ʊ ʌ ʍ ʎ〉 yang diadopsi dari 〈a c e f ɡ h ᴊ m r t Ω v w y〉. Alasan di balik ini merujuk pada masa media cetak masih menggunakan set cap huruf untuk memotong biaya dengan membalikkan cap huruf yang sudah ada.

Rupa alfabet dan bunyi

IPA, berdasar pada Alfabet Latin, sangat meminimalisasi adopsi simbol non-Latin. Kebanyakan simbol untuk konsonan mewakili nilai bunyi yang kebanyakan bahasa punya. Misalnya simbol ⟨b d f g h k l m n p s t v w z⟩ mewakili bunyi seperti dalam ortografi Bahasa Inggris; huruf vokal ⟨a e i o u⟩ mewakili bunyi vokal seperti pada ortografi Bahasa Latin. Pada ortografi Bahasa Indonesia alfabet yang memiliki bunyi selaras dengan simbol IPA misalnya ⟨a b d f g h k l m n o p r s t u w z⟩.

Set huruf yang ada kemudian dikembangkan dengan huruf kapital, diakritik, dan modifikasi lain dengan membalikkan huruf 180°. IPA juga mengadopsi beberapa Huruf Yunani seperti ⟨β γ ε ɸ χ⟩, tetapi bunyi yang diwakilkan tak tentu sama seperti pada fonologi Bahasa Yunani.

Huruf g

 
terdapat varian tipografi huruf g, yaitu bertingkat dan satu tingkat.

Dalam bentuk Alfabet awal, varian tipografi dari g, yaitu g "opentail" atau g ekor terbuka, ( ) dan "looptail" atau ekor melingkar g ( ), melambangkan nilai fonem yang berbeda, namun, sekarang dianggap sama. ɡ ekor terbuka melambangkan konsonan letup langit-langit belakang bersuara, dan   dibedakan dari ɡ dan melambangkan konsonan desis langit-langit belakang bersuara dari tahun 1895 sampai 1900.[3][4] Setelah itu ǥ digunakan untuk melambangkan konsonan, sampai pada tahun 1931 digantikan oleh ɣ.[5]

Pada tahun 1948, Persekutuan dari Asosuasi menyadari bahwa ɡ dan   merupakan varian tipografi,[6] dan keputusan ini diwujudkan tahun.[7] Tahun 1949 Ketentuan Prinsip Asosiasi Fonetik Internasional atau Principles of the International Phonetic Association merekomendasikan penggunaan   untuk letupan langit-langit belakang dan ɡ untuk transkripsi lanjutan untuk membedakan dengan yang sebelumnya, seperti dalam bahasa Rusia,[8] namun, praktek ini tidak pernah dilaksanakan.[9] Buku panduan Asosiasi Fonetik Internasional atau Handbook of the International Phonetic Association tahun 1999, adalah prinsip yang dianggap berhasil untuk menghilangkan rekomendasi sebelumnya, dan menganggap kedua topografi sebagai sebuah varian.[10]

Huruf IPA

Simbol yang digunakan pada IPA dibagi menjadi tiga kategori: konsonan tekanan paru-paru (pulmonik), konsonan non-paru-paru, dan vokal.[11][12]

 
"mengucapkan" dalam transkripsi IPA

Konsonan tekanan paru-paru disusun dengan konsonan nirsuara di kiri dan konsonan bersuara di kanan, dengan ini, kemudian dikelompokkan dalam kolom-kolom yang dimana dari depan yang merupakan konsonan bibir ke belakang yang merupakan konsonan glotis. Dalam bagan publikasi IPA resmi, dua kolom dihilangkan dan dipindahkan ke bagian 'simbol lain' untuk menghemat ruang[13] dan konsonan lainnya disusun dengan baris dari penutupan penuh (oklusif: letup dan sengau), ke hampir terbuka (penggetaran: getar dan kepakan), ke setengah tertutup (frikatif atau geser) dan penutupan minimal (aproksiman atau hampiran). Dalam beberapa konsonan yang memiliki artikulasi ganda digolongkan sebagai konsonan gesek dengan menggabungkan konsonan letup dengan konsonan frikatif. Petak yang dihilangkan melambangkan konsonan yang artikulasinya dianggap mustahil untuk diucapkan manusia.

Huruf vokal juga dikelompokkan dengan pasangan takbulat dan bulat, susunan ini juga disusun dengan vokal tertutup dibagian bawah dan vokal terbuka dibagian atas, vokal depan di kiri, dan vokal belakang di kanan. Tidak ada huruf vokal yang dimasukkan dalam 'simbol lain', walaupun dalam susunan lebih awal, vokal tengah madya dimasukkan dalam simbol lain.

Konsonan

Konsonan tekanan paru-paru

Set simbol untuk konsonan tekanan paru-paru mewakili set konsonan yang disebabkan oleh hambatan aliran udara dari paru-paru oleh glotis atau organ lain yang ada di bagian mulut. Set konsonan tekanan paru-paru mencakup sebagian besar dari keseluruhan IPA. Hampir semua konsonan yang ada dalam Bahasa Indonesia termasuk dalam set ini.

Dalam carta tabel konsonan tekanan paru-paru, yang memuat kebanyakan daripada konsonan, disusun sebagai baris yang memuat cara artikulasi, yang berarti bagaimana konsonan dihasilkan, dan kolom yang menandakan daerah artikulasi, yang menandakan dimana letak artikulator konsonan yang menghasilkan konsonan tersebut.

Daerah Bibir Lidah tengah akar lidah Laring
Sengau m ɱ n ɳ̊ ɳ ɲ̟ ɲ̊ ɲ ŋ̊ ŋ ɴ
Henti/letup p b t d ʈ ɖ c ɟ k ɡ q ɢ ʡ ʔ
Geser sibilan s z ʃ ʒ ʂ ʐ ɕ ʑ
Geser non-sibilan ɸ β f v θ̼ ð̼ θ ð θ̱ ð̠ ɹ̠̊˔ ɹ̠˔ ɻ˔ ç ʝ x ɣ χ ʁ ʜ ʢ ħ ʕ h ɦ
Aproksiman ʋ ɹ ɹ ɻ j ɰ ʔ̞
Getar ʙ̥ ʙ r ɽ̊r̥ ɽ͡r ʀ̥ ʀ ʜ ʢ
Kepak ⱱ̟ ɾ̼ ɾ̥ ɾ ɽ̊ ɽ ɢ̆ ʡ̆
Geser sisi ɬ ɮ ɭ̊˔ ɭ˔ ʎ̝̊ ʎ̝ ʟ̝̊ ʟ̝
Hampir sisi l ɭ ʎ ʟ ʟ̠
Kepak sisi ɺ̥ ɺ ɭ̥̆ ɭ̆ ʎ̯ ʟ̆

Catatan

  • Dalam baris dimana beberapa huruf muncul sebagai pasangan (konsonan hambat), huruf yang terletak disebelah kanan melambangkan konsonan bersuara (kecuali [ɦ])[14], dan huruf disebelah kiri melambangkan konsonan nirsuara.
  • Karena IPA hanya menyediakan satu huruf per artikulasi dari konsonan lidah / koronal (kecuali konsonan (geser) frikatif), huruf ini biasanya tidak digunakan sebagaimana mestinya. Saat berhadapan dengan beberapa bahasa, huruf dapat ditambah dengan sebuah diakritik, misal konsonan dental, konsonan rongga-gigi, ataupun konsonan paska rongga-gigi, agar sesuai dengan pengucapan bahasa tersebut.
  • Area yang digelapkan menunjukan konsonan yang mustahil untuk diucapkan.
  • huruf [ʁ, ʕ, ʢ] dapat merepesentasikan geser bersuara maupun aproksiman.
  • Dalam beberapa bahasa, [h] dan [ɦ] tidak benar benar diletakan di kerongkongan, frikarif maupun aproksiman. Melainkan hanya berupa konsonan samar atau bahkan semu dalam beberapa fonem.[15]
  • Dalam konsonan [ʃ ʒ], [ɕ ʑ], dan [ʂ ʐ], yang menjadi artikuloris konsonan lebih ke bentuk lidah, daripada posisinya.
  • [ʜ, ʢ] didefinisikan sebagai konsonan hulu kerongkongan geser dalam bagian "simbol lain" di carta IPA resmi, namun simbol ini juga dapat dianggap sebagai konsonan getar ditempat artikuloris yang sama dengan [ħ, ʕ] dikarenakan karena lipatan arepiglotis biasanya semi terjadi.[16]
  • Beberapa konsonan yang tertera tidak dapat ditemukan di fonem bahasa manapun.

Konsonan non paru-paru

Konsonan non paru-paru adalah sebuah konsonan yang aliran udaranya tidak bergantung pada paru paru. Konsonan ini dapat ditemui dalam bentuk decakan (klik) (yang ditemukan di beberapa bahasa Khoisan, dan tetangga bahasa Bantu di Afrika), letupan balik (implosif) (yang dapat ditemui di bahasa Sindhi, Hausa, Swahili and Vietnam), dan semburan (ejektif) (yang ditemui di bahasa Amerindian dan Kaukasus). Bahasa Indonesia memiliki konsonan sembur, yakni ɓ yang merupakan b dalam bahan.

Sembur Hentian ʈʼ ʡʼ
Gesek t̪θʼ tsʼ t̠ʃʼ ʈʂʼ kxʼ qχʼ
Geser ɸʼ θʼ ʃʼ ʂʼ ɕʼ χʼ
Geser sisi tɬʼ cʎ̝̊ʼ kʟ̝̊ʼ
Desis sisi ɬʼ
Decak
(atas: Langbel.
bawah: tekak)
Halus


k‼
q‼

Bersuara ɡʘ
ɢʘ
ɡǀ
ɢǀ
ɡǃ
ɢǃ
ɡ‼
ɢ‼
ɡǂ
ɢǂ
Sengau ŋʘ
ɴʘ
ŋǀ
ɴǀ
ŋǃ
ɴǃ
ŋ‼
ɴ‼
ŋǂ
ɴǂ
ʞ
 
Sisian halus
Sisian bersuara ɡǁ
ɢǁ
Sisian sengau ŋǁ
ɴǁ
Letup balik Bersuara ɓ ɗ ʄ ɠ ʛ
Tidak bersuara ɓ̥ ɗ̥ ᶑ̊ ʄ̊ ɠ̊ ʛ̥

Catatan

  • Konsonan decak secara tradisional mengandung daerah artikulasi depan, biasanya disebut sebagai 'tipe' decak, atau secara historis disebut sebagai 'infulks', dan digabungkan dengan artikulasi kedua yang menjadikam konsonan decak digabungkan dengan penyuaraan, aspirasi, sengauan, gesekan, semburan, waktu sela, dan sebagainya yang disebut sebagai 'pendamping' decak atau 'efluks'. Huruf decak IPA yang digunakan untuk mengetahui tipe decak adalah konsonan decak itu sendiri (artikulasi depan dan pelepasan konsonan). Semua huruf decak hanya memerlukan setidaknya dua huruf untuk notasi yang sesuai k͡ǂ, ɡ͡ǂ, ŋ͡ǂ, q͡ǂ, ɢ͡ǂ, ɴ͡ǂ dsb., atau dengan urutan terbalik jika pembalikan konsonan mungkin untuk diucapkan. Huruf untuk mengasumsikan artikulasi kedua yang sering dijumpai sebagai transkripsi adalah k. Namun, beberapa ahli membedakan decakan dengan konsonan artikulasi ganda, karena konsonan kedua adalah bagian dari aliran udara.[17] Dalam transkripsi lain, huruf decak dapat mempresentasikan dua kriteria secara bersamaan, dengan menggunakan huruf konsonan decak dan diakritik, contoh: ǂ, ǂ̬, ǂ̃ dsb.
  • Huruf untuk konsonan letup-balik nirsuara ƥ, ƭ, ƈ, ƙ, ʠ tidak lagi dipertahankan oleh IPA, namun masih dapat ditemui di Unicode. Transkripsi pengganti untuk ini biasanya menggunakan diakritik nirsuara, contoh: ɓ̥, ʛ̥, dsb..
  • Huruf untuk konsonan letup-balik rongga-gigi bersuara, , tidak benar-benar diakui oleh IPA (Handbook, p. 166).
  • Diakritik sembur diletakan di bagian kanan konsonan, contoh : t͜ʃʼ, kʷʼ. Dalam transkripsi tak tetap, konsonan ini dapat dilambangkan dengan superskrip konsonan kerongkongan, namun sonoran tekanan paru-paru, seperti [mˀ], [lˀ], [wˀ], [aˀ] dapat ditraskripsikan dengan diakritik "deritan" [m̰], [l̰], [w̰], [a̰]).

Konsonan gesek

Konsonan gesek letup atau hentian afrikat dan konsonan letup artikulasi ganda dipresentasikan sebagai dua huruf dengan diakritik tie bar, entah diatas huruf maupun dibawahnya.[18] Konsonan gesek secara opsional juga dapat dilambangkan menggunakan ligatur walaupun tidak lagi resmi,[1] karena akan terjadi penambahan ligatur yang sangat besar, jika semua konsonan gesek dilambangkan dengan cara ini.

Tiebar d͡z d͡ʒ k͡p t͡s t͡ʃ dsb.
Ligatur ʣ ʤ ʦ ʧ

Alternatif lainnya adalah notasi superskrip untuk pelepasan konsonan biasanya digunakan untuk melambangkan konsonan gesek, contoh untuk t͡s, ~ k͡x. Konsknan untuk letup langit-langit, yaitu c dan ɟ juga terkadang mirip dengan suara t͡ʃ dan d͡ʒ, dalam publikasi resmi IPA, konsonan ini diinterpretasikan secara hati-hati.

Daerah Bibir Lidah tengah akar lidah Laring
Konsonan tekanan paru-paru
Gesek sibilan t̪s̪ d̪z̪ ts dz t̠ʃ d̠ʒ ʈʂ ɖʐ
Gesek non-sibilan p̪f b̪v t̪θ d̪ð tɹ̝̊ dɹ̝ t̠ɹ̠̊˔ d̠ɹ̠˔ ɟʝ kx ɢʁ ʡʢ ʔh
Gesek sisi ʈɭ̊˔ ɖɭ˔ cʎ̝̊ ɟʎ̝ kʟ̝̊ gʟ̝
Konsonan sembur
Tengah t̪θʼ tsʼ t̠ʃʼ ʈʂʼ kxʼ qχʼ
Sisi tɬʼ cʎ̝̊ʼ kʟ̝̊ʼ

Konsonan ko-artikulasi

Konsonan ko-artikulasi adalah konsonan yang memiliki dua tempat artikulasi yang dibunyikan secara bersama-sama. Dalam bahasa Indonesia, [w] didalam "wajan", adalah sebuah konsonan ko-artikulasi, diucapkan dengan membulatkan bibir dan menaikkan lidah belakang. [ʍ] dan [ɥ] merupakan suara yang mirip. Dalam beberapa bahasa, konsonan letup dapat ditemui sebagai konsonan artikulasi ganda.

n͡m
Bibir rongga-gigi
Bibir langit-langit belakang
t͡p
d͡b
Bibir rongga-gigi
k͡p
ɡ͡b
Bibir langit-langit belakang
q͡ʡ
Tekak hulu-kerongkongan
ɥ̊
ɥ
Bibir langit-langit
ʍ
w
Pembibiran langit-langit belakang
ɧ
Gabungan antara ʃ dan x
Hampiran sisi
ɫ
Rongga-gigi peletakan langit-langit belakang

Simbol-simbol di sebelah kanan adalah bersuara, di sebelah kiri adalah tidak bersuara atau nirsuara.

Catatan

  • [ɧ], yang merupakan transkripsi dari Suara sj bahasa Swedia, dideskripsikan oleh IPA sebagai penggabungan [ʃ] dan [x] yang diucapkan secara hampir bersamaan. Namun, terkadang tidak ada bahasa yang benar-benar memiliki konsonan ini.[19]
  • Tie bar ganda maupun lebih dapat digunakan, sebagi contoh: a͡b͡c atau a͜b͜c. Contoh langsungnya, jika letup prasengau yang di transkripsikan sebagai m͡b, dan di artikulasikan dengan artikuloris letup ganda ɡ͡b, maka pranasal artikulasi letup ganda akan menjadi ŋ͡m͡ɡ͡b
  • Jika diakritik perlu diletakkan dibawah maupun diatas tiebar, maka diperlukan penggabungan grafis (U+034F), seperti 'mengunyah' dalam bahasa Margi [b͜͏̰də̀bdɷ̀].

Vokal

 
Posisi lidah di vokal kardinal depan, sebavai posisi tertinggi yang pernah digunakan untuk menentukan ketinggian vokal dan kebelakangan vokal
 
Foto sinar-X yang menunjukkan posisu lidah pada [i, u, a, ɑ].

IPA mendefinisikan vokal sebagai suara yang terjadi di pusat silabis.[20] Dibawah ini adalah bagan yang menunjukkan posisi vokal yang dipetakan oleh IPA untuk menunjukkan posisi lidah.

Depan Madya Belakang
Tertutup
 
ɨ
 
ʉ
 
Hmpr. tutup
ɪ
 
ʏ
ɪ̈
 
ʊ̈
ɯ̽
 
ʊ
1/2 tutup
 
ɘ
 
 
Tengah
 
ø̞
 
ɵ̞
ɤ̞
 
1/2 buka
 
ɜ
 
 
Hmpr. Buka
 
ɐ
 
Terbuka
 
 
 

Sumbu vertikal dari bagan menunjukkan ketinggian vokal. Lidah akan lebih diturunkan di bagan lebih bawah, dan sebaliknya, akan naik di bagan lebih atas. Contohnya, [ɛ] (vokal dalam kata enak [ɛnaʔ]) terletak diantara vokal tengah dan vokal terbuka, karena posisi lidah berada ditengah-tengah vokal tengah dan vokal terbuka, atau dapat disebut sebagai vokal setengah terbuka. [i] (vokal dalam kata gigit [gigit]) terletak dibagian atas karena suara tersebut diucapkan dengan menaikkan lidah sampai ke langit-langit mulut.

Sementara, sumbu horizontal dari bagan menunjukkan kebelakangan vokal. Vokal yang memiliki cara artikulasi dengan meletakkan lidah lebih kedepan (seperti [a], vokal kedua dalam "keras" [kəras]) diletakkan lebih ke kiri dan vokal yang diletakkan dibelakang (seperti [ɔ], suara yang sering ditemukan di bahasa Jawa contohnya "jawa" [jɔwɔ]) lebih diletakkan dikanan.

Vokal dipasangkan dengan huruf sebelah kanan menunjukkan vokal bulat dan sebelah kanan menunjukkan vokal takbulat.

Klasifikasi vokal ini juga dapat dilakukan dengan representasi tiga dimensi yang menunjukkan tiga kriteria klasifikasi kebulatan vokal:

 
Diagram tiga dimensi yang menunjukkan tiga kebulatan vokal: bulat, netral, dan takbulat

Vokal lainnya dapat ditranskripsi dari diagram ini dengan menambahkan satu atau lebih diakritik yang memodifikasi artikulasinya

Diftong

Diftong secara tipikal ditunjukkan dengan diakritik non silablik, seperri dalam uɪ̯ atau u̯ɪ, atau dengan sebuah superskrip untuk on-glide dan off-glide, seperti uᶦ atau ᵘɪ. Biasanya tie bar juga digunakam: u͡ɪ, terutama jika huruf ini sulit untuk dibedakan diftongisasinya.

Catatan

  • a secara resmi melambangkan vokal depan, namun jika ada keperluan untuk membedakan diantara vokal depan dan vokal terbuka madya, karena a biasanya juga digunakan untuk vokal terbuka madya,[21] maka diakritik penarikan perlu digunakan, seperti dalam atau ä.

Diakritik dan notasi prosodik

Diakritik digunakan untuk melambangkan detail fonem. Diakritik ditambajkan dalam huruf IPA untuk mengindikasikan modifikasi atau spesifikasi lebih dalam untuk pengucapan huruf tersebut.[22]

Dengan bantuan transkripsi superskrip, huruf IPA manapun dapat digunakan sebagai diakritik, mengandung elemen artikulasi huruf yang sebenarnya. Huruf superskrip yang diterakan dibawah adalah huruf superskrip yang memang disediakan dalam buku panduan IPA, penggunaan lain dapat diulastasikan dengan ([t] dengan pelepasan geser), ᵗs ([s] sebagai huruf onset), ⁿd (prasengauan [d]), ([b] dengan penyemburan suara), ([m] tekanan kerongkongan), sᶴ ([s] dengan suara [ʃ]), oᶷ ([o] dengan diftongisasi), ɯᵝ (kompresi vokal [ɯ]). Diakritik superskrip dapat diletakkan setelah huruf yang terjadi disambiguasi suara, maupun untuk detail fonetik diakhir suara. Contoh, pembibiran mungkin saja [k] dan [w] atau [k] dengan pelepasan bibir. Diakririk superskrip yang diletakkan sebelum huruf biasanya menunjukan modifikasi onset suara ( merupakan tekanan kerongkongan dari [m] , ˀm [m] dengan tekanan kerongkongan sebagai onset).

Diakritik Silablik
◌̩ ɹ̩ n̩ Silablik ◌̯ ɪ̯ ʊ̯ Non-Silablik
◌̍ ɻ̍ ŋ̍ ◌̑
Diakritik pelepasan konsonan
◌ʰ Aspirasi[a] ◌̚ Pelepasan tanpa suara
◌ⁿ dⁿ Pelepasan sengau ◌ˡ Pelepasan sisi
◌ᶿ tᶿ pelepasan konsonan frikatif gigi nirsuara ◌ˣ pelepasan konsonan frikatif langit-langit belakang nirsuara
◌ᵊ dᵊ Pelepasan vokal tengah madya
Diakritik Fonasi
◌̥ n̥ d̥ Nirsuara ◌̬ s̬ t̬ Bersuara
◌̊ ɻ̊ ŋ̊
◌̤ b̤ a̤ Suara hembus[a] ◌̰ b̰ a̰ Suara berderit
Diakritik artikulasi
◌̪ t̪ d̪ Gigi ◌̼ t̼ d̼ Linguolabial
◌͆ ɮ͆
◌̺ t̺ d̺ Apikal ◌̻ t̻ d̻ Laminal
◌̟ u̟ t̟ Lanjutan (depan) ◌̠ i̠ t̠ Dibelakangkan
◌˖ ɡ˖ ◌˗ y˗ ŋ˗
◌̈ ë ä Dipusatkan ◌̽ e̽ ɯ̽ Ditengah-madyakan
◌̝ e̝ r̝ Penaikkan ◌̞ e̞ β̞ Penurunan
◌˔ ɭ˔ ◌˕ y˕ ɣ˕
Diakritik ko-artikulasi
◌̹ ɔ̹ x̹ Pembulatan ◌̜ ɔ̜ xʷ̜ Kurang bulat [l]
◌͗ y͗ χ͗ ◌͑ y͑ χ͑ʷ
◌ʷ tʷ dʷ Pembibiran ◌ʲ tʲ dʲ Palatalisasi
◌ˠ tˠ dˠ Peletakan langit-langit belakang ◌̴ ɫ Peletakan langit-langit belakang atau faringealisasi
◌ˤ tˤ aˤ Faringealisasi
◌̘ e̘ o̘ Posisi lanjutan akar lidah ◌̙ e̙ o̙ Penarikan kebelakang akar lidah
◌̃ ẽ z̃ Penyegauan ◌˞ ɚ ɝ Rhotik

Catatan

^a Dengan aspirasi konsonan bersuara, aspirasi tersebut biasanya juga bersuara. Banyak linguistik lebih memilih diakritik yang memang didedikasikan untuk suara hembus diatas aspirasi sederhana . Beberapa linguistik membatasi penggunaan diakritik ini untuk sonoran, dan mentranskripsikan obstruen dengan .
^l Huruf yang memakai diakritik ini cenderung relatif terhadap nilai kardinal huruf. Diakritik ini juga dapat digunakan di vokal takbulat, seperti: posisi bibir [ɛ̜] lebih menyebar (kurang bulat) dariapda suara kardinal [ɛ], dan [ɯ̹] kurang menyebar daripada suara kardinal [ɯ].[23]
Karena dapat berarti [x] yang dibibirkan (dibulatkan) pada artikulasinya, dan menjadikan tidak masuk akal ([x] sudah benar-benar takbulat), oleh sebab itu x̜ʷ dapat berarti [xʷ] yang kurang dibibirkan/dibulatkan. Namun, biasanya pembaca keliru membaca x̜ʷ sebagai "[x̜]" yang dibibirkan dengan kurang tepat, atau bingung karena dua diakritik "melawan" satu sama lain. Meletakkan diakritik 'kurang bulat' dibawah diakrtiki pembibiran, xʷ̜, akan memperjelas epmbibiran konsonan menjadi 'kurang bulat' dari nilai suara kardinal IPA-nya.

Subdiakritik (diakritik biasanya diletakkan dibawah huruf) mungkin saja diletakkan diatas huruf untuk menghindari konflik dengan diakritik penurun, juga di dalam diakritik nirsuara ŋ̊.[22] Diakritik penaik dan penurun bentuk punya spasi opsional ˔, ˕.

Kedudukan glotis dapat ditranskripsikan dengan diakritik. Sebuah runtutan fonasi letupan rongga-gigi menyebar dari glotis terbuka sampai glotis tertutup adalah sebagai berikut:

Skala Fonasi
glotis terbuka [t] Nirsuara
[d̤] Suara hembusan
[d̥] Suara kendur
Titik "manis" [d] suara modal
[d̬] Suara ketat
[d̰] Suara berderit
Glotis tertutup [ʔ͡t] Penutupan glotis

Diakritik tambahan disediakan oleh Ekstensi IPA untuk fatologi ucap.

Suprasegmental

Simbol ini mendeskripsikan fitur untuk bahasa yang memiliki fitur diatas tingkat konsonan dan vokal individu dalam silabel, katau atau frasa. Ini termasuk juga prosodi, pola titik nada, panjang, tekanan, intensitas, nada dan kembaran dari suara dari sebuah bahasa, juga ritme dan intonasi dari pengucapan.[24] Lingatur tertentu dari huruf dan diakritik nada telah disediakan oleh konvensi Kiel dan digunakan di buku panduan IPA, walaupun tidak dapat ditemui di ringkasan bagan satu halaman alfabet IPA.

Dalam belum dibuat, kita dapat melihat bagaimana huruf pembawa mungkin dat digunakan untuk menentukan fitur surrasegmental seperti pembibiran, maupun penyengauan. Beberapa sumber mungkin menuliskan huruf pembawa sebagai sufiks [kʰuˣt̪s̟]ʷ maupun prefiks [ʷkʰuˣt̪s̟],[25] atau menempatkan spasi, seperti ˔ didepan sebuah kata untuk mengindikasi kualitas yang dipakai seluruh kata.[26]

Panjang, tekanan, dan ritme
ˈke tekanan primer (muncul
sebelum silabel tertekan)
ˌke Tekanan sekunder (muncul
sebelum silabel tertekan)
eː kː Panjang (vokal panjang atau
konsonan kembar)
Setengah panjang
ə̆ ɢ̆ Ekstra-pendek
ek.ste eks.te Pemenggalan silabel
(batas internal)
es‿e Penyelarasan (batas internal lebih kecil
sebuah kata fonologi)
Intonasi
| Minor atau pemenggalan kaki Mayor atau pemenggalan intonasi
↗︎ [27] Pendakian global ↘︎ [27] Penurunan global
Diakritik pola titik nada dan huruf nada Chao
ŋ̋ e̋ Ekstra tinggi ˥e, ꜒e, e˥, e꜒, ˉe Tinggi ꜛke Lebih naik
ŋ́ é Tinggi ˦e, ꜓e, e˦, e꜓ Setengah tinggi ŋ̌ ě ˩˥e e˩˥ ˊe Naik
ŋ̄ ē Tengah ˧e, ꜔e, e˧, e꜔, ˗e Tengah
ŋ̀ è Rendah ˨e, ꜕e, e˨, e꜕ Setengah rendah ŋ̂ ê ˥˩e e˥˩ ˋe Turun
ŋ̏ ȅ Ekstra rendah ˩e, ꜖e, e˩, e꜖, ˍe Rendah ꜜke Lebih turun

Penekanan (stress)

Secara resmi, simbol penekanan ˈ ˌ muncul sebelum silabel tertekan, dan dapat menandai batasan antar silabel dan silabel tertekan secara bersamaan (walaupun batasan silabel mungkin masih ditandai dengan tanda periode).[28] secara langsung, tanda penekanan diletakkan langsung sebelum inti silabel, setelah onset konsonan manapun tentunya. [29] Dalam beberapa transkripsi, tanda penekanan tidak melambangkan batas silabel. Penekanan primer mungkin saja dilambangkan ganda ˈˈ untuk penekanan lebih (seperti penekanan prosodik). Penekanan sekunder bahkan dapat ditampilkan ganda ˌˌ untuk penekanan sangat lemah, namun sistem ini belum diadopsi oleh IPA.[28] Beberapa kamus mungkin menempatkan dua penekanan secara bersama sebelum silabel, ¦, untuk mengindikasikan entah penekanan primer, maupun sekunder dalam pengucapan yang terdengar, walaupun ini bukan metode penggunaan IPA.[30]

Tanda batas silabel

Terdapat tiga tanda batas silabel, yakni: . untuk pembatas silabel total, atau jeda, | untuk jeda prosodik minor, dan untuk jeda prosodik Mayor. Sebutan 'minor' dan 'mayor' memang merupakan disambiguasi yang disengaja. Karena pada kasus tertentu, 'minor' dapat bervariasi dari jeda ke jeda prosodi kaki dalam daftar intonasi ke batas unit prosodik berkelajutan (setara dengan koma), dan 'mayor' biasanya digunakan untuk melambangkan jeda intonasi, mungkin digunakan untuk batas unit prosodik akhir (setara dengan titik). 'Mayor' mungkin saja digandakan, ‖‖, untuk jeda lebih "kuat".[note 1]

Meskipun bukan bagian dari IPA, tanda pembatas tambahan berikut biasanya digunakan di konjungsi dalam IPA: μ untuk mora atau pembatas mora, σ untuk pembatas silabel, + untuk pembatas morfen, # untuk pembatas kata (mungkin dituliskan ganda, ##, contoh, pembatas grup hembusan),[32] $ untuk frasa atau pembatas semi-lanjutan, dan % untuk pembatas prosodik. Contoh, C# adalah konsonan terakhir kata, %V adalah vokal paska jeda, dan T% adalah nada IU akhiran.

Pola titik nada dan penadaan

ꜛ ꜜ digunakan dalam buku panduan IPA sebagai nada naik dan turun, yang diambil dari konsep penadaan bahasa. Namun, 'penaikan nada' dapat juga digunakan untuk reset pola nada, dan ilustrasi buku panduan IPA bahasa Portugis menggunakan sistem ini untuk prosodi bahasa non-tonal (nada).

Pola nada fonetik dan nada fonemik mungkin dapat diketahui dari diakritik yang digunakan di inti silabel (contoh, pola nada tinggi é) atau dengan huruf nada Chao yang diletakkan entah sebelum maupun sesudah kata atau silabel. Ada tiga varian grafis untuk huruf nada: dengan dan tanpa stave (diakritik pengkondisian), dan menghadap kanan atau kiri dari diakritik pengkondisian. Diakritik pengkondisian pertama kali diperkenalkan dengan konvensi Kiel tahun 1989, dan digunakan sebagai pilihan untuk meletakkan huruf pengkondisian. Ada 6 cara untuk mendeskripsikan pola nada ataupun nada dalam IPA, yakni: é, ˦e, , ꜓e, e꜓ dan {angbr IPA|¯e}} untuk pola titik nada dan nada yang tinggi.[28][33][34] Dari huruf-huruf nada, hanya huruf pengkondisian yang menghadap ke kiri dan beberapa kombinasi representatif yang ditampilkan di ringkasan bagan IPA, dan dalam praktek penggunaannya, saat ini lebih sering untuk huruf nada terjadi setelah silabel maupun kata daripada sebelumnya, seperti yang ada didalam tradisi Chao. Peletakan sebelum kata adalah pembawaan dari sistem konvensi IPA pra-Kiel, dan masih menandai penaikan maupun penurunan nada. IPA menetapkan penggunaan titik nada berdasarkan tradisi Chao yang menggunakan huruf nada yang menghadap kiri, ˥ ˦ ˧ ˨ ˩, untuk nada dalam (nyata), dan huruf nada menghadap kanan, ꜒ ꜓ ꜔ ꜕ ꜖, untuk nada permukaan (semu), yang terjadi di tonasi sandhi, dan intonasi dari bahasa non-tonal.[35] Dalam ilustrasi buku panduan bahasa Portugis tahun 1999, huruf nada ditempatkan sebelum kata atau silabel untuk mengindikasikan pola titik nada prosodik (setara dengan [↗︎] pendakian global dan [↘︎] penurunn global, namun dapat menunjukkan presisi lebih), dan dalam ilustrasi Cina Kanton, huruf nada diletakkan setelah kata/silabel untuk mengindikasikan nada leksikal. Secara teori, pola nada prosodik dan nada leksikal dapat secara terus-menerus dalam suatu teks, walaupun ini bukan bentuk formal.

Pola nada naik dan turun, sebagai mana dalam kontur nada diindikasikan dengan menggabungkan diakritik pola nada dan huruf didalam tabel, seperti grave plus akut untuk naik [ě] adan akut plus grave untuk turun [ê]. Hanya 6 kombinasi yang dapat dilambangkan, dan hanya digunakan untuk 3 tingkat (tinggi, tengah, rendah), meskipun diakritik sebenar dapat melambangkan 5 tingkat nada.

Huruf nada Chao disisi lain dapat dikombinasikan dengan pola manapun, bahkan bisa digunakan untuk kontur nada yang kompleks dan pembeda yang sangat jelas daripada yang bisa dilambangkan oleh diakritik, seperti penaikan tengah, [e˨˦], penurunan ekstra tinggi [e˥˦], dsb. Ada 20 kemungkinan untuk diakritik ini. Namun, dalam proposal original dari Chao yang diadopsi oleh IPA pada tahun 1989, setengah tinggi dan setengah rendah ˦ ˨ mungkin dapat dikombinasikan satu sama lain, tapi tidak dengan tonasi tiga tingkat lainnya, untuk tidak menciptakan disambiguasi, dan memudarkan akurasi diakritik. Dengan penyelarasan ini, terdapat 8 kemungkinan diakritik.[36]

Huruf nada lama dengan tanpa diakritik pengkondisian lebih sempit penggunaannya daripada dengan diakritik pengkondisian. Secara resmi, mereka mungkin dapat menampilkan sebanyak mungkin pembeda antar huruf dengan pengkondisian, [37] tapi secara tipikal hanya 3 tingkat yang dibedakan. Unikode daspt mendukung pengkodean normal, titik nada tinggi ˉ ˊ ˋ ˆ ˇ ˜ ˙ dan titik nada rendah ˍ ˏ ˎ ꞈ ˬ ˷.

Meskipun diakritik nada dan huruf direpresentasikan setara dalam bahan, "this was done only to simplify the layout of the chart. The two sets of symbols are not comparable in this way." bahasa Indonesia: "Ini dilakukan hanya untuk menyederhanakan layout bagan. Set dua simbol tak dapat di bandingkan dalam cara ini" [38] Menggunakan diakritik, nada tinggi adalah é dan nada rendah adalah è. Di huruf nada, huruf ini adalah dan . Dapat digandakan untuk kegunakan ekstra tinggi dan extra rendah ȅ. Tidak ada penggunaan paralel. Sebaliknya, huruf nada memiliki tengah-tinggi dan tengah-rendah . Lagi, tak ada tingkat setara antar diakritik.

Korespondensi akan sulit ketika penggabungan dilakukan. Untuk tonasi yang lebih kompleks dapat mengkombinasikan tiga sampai empat nada,[28] walaupun ini hanya percobaan saja, seperti memuncak (naik-turun) e᷈ dan celup (turun-naik) e᷉. Huruf nada Chao diperlukan untuk detail yang lebih akurat (e˧˥˧, e˩˨˩, e˦˩˧, e˨˩˦, dsb.). Walaupun hanya 10 nada memuncak dan celup yang diajukan oleh Chao.

Set nada huruf Chao original (terbatas)[39]
Penanda Tingkat Naik Turun Memuncak Celup
e˩˩ e˩˧ e˧˩ e˩˧˩ e˧˩˧
e˨˨ e˨˦ e˦˨ e˨˦˨ e˦˨˦
e˧˧ e˧˥ e˥˧ e˧˥˧ e˥˧˥
e˦˦ e˧˥˩ e˧˩˥
e˥˥ e˩˥ e˥˩ e˩˥˧ e˥˩˧

Dan kontur kompleks lainnya yang mungkin ditunjukan. Chao memberikan contoh [꜔꜒꜖꜔] (tengah-tinggi-rendah-tengah).[36]

Derajat komparatif

Diakritik IPA mungkin saja digandakan untuk menunjukkan derajat suara lebih dari fitur yang dipakai.[40] Sistem seperti ini adalah sebuah proses produktif, namun diakritik ekstra tinggi dan ekstra rendah ə̋, ə̏ tidak temasuk dalam sistem ini karena ditandai sebagai nada tinggi dan rendah yang digandakan, dan jeda prosodik mayor ditandai sebagai jeda prosodik minor ganda |, Sistem ini tidak secara spesifik diperbarui oleh IPA.

Contoh, tanda penekanan mungkin saja digandakan untik mengindikasikan derajat ekstra dari penekanan itu sendiri, seeprti penekanan prosodik dalam beberapa bahasa.[41] Contoh lainnya dalam bahasa Prancis, dengan satu tanda penekanan untuk penekanan prosodik normal di setiap akhir unit prosodik (ditandai dengan jeda prosodik minor), dan tanda penekanan ganda untuk penekanan kontras:
[ˈˈɑ̃ːˈtre | məˈsjø ‖ ˈˈvwala maˈdam ‖] Entrez monsieur, voilà madame.[42] Hampir serupa, tanda penekanan sekunder ganda ˌˌ biasanya digunakan untuk penekanan tersier (sangat lemah).[43]

Panjang dari sebuah suara diperpanjang dengan mengulang simbol pemanjang, seperti dalam hushhh! [huʃːːː] dalam bahasa Indonesia, atau untuk segmen "overlong" dalam Fonologi Estonia:

  • vere /vere/ 'darah [gen.sg.]', veere /veːre/ 'edge [gen.sg.]', veere /veːːre/ 'berguling [bentuk orang kedua]'
  • lina /linɑ/ 'selembar', linna /linːɑ/ 'town [gen. sg.]', linna /linːːɑ/ 'kota'

(Normalnya penambahan derajat dari panjang ditunjukkan oleh diakritik ekstra pendek maupun ekstra panjang, namun kata kedua pertama dianalisa sebagai pendek dan panjang, dan membutuhkan panjang berbeda untuk kata terakhir.)

Biasanya diakritik lain juga digandakan, yaitu:

  • penggandaan suara rhotik dalam bahasa Badaga /be/ "mulut", /be˞/ "gelang", dan /be˞˞/ "bibit".
  • Aspirasi kuat, [kʰ], [kʰʰ].
  • Penyengauan, seperti dalam Palantla Chinantec disengaukan lemah /ẽ/ dan kuat /e͌/,[44] walaupun dalam Ekstensi IPA diindikasikan sebagai geseran velofaringeal.
  • Semburan lemah dan kuat, [kʼ], [kˮ].[45]
  • Penurunan ekstra, contoh [t̞̞] (atau [t̞˕], jika simbol sebelumnya tidak ditampilkan secara benar) dalam beberapa pengucapan mengucapkan /t/ sebagai frikatif (geseran) lemah.[46]
  • Retraksi ekstra, contoh [ø̠̠] atau [s̠̠],[47][40][48] meskipun beberapa penggunaan mungkin perlu untuk membedakan diakritik ini dengan artikulasi terongga-gigikan dalam Ekstensi IPA, contoh [s͇].

Ekstensi

 
Bagan dari ekstensi Alfabet Fonetik Internasional, tahun 2015
konsonan yang tidak terdapat di bagan IPA standar
dwibib.
(bilab.)
bibir
gigi
(labio-
dent.)
bibir
ronggi.
(labio-
alveolar)
bibir
gigi
(dento-
labial)
dwigi. bibir
lidah
(ling.-
lab.)
inter-
gigi
ronggi.
(bawah)
tarik
bel.
langit
langit
langit.
langit
bel.
lagbel.
laring
laring
atas
Letup p̪ b̪ p͇ b͇ p͆ b͆ t̼ d̼ t̪͆ d̪͆ (𝼃 𝼁) ꞯ 𝼂
Denasalisasi ɳ͊ ɲ͊ ŋ͊
Sengau (Nasal) n̪͆ (𝼇)
Geseran sengau m̥͋ m͋ n̥͋ n͋ ɳ̥͋ ɳ͋ ɲ̥͋ ɲ͋ ŋ̥͋ ŋ͋
Getar r̪͆ 𝼀 (ʩ𐞪)
Geseran median f͇ v͇ f͆ v͆ h̪͆ ɦ̪͆ θ̼ ð̼ θ̪͆ ð̪͆ θ͇ ð͇ ʩ ʩ̬
Geseran sisi ɬ̼ ɮ̼ ɬ̪͆ ɮ̪͆ 𝼅 𝼆 𝼆̬ 𝼄 𝼄̬
Median+geseran sisi ʪ ʫ
Hampir sisi l̪͆
Perkusif ʬ ʭ (¡)

Bagian yang digelapkan menandakan penyebutan yang dianggap mustahil.

Catatan

  1. ^ Sumber bahasa Rusia sangat sering menggunakan U+2E3E wiggly vertical line (⌇) untuk sesuatu yang lebih lemah daripada jeda minor, seperti daftar intonasi (contoh, jarak sangat sedikit antar digit pada nomor telepon).[31] Garis titik-titik U+2E3D vertical six dots biasanya digunakan

Referensi

  1. ^ a b Handbook of the International Phonetic Association : a guide to the use of the International Phonetic Alphabet. Cambridge, U.K. New York, NY: Cambridge University Press. 1999. ISBN 978-0-521-65236-0. OCLC 40305532. 
  2. ^ "Reproduction of The International Phonetic Alphabet (Revised to 2005)". The International Phonetic Association. Juli 2012. Diarsipkan dari versi asli Parameter |archive-url= membutuhkan |url= (bantuan) tanggal Parameter |archive-url= membutuhkan |archive-date= (bantuan). 
  3. ^ Association phonétique internationale (January 1895). "vɔt syr l alfabɛ" [Votes sur l'alphabet]. Le Maître Phonétique. 10 (1): 16–17. JSTOR 44707535. 
  4. ^ Association phonétique internationale (February–March 1900a). "akt ɔfisjɛl" [Acte officiel]. Le Maître Phonétique. 15 (2/3): 20. JSTOR 44701257. 
  5. ^ Association phonétique internationale (July–September 1931). "desizjɔ̃ ofisjɛl" [Décisions officielles]. Le Maître Phonétique (35): 40–42. JSTOR 44704452. 
  6. ^ Jones, Daniel (July–December 1948). "desizjɔ̃ ofisjɛl" [Décisions officielles]. Le Maître Phonétique (90): 28–30. JSTOR 44705217. 
  7. ^ International Phonetic Association (1993). "Council actions on revisions of the IPA". Journal of the International Phonetic Association. 23 (1): 32–34. doi:10.1017/S002510030000476X. 
  8. ^ International Phonetic Association (1949). The Principles of the International Phonetic Association. Department of Phonetics, University College, London. Supplement to Le Maître Phonétique 91, January–June 1949. JSTOR i40200179. Reprinted in Journal of the International Phonetic Association 40 (3), December 2010, pp. 299–358, DOI:10.1017/S0025100311000089. 
  9. ^ Wells, John C. (6 November 2006). "Scenes from IPA history". John Wells's phonetic blog. Department of Phonetics and Linguistics, University College London. 
  10. ^ International Phonetic Association (1999), hlm. 19.
  11. ^ "Segments can usefully be divided into two major categories, consonants and vowels." (International Phonetic Association, Handbook, p. 3)
  12. ^ International Phonetic Association, Handbook, p. 6.
  13. ^ "for presentational convenience [...] because of [their] rarity and the small number of types of sounds which are found there." (IPA Handbook, p 18)
  14. ^ Ladefoged and Maddieson, 1996, Sounds of the World's Languages, §2.1.
  15. ^ Ladefoged and Maddieson, 1996, Sounds of the World's Languages, §9.3.
  16. ^ Esling (2010), hlm. 688–9.
  17. ^ Amanda L. Miller et al., . Submitted to the Journal of the International Phonetic Association. Retrieved 27 May 2007.
  18. ^ "Phonetic analysis of Afrikaans, English, Xhosa and Zulu using South African speech databases". Ajol.info. Diakses tanggal 20 November 2012. It is traditional to place the tie bar above the letters. It may be placed below to avoid overlap with ascenders or diacritic marks, or simply because it is more legible that way, as in Niesler, Louw, & Roux (2005) 
  19. ^ Ladefoged, Peter; Ian Maddieson (1996). The sounds of the world's languages. Oxford: Blackwell. hlm. 329–330. ISBN 0-631-19815-6. 
  20. ^ International Phonetic Association, Handbook, p. 10.
  21. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama thomason
  22. ^ a b International Phonetic Association, Handbook, pp. 14–15.
  23. ^ 'Further report on the 1989 Kiel Convention', Journal of the International Phonetic Association 20:2 (December 1990), p. 23.
  24. ^ International Phonetic Association, Handbook, p. 13.
  25. ^ Cf. the /ʷ.../ and /ʲ.../ transcriptions in Eszter Ernst-Kurdi (2017) The Phonology of Mada, SIL Yaoundé.
  26. ^ E.g. Aaron Dolgopolsky (2013) Indo-European Dictionary with Nostratic Etymologies.
  27. ^ a b Panah pendakian dan penurunan global muncul sebelum suku kata atau unit prosodik yang terpengaruh, seperti penekanan dan pendakian/penurunan. Ini kontras dengan huruf nada Chao (tercantum di bawah), yang paling sering muncul setelahnya. Terkadang seseorang akan melihat panah horizontal untuk nada tingkat global (hanya turun karena downdrift), mis. dalam Julie Barbour (2012) A Grammar of Neverver.
  28. ^ a b c d P.J. Roach, Report on the 1989 Kiel Convention, Journal of the International Phonetic Association, Vol. 19, No. 2 (December 1989), p. 75–76
  29. ^ Esling (2010), hlm. 691.
  30. ^ Contoh, "Balearic". Merriam-Webster Dictionary. .
  31. ^ Ž.V. Ganiev (2012) Sovremennyj ruskij jazyk. Flinta/Nauka.
  32. ^ Nicholas Evans (1995) A Grammar of Kayardild. Mouton de Gruyter.
  33. ^ Ian Maddieson (December 1990) The transcription of tone in the IPA, JIPA 20.2, p. 31.
  34. ^ Barry Heselwood (2013) Phonetic Transcription in Theory and Practice. Edinburgh University Press. Page 7.
  35. ^ Maddieson dan yang lainnya telah mencatat bahwa perbedaan fonemik/fonetik harus ditangani oleh pembatas /"slash"/ atau ["bracket"]. Namun, huruf nada terbalik tetap digunakan untuk nada sandhi.
  36. ^ a b Chao, Yuen-Ren (1930), "ə sistim əv "toun-letəz"" [A system of "tone-letters"], Le Maître Phonétique, 30: 24–27, JSTOR 44704341 
  37. ^ Untuk contoh, Pe Maung Tin [-phe -maʊ̃ -tɪ̃ː] (1924) bɜˑmiːz. Le Maître Phonétique, vol. 2 (39), no. 5, pp. 4–5, dimana 5 tingkat nada dibedakan
  38. ^ Handbook, p. 14.
  39. ^ Chao tidak memasukan bentuk seperti [˨˦˦], [˧˩˩].
  40. ^ a b Kelly & Local (1989) Doing Phonology, Manchester University Press.
  41. ^ Bloomfield (1933) Language p. 91
  42. ^ Passy, 1958, Conversations françaises en transcription phonétique. 2nd ed.
  43. ^ Yuen Ren Chao (1968) Language and Symbolic Systems, p. xxiii
  44. ^ Peter Ladefoged (1971) Preliminaries of Linguistic Phonetics, p. 35.
  45. ^ Fallon (2013) The Synchronic and Diachronic Phonology of Ejectives, p. 267
  46. ^ Heselwood (2013) Phonetic Transcription in Theory and Practice, p. 233.
  47. ^ E.g. in Laver (1994) Principles of Phonetics, pp. 559–560
  48. ^ Hein van der Voort (2005) 'Kwaza in a Comparative Perspective', IJAL 71:4.

Bacaan lebih lanjut

  • Ball, Martin J.; John H. Esling; B. Craig Dickson (1995). "The VoQS system for the transcription of voice quality". Journal of the International Phonetic Association. 25 (2): 71–80. doi:10.1017/S0025100300005181. 
  • Duckworth, M.; G. Allen; M.J. Ball (December 1990). "Extensions to the International Phonetic Alphabet for the transcription of atypical speech". Clinical Linguistics and Phonetics. 4 (4): 273–280. doi:10.3109/02699209008985489. 
  • Hill, Kenneth C.; Pullum, Geoffrey K.; Ladusaw, William (March 1988). "Review of Phonetic Symbol Guide by G. K. Pullum & W. Ladusaw". Language. 64 (1): 143–144. doi:10.2307/414792. JSTOR 414792. 
  • International Phonetic Association (1989). "Report on the 1989 Kiel convention". Journal of the International Phonetic Association. 19 (2): 67–80. doi:10.1017/s0025100300003868. 
  • International Phonetic Association (1999). Handbook of the International Phonetic Association: A guide to the use of the International Phonetic Alphabet. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-65236-7.  (hb); ISBN 0-521-63751-1 (pb).
  • Jones, Daniel (1988). English pronouncing dictionary (edisi ke-revised 14th). London: Dent. ISBN 0-521-86230-2. OCLC 18415701. 
  • Ladefoged, Peter (September 1990). "The revised International Phonetic Alphabet". Language. 66 (3): 550–552. doi:10.2307/414611. JSTOR 414611. 
  • Ladefoged, Peter; Morris Halle (September 1988). "Some major features of the International Phonetic Alphabet". Language. 64 (3): 577–582. doi:10.2307/414533. JSTOR 414533. 
  • Laver, John (1994). Principles of Phonetics. New York: Cambridge University Press. ISBN 0-521-45031-4.  (hb); ISBN 0-521-45655-X (pb).
  • Pullum, Geoffrey K.; William A. Ladusaw (1986). Phonetic Symbol Guide. Chicago: University of Chicago Press. ISBN 0-226-68532-2. 
  • Skinner, Edith; Timothy Monich; Lilene Mansell (1990). Speak with Distinction . New York: Applause Theatre Book Publishers. ISBN 1-55783-047-9. 
  • Fromkin, Victoria; Rodman, Robert; Hyams, Nina (2011). An Introduction to Language  (edisi ke-9th). Boston: Wadsworth, Cenage Learning. hlm. 233–234. ISBN 978-1-4282-6392-5. 

Pranala luar

  • Situs web resmi
  • Interactive IPA chart

Templat:Alfabet Fonetik Internasional

alfabet, fonetis, internasional, untuk, bantuan, pengucapan, dalam, lihat, bantuan, pengucapan, alfabet, fonetik, internasional, inggris, international, phonetic, alphabet, atau, disingkat, adalah, sistem, alfabet, yang, diterima, dipakai, secara, luas, sebaga. Untuk Bantuan pengucapan dalam IPA lihat Bantuan Pengucapan Alfabet Fonetik Internasional Inggris International Phonetic Alphabet atau disingkat IPA adalah sistem alfabet yang diterima dan dipakai secara luas sebagai medium rekam fonetik suara bahasa oral Tidak seperti metode transkripsi lain yang umumnya terbatas pada rumpun bahasa tertentu IPA mewakili keseluruhan fonem yang dengannya semua bahasa manusia dapat ditranskripsikan dalam bentuk tertulis dan dapat dimengerti dan diartikulasikan ulang Sistem notasi ini dirancang dan dikembangkan oleh Perhimpunan Fonetik Internasional pada akhir abad ke 19 sebagai medium representasi baku penuangan bunyi bahasa ke dalam bentuk tertulis 1 IPA adalah instrumen yang sering digunakan oleh leksikograf pelajar dan pengajar bahasa asing ahli bahasa patolog yang berkenaan dengan bahasa musikus aktor penerjemah dan pencipta bahasa buatan Alfabet Fonetis InternasionalInternational Phonetic Alphabetpelafalan IPA dalam Received Pronounciation ditulis dengan IPA aɪ pʰiː eɪ dan dalam bahasa Indonesia ditulis dengan iː pe a Jenis aksaraAlfabet Aksara berciriBahasaDigunakan untuk transkripsi fonetik dan fonemik bahasa apa punPeriode1888 133 tahun yang lalu SilsilahAlfabet paleotipe English Phonotypic AlphabetAlfabet RomawiAlfabet Fonetis InternasionalArah penulisanKiri ke kananISO 15924Latn 215Nama UnicodeLatinArtikel ini memuat simbol fonetik IPA Tanpa dukungan multibahasa Anda akan melihat tanda tanya kotak atau simbol lain bukan karakter Unicode Untuk panduan pengantar tentang simbol IPA lihat Bantuan IPA Artikel ini memuat simbol fonetis Tanpa dukungan multibahasa Anda mungkin akan melihat tanda tanya tanda kotak atau simbol lain sebagai pengganti simbol fonetik Simbol IPA umumnya terdiri atas satu atau dua unsur huruf dan diakritik yang umunya menyertai Huruf IPA mengadopsi dan terinspirasi oleh Alfabet Latin Diakritik dipakai untuk menjelaskan pembeda rinci antarfonem misalnya seperti adisi bunyi sengau pada vokal panjang bunyi penekanan dan nada Dari waktu ke waktu terdapat perubahan set simbol pada IPA Hingga 2005 terdapat total 107 huruf segmental huruf untuk mewakili prosodi yang tak terhitung jumlahnya 44 jenis diakritik dan 4 simbol ekstraleksikal dalam set IPA 2 Daftar isi 1 Pemetaan simbol dengan suara 1 1 Rupa simbol 1 2 Rupa alfabet dan bunyi 1 3 Huruf g 2 Huruf IPA 2 1 Konsonan 2 1 1 Konsonan tekanan paru paru 2 1 2 Konsonan non paru paru 2 1 3 Konsonan gesek 2 1 4 Konsonan ko artikulasi 2 2 Vokal 2 2 1 Diftong 3 Diakritik dan notasi prosodik 3 1 Suprasegmental 3 1 1 Penekanan stress 3 1 2 Tanda batas silabel 3 1 3 Pola titik nada dan penadaan 3 2 Derajat komparatif 4 Ekstensi 5 Catatan 6 Referensi 7 Bacaan lebih lanjut 8 Pranala luarPemetaan simbol dengan suara SuntingSimbol simbol IPA mengadopsi Alfabet Latin dan Alfabet Yunani sebagian di antaranya diubah sedikit Setiap simbol mengacu kepada suatu bunyi spesifik yang membedakan sebuah fonem di dalam sebuah bahasa dengan kata lainnya Asas IPA adalah untuk mewakili tiap masing masing bunyi distingtif atau segmen dengan satu simbol Dengan demikian IPA memiliki asas berikut Umumnya tidak menggunakan simbol lebih dari satu untuk mewakili satu bunyi Misalnya dalam Bahasa Indonesia bunyi yang diwakili oleh digraf ng atau kh dalam IPA dapat ditulis dengan ŋ dan x Multigraf dalam IPA dipakai jika bunyi yang dideskripsikan diartikulasikan bersamaan yang dinamakan afrikat Tidak terdapat simbol yang memiliki bunyi kontekstual seperti dalam beberapa ortografi bahasa bahasa Eropa yang membedakan c keras konsonan letup langit langit belakang nirsuara dan c lembut yang dapat mewakili konsonan desis atau konsonan koartikulat Dapat dilihat satu simbol dapat mewakili berbagai bunyi IPA tidak memiliki asas demikian IPA umumnya tidak mewakilkan simbol terpisah jika tidak terdapat bahasa yang membedakannya Misalnya konsonan kepak dan sentuhan adalah dua konsonan yang secara artikulatif berbeda Namun karena belum ada bahasa yang secara distingtif membedakan keduanya IPA tidak menyediakan simbol yang berbeda untuk keduanya Oleh karena itu dapat dikatakan dalam lingkup sempit IPA dapat dikatakan alfabet fonemis dan tdak sepenuhnya fonetik Namun bila terdapat bunyi yang secara fonemis mirip namun tetap dibedakan dalam bahasa tersebut diakritik akan digunakan Rupa simbol Sunting Rupa simbol yang dipilih secara eklektik dalam IPA didesain untuk selaras dengan rupa Alfabet Latin Oleh karena itu rupa karakter yang diderivasi dari huruf non Latin dimodifikasi sedemikian rupa untuk selaras dengan yang lain Misalnya bunyi konsonan desis langit langit belakang bersuara diwakilkan dengan simbol gamma ɣ yang dimodifikasi dari simbol Alfabet Yunani g Beberapa simbol adalah turunan dari huruf yang sudah ada Ekor yang meliuk ke kanan pada ɖ ɳ ʂ yang menandakan konsonan tarik belakang diderivasi dari bentuk kail pada huruf r Kail yang mengarah ke atas pada ɠ ɗ ɓ yang menandakan konsonan implosi Beberapa konsonan sengau yang diderivasi dari simbol n n ɲ ɳ ŋ dengan ɲ and ŋ adalah ligatura gn dan ng dan ɱ adalah simbol ad hoc dari ŋ Terdapat simbol yang diderivasi dari huruf yang dibalikkan 180 seperti ɐ ɔ e ɟ ɓ ɥ ɾ ɯ ɹ ʇ ʊ ʌ ʍ ʎ yang diadopsi dari a c e f ɡ h ᴊ m r t W v w y Alasan di balik ini merujuk pada masa media cetak masih menggunakan set cap huruf untuk memotong biaya dengan membalikkan cap huruf yang sudah ada Rupa alfabet dan bunyi Sunting IPA berdasar pada Alfabet Latin sangat meminimalisasi adopsi simbol non Latin Kebanyakan simbol untuk konsonan mewakili nilai bunyi yang kebanyakan bahasa punya Misalnya simbol b d f g h k l m n p s t v w z mewakili bunyi seperti dalam ortografi Bahasa Inggris huruf vokal a e i o u mewakili bunyi vokal seperti pada ortografi Bahasa Latin Pada ortografi Bahasa Indonesia alfabet yang memiliki bunyi selaras dengan simbol IPA misalnya a b d f g h k l m n o p r s t u w z Set huruf yang ada kemudian dikembangkan dengan huruf kapital diakritik dan modifikasi lain dengan membalikkan huruf 180 IPA juga mengadopsi beberapa Huruf Yunani seperti b g e ɸ x tetapi bunyi yang diwakilkan tak tentu sama seperti pada fonologi Bahasa Yunani Huruf g Sunting terdapat varian tipografi huruf g yaitu bertingkat dan satu tingkat Dalam bentuk Alfabet awal varian tipografi dari g yaitu g opentail atau g ekor terbuka dan looptail atau ekor melingkar g melambangkan nilai fonem yang berbeda namun sekarang dianggap sama ɡ ekor terbuka melambangkan konsonan letup langit langit belakang bersuara dan dibedakan dari ɡ dan melambangkan konsonan desis langit langit belakang bersuara dari tahun 1895 sampai 1900 3 4 Setelah itu ǥ digunakan untuk melambangkan konsonan sampai pada tahun 1931 digantikan oleh ɣ 5 Pada tahun 1948 Persekutuan dari Asosuasi menyadari bahwa ɡ dan merupakan varian tipografi 6 dan keputusan ini diwujudkan tahun 7 Tahun 1949 Ketentuan Prinsip Asosiasi Fonetik Internasional atau Principles of the International Phonetic Association merekomendasikan penggunaan untuk letupan langit langit belakang dan ɡ untuk transkripsi lanjutan untuk membedakan dengan yang sebelumnya seperti dalam bahasa Rusia 8 namun praktek ini tidak pernah dilaksanakan 9 Buku panduan Asosiasi Fonetik Internasional atau Handbook of the International Phonetic Association tahun 1999 adalah prinsip yang dianggap berhasil untuk menghilangkan rekomendasi sebelumnya dan menganggap kedua topografi sebagai sebuah varian 10 Huruf IPA SuntingSimbol yang digunakan pada IPA dibagi menjadi tiga kategori konsonan tekanan paru paru pulmonik konsonan non paru paru dan vokal 11 12 mengucapkan dalam transkripsi IPA Konsonan tekanan paru paru disusun dengan konsonan nirsuara di kiri dan konsonan bersuara di kanan dengan ini kemudian dikelompokkan dalam kolom kolom yang dimana dari depan yang merupakan konsonan bibir ke belakang yang merupakan konsonan glotis Dalam bagan publikasi IPA resmi dua kolom dihilangkan dan dipindahkan ke bagian simbol lain untuk menghemat ruang 13 dan konsonan lainnya disusun dengan baris dari penutupan penuh oklusif letup dan sengau ke hampir terbuka penggetaran getar dan kepakan ke setengah tertutup frikatif atau geser dan penutupan minimal aproksiman atau hampiran Dalam beberapa konsonan yang memiliki artikulasi ganda digolongkan sebagai konsonan gesek dengan menggabungkan konsonan letup dengan konsonan frikatif Petak yang dihilangkan melambangkan konsonan yang artikulasinya dianggap mustahil untuk diucapkan manusia Huruf vokal juga dikelompokkan dengan pasangan takbulat dan bulat susunan ini juga disusun dengan vokal tertutup dibagian bawah dan vokal terbuka dibagian atas vokal depan di kiri dan vokal belakang di kanan Tidak ada huruf vokal yang dimasukkan dalam simbol lain walaupun dalam susunan lebih awal vokal tengah madya dimasukkan dalam simbol lain Konsonan Sunting Artikel utama Konsonan Konsonan tekanan paru paru Sunting Set simbol untuk konsonan tekanan paru paru mewakili set konsonan yang disebabkan oleh hambatan aliran udara dari paru paru oleh glotis atau organ lain yang ada di bagian mulut Set konsonan tekanan paru paru mencakup sebagian besar dari keseluruhan IPA Hampir semua konsonan yang ada dalam Bahasa Indonesia termasuk dalam set ini Dalam carta tabel konsonan tekanan paru paru yang memuat kebanyakan daripada konsonan disusun sebagai baris yang memuat cara artikulasi yang berarti bagaimana konsonan dihasilkan dan kolom yang menandakan daerah artikulasi yang menandakan dimana letak artikulator konsonan yang menghasilkan konsonan tersebut Daerah Bibir Lidah tengah akar lidah LaringCara Dwibibir Bibir gigi Lidah bibir Gigi Rongga gigi Pasca ronggi Tarik bel Ronggi lidah Langit langit Langit bel Tekak Katupnafas huluker Celah suaraSengau m m ɱ n n n n n ɳ ɳ ɲ ɲ ɲ ŋ ŋ ɴHenti letup p b p b t d t d t d ʈ ɖ c ɟ k ɡ q ɢ ʡ ʔGeser sibilan s z s z ʃ ʒ ʂ ʐ ɕ ʑGeser non sibilan ɸ b f v 8 d 8 d 8 d ɹ ɹ ɻ c ʝ x ɣ x ʁ ʜ ʢ ħ ʕ h ɦAproksiman ʋ ɹ ɹ ɻ j ɰ ʔ Getar ʙ ʙ r r ɽ r ɽ r ʀ ʀ ʜ ʢKepak ⱱ ⱱ ɾ ɾ ɾ ɽ ɽ ɢ ʡ Geser sisi ɬ ɮ ɭ ɭ ʎ ʎ ʟ ʟ Hampir sisi l l ɭ ʎ ʟ ʟ Kepak sisi ɺ ɺ ɭ ɭ ʎ ʟ Bantuan IPA audio grafik lengkap templatCatatan Dalam baris dimana beberapa huruf muncul sebagai pasangan konsonan hambat huruf yang terletak disebelah kanan melambangkan konsonan bersuara kecuali ɦ 14 dan huruf disebelah kiri melambangkan konsonan nirsuara Karena IPA hanya menyediakan satu huruf per artikulasi dari konsonan lidah koronal kecuali konsonan geser frikatif huruf ini biasanya tidak digunakan sebagaimana mestinya Saat berhadapan dengan beberapa bahasa huruf dapat ditambah dengan sebuah diakritik misal konsonan dental konsonan rongga gigi ataupun konsonan paska rongga gigi agar sesuai dengan pengucapan bahasa tersebut Area yang digelapkan menunjukan konsonan yang mustahil untuk diucapkan huruf ʁ ʕ ʢ dapat merepesentasikan geser bersuara maupun aproksiman Dalam beberapa bahasa h dan ɦ tidak benar benar diletakan di kerongkongan frikarif maupun aproksiman Melainkan hanya berupa konsonan samar atau bahkan semu dalam beberapa fonem 15 Dalam konsonan ʃ ʒ ɕ ʑ dan ʂ ʐ yang menjadi artikuloris konsonan lebih ke bentuk lidah daripada posisinya ʜ ʢ didefinisikan sebagai konsonan hulu kerongkongan geser dalam bagian simbol lain di carta IPA resmi namun simbol ini juga dapat dianggap sebagai konsonan getar ditempat artikuloris yang sama dengan ħ ʕ dikarenakan karena lipatan arepiglotis biasanya semi terjadi 16 Beberapa konsonan yang tertera tidak dapat ditemukan di fonem bahasa manapun Konsonan non paru paru Sunting Konsonan non paru paru adalah sebuah konsonan yang aliran udaranya tidak bergantung pada paru paru Konsonan ini dapat ditemui dalam bentuk decakan klik yang ditemukan di beberapa bahasa Khoisan dan tetangga bahasa Bantu di Afrika letupan balik implosif yang dapat ditemui di bahasa Sindhi Hausa Swahili and Vietnam dan semburan ejektif yang ditemui di bahasa Amerindian dan Kaukasus Bahasa Indonesia memiliki konsonan sembur yakni ɓ yang merupakan b dalam bahan DB BG Gi RG PR TB LL LB T HKSembur Hentian pʼ tʼ ʈʼ cʼ kʼ qʼ ʡʼGesek t 8ʼ tsʼ t ʃʼ ʈʂʼ kxʼ qxʼGeser ɸʼ fʼ 8ʼ sʼ ʃʼ ʂʼ ɕʼ xʼ xʼGeser sisi tɬʼ cʎ ʼ kʟ ʼDesis sisi ɬʼDecak atas Langbel bawah tekak Halus kʘqʘ kǀqǀ kǃqǃ k q kǂqǂBersuara ɡʘɢʘ ɡǀɢǀ ɡǃɢǃ ɡ ɢ ɡǂɢǂSengau ŋʘɴʘ ŋǀɴǀ ŋǃɴǃ ŋ ɴ ŋǂɴǂ ʞ Sisian halus kǁqǁSisian bersuara ɡǁɢǁSisian sengau ŋǁɴǁLetup balik Bersuara ɓ ɗ ᶑ ʄ ɠ ʛTidak bersuara ɓ ɗ ᶑ ʄ ɠ ʛ Bantuan IPA grafik lengkap templatCatatan Konsonan decak secara tradisional mengandung daerah artikulasi depan biasanya disebut sebagai tipe decak atau secara historis disebut sebagai infulks dan digabungkan dengan artikulasi kedua yang menjadikam konsonan decak digabungkan dengan penyuaraan aspirasi sengauan gesekan semburan waktu sela dan sebagainya yang disebut sebagai pendamping decak atau efluks Huruf decak IPA yang digunakan untuk mengetahui tipe decak adalah konsonan decak itu sendiri artikulasi depan dan pelepasan konsonan Semua huruf decak hanya memerlukan setidaknya dua huruf untuk notasi yang sesuai k ǂ ɡ ǂ ŋ ǂ q ǂ ɢ ǂ ɴ ǂ dsb atau dengan urutan terbalik jika pembalikan konsonan mungkin untuk diucapkan Huruf untuk mengasumsikan artikulasi kedua yang sering dijumpai sebagai transkripsi adalah k Namun beberapa ahli membedakan decakan dengan konsonan artikulasi ganda karena konsonan kedua adalah bagian dari aliran udara 17 Dalam transkripsi lain huruf decak dapat mempresentasikan dua kriteria secara bersamaan dengan menggunakan huruf konsonan decak dan diakritik contoh ǂ ǂ ǂ dsb Huruf untuk konsonan letup balik nirsuara ƥ ƭ ƈ ƙ ʠ tidak lagi dipertahankan oleh IPA namun masih dapat ditemui di Unicode Transkripsi pengganti untuk ini biasanya menggunakan diakritik nirsuara contoh ɓ ʛ dsb Huruf untuk konsonan letup balik rongga gigi bersuara ᶑ tidak benar benar diakui oleh IPA Handbook p 166 Diakritik sembur diletakan di bagian kanan konsonan contoh t ʃʼ kʷʼ Dalam transkripsi tak tetap konsonan ini dapat dilambangkan dengan superskrip konsonan kerongkongan namun sonoran tekanan paru paru seperti mˀ lˀ wˀ aˀ dapat ditraskripsikan dengan diakritik deritan m l w a Konsonan gesek Sunting Konsonan gesek letup atau hentian afrikat dan konsonan letup artikulasi ganda dipresentasikan sebagai dua huruf dengan diakritik tie bar entah diatas huruf maupun dibawahnya 18 Konsonan gesek secara opsional juga dapat dilambangkan menggunakan ligatur walaupun tidak lagi resmi 1 karena akan terjadi penambahan ligatur yang sangat besar jika semua konsonan gesek dilambangkan dengan cara ini Tiebar d z d ʒ k p t s t ʃ dsb Ligatur ʣ ʤ ʦ ʧAlternatif lainnya adalah notasi superskrip untuk pelepasan konsonan biasanya digunakan untuk melambangkan konsonan gesek contoh tˢ untuk t s kˣ k x Konsknan untuk letup langit langit yaitu c dan ɟ juga terkadang mirip dengan suara t ʃ dan d ʒ dalam publikasi resmi IPA konsonan ini diinterpretasikan secara hati hati Daerah Bibir Lidah tengah akar lidah LaringCara Dwibibir Bibir gigi Lidah bibir Gigi Rongga gigi Pasca ronggi Tarik bel Ronggi lidah Langit langit Langit bel Tekak Katupnafas huluker Celah suaraKonsonan tekanan paru paruGesek sibilan t s d z ts dz t ʃ d ʒ ʈʂ ɖʐ tɕ dʑGesek non sibilan pɸ bb p f b v t 8 d d tɹ dɹ t ɹ d ɹ cc ɟʝ kx gɣ qx ɢʁ ʡʢ ʔhGesek sisi tɬ dɮ ʈɭ ɖɭ cʎ ɟʎ kʟ gʟ Konsonan semburTengah t 8ʼ tsʼ t ʃʼ ʈʂʼ kxʼ qxʼSisi tɬʼ cʎ ʼ kʟ ʼBantuan IPA grafik lengkap templatKonsonan ko artikulasi Sunting Konsonan ko artikulasi adalah konsonan yang memiliki dua tempat artikulasi yang dibunyikan secara bersama sama Dalam bahasa Indonesia w didalam wajan adalah sebuah konsonan ko artikulasi diucapkan dengan membulatkan bibir dan menaikkan lidah belakang ʍ dan ɥ merupakan suara yang mirip Dalam beberapa bahasa konsonan letup dapat ditemui sebagai konsonan artikulasi ganda Sengau n m Bibir rongga gigi ŋ m Bibir langit langit belakang Letup t pd b Bibir rongga gigi k pɡ b Bibir langit langit belakang q ʡ Tekak hulu kerongkongan Hampiran ɥ ɥ Bibir langit langit ʍw Pembibiran langit langit belakang ɧ Gabungan antara ʃ dan x Hampiran sisi ɫ Rongga gigi peletakan langit langit belakangBantuan IPA grafik lengkap templat Simbol simbol di sebelah kanan adalah bersuara di sebelah kiri adalah tidak bersuara atau nirsuara Catatan ɧ yang merupakan transkripsi dari Suara sj bahasa Swedia dideskripsikan oleh IPA sebagai penggabungan ʃ dan x yang diucapkan secara hampir bersamaan Namun terkadang tidak ada bahasa yang benar benar memiliki konsonan ini 19 Tie bar ganda maupun lebih dapat digunakan sebagi contoh a b c atau a b c Contoh langsungnya jika letup prasengau yang di transkripsikan sebagai m b dan di artikulasikan dengan artikuloris letup ganda ɡ b maka pranasal artikulasi letup ganda akan menjadi ŋ m ɡ b Jika diakritik perlu diletakkan dibawah maupun diatas tiebar maka diperlukan penggabungan grafis U 034F seperti mengunyah dalam bahasa Margi b de bdɷ Vokal Sunting Artikel utama Vokal Lihat pula Grafik vokal IPA dengan audio Posisi lidah di vokal kardinal depan sebavai posisi tertinggi yang pernah digunakan untuk menentukan ketinggian vokal dan kebelakangan vokal Foto sinar X yang menunjukkan posisu lidah pada i u a ɑ IPA mendefinisikan vokal sebagai suara yang terjadi di pusat silabis 20 Dibawah ini adalah bagan yang menunjukkan posisi vokal yang dipetakan oleh IPA untuk menunjukkan posisi lidah Depan Madya BelakangTertutup i y ɨ ʉ ɯ uHmpr tutup ɪ ʏ ɪ ʊ ɯ ʊ1 2 tutup e o ɘ ɵ ɤ oTengah e o e ɵ ɤ o 1 2 buka ɛ œ ɜ ɞ ʌ ɔHmpr Buka ae ɐ ɞ Terbuka a ɶ a ɒ ɑ ɒBantuan IPA audio grafik lengkap templatSumbu vertikal dari bagan menunjukkan ketinggian vokal Lidah akan lebih diturunkan di bagan lebih bawah dan sebaliknya akan naik di bagan lebih atas Contohnya ɛ vokal dalam kata enak ɛnaʔ terletak diantara vokal tengah dan vokal terbuka karena posisi lidah berada ditengah tengah vokal tengah dan vokal terbuka atau dapat disebut sebagai vokal setengah terbuka i vokal dalam kata gigit gigit terletak dibagian atas karena suara tersebut diucapkan dengan menaikkan lidah sampai ke langit langit mulut Sementara sumbu horizontal dari bagan menunjukkan kebelakangan vokal Vokal yang memiliki cara artikulasi dengan meletakkan lidah lebih kedepan seperti a vokal kedua dalam keras keras diletakkan lebih ke kiri dan vokal yang diletakkan dibelakang seperti ɔ suara yang sering ditemukan di bahasa Jawa contohnya jawa jɔwɔ lebih diletakkan dikanan Vokal dipasangkan dengan huruf sebelah kanan menunjukkan vokal bulat dan sebelah kanan menunjukkan vokal takbulat Klasifikasi vokal ini juga dapat dilakukan dengan representasi tiga dimensi yang menunjukkan tiga kriteria klasifikasi kebulatan vokal Diagram tiga dimensi yang menunjukkan tiga kebulatan vokal bulat netral dan takbulat Vokal lainnya dapat ditranskripsi dari diagram ini dengan menambahkan satu atau lebih diakritik yang memodifikasi artikulasinya Diftong Sunting Diftong secara tipikal ditunjukkan dengan diakritik non silablik seperri dalam uɪ atau u ɪ atau dengan sebuah superskrip untuk on glide dan off glide seperti uᶦ atau ᵘɪ Biasanya tie bar juga digunakam u ɪ terutama jika huruf ini sulit untuk dibedakan diftongisasinya Catatan a secara resmi melambangkan vokal depan namun jika ada keperluan untuk membedakan diantara vokal depan dan vokal terbuka madya karena a biasanya juga digunakan untuk vokal terbuka madya 21 maka diakritik penarikan perlu digunakan seperti dalam a atau a Diakritik dan notasi prosodik SuntingDiakritik digunakan untuk melambangkan detail fonem Diakritik ditambajkan dalam huruf IPA untuk mengindikasikan modifikasi atau spesifikasi lebih dalam untuk pengucapan huruf tersebut 22 Dengan bantuan transkripsi superskrip huruf IPA manapun dapat digunakan sebagai diakritik mengandung elemen artikulasi huruf yang sebenarnya Huruf superskrip yang diterakan dibawah adalah huruf superskrip yang memang disediakan dalam buku panduan IPA penggunaan lain dapat diulastasikan dengan tˢ t dengan pelepasan geser ᵗs s sebagai huruf onset ⁿd prasengauan d bʱ b dengan penyemburan suara mˀ m tekanan kerongkongan sᶴ s dengan suara ʃ oᶷ o dengan diftongisasi ɯᵝ kompresi vokal ɯ Diakritik superskrip dapat diletakkan setelah huruf yang terjadi disambiguasi suara maupun untuk detail fonetik diakhir suara Contoh pembibiran kʷ mungkin saja k dan w atau k dengan pelepasan bibir Diakririk superskrip yang diletakkan sebelum huruf biasanya menunjukan modifikasi onset suara mˀ merupakan tekanan kerongkongan dari m ˀm m dengan tekanan kerongkongan sebagai onset Diakritik Silablik ɹ n Silablik ɪ ʊ Non Silablik ɻ ŋ y Diakritik pelepasan konsonan ʰ tʰ Aspirasi a p Pelepasan tanpa suara ⁿ dⁿ Pelepasan sengau ˡ dˡ Pelepasan sisi ᶿ tᶿ pelepasan konsonan frikatif gigi nirsuara ˣ tˣ pelepasan konsonan frikatif langit langit belakang nirsuara ᵊ dᵊ Pelepasan vokal tengah madyaDiakritik Fonasi n d Nirsuara s t Bersuara ɻ ŋ b a Suara hembus a b a Suara berderitDiakritik artikulasi t d Gigi t d Linguolabial ɮ t d Apikal t d Laminal u t Lanjutan depan i t Dibelakangkan ɡ y ŋ e a Dipusatkan e ɯ Ditengah madyakan e r Penaikkan e b Penurunan ɭ y ɣ Diakritik ko artikulasi ɔ x Pembulatan ɔ xʷ Kurang bulat l y x y x ʷ ʷ tʷ dʷ Pembibiran ʲ tʲ dʲ Palatalisasi ˠ tˠ dˠ Peletakan langit langit belakang ɫ ᵶ Peletakan langit langit belakang atau faringealisasi ˤ tˤ aˤ Faringealisasi e o Posisi lanjutan akar lidah e o Penarikan kebelakang akar lidah ẽ z Penyegauan ɚ ɝ RhotikCatatan a Dengan aspirasi konsonan bersuara aspirasi tersebut biasanya juga bersuara Banyak linguistik lebih memilih diakritik yang memang didedikasikan untuk suara hembus diatas aspirasi sederhana b Beberapa linguistik membatasi penggunaan diakritik ini untuk sonoran dan mentranskripsikan obstruen dengan bʱ l Huruf yang memakai diakritik ini cenderung relatif terhadap nilai kardinal huruf Diakritik ini juga dapat digunakan di vokal takbulat seperti posisi bibir ɛ lebih menyebar kurang bulat dariapda suara kardinal ɛ dan ɯ kurang menyebar daripada suara kardinal ɯ 23 Karena xʷ dapat berarti x yang dibibirkan dibulatkan pada artikulasinya dan menjadikan x tidak masuk akal x sudah benar benar takbulat oleh sebab itu x ʷ dapat berarti xʷ yang kurang dibibirkan dibulatkan Namun biasanya pembaca keliru membaca x ʷ sebagai x yang dibibirkan dengan kurang tepat atau bingung karena dua diakritik melawan satu sama lain Meletakkan diakritik kurang bulat dibawah diakrtiki pembibiran xʷ akan memperjelas epmbibiran konsonan menjadi kurang bulat dari nilai suara kardinal IPA nya Subdiakritik diakritik biasanya diletakkan dibawah huruf mungkin saja diletakkan diatas huruf untuk menghindari konflik dengan diakritik penurun juga di dalam diakritik nirsuara ŋ 22 Diakritik penaik dan penurun bentuk punya spasi opsional Kedudukan glotis dapat ditranskripsikan dengan diakritik Sebuah runtutan fonasi letupan rongga gigi menyebar dari glotis terbuka sampai glotis tertutup adalah sebagai berikut Skala Fonasi glotis terbuka t Nirsuara d Suara hembusan d Suara kendurTitik manis d suara modal d Suara ketat d Suara berderitGlotis tertutup ʔ t Penutupan glotisDiakritik tambahan disediakan oleh Ekstensi IPA untuk fatologi ucap Suprasegmental Sunting Simbol ini mendeskripsikan fitur untuk bahasa yang memiliki fitur diatas tingkat konsonan dan vokal individu dalam silabel katau atau frasa Ini termasuk juga prosodi pola titik nada panjang tekanan intensitas nada dan kembaran dari suara dari sebuah bahasa juga ritme dan intonasi dari pengucapan 24 Lingatur tertentu dari huruf dan diakritik nada telah disediakan oleh konvensi Kiel dan digunakan di buku panduan IPA walaupun tidak dapat ditemui di ringkasan bagan satu halaman alfabet IPA Dalam belum dibuat kita dapat melihat bagaimana huruf pembawa mungkin dat digunakan untuk menentukan fitur surrasegmental seperti pembibiran maupun penyengauan Beberapa sumber mungkin menuliskan huruf pembawa sebagai sufiks kʰuˣt s ʷ maupun prefiks ʷkʰuˣt s 25 atau menempatkan spasi seperti didepan sebuah kata untuk mengindikasi kualitas yang dipakai seluruh kata 26 Panjang tekanan dan ritmeˈke tekanan primer muncul sebelum silabel tertekan ˌke Tekanan sekunder muncul sebelum silabel tertekan eː kː Panjang vokal panjang ataukonsonan kembar eˑ Setengah panjange ɢ Ekstra pendekek ste eks te Pemenggalan silabel batas internal es e Penyelarasan batas internal lebih kecil sebuah kata fonologi Intonasi Minor atau pemenggalan kaki Mayor atau pemenggalan intonasi 27 Pendakian global 27 Penurunan globalDiakritik pola titik nada dan huruf nada Chaoŋ e Ekstra tinggi e e e e ˉe Tinggi ꜛke Lebih naikŋ e Tinggi e e e e Setengah tinggi ŋ e e e ˊe Naikŋ e Tengah e e e e e Tengahŋ e Rendah e e e e Setengah rendah ŋ e e e ˋe Turunŋ ȅ Ekstra rendah e e e e ˍe Rendah ꜜke Lebih turunPenekanan stress Sunting Secara resmi simbol penekanan ˈ ˌ muncul sebelum silabel tertekan dan dapat menandai batasan antar silabel dan silabel tertekan secara bersamaan walaupun batasan silabel mungkin masih ditandai dengan tanda periode 28 secara langsung tanda penekanan diletakkan langsung sebelum inti silabel setelah onset konsonan manapun tentunya 29 Dalam beberapa transkripsi tanda penekanan tidak melambangkan batas silabel Penekanan primer mungkin saja dilambangkan ganda ˈˈ untuk penekanan lebih seperti penekanan prosodik Penekanan sekunder bahkan dapat ditampilkan ganda ˌˌ untuk penekanan sangat lemah namun sistem ini belum diadopsi oleh IPA 28 Beberapa kamus mungkin menempatkan dua penekanan secara bersama sebelum silabel untuk mengindikasikan entah penekanan primer maupun sekunder dalam pengucapan yang terdengar walaupun ini bukan metode penggunaan IPA 30 Tanda batas silabel Sunting Terdapat tiga tanda batas silabel yakni untuk pembatas silabel total atau jeda untuk jeda prosodik minor dan untuk jeda prosodik Mayor Sebutan minor dan mayor memang merupakan disambiguasi yang disengaja Karena pada kasus tertentu minor dapat bervariasi dari jeda ke jeda prosodi kaki dalam daftar intonasi ke batas unit prosodik berkelajutan setara dengan koma dan mayor biasanya digunakan untuk melambangkan jeda intonasi mungkin digunakan untuk batas unit prosodik akhir setara dengan titik Mayor mungkin saja digandakan untuk jeda lebih kuat note 1 Meskipun bukan bagian dari IPA tanda pembatas tambahan berikut biasanya digunakan di konjungsi dalam IPA m untuk mora atau pembatas mora s untuk pembatas silabel untuk pembatas morfen untuk pembatas kata mungkin dituliskan ganda contoh pembatas grup hembusan 32 untuk frasa atau pembatas semi lanjutan dan untuk pembatas prosodik Contoh C adalah konsonan terakhir kata V adalah vokal paska jeda dan T adalah nada IU akhiran Pola titik nada dan penadaan Sunting ꜛ ꜜ digunakan dalam buku panduan IPA sebagai nada naik dan turun yang diambil dari konsep penadaan bahasa Namun penaikan nada dapat juga digunakan untuk reset pola nada dan ilustrasi buku panduan IPA bahasa Portugis menggunakan sistem ini untuk prosodi bahasa non tonal nada Pola nada fonetik dan nada fonemik mungkin dapat diketahui dari diakritik yang digunakan di inti silabel contoh pola nada tinggi e atau dengan huruf nada Chao yang diletakkan entah sebelum maupun sesudah kata atau silabel Ada tiga varian grafis untuk huruf nada dengan dan tanpa stave diakritik pengkondisian dan menghadap kanan atau kiri dari diakritik pengkondisian Diakritik pengkondisian pertama kali diperkenalkan dengan konvensi Kiel tahun 1989 dan digunakan sebagai pilihan untuk meletakkan huruf pengkondisian Ada 6 cara untuk mendeskripsikan pola nada ataupun nada dalam IPA yakni e e e e e dan angbr IPA e untuk pola titik nada dan nada yang tinggi 28 33 34 Dari huruf huruf nada hanya huruf pengkondisian yang menghadap ke kiri dan beberapa kombinasi representatif yang ditampilkan di ringkasan bagan IPA dan dalam praktek penggunaannya saat ini lebih sering untuk huruf nada terjadi setelah silabel maupun kata daripada sebelumnya seperti yang ada didalam tradisi Chao Peletakan sebelum kata adalah pembawaan dari sistem konvensi IPA pra Kiel dan masih menandai penaikan maupun penurunan nada IPA menetapkan penggunaan titik nada berdasarkan tradisi Chao yang menggunakan huruf nada yang menghadap kiri untuk nada dalam nyata dan huruf nada menghadap kanan untuk nada permukaan semu yang terjadi di tonasi sandhi dan intonasi dari bahasa non tonal 35 Dalam ilustrasi buku panduan bahasa Portugis tahun 1999 huruf nada ditempatkan sebelum kata atau silabel untuk mengindikasikan pola titik nada prosodik setara dengan pendakian global dan penurunn global namun dapat menunjukkan presisi lebih dan dalam ilustrasi Cina Kanton huruf nada diletakkan setelah kata silabel untuk mengindikasikan nada leksikal Secara teori pola nada prosodik dan nada leksikal dapat secara terus menerus dalam suatu teks walaupun ini bukan bentuk formal Pola nada naik dan turun sebagai mana dalam kontur nada diindikasikan dengan menggabungkan diakritik pola nada dan huruf didalam tabel seperti grave plus akut untuk naik e adan akut plus grave untuk turun e Hanya 6 kombinasi yang dapat dilambangkan dan hanya digunakan untuk 3 tingkat tinggi tengah rendah meskipun diakritik sebenar dapat melambangkan 5 tingkat nada Huruf nada Chao disisi lain dapat dikombinasikan dengan pola manapun bahkan bisa digunakan untuk kontur nada yang kompleks dan pembeda yang sangat jelas daripada yang bisa dilambangkan oleh diakritik seperti penaikan tengah e penurunan ekstra tinggi e dsb Ada 20 kemungkinan untuk diakritik ini Namun dalam proposal original dari Chao yang diadopsi oleh IPA pada tahun 1989 setengah tinggi dan setengah rendah mungkin dapat dikombinasikan satu sama lain tapi tidak dengan tonasi tiga tingkat lainnya untuk tidak menciptakan disambiguasi dan memudarkan akurasi diakritik Dengan penyelarasan ini terdapat 8 kemungkinan diakritik 36 Huruf nada lama dengan tanpa diakritik pengkondisian lebih sempit penggunaannya daripada dengan diakritik pengkondisian Secara resmi mereka mungkin dapat menampilkan sebanyak mungkin pembeda antar huruf dengan pengkondisian 37 tapi secara tipikal hanya 3 tingkat yang dibedakan Unikode daspt mendukung pengkodean normal titik nada tinggi ˉ ˊ ˋ ˆ ˇ dan titik nada rendah ˍ ˏ ˎ ꞈ ˬ Meskipun diakritik nada dan huruf direpresentasikan setara dalam bahan this was done only to simplify the layout of the chart The two sets of symbols are not comparable in this way bahasa Indonesia Ini dilakukan hanya untuk menyederhanakan layout bagan Set dua simbol tak dapat di bandingkan dalam cara ini 38 Menggunakan diakritik nada tinggi adalah e dan nada rendah adalah e Di huruf nada huruf ini adalah e dan e Dapat digandakan untuk kegunakan ekstra tinggi e dan extra rendah ȅ Tidak ada penggunaan paralel Sebaliknya huruf nada memiliki tengah tinggi e dan tengah rendah e Lagi tak ada tingkat setara antar diakritik Korespondensi akan sulit ketika penggabungan dilakukan Untuk tonasi yang lebih kompleks dapat mengkombinasikan tiga sampai empat nada 28 walaupun ini hanya percobaan saja seperti memuncak naik turun e dan celup turun naik e Huruf nada Chao diperlukan untuk detail yang lebih akurat e e e e dsb Walaupun hanya 10 nada memuncak dan celup yang diajukan oleh Chao Set nada huruf Chao original terbatas 39 Penanda Tingkat Naik Turun Memuncak Celupe e e e e e e e e e e e e e e e e e e e e e e e e e e e Dan kontur kompleks lainnya yang mungkin ditunjukan Chao memberikan contoh tengah tinggi rendah tengah 36 Derajat komparatif Sunting Diakritik IPA mungkin saja digandakan untuk menunjukkan derajat suara lebih dari fitur yang dipakai 40 Sistem seperti ini adalah sebuah proses produktif namun diakritik ekstra tinggi dan ekstra rendah e e tidak temasuk dalam sistem ini karena ditandai sebagai nada tinggi dan rendah yang digandakan dan jeda prosodik mayor ditandai sebagai jeda prosodik minor ganda Sistem ini tidak secara spesifik diperbarui oleh IPA Contoh tanda penekanan mungkin saja digandakan untik mengindikasikan derajat ekstra dari penekanan itu sendiri seeprti penekanan prosodik dalam beberapa bahasa 41 Contoh lainnya dalam bahasa Prancis dengan satu tanda penekanan untuk penekanan prosodik normal di setiap akhir unit prosodik ditandai dengan jeda prosodik minor dan tanda penekanan ganda untuk penekanan kontras ˈˈɑ ːˈtre meˈsjo ˈˈvwala maˈdam Entrez monsieur voila madame 42 Hampir serupa tanda penekanan sekunder ganda ˌˌ biasanya digunakan untuk penekanan tersier sangat lemah 43 Panjang dari sebuah suara diperpanjang dengan mengulang simbol pemanjang seperti dalam hushhh huʃːːː dalam bahasa Indonesia atau untuk segmen overlong dalam Fonologi Estonia vere vere darah gen sg veere veːre edge gen sg veere veːːre berguling bentuk orang kedua lina linɑ selembar linna linːɑ town gen sg linna linːːɑ kota Normalnya penambahan derajat dari panjang ditunjukkan oleh diakritik ekstra pendek maupun ekstra panjang namun kata kedua pertama dianalisa sebagai pendek dan panjang dan membutuhkan panjang berbeda untuk kata terakhir Biasanya diakritik lain juga digandakan yaitu penggandaan suara rhotik dalam bahasa Badaga be mulut be gelang dan be bibit Aspirasi kuat kʰ kʰʰ Penyengauan seperti dalam Palantla Chinantec disengaukan lemah ẽ dan kuat e 44 walaupun dalam Ekstensi IPA diindikasikan sebagai geseran velofaringeal Semburan lemah dan kuat kʼ kˮ 45 Penurunan ekstra contoh t atau t jika simbol sebelumnya tidak ditampilkan secara benar dalam beberapa pengucapan mengucapkan t sebagai frikatif geseran lemah 46 Retraksi ekstra contoh o atau s 47 40 48 meskipun beberapa penggunaan mungkin perlu untuk membedakan diakritik ini dengan artikulasi terongga gigikan dalam Ekstensi IPA contoh s Ekstensi Sunting Bagan dari ekstensi Alfabet Fonetik Internasional tahun 2015Artikel utama Ekstensi IPA konsonan yang tidak terdapat di bagan IPA standar dwibib bilab bibirgigi labio dent bibirronggi labio alveolar bibirgigi dento labial dwigi bibirlidah ling lab inter gigi ronggi bawah tarikbel langitlangit langit langitbel lagbel laring laringatasLetup p b p b p b t d t d Denasalisasi m n ɳ ɲ ŋ Sengau Nasal m m m n n Geseran sengau m m n n ɳ ɳ ɲ ɲ ŋ ŋ Getar r r ʩ Geseran median f v f v h ɦ 8 d 8 d 8 d ʩ ʩ Geseran sisi ɬ ɮ ɬ ɮ ꞎ Median geseran sisi ʪ ʫHampir sisi l l Perkusif ʬ ʭ Bantuan IPA grafik lengkap templat Bagian yang digelapkan menandakan penyebutan yang dianggap mustahil Catatan Sunting Sumber bahasa Rusia sangat sering menggunakan U 2E3E wiggly vertical line untuk sesuatu yang lebih lemah daripada jeda minor seperti daftar intonasi contoh jarak sangat sedikit antar digit pada nomor telepon 31 Garis titik titik U 2E3D vertical six dots biasanya digunakanReferensi Sunting a b Handbook of the International Phonetic Association a guide to the use of the International Phonetic Alphabet Cambridge U K New York NY Cambridge University Press 1999 ISBN 978 0 521 65236 0 OCLC 40305532 Reproduction of The International Phonetic Alphabet Revised to 2005 The International Phonetic Association Juli 2012 Diarsipkan dari versi asli Parameter archive url membutuhkan url bantuan tanggal Parameter archive url membutuhkan archive date bantuan Tidak memiliki atau membutuhkan url bantuan Association phonetique internationale January 1895 vɔt syr l alfabɛ Votes sur l alphabet Le Maitre Phonetique 10 1 16 17 JSTOR 44707535 Association phonetique internationale February March 1900a akt ɔfisjɛl Acte officiel Le Maitre Phonetique 15 2 3 20 JSTOR 44701257 Association phonetique internationale July September 1931 desizjɔ ofisjɛl Decisions officielles Le Maitre Phonetique 35 40 42 JSTOR 44704452 Jones Daniel July December 1948 desizjɔ ofisjɛl Decisions officielles Le Maitre Phonetique 90 28 30 JSTOR 44705217 International Phonetic Association 1993 Council actions on revisions of the IPA Journal of the International Phonetic Association 23 1 32 34 doi 10 1017 S002510030000476X International Phonetic Association 1949 The Principles of the International Phonetic Association Department of Phonetics University College London Supplement to Le Maitre Phonetique 91 January June 1949 JSTOR i40200179 Reprinted in Journal of the International Phonetic Association 40 3 December 2010 pp 299 358 DOI 10 1017 S0025100311000089 Wells John C 6 November 2006 Scenes from IPA history John Wells s phonetic blog Department of Phonetics and Linguistics University College London International Phonetic Association 1999 hlm 19 Segments can usefully be divided into two major categories consonants and vowels International Phonetic Association Handbook p 3 International Phonetic Association Handbook p 6 for presentational convenience because of their rarity and the small number of types of sounds which are found there IPA Handbook p 18 Ladefoged and Maddieson 1996 Sounds of the World s Languages 2 1 Ladefoged and Maddieson 1996 Sounds of the World s Languages 9 3 Esling 2010 hlm 688 9 Amanda L Miller et al Differences in airstream and posterior place of articulation among Nǀuu lingual stops Submitted to the Journal of the International Phonetic Association Retrieved 27 May 2007 Phonetic analysis of Afrikaans English Xhosa and Zulu using South African speech databases Ajol info Diakses tanggal 20 November 2012 It is traditional to place the tie bar above the letters It may be placed below to avoid overlap with ascenders or diacritic marks or simply because it is more legible that way as in Niesler Louw amp Roux 2005 Ladefoged Peter Ian Maddieson 1996 The sounds of the world s languages Oxford Blackwell hlm 329 330 ISBN 0 631 19815 6 International Phonetic Association Handbook p 10 Kesalahan pengutipan Tag lt ref gt tidak sah tidak ditemukan teks untuk ref bernama thomason a b International Phonetic Association Handbook pp 14 15 Further report on the 1989 Kiel Convention Journal of the International Phonetic Association 20 2 December 1990 p 23 International Phonetic Association Handbook p 13 Cf the ʷ and ʲ transcriptions in Eszter Ernst Kurdi 2017 The Phonology of Mada SIL Yaounde E g Aaron Dolgopolsky 2013 Indo European Dictionary with Nostratic Etymologies a b Panah pendakian dan penurunan global muncul sebelum suku kata atau unit prosodik yang terpengaruh seperti penekanan dan pendakian penurunan Ini kontras dengan huruf nada Chao tercantum di bawah yang paling sering muncul setelahnya Terkadang seseorang akan melihat panah horizontal untuk nada tingkat global hanya turun karena downdrift mis dalam Julie Barbour 2012 A Grammar of Neverver a b c d P J Roach Report on the 1989 Kiel Convention Journal of the International Phonetic Association Vol 19 No 2 December 1989 p 75 76 Esling 2010 hlm 691 Contoh Balearic Merriam Webster Dictionary Z V Ganiev 2012 Sovremennyj ruskij jazyk Flinta Nauka Nicholas Evans 1995 A Grammar of Kayardild Mouton de Gruyter Ian Maddieson December 1990 The transcription of tone in the IPA JIPA 20 2 p 31 Barry Heselwood 2013 Phonetic Transcription in Theory and Practice Edinburgh University Press Page 7 Maddieson dan yang lainnya telah mencatat bahwa perbedaan fonemik fonetik harus ditangani oleh pembatas slash atau bracket Namun huruf nada terbalik tetap digunakan untuk nada sandhi a b Chao Yuen Ren 1930 e sistim ev toun letez A system of tone letters Le Maitre Phonetique 30 24 27 JSTOR 44704341 Untuk contoh Pe Maung Tin phe maʊ tɪ ː 1924 bɜˑmiːz Le Maitre Phonetique vol 2 39 no 5 pp 4 5 dimana 5 tingkat nada dibedakan Handbook p 14 Chao tidak memasukan bentuk seperti a b Kelly amp Local 1989 Doing Phonology Manchester University Press Bloomfield 1933 Language p 91 Passy 1958 Conversations francaises en transcription phonetique 2nd ed Yuen Ren Chao 1968 Language and Symbolic Systems p xxiii Peter Ladefoged 1971 Preliminaries of Linguistic Phonetics p 35 Fallon 2013 The Synchronic and Diachronic Phonology of Ejectives p 267 Heselwood 2013 Phonetic Transcription in Theory and Practice p 233 E g in Laver 1994 Principles of Phonetics pp 559 560 Hein van der Voort 2005 Kwaza in a Comparative Perspective IJAL 71 4 Bacaan lebih lanjut SuntingBall Martin J John H Esling B Craig Dickson 1995 The VoQS system for the transcription of voice quality Journal of the International Phonetic Association 25 2 71 80 doi 10 1017 S0025100300005181 Duckworth M G Allen M J Ball December 1990 Extensions to the International Phonetic Alphabet for the transcription of atypical speech Clinical Linguistics and Phonetics 4 4 273 280 doi 10 3109 02699209008985489 Hill Kenneth C Pullum Geoffrey K Ladusaw William March 1988 Review of Phonetic Symbol Guide by G K Pullum amp W Ladusaw Language 64 1 143 144 doi 10 2307 414792 JSTOR 414792 International Phonetic Association 1989 Report on the 1989 Kiel convention Journal of the International Phonetic Association 19 2 67 80 doi 10 1017 s0025100300003868 International Phonetic Association 1999 Handbook of the International Phonetic Association A guide to the use of the International Phonetic Alphabet Cambridge Cambridge University Press ISBN 0 521 65236 7 hb ISBN 0 521 63751 1 pb Jones Daniel 1988 English pronouncing dictionary edisi ke revised 14th London Dent ISBN 0 521 86230 2 OCLC 18415701 Ladefoged Peter September 1990 The revised International Phonetic Alphabet Language 66 3 550 552 doi 10 2307 414611 JSTOR 414611 Ladefoged Peter Morris Halle September 1988 Some major features of the International Phonetic Alphabet Language 64 3 577 582 doi 10 2307 414533 JSTOR 414533 Laver John 1994 Principles of Phonetics New York Cambridge University Press ISBN 0 521 45031 4 hb ISBN 0 521 45655 X pb Pullum Geoffrey K William A Ladusaw 1986 Phonetic Symbol Guide Chicago University of Chicago Press ISBN 0 226 68532 2 Skinner Edith Timothy Monich Lilene Mansell 1990 Speak with Distinction New York Applause Theatre Book Publishers ISBN 1 55783 047 9 Fromkin Victoria Rodman Robert Hyams Nina 2011 An Introduction to Language edisi ke 9th Boston Wadsworth Cenage Learning hlm 233 234 ISBN 978 1 4282 6392 5 Pranala luar SuntingWikimedia Commons memiliki media mengenai International Phonetic Alphabet Wikimedia Commons memiliki media mengenai International Phonetic Alphabet Situs web resmi Interactive IPA chartTemplat Alfabet Fonetik Internasional Artikel bertopik linguistik ini adalah sebuah rintisan Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya lbs Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Alfabet Fonetis Internasional amp oldid 19401765, wikipedia, wiki, buku, buku, perpustakaan,

artikel

, baca, unduh, gratis, unduh gratis, mp3, video, mp4, 3gp, jpg, jpeg, gif, png, gambar, musik, lagu, film, buku, permainan, permainan.