Alfabet Fonetis Internasional
Alfabet Fonetik Internasional (Inggris: International Phonetic Alphabet) atau disingkat IPA adalah sistem alfabet yang diterima dan dipakai secara luas sebagai medium rekam fonetik suara bahasa oral. Tidak seperti metode transkripsi lain yang umumnya terbatas pada rumpun bahasa tertentu, IPA mewakili keseluruhan fonem yang dengannya semua bahasa manusia dapat ditranskripsikan dalam bentuk tertulis dan dapat dimengerti dan diartikulasikan ulang. Sistem notasi ini dirancang dan dikembangkan oleh Perhimpunan Fonetik Internasional pada akhir abad ke-19 sebagai medium representasi baku penuangan bunyi bahasa ke dalam bentuk tertulis.[1] IPA adalah instrumen yang sering digunakan oleh leksikograf, pelajar dan pengajar bahasa asing, ahli bahasa, patolog yang berkenaan dengan bahasa, musikus, aktor, penerjemah, dan pencipta bahasa buatan.
Alfabet Fonetis Internasional International Phonetic Alphabet | |
---|---|
pelafalan "IPA" dalam Received Pronounciation ditulis dengan IPA ([aɪ pʰiː eɪ]) dan dalam bahasa Indonesia ditulis dengan [iː pe a] | |
Jenis aksara | Alfabet Aksara berciri |
Bahasa | Digunakan untuk transkripsi fonetik dan fonemik bahasa apa pun |
Periode | 1888 (133 tahun yang lalu) |
Silsilah | Alfabet paleotipe, English Phonotypic Alphabet
|
Arah penulisan | Kiri ke kanan |
ISO 15924 | Latn, 215 |
Nama Unicode | Latin |
Artikel ini memuat simbol fonetik IPA. Tanpa dukungan multibahasa, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk panduan pengantar tentang simbol IPA, lihat Bantuan:IPA. |
Simbol IPA umumnya terdiri atas satu atau dua unsur, huruf dan diakritik yang umunya menyertai. Huruf IPA mengadopsi dan terinspirasi oleh Alfabet Latin. Diakritik dipakai untuk menjelaskan pembeda rinci antarfonem, misalnya seperti adisi bunyi sengau pada vokal, panjang bunyi, penekanan, dan nada.
Dari waktu ke waktu, terdapat perubahan set simbol pada IPA. Hingga 2005, terdapat total 107 huruf segmental, huruf untuk mewakili prosodi yang tak terhitung jumlahnya, 44 jenis diakritik, dan 4 simbol ekstraleksikal dalam set IPA.[2]
Pemetaan simbol dengan suara
Simbol-simbol IPA mengadopsi Alfabet Latin dan Alfabet Yunani, sebagian di antaranya diubah sedikit. Setiap simbol mengacu kepada suatu bunyi spesifik yang membedakan sebuah fonem di dalam sebuah bahasa dengan kata lainnya. Asas IPA adalah untuk mewakili tiap masing-masing bunyi distingtif (atau segmen) dengan satu simbol. Dengan demikian, IPA memiliki asas berikut:
- Umumnya tidak menggunakan simbol lebih dari satu untuk mewakili satu bunyi. Misalnya, dalam Bahasa Indonesia, bunyi yang diwakili oleh digraf ⟨ng⟩ atau ⟨kh⟩ dalam IPA dapat ditulis dengan /ŋ/ dan /x/. Multigraf dalam IPA dipakai jika bunyi yang dideskripsikan diartikulasikan bersamaan yang dinamakan afrikat.
- Tidak terdapat simbol yang memiliki bunyi kontekstual, seperti dalam beberapa ortografi bahasa-bahasa Eropa yang membedakan ⟨c⟩ keras (konsonan letup langit-langit belakang nirsuara) dan ⟨c⟩ lembut (yang dapat mewakili konsonan desis atau konsonan koartikulat). Dapat dilihat satu simbol dapat mewakili berbagai bunyi, IPA tidak memiliki asas demikian.
- IPA umumnya tidak mewakilkan simbol terpisah jika tidak terdapat bahasa yang membedakannya. Misalnya, konsonan kepak dan sentuhan adalah dua konsonan yang secara artikulatif berbeda. Namun, karena belum ada bahasa yang secara distingtif membedakan keduanya, IPA tidak menyediakan simbol yang berbeda untuk keduanya. Oleh karena itu, dapat dikatakan dalam lingkup sempit IPA dapat dikatakan alfabet fonemis dan tdak sepenuhnya fonetik. Namun, bila terdapat bunyi yang secara fonemis mirip namun tetap dibedakan dalam bahasa tersebut, diakritik akan digunakan.
Rupa simbol
Rupa simbol yang dipilih secara eklektik dalam IPA didesain untuk selaras dengan rupa Alfabet Latin. Oleh karena itu, rupa karakter yang diderivasi dari huruf non-Latin dimodifikasi sedemikian rupa untuk selaras dengan yang lain. Misalnya bunyi konsonan desis langit-langit belakang bersuara diwakilkan dengan simbol gamma ⟨ɣ⟩ yang dimodifikasi dari simbol Alfabet Yunani ⟨γ⟩.
Beberapa simbol adalah turunan dari huruf yang sudah ada.
- Ekor yang meliuk ke kanan pada ⟨ɖ ɳ ʂ⟩, yang menandakan konsonan tarik-belakang, diderivasi dari bentuk kail pada huruf ⟨r⟩.
- Kail yang mengarah ke atas pada ⟨ɠ ɗ ɓ⟩ yang menandakan konsonan implosi.
- Beberapa konsonan sengau yang diderivasi dari simbol ⟨n⟩: ⟨n ɲ ɳ ŋ⟩ dengan ⟨ɲ⟩ and ⟨ŋ⟩ adalah ligatura gn dan ng dan ⟨ɱ⟩ adalah simbol ad hoc dari ⟨ŋ⟩.
- Terdapat simbol yang diderivasi dari huruf yang dibalikkan 180°, seperti 〈ɐ ɔ ə ɟ ɓ ɥ ɾ ɯ ɹ ʇ ʊ ʌ ʍ ʎ〉 yang diadopsi dari 〈a c e f ɡ h ᴊ m r t Ω v w y〉. Alasan di balik ini merujuk pada masa media cetak masih menggunakan set cap huruf untuk memotong biaya dengan membalikkan cap huruf yang sudah ada.
Rupa alfabet dan bunyi
IPA, berdasar pada Alfabet Latin, sangat meminimalisasi adopsi simbol non-Latin. Kebanyakan simbol untuk konsonan mewakili nilai bunyi yang kebanyakan bahasa punya. Misalnya simbol ⟨b d f g h k l m n p s t v w z⟩ mewakili bunyi seperti dalam ortografi Bahasa Inggris; huruf vokal ⟨a e i o u⟩ mewakili bunyi vokal seperti pada ortografi Bahasa Latin. Pada ortografi Bahasa Indonesia alfabet yang memiliki bunyi selaras dengan simbol IPA misalnya ⟨a b d f g h k l m n o p r s t u w z⟩.
Set huruf yang ada kemudian dikembangkan dengan huruf kapital, diakritik, dan modifikasi lain dengan membalikkan huruf 180°. IPA juga mengadopsi beberapa Huruf Yunani seperti ⟨β γ ε ɸ χ⟩, tetapi bunyi yang diwakilkan tak tentu sama seperti pada fonologi Bahasa Yunani.
Huruf g
Dalam bentuk Alfabet awal, varian tipografi dari 〈g〉, yaitu g "opentail" atau g ekor terbuka, ( ) dan "looptail" atau ekor melingkar 〈g〉 ( ), melambangkan nilai fonem yang berbeda, namun, sekarang dianggap sama. 〈ɡ〉 ekor terbuka melambangkan konsonan letup langit-langit belakang bersuara, dan 〈 〉 dibedakan dari 〈ɡ〉 dan melambangkan konsonan desis langit-langit belakang bersuara dari tahun 1895 sampai 1900.[3][4] Setelah itu 〈ǥ〉 digunakan untuk melambangkan konsonan, sampai pada tahun 1931 digantikan oleh 〈ɣ〉.[5]
Pada tahun 1948, Persekutuan dari Asosuasi menyadari bahwa 〈ɡ〉 dan 〈 〉 merupakan varian tipografi,[6] dan keputusan ini diwujudkan tahun.[7] Tahun 1949 Ketentuan Prinsip Asosiasi Fonetik Internasional atau Principles of the International Phonetic Association merekomendasikan penggunaan 〈 〉 untuk letupan langit-langit belakang dan 〈ɡ〉 untuk transkripsi lanjutan untuk membedakan dengan yang sebelumnya, seperti dalam bahasa Rusia,[8] namun, praktek ini tidak pernah dilaksanakan.[9] Buku panduan Asosiasi Fonetik Internasional atau Handbook of the International Phonetic Association tahun 1999, adalah prinsip yang dianggap berhasil untuk menghilangkan rekomendasi sebelumnya, dan menganggap kedua topografi sebagai sebuah varian.[10]
Huruf IPA
Simbol yang digunakan pada IPA dibagi menjadi tiga kategori: konsonan tekanan paru-paru (pulmonik), konsonan non-paru-paru, dan vokal.[11][12]
Konsonan tekanan paru-paru disusun dengan konsonan nirsuara di kiri dan konsonan bersuara di kanan, dengan ini, kemudian dikelompokkan dalam kolom-kolom yang dimana dari depan yang merupakan konsonan bibir ke belakang yang merupakan konsonan glotis. Dalam bagan publikasi IPA resmi, dua kolom dihilangkan dan dipindahkan ke bagian 'simbol lain' untuk menghemat ruang[13] dan konsonan lainnya disusun dengan baris dari penutupan penuh (oklusif: letup dan sengau), ke hampir terbuka (penggetaran: getar dan kepakan), ke setengah tertutup (frikatif atau geser) dan penutupan minimal (aproksiman atau hampiran). Dalam beberapa konsonan yang memiliki artikulasi ganda digolongkan sebagai konsonan gesek dengan menggabungkan konsonan letup dengan konsonan frikatif. Petak yang dihilangkan melambangkan konsonan yang artikulasinya dianggap mustahil untuk diucapkan manusia.
Huruf vokal juga dikelompokkan dengan pasangan takbulat dan bulat, susunan ini juga disusun dengan vokal tertutup dibagian bawah dan vokal terbuka dibagian atas, vokal depan di kiri, dan vokal belakang di kanan. Tidak ada huruf vokal yang dimasukkan dalam 'simbol lain', walaupun dalam susunan lebih awal, vokal tengah madya dimasukkan dalam simbol lain.
Konsonan
Konsonan tekanan paru-paru
Set simbol untuk konsonan tekanan paru-paru mewakili set konsonan yang disebabkan oleh hambatan aliran udara dari paru-paru oleh glotis atau organ lain yang ada di bagian mulut. Set konsonan tekanan paru-paru mencakup sebagian besar dari keseluruhan IPA. Hampir semua konsonan yang ada dalam Bahasa Indonesia termasuk dalam set ini.
Dalam carta tabel konsonan tekanan paru-paru, yang memuat kebanyakan daripada konsonan, disusun sebagai baris yang memuat cara artikulasi, yang berarti bagaimana konsonan dihasilkan, dan kolom yang menandakan daerah artikulasi, yang menandakan dimana letak artikulator konsonan yang menghasilkan konsonan tersebut.
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Catatan
- Dalam baris dimana beberapa huruf muncul sebagai pasangan (konsonan hambat), huruf yang terletak disebelah kanan melambangkan konsonan bersuara (kecuali [ɦ])[14], dan huruf disebelah kiri melambangkan konsonan nirsuara.
- Karena IPA hanya menyediakan satu huruf per artikulasi dari konsonan lidah / koronal (kecuali konsonan (geser) frikatif), huruf ini biasanya tidak digunakan sebagaimana mestinya. Saat berhadapan dengan beberapa bahasa, huruf dapat ditambah dengan sebuah diakritik, misal konsonan dental, konsonan rongga-gigi, ataupun konsonan paska rongga-gigi, agar sesuai dengan pengucapan bahasa tersebut.
- Area yang digelapkan menunjukan konsonan yang mustahil untuk diucapkan.
- huruf [ʁ, ʕ, ʢ] dapat merepesentasikan geser bersuara maupun aproksiman.
- Dalam beberapa bahasa, [h] dan [ɦ] tidak benar benar diletakan di kerongkongan, frikarif maupun aproksiman. Melainkan hanya berupa konsonan samar atau bahkan semu dalam beberapa fonem.[15]
- Dalam konsonan [ʃ ʒ], [ɕ ʑ], dan [ʂ ʐ], yang menjadi artikuloris konsonan lebih ke bentuk lidah, daripada posisinya.
- [ʜ, ʢ] didefinisikan sebagai konsonan hulu kerongkongan geser dalam bagian "simbol lain" di carta IPA resmi, namun simbol ini juga dapat dianggap sebagai konsonan getar ditempat artikuloris yang sama dengan [ħ, ʕ] dikarenakan karena lipatan arepiglotis biasanya semi terjadi.[16]
- Beberapa konsonan yang tertera tidak dapat ditemukan di fonem bahasa manapun.
Konsonan non paru-paru
Konsonan non paru-paru adalah sebuah konsonan yang aliran udaranya tidak bergantung pada paru paru. Konsonan ini dapat ditemui dalam bentuk decakan (klik) (yang ditemukan di beberapa bahasa Khoisan, dan tetangga bahasa Bantu di Afrika), letupan balik (implosif) (yang dapat ditemui di bahasa Sindhi, Hausa, Swahili and Vietnam), dan semburan (ejektif) (yang ditemui di bahasa Amerindian dan Kaukasus). Bahasa Indonesia memiliki konsonan sembur, yakni 〈ɓ〉 yang merupakan b dalam bahan.
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Catatan
- Konsonan decak secara tradisional mengandung daerah artikulasi depan, biasanya disebut sebagai 'tipe' decak, atau secara historis disebut sebagai 'infulks', dan digabungkan dengan artikulasi kedua yang menjadikam konsonan decak digabungkan dengan penyuaraan, aspirasi, sengauan, gesekan, semburan, waktu sela, dan sebagainya yang disebut sebagai 'pendamping' decak atau 'efluks'. Huruf decak IPA yang digunakan untuk mengetahui tipe decak adalah konsonan decak itu sendiri (artikulasi depan dan pelepasan konsonan). Semua huruf decak hanya memerlukan setidaknya dua huruf untuk notasi yang sesuai 〈k͡ǂ, ɡ͡ǂ, ŋ͡ǂ, q͡ǂ, ɢ͡ǂ, ɴ͡ǂ〉 dsb., atau dengan urutan terbalik jika pembalikan konsonan mungkin untuk diucapkan. Huruf untuk mengasumsikan artikulasi kedua yang sering dijumpai sebagai transkripsi adalah 〈k〉. Namun, beberapa ahli membedakan decakan dengan konsonan artikulasi ganda, karena konsonan kedua adalah bagian dari aliran udara.[17] Dalam transkripsi lain, huruf decak dapat mempresentasikan dua kriteria secara bersamaan, dengan menggunakan huruf konsonan decak dan diakritik, contoh: 〈ǂ, ǂ̬, ǂ̃〉 dsb.
- Huruf untuk konsonan letup-balik nirsuara 〈ƥ, ƭ, ƈ, ƙ, ʠ〉 tidak lagi dipertahankan oleh IPA, namun masih dapat ditemui di Unicode. Transkripsi pengganti untuk ini biasanya menggunakan diakritik nirsuara, contoh: 〈ɓ̥, ʛ̥〉, dsb..
- Huruf untuk konsonan letup-balik rongga-gigi bersuara, 〈ᶑ 〉, tidak benar-benar diakui oleh IPA (Handbook, p. 166).
- Diakritik sembur diletakan di bagian kanan konsonan, contoh : 〈t͜ʃʼ〉, 〈kʷʼ〉. Dalam transkripsi tak tetap, konsonan ini dapat dilambangkan dengan superskrip konsonan kerongkongan, namun sonoran tekanan paru-paru, seperti [mˀ], [lˀ], [wˀ], [aˀ] dapat ditraskripsikan dengan diakritik "deritan" [m̰], [l̰], [w̰], [a̰]).
Konsonan gesek
Konsonan gesek letup atau hentian afrikat dan konsonan letup artikulasi ganda dipresentasikan sebagai dua huruf dengan diakritik tie bar, entah diatas huruf maupun dibawahnya.[18] Konsonan gesek secara opsional juga dapat dilambangkan menggunakan ligatur walaupun tidak lagi resmi,[1] karena akan terjadi penambahan ligatur yang sangat besar, jika semua konsonan gesek dilambangkan dengan cara ini.
Tiebar | d͡z | d͡ʒ | k͡p | t͡s | t͡ʃ | dsb. |
---|---|---|---|---|---|---|
Ligatur | ʣ | ʤ | — | ʦ | ʧ |
Alternatif lainnya adalah notasi superskrip untuk pelepasan konsonan biasanya digunakan untuk melambangkan konsonan gesek, contoh tˢ untuk t͡s, kˣ ~ k͡x. Konsknan untuk letup langit-langit, yaitu c dan ɟ juga terkadang mirip dengan suara t͡ʃ dan d͡ʒ, dalam publikasi resmi IPA, konsonan ini diinterpretasikan secara hati-hati.
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Konsonan ko-artikulasi
Konsonan ko-artikulasi adalah konsonan yang memiliki dua tempat artikulasi yang dibunyikan secara bersama-sama. Dalam bahasa Indonesia, [w] didalam "wajan", adalah sebuah konsonan ko-artikulasi, diucapkan dengan membulatkan bibir dan menaikkan lidah belakang. [ʍ] dan [ɥ] merupakan suara yang mirip. Dalam beberapa bahasa, konsonan letup dapat ditemui sebagai konsonan artikulasi ganda.
n͡m Bibir rongga-gigi Bibir langit-langit belakang t͡p d͡b Bibir rongga-gigi k͡p ɡ͡b Bibir langit-langit belakang q͡ʡ Tekak hulu-kerongkongan ɥ̊ ɥ Bibir langit-langit ʍ w Pembibiran langit-langit belakang ɧ Gabungan antara ʃ dan x Hampiran sisi ɫ Rongga-gigi peletakan langit-langit belakang |
Simbol-simbol di sebelah kanan adalah bersuara, di sebelah kiri adalah tidak bersuara atau nirsuara. |
Catatan
- [ɧ], yang merupakan transkripsi dari Suara sj bahasa Swedia, dideskripsikan oleh IPA sebagai penggabungan [ʃ] dan [x] yang diucapkan secara hampir bersamaan. Namun, terkadang tidak ada bahasa yang benar-benar memiliki konsonan ini.[19]
- Tie bar ganda maupun lebih dapat digunakan, sebagi contoh: 〈a͡b͡c〉 atau 〈a͜b͜c〉. Contoh langsungnya, jika letup prasengau yang di transkripsikan sebagai 〈m͡b〉, dan di artikulasikan dengan artikuloris letup ganda 〈ɡ͡b〉, maka pranasal artikulasi letup ganda akan menjadi 〈ŋ͡m͡ɡ͡b〉
- Jika diakritik perlu diletakkan dibawah maupun diatas tiebar, maka diperlukan penggabungan grafis (U+034F), seperti 'mengunyah' dalam bahasa Margi [b͜͏̰də̀bdɷ̀].
Vokal
IPA mendefinisikan vokal sebagai suara yang terjadi di pusat silabis.[20] Dibawah ini adalah bagan yang menunjukkan posisi vokal yang dipetakan oleh IPA untuk menunjukkan posisi lidah.
|
Sumbu vertikal dari bagan menunjukkan ketinggian vokal. Lidah akan lebih diturunkan di bagan lebih bawah, dan sebaliknya, akan naik di bagan lebih atas. Contohnya, [ɛ] (vokal dalam kata enak [ɛnaʔ]) terletak diantara vokal tengah dan vokal terbuka, karena posisi lidah berada ditengah-tengah vokal tengah dan vokal terbuka, atau dapat disebut sebagai vokal setengah terbuka. [i] (vokal dalam kata gigit [gigit]) terletak dibagian atas karena suara tersebut diucapkan dengan menaikkan lidah sampai ke langit-langit mulut.
Sementara, sumbu horizontal dari bagan menunjukkan kebelakangan vokal. Vokal yang memiliki cara artikulasi dengan meletakkan lidah lebih kedepan (seperti [a], vokal kedua dalam "keras" [kəras]) diletakkan lebih ke kiri dan vokal yang diletakkan dibelakang (seperti [ɔ], suara yang sering ditemukan di bahasa Jawa contohnya "jawa" [jɔwɔ]) lebih diletakkan dikanan.
Vokal dipasangkan dengan huruf sebelah kanan menunjukkan vokal bulat dan sebelah kanan menunjukkan vokal takbulat.
Klasifikasi vokal ini juga dapat dilakukan dengan representasi tiga dimensi yang menunjukkan tiga kriteria klasifikasi kebulatan vokal:
Vokal lainnya dapat ditranskripsi dari diagram ini dengan menambahkan satu atau lebih diakritik yang memodifikasi artikulasinya
Diftong
Diftong secara tipikal ditunjukkan dengan diakritik non silablik, seperri dalam 〈uɪ̯〉 atau 〈u̯ɪ〉, atau dengan sebuah superskrip untuk on-glide dan off-glide, seperti 〈uᶦ〉 atau 〈ᵘɪ〉. Biasanya tie bar juga digunakam: 〈u͡ɪ〉, terutama jika huruf ini sulit untuk dibedakan diftongisasinya.
Catatan
- 〈a〉 secara resmi melambangkan vokal depan, namun jika ada keperluan untuk membedakan diantara vokal depan dan vokal terbuka madya, karena 〈a〉 biasanya juga digunakan untuk vokal terbuka madya,[21] maka diakritik penarikan perlu digunakan, seperti dalam 〈a̠〉 atau 〈ä〉.
Diakritik dan notasi prosodik
Diakritik digunakan untuk melambangkan detail fonem. Diakritik ditambajkan dalam huruf IPA untuk mengindikasikan modifikasi atau spesifikasi lebih dalam untuk pengucapan huruf tersebut.[22]
Dengan bantuan transkripsi superskrip, huruf IPA manapun dapat digunakan sebagai diakritik, mengandung elemen artikulasi huruf yang sebenarnya. Huruf superskrip yang diterakan dibawah adalah huruf superskrip yang memang disediakan dalam buku panduan IPA, penggunaan lain dapat diulastasikan dengan 〈tˢ〉 ([t] dengan pelepasan geser), 〈ᵗs〉 ([s] sebagai huruf onset), 〈ⁿd〉 (prasengauan [d]), 〈bʱ〉 ([b] dengan penyemburan suara), 〈mˀ〉 ([m] tekanan kerongkongan), 〈sᶴ〉 ([s] dengan suara [ʃ]), 〈oᶷ〉 ([o] dengan diftongisasi), 〈ɯᵝ〉 (kompresi vokal [ɯ]). Diakritik superskrip dapat diletakkan setelah huruf yang terjadi disambiguasi suara, maupun untuk detail fonetik diakhir suara. Contoh, pembibiran 〈kʷ〉 mungkin saja [k] dan [w] atau [k] dengan pelepasan bibir. Diakririk superskrip yang diletakkan sebelum huruf biasanya menunjukan modifikasi onset suara (〈mˀ〉 merupakan tekanan kerongkongan dari [m] , 〈ˀm〉 [m] dengan tekanan kerongkongan sebagai onset).
Diakritik Silablik | |||||
---|---|---|---|---|---|
◌̩ | ɹ̩ n̩ | Silablik | ◌̯ | ɪ̯ ʊ̯ | Non-Silablik |
◌̍ | ɻ̍ ŋ̍ | ◌̑ | y̑ | ||
Diakritik pelepasan konsonan | |||||
◌ʰ | tʰ | Aspirasi[a] | ◌̚ | p̚ | Pelepasan tanpa suara |
◌ⁿ | dⁿ | Pelepasan sengau | ◌ˡ | dˡ | Pelepasan sisi |
◌ᶿ | tᶿ | pelepasan konsonan frikatif gigi nirsuara | ◌ˣ | tˣ | pelepasan konsonan frikatif langit-langit belakang nirsuara |
◌ᵊ | dᵊ | Pelepasan vokal tengah madya | |||
Diakritik Fonasi | |||||
◌̥ | n̥ d̥ | Nirsuara | ◌̬ | s̬ t̬ | Bersuara |
◌̊ | ɻ̊ ŋ̊ | ||||
◌̤ | b̤ a̤ | Suara hembus[a] | ◌̰ | b̰ a̰ | Suara berderit |
Diakritik artikulasi | |||||
◌̪ | t̪ d̪ | Gigi | ◌̼ | t̼ d̼ | Linguolabial |
◌͆ | ɮ͆ | ||||
◌̺ | t̺ d̺ | Apikal | ◌̻ | t̻ d̻ | Laminal |
◌̟ | u̟ t̟ | Lanjutan (depan) | ◌̠ | i̠ t̠ | Dibelakangkan |
◌˖ | ɡ˖ | ◌˗ | y˗ ŋ˗ | ||
◌̈ | ë ä | Dipusatkan | ◌̽ | e̽ ɯ̽ | Ditengah-madyakan |
◌̝ | e̝ r̝ | Penaikkan | ◌̞ | e̞ β̞ | Penurunan |
◌˔ | ɭ˔ | ◌˕ | y˕ ɣ˕ | ||
Diakritik ko-artikulasi | |||||
◌̹ | ɔ̹ x̹ | Pembulatan | ◌̜ | ɔ̜ xʷ̜ | Kurang bulat [l] |
◌͗ | y͗ χ͗ | ◌͑ | y͑ χ͑ʷ | ||
◌ʷ | tʷ dʷ | Pembibiran | ◌ʲ | tʲ dʲ | Palatalisasi |
◌ˠ | tˠ dˠ | Peletakan langit-langit belakang | ◌̴ | ɫ ᵶ | Peletakan langit-langit belakang atau faringealisasi |
◌ˤ | tˤ aˤ | Faringealisasi | |||
◌̘ | e̘ o̘ | Posisi lanjutan akar lidah | ◌̙ | e̙ o̙ | Penarikan kebelakang akar lidah |
◌̃ | ẽ z̃ | Penyegauan | ◌˞ | ɚ ɝ | Rhotik |
Catatan
- ^a Dengan aspirasi konsonan bersuara, aspirasi tersebut biasanya juga bersuara. Banyak linguistik lebih memilih diakritik yang memang didedikasikan untuk suara hembus diatas aspirasi sederhana 〈b̤〉. Beberapa linguistik membatasi penggunaan diakritik ini untuk sonoran, dan mentranskripsikan obstruen dengan 〈bʱ〉.
- ^l Huruf yang memakai diakritik ini cenderung relatif terhadap nilai kardinal huruf. Diakritik ini juga dapat digunakan di vokal takbulat, seperti: posisi bibir [ɛ̜] lebih menyebar (kurang bulat) dariapda suara kardinal [ɛ], dan [ɯ̹] kurang menyebar daripada suara kardinal [ɯ].[23]
Karena 〈xʷ〉 dapat berarti [x] yang dibibirkan (dibulatkan) pada artikulasinya, dan menjadikan 〈x̜〉 tidak masuk akal ([x] sudah benar-benar takbulat), oleh sebab itu 〈x̜ʷ〉 dapat berarti [xʷ] yang kurang dibibirkan/dibulatkan. Namun, biasanya pembaca keliru membaca 〈x̜ʷ〉 sebagai "[x̜]" yang dibibirkan dengan kurang tepat, atau bingung karena dua diakritik "melawan" satu sama lain. Meletakkan diakritik 'kurang bulat' dibawah diakrtiki pembibiran, 〈xʷ̜〉, akan memperjelas epmbibiran konsonan menjadi 'kurang bulat' dari nilai suara kardinal IPA-nya.
Subdiakritik (diakritik biasanya diletakkan dibawah huruf) mungkin saja diletakkan diatas huruf untuk menghindari konflik dengan diakritik penurun, juga di dalam diakritik nirsuara 〈ŋ̊〉.[22] Diakritik penaik dan penurun bentuk punya spasi opsional 〈˔〉, 〈˕〉.
Kedudukan glotis dapat ditranskripsikan dengan diakritik. Sebuah runtutan fonasi letupan rongga-gigi menyebar dari glotis terbuka sampai glotis tertutup adalah sebagai berikut:
glotis terbuka | [t] | Nirsuara |
---|---|---|
[d̤] | Suara hembusan | |
[d̥] | Suara kendur | |
Titik "manis" | [d] | suara modal |
[d̬] | Suara ketat | |
[d̰] | Suara berderit | |
Glotis tertutup | [ʔ͡t] | Penutupan glotis |
Diakritik tambahan disediakan oleh Ekstensi IPA untuk fatologi ucap.
Suprasegmental
Simbol ini mendeskripsikan fitur untuk bahasa yang memiliki fitur diatas tingkat konsonan dan vokal individu dalam silabel, katau atau frasa. Ini termasuk juga prosodi, pola titik nada, panjang, tekanan, intensitas, nada dan kembaran dari suara dari sebuah bahasa, juga ritme dan intonasi dari pengucapan.[24] Lingatur tertentu dari huruf dan diakritik nada telah disediakan oleh konvensi Kiel dan digunakan di buku panduan IPA, walaupun tidak dapat ditemui di ringkasan bagan satu halaman alfabet IPA.
Dalam belum dibuat, kita dapat melihat bagaimana huruf pembawa mungkin dat digunakan untuk menentukan fitur surrasegmental seperti pembibiran, maupun penyengauan. Beberapa sumber mungkin menuliskan huruf pembawa sebagai sufiks [kʰuˣt̪s̟]ʷ maupun prefiks [ʷkʰuˣt̪s̟],[25] atau menempatkan spasi, seperti 〈˔〉 didepan sebuah kata untuk mengindikasi kualitas yang dipakai seluruh kata.[26]
Panjang, tekanan, dan ritme | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
ˈke | tekanan primer (muncul sebelum silabel tertekan) | ˌke | Tekanan sekunder (muncul sebelum silabel tertekan) | ||||
eː kː | Panjang (vokal panjang atau konsonan kembar) | eˑ | Setengah panjang | ||||
ə̆ ɢ̆ | Ekstra-pendek | ||||||
ek.ste eks.te | Pemenggalan silabel (batas internal) | es‿e | Penyelarasan (batas internal lebih kecil sebuah kata fonologi) | ||||
Intonasi | |||||||
| | Minor atau pemenggalan kaki | ‖ | Mayor atau pemenggalan intonasi | ||||
↗︎ [27] | Pendakian global | ↘︎ [27] | Penurunan global |
Diakritik pola titik nada dan huruf nada Chao | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
ŋ̋ e̋ | Ekstra tinggi | ˥e, ꜒e, e˥, e꜒, ˉe | Tinggi | ꜛke | Lebih naik | ||
ŋ́ é | Tinggi | ˦e, ꜓e, e˦, e꜓ | Setengah tinggi | ŋ̌ ě ˩˥e e˩˥ ˊe | Naik | ||
ŋ̄ ē | Tengah | ˧e, ꜔e, e˧, e꜔, ˗e | Tengah | ||||
ŋ̀ è | Rendah | ˨e, ꜕e, e˨, e꜕ | Setengah rendah | ŋ̂ ê ˥˩e e˥˩ ˋe | Turun | ||
ŋ̏ ȅ | Ekstra rendah | ˩e, ꜖e, e˩, e꜖, ˍe | Rendah | ꜜke | Lebih turun |
Penekanan (stress)
Secara resmi, simbol penekanan 〈ˈ ˌ〉 muncul sebelum silabel tertekan, dan dapat menandai batasan antar silabel dan silabel tertekan secara bersamaan (walaupun batasan silabel mungkin masih ditandai dengan tanda periode).[28] secara langsung, tanda penekanan diletakkan langsung sebelum inti silabel, setelah onset konsonan manapun tentunya. [29] Dalam beberapa transkripsi, tanda penekanan tidak melambangkan batas silabel. Penekanan primer mungkin saja dilambangkan ganda 〈ˈˈ〉 untuk penekanan lebih (seperti penekanan prosodik). Penekanan sekunder bahkan dapat ditampilkan ganda 〈ˌˌ〉 untuk penekanan sangat lemah, namun sistem ini belum diadopsi oleh IPA.[28] Beberapa kamus mungkin menempatkan dua penekanan secara bersama sebelum silabel, 〈¦〉, untuk mengindikasikan entah penekanan primer, maupun sekunder dalam pengucapan yang terdengar, walaupun ini bukan metode penggunaan IPA.[30]
Tanda batas silabel
Terdapat tiga tanda batas silabel, yakni: 〈.〉 untuk pembatas silabel total, atau jeda, 〈|〉 untuk jeda prosodik minor, dan 〈‖〉 untuk jeda prosodik Mayor. Sebutan 'minor' dan 'mayor' memang merupakan disambiguasi yang disengaja. Karena pada kasus tertentu, 'minor' dapat bervariasi dari jeda ke jeda prosodi kaki dalam daftar intonasi ke batas unit prosodik berkelajutan (setara dengan koma), dan 'mayor' biasanya digunakan untuk melambangkan jeda intonasi, mungkin digunakan untuk batas unit prosodik akhir (setara dengan titik). 'Mayor' mungkin saja digandakan, 〈‖‖〉, untuk jeda lebih "kuat".[note 1]
Meskipun bukan bagian dari IPA, tanda pembatas tambahan berikut biasanya digunakan di konjungsi dalam IPA: 〈μ〉 untuk mora atau pembatas mora, 〈σ〉 untuk pembatas silabel, 〈+〉 untuk pembatas morfen, 〈#〉 untuk pembatas kata (mungkin dituliskan ganda, 〈##〉, contoh, pembatas grup hembusan),[32] 〈$〉 untuk frasa atau pembatas semi-lanjutan, dan 〈%〉 untuk pembatas prosodik. Contoh, C# adalah konsonan terakhir kata, %V adalah vokal paska jeda, dan T% adalah nada IU akhiran.
Pola titik nada dan penadaan
〈ꜛ ꜜ〉 digunakan dalam buku panduan IPA sebagai nada naik dan turun, yang diambil dari konsep penadaan bahasa. Namun, 'penaikan nada' dapat juga digunakan untuk reset pola nada, dan ilustrasi buku panduan IPA bahasa Portugis menggunakan sistem ini untuk prosodi bahasa non-tonal (nada).
Pola nada fonetik dan nada fonemik mungkin dapat diketahui dari diakritik yang digunakan di inti silabel (contoh, pola nada tinggi 〈é〉) atau dengan huruf nada Chao yang diletakkan entah sebelum maupun sesudah kata atau silabel. Ada tiga varian grafis untuk huruf nada: dengan dan tanpa stave (diakritik pengkondisian), dan menghadap kanan atau kiri dari diakritik pengkondisian. Diakritik pengkondisian pertama kali diperkenalkan dengan konvensi Kiel tahun 1989, dan digunakan sebagai pilihan untuk meletakkan huruf pengkondisian. Ada 6 cara untuk mendeskripsikan pola nada ataupun nada dalam IPA, yakni: 〈é〉, 〈˦e〉, 〈e˦〉, 〈꜓e〉, 〈e꜓〉 dan {angbr IPA|¯e}} untuk pola titik nada dan nada yang tinggi.[28][33][34] Dari huruf-huruf nada, hanya huruf pengkondisian yang menghadap ke kiri dan beberapa kombinasi representatif yang ditampilkan di ringkasan bagan IPA, dan dalam praktek penggunaannya, saat ini lebih sering untuk huruf nada terjadi setelah silabel maupun kata daripada sebelumnya, seperti yang ada didalam tradisi Chao. Peletakan sebelum kata adalah pembawaan dari sistem konvensi IPA pra-Kiel, dan masih menandai penaikan maupun penurunan nada. IPA menetapkan penggunaan titik nada berdasarkan tradisi Chao yang menggunakan huruf nada yang menghadap kiri, 〈˥ ˦ ˧ ˨ ˩〉, untuk nada dalam (nyata), dan huruf nada menghadap kanan, 〈꜒ ꜓ ꜔ ꜕ ꜖〉, untuk nada permukaan (semu), yang terjadi di tonasi sandhi, dan intonasi dari bahasa non-tonal.[35] Dalam ilustrasi buku panduan bahasa Portugis tahun 1999, huruf nada ditempatkan sebelum kata atau silabel untuk mengindikasikan pola titik nada prosodik (setara dengan [↗︎] pendakian global dan [↘︎] penurunn global, namun dapat menunjukkan presisi lebih), dan dalam ilustrasi Cina Kanton, huruf nada diletakkan setelah kata/silabel untuk mengindikasikan nada leksikal. Secara teori, pola nada prosodik dan nada leksikal dapat secara terus-menerus dalam suatu teks, walaupun ini bukan bentuk formal.
Pola nada naik dan turun, sebagai mana dalam kontur nada diindikasikan dengan menggabungkan diakritik pola nada dan huruf didalam tabel, seperti grave plus akut untuk naik [ě] adan akut plus grave untuk turun [ê]. Hanya 6 kombinasi yang dapat dilambangkan, dan hanya digunakan untuk 3 tingkat (tinggi, tengah, rendah), meskipun diakritik sebenar dapat melambangkan 5 tingkat nada.
Huruf nada Chao disisi lain dapat dikombinasikan dengan pola manapun, bahkan bisa digunakan untuk kontur nada yang kompleks dan pembeda yang sangat jelas daripada yang bisa dilambangkan oleh diakritik, seperti penaikan tengah, [e˨˦], penurunan ekstra tinggi [e˥˦], dsb. Ada 20 kemungkinan untuk diakritik ini. Namun, dalam proposal original dari Chao yang diadopsi oleh IPA pada tahun 1989, setengah tinggi dan setengah rendah 〈˦ ˨〉 mungkin dapat dikombinasikan satu sama lain, tapi tidak dengan tonasi tiga tingkat lainnya, untuk tidak menciptakan disambiguasi, dan memudarkan akurasi diakritik. Dengan penyelarasan ini, terdapat 8 kemungkinan diakritik.[36]
Huruf nada lama dengan tanpa diakritik pengkondisian lebih sempit penggunaannya daripada dengan diakritik pengkondisian. Secara resmi, mereka mungkin dapat menampilkan sebanyak mungkin pembeda antar huruf dengan pengkondisian, [37] tapi secara tipikal hanya 3 tingkat yang dibedakan. Unikode daspt mendukung pengkodean normal, titik nada tinggi 〈ˉ ˊ ˋ ˆ ˇ ˜ ˙〉 dan titik nada rendah 〈ˍ ˏ ˎ ꞈ ˬ ˷〉.
Meskipun diakritik nada dan huruf direpresentasikan setara dalam bahan, "this was done only to simplify the layout of the chart. The two sets of symbols are not comparable in this way." bahasa Indonesia: "Ini dilakukan hanya untuk menyederhanakan layout bagan. Set dua simbol tak dapat di bandingkan dalam cara ini" [38] Menggunakan diakritik, nada tinggi adalah 〈é〉 dan nada rendah adalah 〈è〉. Di huruf nada, huruf ini adalah 〈e˥〉 dan 〈e˩〉. Dapat digandakan untuk kegunakan ekstra tinggi 〈e̋〉 dan extra rendah 〈ȅ〉. Tidak ada penggunaan paralel. Sebaliknya, huruf nada memiliki tengah-tinggi 〈e˦〉 dan tengah-rendah 〈e˨〉. Lagi, tak ada tingkat setara antar diakritik.
Korespondensi akan sulit ketika penggabungan dilakukan. Untuk tonasi yang lebih kompleks dapat mengkombinasikan tiga sampai empat nada,[28] walaupun ini hanya percobaan saja, seperti memuncak (naik-turun) e᷈ dan celup (turun-naik) e᷉. Huruf nada Chao diperlukan untuk detail yang lebih akurat (e˧˥˧, e˩˨˩, e˦˩˧, e˨˩˦, dsb.). Walaupun hanya 10 nada memuncak dan celup yang diajukan oleh Chao.
Penanda | Tingkat | Naik | Turun | Memuncak | Celup |
---|---|---|---|---|---|
e˩ | e˩˩ | e˩˧ | e˧˩ | e˩˧˩ | e˧˩˧ |
e˨ | e˨˨ | e˨˦ | e˦˨ | e˨˦˨ | e˦˨˦ |
e˧ | e˧˧ | e˧˥ | e˥˧ | e˧˥˧ | e˥˧˥ |
e˦ | e˦˦ | e˧˥˩ | e˧˩˥ | ||
e˥ | e˥˥ | e˩˥ | e˥˩ | e˩˥˧ | e˥˩˧ |
Dan kontur kompleks lainnya yang mungkin ditunjukan. Chao memberikan contoh [꜔꜒꜖꜔] (tengah-tinggi-rendah-tengah).[36]
Derajat komparatif
Diakritik IPA mungkin saja digandakan untuk menunjukkan derajat suara lebih dari fitur yang dipakai.[40] Sistem seperti ini adalah sebuah proses produktif, namun diakritik ekstra tinggi dan ekstra rendah 〈ə̋, ə̏〉 tidak temasuk dalam sistem ini karena ditandai sebagai nada tinggi dan rendah yang digandakan, dan jeda prosodik mayor 〈‖〉 ditandai sebagai jeda prosodik minor ganda 〈|〉, Sistem ini tidak secara spesifik diperbarui oleh IPA.
Contoh, tanda penekanan mungkin saja digandakan untik mengindikasikan derajat ekstra dari penekanan itu sendiri, seeprti penekanan prosodik dalam beberapa bahasa.[41] Contoh lainnya dalam bahasa Prancis, dengan satu tanda penekanan untuk penekanan prosodik normal di setiap akhir unit prosodik (ditandai dengan jeda prosodik minor), dan tanda penekanan ganda untuk penekanan kontras:
[ˈˈɑ̃ːˈtre | məˈsjø ‖ ˈˈvwala maˈdam ‖] Entrez monsieur, voilà madame.[42] Hampir serupa, tanda penekanan sekunder ganda 〈ˌˌ〉 biasanya digunakan untuk penekanan tersier (sangat lemah).[43]
Panjang dari sebuah suara diperpanjang dengan mengulang simbol pemanjang, seperti dalam hushhh! [huʃːːː] dalam bahasa Indonesia, atau untuk segmen "overlong" dalam Fonologi Estonia:
- vere /vere/ 'darah [gen.sg.]', veere /veːre/ 'edge [gen.sg.]', veere /veːːre/ 'berguling [bentuk orang kedua]'
- lina /linɑ/ 'selembar', linna /linːɑ/ 'town [gen. sg.]', linna /linːːɑ/ 'kota'
(Normalnya penambahan derajat dari panjang ditunjukkan oleh diakritik ekstra pendek maupun ekstra panjang, namun kata kedua pertama dianalisa sebagai pendek dan panjang, dan membutuhkan panjang berbeda untuk kata terakhir.)
Biasanya diakritik lain juga digandakan, yaitu:
- penggandaan suara rhotik dalam bahasa Badaga /be/ "mulut", /be˞/ "gelang", dan /be˞˞/ "bibit".
- Aspirasi kuat, [kʰ], [kʰʰ].
- Penyengauan, seperti dalam Palantla Chinantec disengaukan lemah /ẽ/ dan kuat /e͌/,[44] walaupun dalam Ekstensi IPA diindikasikan sebagai geseran velofaringeal.
- Semburan lemah dan kuat, [kʼ], [kˮ].[45]
- Penurunan ekstra, contoh [t̞̞] (atau [t̞˕], jika simbol sebelumnya tidak ditampilkan secara benar) dalam beberapa pengucapan mengucapkan /t/ sebagai frikatif (geseran) lemah.[46]
- Retraksi ekstra, contoh [ø̠̠] atau [s̠̠],[47][40][48] meskipun beberapa penggunaan mungkin perlu untuk membedakan diakritik ini dengan artikulasi terongga-gigikan dalam Ekstensi IPA, contoh [s͇].
Ekstensi
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bagian yang digelapkan menandakan penyebutan yang dianggap mustahil. |
Catatan
Referensi
- ^ a b Handbook of the International Phonetic Association : a guide to the use of the International Phonetic Alphabet. Cambridge, U.K. New York, NY: Cambridge University Press. 1999. ISBN 978-0-521-65236-0. OCLC 40305532.
- ^ "Reproduction of The International Phonetic Alphabet (Revised to 2005)". The International Phonetic Association. Juli 2012. Diarsipkan dari versi asli Parameter
|archive-url=
membutuhkan|url=
(bantuan) tanggal Parameter|archive-url=
membutuhkan|archive-date=
(bantuan). - ^ Association phonétique internationale (January 1895). "vɔt syr l alfabɛ" [Votes sur l'alphabet]. Le Maître Phonétique. 10 (1): 16–17. JSTOR 44707535.
- ^ Association phonétique internationale (February–March 1900a). "akt ɔfisjɛl" [Acte officiel]. Le Maître Phonétique. 15 (2/3): 20. JSTOR 44701257.
- ^ Association phonétique internationale (July–September 1931). "desizjɔ̃ ofisjɛl" [Décisions officielles]. Le Maître Phonétique (35): 40–42. JSTOR 44704452.
- ^ Jones, Daniel (July–December 1948). "desizjɔ̃ ofisjɛl" [Décisions officielles]. Le Maître Phonétique (90): 28–30. JSTOR 44705217.
- ^ International Phonetic Association (1993). "Council actions on revisions of the IPA". Journal of the International Phonetic Association. 23 (1): 32–34. doi:10.1017/S002510030000476X.
- ^ International Phonetic Association (1949). The Principles of the International Phonetic Association. Department of Phonetics, University College, London. Supplement to Le Maître Phonétique 91, January–June 1949. JSTOR i40200179. Reprinted in Journal of the International Phonetic Association 40 (3), December 2010, pp. 299–358, DOI:10.1017/S0025100311000089.
- ^ Wells, John C. (6 November 2006). "Scenes from IPA history". John Wells's phonetic blog. Department of Phonetics and Linguistics, University College London.
- ^ International Phonetic Association (1999), hlm. 19.
- ^ "Segments can usefully be divided into two major categories, consonants and vowels." (International Phonetic Association, Handbook, p. 3)
- ^ International Phonetic Association, Handbook, p. 6.
- ^ "for presentational convenience [...] because of [their] rarity and the small number of types of sounds which are found there." (IPA Handbook, p 18)
- ^ Ladefoged and Maddieson, 1996, Sounds of the World's Languages, §2.1.
- ^ Ladefoged and Maddieson, 1996, Sounds of the World's Languages, §9.3.
- ^ Esling (2010), hlm. 688–9.
- ^ Amanda L. Miller et al., . Submitted to the Journal of the International Phonetic Association. Retrieved 27 May 2007.
- ^ "Phonetic analysis of Afrikaans, English, Xhosa and Zulu using South African speech databases". Ajol.info. Diakses tanggal 20 November 2012.
It is traditional to place the tie bar above the letters. It may be placed below to avoid overlap with ascenders or diacritic marks, or simply because it is more legible that way, as in Niesler, Louw, & Roux (2005)
- ^ Ladefoged, Peter; Ian Maddieson (1996). The sounds of the world's languages. Oxford: Blackwell. hlm. 329–330. ISBN 0-631-19815-6.
- ^ International Phonetic Association, Handbook, p. 10.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamathomason
- ^ a b International Phonetic Association, Handbook, pp. 14–15.
- ^ 'Further report on the 1989 Kiel Convention', Journal of the International Phonetic Association 20:2 (December 1990), p. 23.
- ^ International Phonetic Association, Handbook, p. 13.
- ^ Cf. the /ʷ.../ and /ʲ.../ transcriptions in Eszter Ernst-Kurdi (2017) The Phonology of Mada, SIL Yaoundé.
- ^ E.g. Aaron Dolgopolsky (2013) Indo-European Dictionary with Nostratic Etymologies.
- ^ a b Panah pendakian dan penurunan global muncul sebelum suku kata atau unit prosodik yang terpengaruh, seperti penekanan dan pendakian/penurunan. Ini kontras dengan huruf nada Chao (tercantum di bawah), yang paling sering muncul setelahnya. Terkadang seseorang akan melihat panah horizontal 〈→〉 untuk nada tingkat global (hanya turun karena downdrift), mis. dalam Julie Barbour (2012) A Grammar of Neverver.
- ^ a b c d P.J. Roach, Report on the 1989 Kiel Convention, Journal of the International Phonetic Association, Vol. 19, No. 2 (December 1989), p. 75–76
- ^ Esling (2010), hlm. 691.
- ^ Contoh, "Balearic". Merriam-Webster Dictionary..
- ^ Ž.V. Ganiev (2012) Sovremennyj ruskij jazyk. Flinta/Nauka.
- ^ Nicholas Evans (1995) A Grammar of Kayardild. Mouton de Gruyter.
- ^ Ian Maddieson (December 1990) The transcription of tone in the IPA, JIPA 20.2, p. 31.
- ^ Barry Heselwood (2013) Phonetic Transcription in Theory and Practice. Edinburgh University Press. Page 7.
- ^ Maddieson dan yang lainnya telah mencatat bahwa perbedaan fonemik/fonetik harus ditangani oleh pembatas /"slash"/ atau ["bracket"]. Namun, huruf nada terbalik tetap digunakan untuk nada sandhi.
- ^ a b Chao, Yuen-Ren (1930), "ə sistim əv "toun-letəz"" [A system of "tone-letters"], Le Maître Phonétique, 30: 24–27, JSTOR 44704341
- ^ Untuk contoh, Pe Maung Tin [-phe -maʊ̃ -tɪ̃ː] (1924) bɜˑmiːz. Le Maître Phonétique, vol. 2 (39), no. 5, pp. 4–5, dimana 5 tingkat nada dibedakan
- ^ Handbook, p. 14.
- ^ Chao tidak memasukan bentuk seperti [˨˦˦], [˧˩˩].
- ^ a b Kelly & Local (1989) Doing Phonology, Manchester University Press.
- ^ Bloomfield (1933) Language p. 91
- ^ Passy, 1958, Conversations françaises en transcription phonétique. 2nd ed.
- ^ Yuen Ren Chao (1968) Language and Symbolic Systems, p. xxiii
- ^ Peter Ladefoged (1971) Preliminaries of Linguistic Phonetics, p. 35.
- ^ Fallon (2013) The Synchronic and Diachronic Phonology of Ejectives, p. 267
- ^ Heselwood (2013) Phonetic Transcription in Theory and Practice, p. 233.
- ^ E.g. in Laver (1994) Principles of Phonetics, pp. 559–560
- ^ Hein van der Voort (2005) 'Kwaza in a Comparative Perspective', IJAL 71:4.
Bacaan lebih lanjut
- Ball, Martin J.; John H. Esling; B. Craig Dickson (1995). "The VoQS system for the transcription of voice quality". Journal of the International Phonetic Association. 25 (2): 71–80. doi:10.1017/S0025100300005181.
- Duckworth, M.; G. Allen; M.J. Ball (December 1990). "Extensions to the International Phonetic Alphabet for the transcription of atypical speech". Clinical Linguistics and Phonetics. 4 (4): 273–280. doi:10.3109/02699209008985489.
- Hill, Kenneth C.; Pullum, Geoffrey K.; Ladusaw, William (March 1988). "Review of Phonetic Symbol Guide by G. K. Pullum & W. Ladusaw". Language. 64 (1): 143–144. doi:10.2307/414792. JSTOR 414792.
- International Phonetic Association (1989). "Report on the 1989 Kiel convention". Journal of the International Phonetic Association. 19 (2): 67–80. doi:10.1017/s0025100300003868.
- International Phonetic Association (1999). Handbook of the International Phonetic Association: A guide to the use of the International Phonetic Alphabet. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-65236-7. (hb); ISBN 0-521-63751-1 (pb).
- Jones, Daniel (1988). English pronouncing dictionary (edisi ke-revised 14th). London: Dent. ISBN 0-521-86230-2. OCLC 18415701.
- Ladefoged, Peter (September 1990). "The revised International Phonetic Alphabet". Language. 66 (3): 550–552. doi:10.2307/414611. JSTOR 414611.
- Ladefoged, Peter; Morris Halle (September 1988). "Some major features of the International Phonetic Alphabet". Language. 64 (3): 577–582. doi:10.2307/414533. JSTOR 414533.
- Laver, John (1994). Principles of Phonetics. New York: Cambridge University Press. ISBN 0-521-45031-4. (hb); ISBN 0-521-45655-X (pb).
- Pullum, Geoffrey K.; William A. Ladusaw (1986). Phonetic Symbol Guide. Chicago: University of Chicago Press. ISBN 0-226-68532-2.
- Skinner, Edith; Timothy Monich; Lilene Mansell (1990). Speak with Distinction . New York: Applause Theatre Book Publishers. ISBN 1-55783-047-9.
- Fromkin, Victoria; Rodman, Robert; Hyams, Nina (2011). An Introduction to Language (edisi ke-9th). Boston: Wadsworth, Cenage Learning. hlm. 233–234. ISBN 978-1-4282-6392-5.
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai International Phonetic Alphabet. |
Wikimedia Commons memiliki media mengenai International Phonetic Alphabet. |
- Situs web resmi
- Interactive IPA chart
Templat:Alfabet Fonetik Internasional