fbpx
Wikipedia

Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.[8][9] Bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak varietas bahasa Melayu.[10] Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.

Bahasa Indonesia
Dituturkan di Indonesia
 Timor Leste
 Filipina
 Arab Saudi
 Kepulauan Cocos (Keeling)
 Pulau Natal
 Suriname
 Belanda
 Kaledonia Baru
 Palau
 Papua Nugini
WilayahAsia:
 Indonesia
 Timor Leste
 Singapura
 Vietnam
 Filipina
 Arab Saudi
 Hong Kong
 Taiwan
 Sri Lanka
Australia:
 Australia
 Kepulauan Cocos (Keeling)
 Pulau Natal
Afrika:
 Afrika Selatan
 Madagaskar
Amerika Selatan:
 Suriname
Amerika Utara:
 Amerika Serikat
Eropa:
 Belanda
Pasifik:
 Kaledonia Baru
 Palau
 Papua Nugini
Penutur bahasa
43 juta (sensus 2010)[1] (tidak tercantum tanggal)
penutur L2: 156 juta (2010 census)[1]
Bentuk awal
Bahasa Melayu Kuno
Latin (Alfabet bahasa Indonesia)
Braille bahasa Indonesia
Bentuk tanda
BISINDO, SIBI
Status resmi
Bahasa resmi di
 ASEAN
 Indonesia
 Timor Leste[6]
 Singapura
 Vietnam
Diakui sebagai
bahasa minoritas di
Diatur olehBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kode bahasa
ISO 639-1id
ISO 639-2ind
ISO 639-3ind
Glottologindo1316[7]
Linguasfer31-MFA-ac
Keterangan:
     Wilayah Bahasa Indonesia dominan dipertuturkan dan sebagai bahasa resmi.
     Wilayah Bahasa Indonesia dituturkan oleh minoritas.

Dasar bahasa Indonesia baku adalah bahasa Melayu Riau.[11][12][13][14][15][16] Dalam perkembangannya, bahasa ini mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.[17] Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau dan kepulauan maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu.[18] Istilah "bahasa Indonesia" paling umum dikaitkan dengan bahasa baku yang digunakan dalam situasi formal.[15] Ragam bahasa baku tersebut berhubungan diglosik dengan bentuk-bentuk bahasa Melayu vernakular yang digunakan sebagai peranti komunikasi sehari-hari.[15] Artinya, penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (colloquial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya,[19] sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.

Fonologi dan tata bahasa bahasa Indonesia dianggap relatif mudah.[20] Menurut sebagian peneliti, dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.[21]

Sejarah

Zaman kerajaan Hindu-Buddha

Sejumlah prasasti berbahasa Melayu Kuno dari Sriwijaya ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatra. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Melayu menyebar ke berbagai tempat di Nusantara dari wilayah yang strategis untuk pelayaran dan perdagangan. Istilah Melayu adalah sebutan untuk Malaya, wilayahnya sendiri, yang sendiri berasal dari Kerajaan Malayu, sebuah kerajaan Hindu-Buddha yang bertempat di hulu sungai Batang Hari.

Pada awalnya, istilah tersebut merujuk pada wilayah kerajaan Melayu yang yang merupakan bagian wilayah pulau Sumatra. Namun, seiring berkembangnya zaman, istilah Melayu mencakup wilayah geografis tidak hanya merujuk pada Kerajaan Melayu, melainkan negeri-negeri di pulau Sumatra. Karena itu, Sumatra dijuluki sebagai Bumi Melayu (bahasa Indonesia: Tanah Melayu), yang disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama.

Bahasa Melayu kuno yang berkembang di Sumatra memiliki logat "o", yang digunakan pada Melayu Jambi, Minangkabau, Kerinci, Palembang, dan Bengkulu. Dalam Negarakretagama, Semenanjung Malaka disebut Hujung Medini (Diterjemahkan sebagai Semenanjung Medini, namun memiliki arti Semenanjung Malaysia).

Dalam perkembangannya, bangsa Melayu melakukan migrasi besar-besaran ke Semenanjung Malaysia (Hujung Medini) dan kerajaan-kerajaan Islam yang pusat mandalanya adalah Kesultanan Malaka pada masa perkembangannya. Istilah Melayu kemudian bergeser kepada Semenanjung Malaka (Semenanjung Malaysia) yang akhirnya disebut Semenanjung Melayu atau Semenanjung Tanah Melayu. Akan tetapi, kenyataannya adalah istilah Melayu itu berasal dari Indonesia. Bahasa Melayu yang berkembang di sekitar daerah Semenanjung Malaka berlogat "e".

Pada tahun 1512, Kesultanan Malaka dimusnahkan oleh Portugis sehingga penduduknya diaspora sampai ke kawasan timur kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu Purba sendiri diduga berasal dari pulau Kalimantan, yang membuat kemungkinan bahwa pemakai bahasa Melayu pertama bukanlah penduduk Sumatra, melainkan Kalimantan. Suku Dayak diduga memiliki hubungan dengan suku Melayu kuno di Sumatra, misalnya: Dayak Salako, Dayak Kanayatn (Kendayan), dan Dayak Iban. Aksen Melayu pada saat itu berlogat "a" seperti bahasa Melayu baku. Penduduk Sumatra menuturkan bahasa Melayu setelah kedatangan leluhur suku Nias dan suku Mentawai.

Dalam perkembangannya, istilah Melayu kemudian mengalami perluasan makna, sehingga muncul istilah Kepulauan Melayu untuk menamakan kepulauan Nusantara.

Secara sudut pandang historis, juga dipakai sebagai nama bangsa yang menjadi nenek moyang penduduk kepulauan Nusantara, yang dikenal sebagai rumpun Indo-Melayu terdiri Proto Melayu (Melayu Tua/Melayu-Polinesia) dan Deutero Melayu (Melayu Muda). Setelah mengalami kurun masa yang panjang sampai dengan kedatangan dan perkembangannya agama Islam, suku Melayu sebagai etnik mengalami penyempitan makna menjadi sebuah etnoreligius (Muslim) yang sebenarnya di dalamnya juga telah mengalami amalgamasi dari beberapa unsur etnik.

M. Muhar Omtatok, seorang seniman, budayawan dan sejarawan menjelaskan sebagai berikut: "Melayu secara puak (etnik, suku), bukan dilihat dari faktor genekologi seperti kebanyakan puak-puak lain. Di Malaysia, tetap mengaku berpuak Melayu walau moyang mereka berpuak Jawa, Mandailing, Bugis, Keling dan lainnya". Beberapa tempat di Sumatra Utara, ada beberapa komunitas berdarah Batak yang mengaku sebagai Orang Kampong–Puak Melayu".

Diketahui, kerajaan Sriwijaya menuturkan bahasa Melayu (sebagai bahasa Melayu Kuno) sebagai bahasa kenegaraan sejak abad ke-7 M. Lima prasasti kuno yang ditemukan di Sumatra bagian selatan peninggalan kerajaan itu menggunakan bahasa Melayu yang bertaburan kata-kata pinjaman dari bahasa Sanskerta, suatu bahasa Indo-Eropa dari cabang Indo-Iran. Jangkauan penggunaan bahasa ini diketahui cukup luas, karena ditemukan juga dokumen-dokumen dari abad berikutnya di Pulau Jawa[22] dan Pulau Luzon.[23] Sejak itu, kata-kata seperti istri, raja, putra, kawin, dan lain-lain masuk pada periode tersebut hingga abad ke-15 M.

Melayu sebagai basantara

Pada abad ke-15, berkembang bentuk yang dianggap sebagai bahasa Melayu Klasik (classical Malay atau medieval Malay). Bentuk ini dipakai oleh Kesultanan Melaka, yang perkembangannya kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatra, Jawa, dan Semenanjung Malaya.[butuh rujukan] Laporan Portugis, misalnya oleh Tome Pires, menyebutkan adanya bahasa yang dipahami oleh semua pedagang di wilayah Sumatra dan Jawa. Magellan dilaporkan memiliki budak dari Nusantara yang menjadi juru bahasa di wilayah itu. Ciri paling menonjol dalam ragam sejarah ini adalah mulai masuknya kata-kata pinjaman dari bahasa Arab dan bahasa Parsi, sebagai akibat dari penyebaran agama Islam yang mulai masuk sejak abad ke-12. Kata-kata bahasa Arab seperti masjid, kalbu, kitab, kursi, selamat, dan kertas, serta kata-kata Parsi seperti anggur, cambuk, dewan, saudagar, tamasya, dan tembakau masuk pada periode ini. Proses penyerapan dari bahasa Arab terus berlangsung hingga sekarang.

Kedatangan pedagang Portugis, diikuti oleh Belanda, Spanyol, dan Inggris meningkatkan informasi dan mengubah kebiasaan masyarakat pengguna bahasa Melayu. Bahasa Portugis banyak memperkaya kata-kata untuk kebiasaan Eropa dalam kehidupan sehari-hari, seperti gereja, sepatu, sabun, meja, bola, bolu, dan jendela. Bahasa Belanda terutama banyak memberi pengayaan di bidang administrasi, kegiatan resmi (misalnya dalam upacara dan kemiliteran), dan teknologi hingga awal abad ke-20. Kata-kata seperti asbak, polisi, kulkas, knalpot, dan stempel adalah pinjaman dari bahasa ini.

Bahasa yang dipakai pendatang dari Cina juga lambat laun dipakai oleh penutur bahasa Melayu, akibat kontak di antara mereka yang mulai intensif di bawah penjajahan Belanda. Sudah dapat diduga, kata-kata Tionghoa yang masuk biasanya berkaitan dengan perniagaan dan keperluan sehari-hari, seperti pisau, tauge, tahu, loteng, teko, tauke, dan cukong.

Jan Huyghen van Linschoten pada abad ke-17 dan Alfred Russel Wallace pada abad ke-19 menyatakan bahwa bahasa orang Melayu atau Melaka dianggap sebagai bahasa yang paling penting di "dunia timur".[24] Luasnya penggunaan bahasa Melayu ini melahirkan berbagai varian tempatan (lokal) dan temporal. Bahasa perdagangan menggunakan bahasa Melayu di berbagai pelabuhan Nusantara bercampur dengan bahasa Portugis, bahasa Tionghoa, maupun bahasa setempat. Terjadi proses pemijinan di beberapa kota pelabuhan di kawasan timur Nusantara, misalnya di Manado, Ambon, dan Kupang. Orang-orang Tionghoa di Semarang dan Surabaya juga menggunakan varian bahasa Melayu pijin. Terdapat pula bahasa Melayu Tionghoa di Batavia. Varian yang terakhir ini malah dipakai sebagai bahasa pengantar bagi beberapa surat kabar pertama berbahasa Melayu (sejak akhir abad ke-19).[25] Varian-varian lokal ini secara umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti bahasa.

Terobosan penting terjadi ketika pada pertengahan abad ke-19 Raja Ali Haji dari istana Riau-Johor (pecahan Kesultanan Melaka) menulis kamus ekabahasa untuk bahasa Melayu. Sejak saat itu dapat dikatakan bahwa bahasa ini adalah bahasa yang full-fledged, sama tinggi dengan bahasa-bahasa internasional pada masa itu, karena memiliki kaidah dan dokumentasi kata yang terdefinisi dengan jelas.

Hingga akhir abad ke-19 dapat dikatakan terdapat paling sedikit dua kelompok bahasa Melayu yang dikenal masyarakat Nusantara: bahasa Melayu Pasar yang colloquial dan tidak baku serta bahasa Melayu Tinggi yang terbatas pemakaiannya, tetapi memiliki standar. Bahasa ini dapat dikatakan sebagai lingua franca, tetapi kebanyakan berstatus sebagai bahasa kedua atau ketiga.

Era kolonial Belanda

 
Majalah[pranala nonaktif permanen] Keboedajaän dan Masjarakat (1939) menggunakan ejaan Van Ophuijsen.

Pemerintah kolonial Hindia Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah. Dengan menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi (karena telah memiliki kitab-kitab rujukan), sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat dalam pembakuan bahasa. Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah-sekolah dan didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat pilihan ini terbentuklah "embrio" bahasa Indonesia yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor.

Pada awal abad ke-20, perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat. Pada tahun 1901, Indonesia (sebagai Hindia Belanda) mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.[24] Ejaan Van Ophuijsen diawali dari penyusunan Kitab Logat Melayu (dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi Soetan Makmoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.

Intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur ("Komisi Bacaan Rakyat" – KBR) pada tahun 1908. Kelak lembaga ini menjadi Balai Pustaka. Pada tahun 1910, komisi ini di bawah pimpinan D.A. Rinkes, melancarkan program Taman Poestaka dengan membentuk perpustakaan kecil di berbagai sekolah pribumi dan beberapa instansi milik pemerintah. Perkembangan program ini sangat pesat, dalam dua tahun telah terbentuk sekitar 700 perpustakaan.[26] Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.

Pada tanggal 16 Juni 1927, Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertama kalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.[27]

Kelahiran Bahasa Indonesia

 
Keputusan ketiga dari naskah Sumpah Pemuda menyatakan bahwa Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia

Bahasa Indonesia mendapatkan pengakuan sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional berdasarkan usulan Muhammad Yamin. Dalam pidatonya pada kongres tersebut, Yamin mengatakan,

"Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Akan tetapi, dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan."[28]

Penggantian nama dari bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia mengikut usulan dari Mohammad Tabrani pada Kongres Pemuda I yang beranggapan bahwa jika tumpah darah dan bangsa tersebut dinamakan Indonesia, maka bahasanya pun harus disebut bahasa Indonesia. Kata "bahasa Indonesia" sendiri telah muncul dalam tulisan-tulisan Tabrani sebelum Sumpah Pemuda diselenggarakan. Kata "bahasa Indonesia" pertama kali muncul dalam harian Hindia Baroe pada tanggal 10 Januari 1926. Pada 11 Februari 1926 di koran yang sama, tulisan Tabrani muncul dengan judul "Bahasa Indonesia" yang membahas tentang pentingnya nama bahasa Indonesia dalam konteks perjuangan bangsa. Tabrani menutup tulisan tersebut dengan:[29]

"Bangsa dan pembaca kita sekalian! Bangsa Indonesia belum ada. Terbitkanlah bangsa Indonesia itu. Bahasa Indonesia belum ada. Terbitkanlah bahasa Indonesia itu. Karena menurut keyakinan kita kemerdekaan bangsa dan tanah air kita Indonesia ini terutama akan tercapai dengan jalan persatuan anak-Indonesia yang antara lain-lain terikat oleh bahasa Indonesia."

Selanjutnya, perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.[30] Pada tahun 1933, berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana. Pada tahun 1936, Sutan Takdir Alisjahbana menyusun Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia.

Pada tanggal 25-28 Juni 1938, dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu, dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu. Kongres Bahasa Indonesia kemudian rutin digelar lima tahunan untuk membahasa perkembangan bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia masa kini

Meskipun menyandang nama bahasa persatuan, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa ibu hanya oleh sebagian kecil saja dari penduduk Indonesia (terutama orang-orang yang tinggal di sekitar Jakarta dan kota-kota besar lainnya yang sebagian besar berbahasa Indonesia seperti Medan dan Balikpapan), sedangkan lebih dari 200 juta orang lainnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua, dengan berbagai tingkat kemahiran. Sensus 2010 menunjukkan hanya 19,94% orang berusia di atas lima tahun yang menggunakan bahasa Indonesia di rumah. Di negara yang memiliki lebih dari 700 bahasa daerah dan beragam kelompok suku, bahasa Indonesia memainkan peran penting dalam mempersatukan keberagaman budaya di seluruh Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa utama di media, badan pemerintah, sekolah, universitas, tempat kerja, dll.[31]

Bahasa Indonesia baku digunakan untuk keperluan penulisan buku dan surat kabar, serta untuk siaran berita televisi/ radio. Bahasa Indonesia baku jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari, sebagian besar terbatas pada keperluan formal saja. Meskipun hal ini merupakan gejala yang umum terjadi pada kebanyakan bahasa di dunia (misalnya, bahasa Inggris lisan tidak selalu sesuai dengan standar bahasa tulis), bahasa Indonesia lisan cukup berbeda/ jauh dari bahasa Indonesia baku, baik dalam hal tata bahasa maupun kosa kata. Hal itu utamanya disebabkan karena orang Indonesia cenderung menggabungkan aspek bahasa daerahnya sendiri (misalnya, Jawa, Sunda, dan Bali) dengan bahasa Indonesia. Hal ini menghasilkan berbagai dialek bahasa Indonesia yang kedaerahan, jenis inilah yang paling mungkin didengar oleh orang asing saat tiba di sebuah kota di Indonesia.[32] Fenomena ini diperkuat dengan penggunaan bahasa gaul Indonesia, khususnya di perkotaan. Tidak seperti varietas baku yang relatif seragam, Bahasa Indonesia daerah menunjukkan tingkat variasi geografis yang tinggi, meskipun bahasa Indonesia gaul ala Jakarta berfungsi sebagai norma de facto bahasa informal dan merupakan sumber pengaruh yang populer di seluruh Indonesia.[15] Pemisahan bahasa Indonesia baku dan bahasa gaul Jakarta ini, oleh Benedict Anderson, disebut sebagai gejala kramanisasi.[33]

Penyempurnaan ejaan

Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu atau Indonesia mengalami beberapa tahapan sebagai berikut:

Ejaan van Ophuijsen

Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Malmoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:

  1. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
  2. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dan sebagainya.
  3. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dan sebagainya.
  4. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dan sebagainya.

Ejaan Republik

Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:

  1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dan sebagainya.
  2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dan sebagainya.
  3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
  4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.

Ejaan Pembaharuan

Ejaan Pembaharuan dirancang oleh sebuah panitia yang diketuai oleh Prijono dan E. Katoppo pada tahun 1957 sebagai hasil keputusan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Namun, sistem ejaan ini tidak pernah dilaksanakan.

Ejaan Melindo

Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.

Ejaan yang Disempurnakan

Sebelum EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang Pusat Bahasa), pada tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK) untuk menggantikan ejaan Melindo. Kemudian, diresmikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia, dibakukan.

Perubahan:

Indonesia
(pra-1972)
Malaysia
(pra-1972)
Sejak 1972
tj ch c
dj j j
ch kh kh
nj ny ny
sj sh sy
j y y
oe* u u

Catatan: Pada tahun 1947, "oe" sudah digantikan dengan "u".

Ejaan Bahasa Indonesia

Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan yang Disempurnakan. Tidak terdapat banyak perbedaan antara EYD dan EBI. Pada EBI, terdapat penambahan satu huruf diftong, yaitu huruf ei sehingga huruf diftong dalam Bahasa Indonesia menjadi empat huruf, yakni ai, ei, au, dan oi. Selain itu terdapat juga penambahan aturan pada penggunaan huruf tebal dan huruf kapital.

Daftar kata serapan dalam bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang terbuka bagi pengayaan kosakata dengan menyerap kata-kata dari bahasa-bahasa lain, baik dari dalam maupun luar Indonesia. Penyerapan kata ini melalui serangkaian peristiwa baik melalui sejarah maupun tahapan penelitian yang dilakukan oleh pakar bahasa di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia termasuk juga melibatkan para pakar dalam bidang lain seperti pakar agama, politik, ekonomi, hukum, sosial budaya, kedokteran, dan lain-lain.[34]

Asal Bahasa Jumlah Kata
Belanda 3.280 kata
Inggris 1.610 kata
Arab 1.495 kata
Sanskerta 677 kata
Tionghoa 290 kata
Portugis 131 kata
Tamil 83 kata
Parsi 63 kata
Hindi 7 kata

Sumber: Buku berjudul "Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia" (1996) yang disusun oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (sekarang bernama Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan).


Adapun jumlah kata yang diserap dari bahasa-bahasa daerah lain di Indonesia dalam KBBI Edisi Keempat ditunjukkan di dalam daftar berikut:[35]

Asal Bahasa Jumlah Kata
Jawa 1109 kata
Minangkabau 929 kata
Sunda 223 kata
Madura 221 kata
Bali 153 kata
Aceh 112 kata
Banjar 100 kata

Penggolongan

Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia Barat, subkelompok dari bahasa Melayu-Polinesia yang pada gilirannya merupakan cabang dari bahasa Austronesia. Menurut situs Ethnologue, bahasa Indonesia didasarkan pada bahasa Melayu dialek Riau yang dituturkan di timur laut Sumatra.

Persebaran geografis

Bahasa Indonesia dituturkan di seluruh Indonesia, walaupun lebih banyak digunakan di kawasan perkotaan, seperti di Jabodetabek dengan dialek Betawi serta logat Betawi.

Penggunaan bahasa di daerah biasanya lebih resmi, dan sering kali terselip dialek dan logat di daerah bahasa Indonesia itu dituturkan. Untuk berkomunikasi dengan sesama orang sedaerah, kadang-kadang bahasa daerahlah yang digunakan sebagai pengganti untuk bahasa Indonesia.

Kedudukan resmi

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting seperti yang tercantum dalam:

  1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, ”Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
  2. Undang-Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa ”Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.

Dari kedua hal tersebut, maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai:

  1. Bahasa kebangsaan, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah.
  2. Bahasa negara (bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)

Fonologi

Bahasa Indonesia mempunyai 26 fonem. Jumlahnya berubah menjadi 31 apabila alofon dan konsonan pinjaman juga dihitung.

Vokal

Depan Madya Belakang
Tertutup i u
Tengah e ə o
Hampir Terbuka ɛ (ɔ)
Terbuka a

Bahasa Indonesia juga mempunyai diftong /ai̯/, /au̯/, /oi̯/, dan /ei̯/ yang ada pada kata-kata bersuku kata terbuka, seperti damai /da.mai̯/—namun, di dalam suku kata tertutup seperti air /a.ir/, kedua vokal tidak diucapkan sebagai diftong.

Konsonan

Bibir Birgi Ronggi Pascaronggi Langit2 Langbel Cera
Sengau m n ɲ ŋ
Letup p b t d k g ʔ
Afrikat t͡ʃ d͡ʒ
Tiup (f v) s (z) (ʃ) (x) h
Getar/Sisi r l
Hampiran w j

Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu awalnya tidak mengenal adanya gugus konsonan, tetapi karena pengaruh dari bahasa asing dan daerah ke dalam bahasa Indonesia ditemukan cukup banyak gugus konsonan. Gugus konsonan dalam bahasa Indonesia adalah /pl/, /bl/, /kl/, /fl/, /sl/, /pr/, /br/, /tr/, /dr/, /kr/, /gr/, /fr/, /sr/, /ps/, /sw/, /sp/, /sk/, /st/, /str/, /spr/, /skr/, dan /skl/.

  • Vokal di dalam tanda kurung adalah alofon, sedangkan konsonan di dalam tanda kurung adalah fonem pinjaman dan hanya muncul di dalam kata serapan.
  • /k/, /p/, dan /t/ tidak diaspirasikan
  • /t/ dan /d/ adalah konsonan gigi bukan konsonan rongga gigi seperti di dalam bahasa Inggris.
  • Dalam beberapa kasus, /k/ pada akhir suku kata menjadi konsonan letup celah suara, seperti pada kakak /kakaʔ/ dan capek /t͡ʃapeʔ/, namun tidak pada kata-kata lainnya, seperti enak /e.nak/ dan solek /so.lek/.
  • Penekanan ditempatkan pada suku kata kedua dari terakhir dari kata akar. Apabila ada suku kata yang mengandung pepet, maka penekanan pindah ke suku kata terakhir.

Sistem penulisan

Huruf Besar Huruf Kecil IPA Huruf Besar Huruf Kecil IPA
A a /a/ N n /n/
B b /b/ O o /o/
C c /tʃ/ P p /p/
D d /d/ Q q /k/
E e /e, ɛ, ə/ R r /r/
F f /f/ S s /s/
G g /ɡ/ T t /t/
H h /h/ U u /u/
I i /i/ V v /v, f/
J j /dʒ/ W w /w/
K k /k/ X x /ks/
L l /l/ Y y /j/
M m /m/ Z z /z/

Selain huruf-huruf di atas, bahasa Indonesia juga menggunakan beberapa digraf, yaitu:

Huruf besar Huruf kecil IPA
Sy sy /ʃ/
Ny ny /ɲ/
Ng ng /ŋ/
Kh kh /x/

Tata bahasa

Dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia tidak menggunakan kata benda bergender. Tidak ada deklinasi tertentu yang menentukan gender dari suatu kata. Di luar konteks gender secara linguistik, kata-kata dalam bahasa Indonesia sebagian besar tidak menyatakan jenis kelamin. Sebagai contoh, kata ganti seperti dia tidak secara spesifik menunjukkan bahwa orang yang disebut adalah lelaki atau perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti adik dan pacar. Untuk memerinci jenis kelamin, sebuah kata sifat harus ditambahkan, seperti pada kata adik laki-laki.

Ada juga kata yang secara gamblang menyatakan jenis kelamin, seperti putri dan putra. Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain, seperti bahasa Sanskerta dan bahasa Jawa Kuno.

Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak, digunakanlah reduplikasi (perulangan kata), tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam konteks. Sebagai contoh, penggunaan seribu orang-orang tidak benar, karena jumlah telah disebutkan dalam kata seribu.

Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu kami dan kita. Kami adalah kata ganti eksklusif, yang berarti tidak mengikutsertakan sang kawan bicara. Sementara itu, kita adalah kata ganti inklusif, yang berarti mengikutsertakan kawan bicara.

Susunan kata dalam bahasa Indonesia adalah Subjek – Predikat – Objek (SPO), walaupun susunan kata lain juga mungkin digunakan. Tidak ada infleksi pada kata kerja, baik menurut subjek maupun objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (tense) secara gramatikal. Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu seperti kemarin dan besok, atau petunjuk lain seperti sudah dan belum.

Meskipun memiliki tata bahasa yang cukup sederhana, bahasa Indonesia mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu penggunaan imbuhan yang mungkin cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia.

Awalan, akhiran, dan sisipan

Bahasa Indonesia mempunyai banyak awalan, akhiran, maupun sisipan, baik yang asli dari bahasa-bahasa Nusantara maupun dipinjam dari bahasa-bahasa asing.

Awalan Fungsi (pembentuk) Perubahan bentuk Kaitan
ber- verba be-; bel- per-
ter- verba; adjektiva te-; tel- ke-
meng- verba (aktif) me-; men-; mem-; meny- di-; pe-; ku-; kau;
di- verba (pasif) meng-
ke- nomina; numeralia; verba (percakapan) ter-
per- verba; nomina pe-; pel- ber-
peng- nomina pe-; pen-; pem-; peny- meng-
se- klitik; adverbia
ku-, kau- verba (aktif) me-

Dialek dan ragam bahasa

Pada keadaannya, bahasa Indonesia menumbuhkan banyak varian yaitu varian menurut pemakai yang disebut sebagai dialek dan varian menurut pemakaian yang disebut sebagai ragam bahasa.

Dialek dibedakan atas hal ihwal berikut:

  1. Dialek regional, yaitu rupa-rupa bahasa yang digunakan di daerah tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meskipun mereka berasal dari ekabahasa. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta (Betawi), atau bahasa Melayu dialek Medan.
  2. Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya, dialek wanita dan dialek remaja.
  3. Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu. Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman Abdullah.
  4. Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun hampir seluruh warga Indonesia menggunakan bahasa Indonesia, mereka masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.

Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia berjumlah sangat banyak dan tidak terhad. Maka itu, ia dibagi atas dasar pokok pembicaraan, perantara pembicaraan, dan hubungan antarpembicara.

Ragam bahasa menurut pokok pembicaraan meliputi:

  1. ragam undang-undang
  2. ragam jurnalistik
  3. ragam ilmiah
  4. ragam sastra

Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara dibagi atas:

  1. ragam lisan, terdiri dari:
    1. ragam percakapan
    2. ragam pidato
    3. ragam kuliah
    4. ragam panggung
  2. ragam tulis, terdiri dari:
    1. ragam teknis
    2. ragam undang-undang
    3. ragam catatan
    4. ragam surat-menyurat

Dalam kenyataannya, bahasa baku tidak dapat digunakan untuk segala keperluan, tetapi hanya untuk:

  1. komunikasi resmi
  2. wacana teknis
  3. pembicaraan di depan khalayak ramai
  4. pembicaraan dengan orang yang dihormati

Selain keempat penggunaan tersebut, dipakailah ragam bukan baku.

Metode pembelajaran

Metode pembelajaran bahasa Indonesia adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan pada pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia. Prosedur yang digunakan sudah disesuaikan dengan sifat pembelajaran bahasa Indonesia yang spesifik. Dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia, guru harus memiliki tingkat penyesuaian yang cocok dengan siswa. Penyesuaian tersebut dirancang secara terpadu dengan tujuan belajar bahasa Indonesia.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain:[36]

  1. Metode tata bahasa/terjemahan
  2. Metode membaca
  3. Metode audiolingual
  4. Metode reseptif dan produktif
  5. Metode langsung
  6. Metode komunikatif
  7. Metode integratif
  8. Metode tematik
  9. Metode kuantum
  10. Metode konnstruktifistik
  11. Metode partisipatori
  12. Metode kontekstual

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama sensus2010
  2. ^ Abas, Husen (1987). "Indonesian as a Unifying Language of Wider Communication : A Historical and Sociolinguistic Perspective". Pacific Linguistics. D–73 (viii): 230. doi:10.15144/PL-D73. ISBN 0858833581. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019. Diakses tanggal 28 December 2020. 
  3. ^ Arman, Dedi (8 June 2014). "The Development of Malay Language (eng)". kebudayaan.kemdikbud.go.id. Directorate General of Culture of The Republic of Indonesia. Diakses tanggal 28 December 2020. Pemindahan ini merupakan permulaan dari suatu periode dalam pengembangan dan penyebaran bahasa Melayu, yaitu periode Kerjaan Riau dan Lingga. Dalam periode inilah bahasa Melayu memperoleh ciri ke-Riau-annya, dan bahasa Melayu Riau inilah yang merupakan cikal bakal bahasa Nasional Indonesia yang dicetuskan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 ...Selama keberadaan kerajaan ini hampir 200 tahun lamanya, ada tiga momentum yang penting sekali bagi perkembangan dan persebaran bahasa Melayu Riau, yaitu tahun 1808, ketika Raja Ali Haji lahir; tahun 1857, ketika Raja Ali Haji menyelesaikan bukunya yang berjudul Bustanul Katibin, suatu tatabahasa normatif bahasa Melayu Riau; dan tahun 1894, ketika percetakan Mathba’atul Riauwiyah atau Mathba’atul Ahmadiyah didirikan. Pengoperasian percetakan Mathba’atul Riauwiyah ini sangat penting karena melalui buku-buku dan pamflet-pamflet yang diterbitkannya, bahasa Melayu Riau tersebar ke daerah lain di Kepulauan Nusantara. 
  4. ^ Mahayana, Maman S. (2009). "Perkembangan Bahasa Indonesia—Melayu di Indonesia dalam Konteks Sistem Pendidikan" [The Development of Indonesian—Malay language in Indonesia in the context of The Education System]. The Journal of Alternative Education (dalam bahasa Indonesian). 14 (3): 21 . doi:10.24090/insania.v14i3.350. Diakses tanggal 28 December 2020.  line feed character di |title= pada posisi 14 (bantuan)
  5. ^ Ardanareswari, Indira (25 June 2019). "History of The Indonesian Language Congress I: Inaugurating The United Language (eng)". tirto.id. Tirto. Diakses tanggal 28 December 2020. "Yang dinamakan ‘Bahasa Indonesia’ yaitu Bahasa Melayu yang sungguhpun pokoknya berasal dari ‘Melayu Riau’ akan tetapi yang sudah ditambah, diubah atau dikurangi menurut keperluan zaman dan alam baharu, hingga bahasa itu lalu mudah dipakai oleh rakyat di seluruh Indonesia (EYD)" kata Ki Hajar Dewantara di Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1983 di Solo 
  6. ^ . www.easttimorgovernment.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2016. Diakses tanggal 21 Maret 2016. 
  7. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2019). "Indonesian". Glottolog 4.1. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  8. ^ Pasal 36 Undang-Undang Dasar RI 1945
  9. ^ Butir ketiga Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928
  10. ^ Kridalaksana H. 1991. Pendekatan tentang Pendekatan Historis dalam Kajian Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Dalam Kridalaksana H. (penyunting). Masa Lampau bahasa Indonesia: Sebuah Bunga Rampai. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
  11. ^ Abas, Husen (1987). "Indonesian as a Unifying Language of Wider Communication : A Historical and Sociolinguistic Perspective". Pacific Linguistics. D–73 (viii): 230. doi:10.15144/PL-D73. ISBN 0858833581. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019. Diakses tanggal 28 December 2020. 
  12. ^ Arman, Dedi (8 June 2014). "Perkembangan Bahasa Melayu". kebudayaan.kemdikbud.go.id. Directorate General of Culture of The Republic of Indonesia. Diakses tanggal 28 December 2020. Pemindahan ini merupakan permulaan dari suatu periode dalam pengembangan dan penyebaran bahasa Melayu, yaitu periode Kerjaan Riau dan Lingga. Dalam periode inilah bahasa Melayu memperoleh ciri ke-Riau-annya, dan bahasa Melayu Riau inilah yang merupakan cikal bakal bahasa Nasional Indonesia yang dicetuskan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 ...Selama keberadaan kerajaan ini hampir 200 tahun lamanya, ada tiga momentum yang penting sekali bagi perkembangan dan persebaran bahasa Melayu Riau, yaitu tahun 1808, ketika Raja Ali Haji lahir; tahun 1857, ketika Raja Ali Haji menyelesaikan bukunya yang berjudul Bustanul Katibin, suatu tatabahasa normatif bahasa Melayu Riau; dan tahun 1894, ketika percetakan Mathba’atul Riauwiyah atau Mathba’atul Ahmadiyah didirikan. Pengoperasian percetakan Mathba’atul Riauwiyah ini sangat penting karena melalui buku-buku dan pamflet-pamflet yang diterbitkannya, bahasa Melayu Riau tersebar ke daerah lain di Kepulauan Nusantara. 
  13. ^ Mahayana, Maman S. (2009). "Perkembangan Bahasa Indonesia—Melayu di Indonesia dalam Konteks Sistem Pendidikan" [The Development of Indonesian—Malay language in Indonesia in the context of The Education System]. The Journal of Alternative Education (dalam bahasa Indonesian). 14 (3): 21 . doi:10.24090/insania.v14i3.350. Diakses tanggal 28 December 2020.  line feed character di |title= pada posisi 14 (bantuan)
  14. ^ Ardanareswari, Indira (25 June 2019). "History of The Indonesian Language Congress I: Inaugurating The United Language (eng)". tirto.id. Tirto. Diakses tanggal 28 December 2020. "What is named as 'Indonesian language' is the Malay language which mainly derived from 'Riau Malay' but which has been added, modified or subtract according to the needs of new age and nature, until the language is now readily spoken by all of the people of Indonesia," says Ki Hajar Dewantara in The Indonesian Language Congress I 1983 in Solo (eng) 
  15. ^ a b c d Sneddon, James (2003). "Diglossia in Indonesian". Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde. 159 (4): 519–549. ISSN 0006-2294. 
  16. ^ Sneddon 2003, The Indonesian Language: Its History and Role in Modern Society, p. 70
  17. ^ Asmadi T.D. Arti Tanggal 2 Mei bagi Bahasa Indonesia 2010-05-05 di Wayback Machine.. Laman Lembaga Pers Dr. Sutomo. Edisi 08 Februari 2010. diakses 5 Maret 2010.
  18. ^ Depdiknas Terbitkan Peta Bahasa Blog BahasaKita 4 Maret 2009, mirror dari berita AntaraOnline edisi 22 Oktober 2008.
  19. ^ Why Indonesian is important to learn. Situs web pengajaran bahasa Indonesia di Universitas Negeri Ohio.
  20. ^ Farber, Barry. J. How to learn any language quickly, enjoyably and on your own. Citadel Press. 1991.
  21. ^ Eliot, J., Bickersteth, J. Sumatra Handbook. Footprint. 2000.
  22. ^ Penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno di Jawa Tengah (berangka tahun abad ke-9) dan di dekat Bogor (Prasasti Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan adanya penyebaran penggunaan bahasa ini di Pulau Jawa
  23. ^ Keping Tembaga Laguna (900 M) yang ditemukan di dekat Manila, Pulau Luzon, berbahasa Melayu Kuno, menunjukkan keterkaitan wilayah itu dengan Sriwijaya.
  24. ^ a b Best of The Best (Crème de la Crème)
  25. ^ Hal ini tidak mengherankan karena banyak dari pengusaha penerbitan di kala itu berasal dari etnik Tionghoa.
  26. ^ Balai Pustaka, Berbenah Setelah Satu Abad. Kompas daring, 25 November 2009.
  27. ^ Etek, Azizah (2008). Kelah Sang Demang, Jahja Datoek Kajo, Pidato Otokritik di Volksraad 1927–1939. LKiS. 
  28. ^ Majalah Tempo Interaktif
  29. ^ Adib, Holy (30 Agustus 2020). "Meresmikan Hari Lahir Bahasa Indonesia". Jawa Pos. 
  30. ^ Teeuw, A (1986). Modern Indonesian Literature I. Foris Publication. 
  31. ^ . Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 July 2017. Diakses tanggal 4 December 2018. 
  32. ^ Why no-one speaks Indonesia's language, BBC, by David Fettling, 4 July 2018
  33. ^ Anderson, Benedict R. O'G (2006). Language and Power: Exploring Political Cultures in Indonesia (dalam bahasa Inggris). Equinox Publishing. ISBN 978-979-3780-40-5. 
  34. ^ Daftar Penelitian Bahasa menampilkan laman senarai penelitian kebahasaan. Diakses 27 Juni 2019
  35. ^ Kontribusi Kosakata Bahasa Daerah dalam Bahasa Indonesia 2012-10-27 di Wayback Machine. artikel oleh Adi Budiwidiyanto di situs Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diakses 3 November 2012
  36. ^ Teknik pembelajaran bahasa dan sastra berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi. Surabaya: Penerbit SIC. 2004. ISBN 9799414180. OCLC 697280233. 

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs Pusba 2008-02-10 di Wayback Machine. – Pusat Bahasa
  • (Indonesia) Buku Praktis Bahasa Indonesia 2: Ikhtisar Sejarah Bahasa Indonesia
  • (Inggris) Ethnologue edisi 17
  • (Indonesia) Perjalanan Pengajaran Bahasa Melayu 2011-04-23 di Wayback Machine.
  • (Inggris) Piagam Hak Asasi Manusia dalam bahasa Indonesia
  • (Indonesia) Tentang Bahasa Indonesia 2007-10-12 di Wayback Machine.
  • (Inggris) Bahasa Indonesia Flash Thesaurus
  • (Inggris) History of Indonesian Language, oleh George Quinn, The Learner’s Dictionary of Today’s Indonesian. Sydney: Allen & Unwin 2001

Pembelajaran Bahasa Indonesia

  • (Indonesia) Bahasa Kita
  • (Inggris) Wikibooks – Belajar Bahasa Indonesia
  • (Inggris) Belajar Bahasa Indonesia 2015-09-01 di Wayback Machine.
  • (Inggris) Belajar Bahasa Indonesia lewat Internet
  • (Inggris) Belajar Bahasa Indonesia online
  • (Inggris) Indonesia WWW Virtual Library

Kamus Indonesia – asing

  • Untuk daftar situs web kamus, lihat Kamus

bahasa, indonesia, adalah, bahasa, resmi, republik, indonesia, bahasa, persatuan, bangsa, indonesia, adalah, salah, satu, dari, banyak, varietas, bahasa, melayu, diresmikan, penggunaannya, setelah, proklamasi, kemerdekaan, indonesia, tepatnya, sehari, sesudahn. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia 8 9 Bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak varietas bahasa Melayu 10 Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tepatnya sehari sesudahnya bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi Di Timor Leste bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja Bahasa IndonesiaDituturkan di Indonesia Timor Leste Filipina Arab Saudi Kepulauan Cocos Keeling Pulau Natal Suriname Belanda Kaledonia Baru Palau Papua NuginiWilayahAsia Indonesia Timor Leste Singapura Vietnam Filipina Arab Saudi Hong Kong Taiwan Sri LankaAustralia Australia Kepulauan Cocos Keeling Pulau Natal Afrika Afrika Selatan MadagaskarAmerika Selatan SurinameAmerika Utara Amerika SerikatEropa BelandaPasifik Kaledonia Baru Palau Papua NuginiPenutur bahasa43 juta sensus 2010 1 tidak tercantum tanggal penutur L2 156 juta 2010 census 1 Rumpun bahasaAustronesia Melayu PolinesiaMelayu SumbawaMelayikMelayu Riau 2 3 4 5 Bahasa IndonesiaBentuk awalBahasa Melayu Kuno Bahasa Melayu Klasik bahasa Melayu Riau Bahasa IndonesiaSistem penulisanLatin Alfabet bahasa Indonesia Braille bahasa IndonesiaBentuk tandaBISINDO SIBIStatus resmiBahasa resmi di ASEAN Indonesia Timor Leste 6 Singapura VietnamDiakui sebagaibahasa minoritas di Perserikatan Bangsa Bangsa digunakan dalam misi menjaga perdamaian PBB Kaledonia Baru Suriname Australia Kepulauan Cocos Keeling Amerika Serikat Filipina Belanda Arab Saudi Vietnam Palau Hong Kong Brunei Malaysia Pulau Natal Papua NuginiDiatur olehBadan Pengembangan dan Pembinaan BahasaKode bahasaISO 639 1idISO 639 2 a href https iso639 3 sil org code ind class extiw title iso639 3 ind ind a ISO 639 3 a href https iso639 3 sil org code ind class extiw title iso639 3 ind ind a Glottologindo1316 7 Linguasfer31 MFA acKeterangan Wilayah Bahasa Indonesia dominan dipertuturkan dan sebagai bahasa resmi Wilayah Bahasa Indonesia dituturkan oleh minoritas Dasar bahasa Indonesia baku adalah bahasa Melayu Riau 11 12 13 14 15 16 Dalam perkembangannya bahasa ini mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke 20 Penamaan bahasa Indonesia diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 untuk menghindari kesan imperialisme bahasa apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan 17 Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau dan kepulauan maupun Semenanjung Malaya Hingga saat ini bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup yang terus menghasilkan kata kata baru baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90 warga Indonesia bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu 18 Istilah bahasa Indonesia paling umum dikaitkan dengan bahasa baku yang digunakan dalam situasi formal 15 Ragam bahasa baku tersebut berhubungan diglosik dengan bentuk bentuk bahasa Melayu vernakular yang digunakan sebagai peranti komunikasi sehari hari 15 Artinya penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari hari colloquial dan atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya Meskipun demikian bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan perguruan di media massa sastra perangkat lunak surat menyurat resmi dan berbagai forum publik lainnya 19 sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia Fonologi dan tata bahasa bahasa Indonesia dianggap relatif mudah 20 Menurut sebagian peneliti dasar dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu 21 Daftar isi 1 Sejarah 1 1 Zaman kerajaan Hindu Buddha 1 2 Melayu sebagai basantara 1 3 Era kolonial Belanda 1 4 Kelahiran Bahasa Indonesia 1 5 Bahasa Indonesia masa kini 2 Penyempurnaan ejaan 2 1 Ejaan van Ophuijsen 2 2 Ejaan Republik 2 3 Ejaan Pembaharuan 2 4 Ejaan Melindo 2 5 Ejaan yang Disempurnakan 2 6 Ejaan Bahasa Indonesia 3 Daftar kata serapan dalam bahasa Indonesia 4 Penggolongan 5 Persebaran geografis 5 1 Kedudukan resmi 6 Fonologi 6 1 Vokal 6 2 Konsonan 7 Sistem penulisan 8 Tata bahasa 9 Awalan akhiran dan sisipan 10 Dialek dan ragam bahasa 11 Metode pembelajaran 12 Lihat pula 13 Referensi 14 Pranala luar 14 1 Pembelajaran Bahasa Indonesia 14 2 Kamus Indonesia asingSejarahZaman kerajaan Hindu Buddha Artikel ini mungkin terlalu panjang untuk dibaca dan dipahami secara nyaman Silakan pertimbangkan untuk membagi konten di dalam artikel ini menjadi beberapa artikel lain jika layak Sejumlah prasasti berbahasa Melayu Kuno dari Sriwijaya ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatra Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Melayu menyebar ke berbagai tempat di Nusantara dari wilayah yang strategis untuk pelayaran dan perdagangan Istilah Melayu adalah sebutan untuk Malaya wilayahnya sendiri yang sendiri berasal dari Kerajaan Malayu sebuah kerajaan Hindu Buddha yang bertempat di hulu sungai Batang Hari Pada awalnya istilah tersebut merujuk pada wilayah kerajaan Melayu yang yang merupakan bagian wilayah pulau Sumatra Namun seiring berkembangnya zaman istilah Melayu mencakup wilayah geografis tidak hanya merujuk pada Kerajaan Melayu melainkan negeri negeri di pulau Sumatra Karena itu Sumatra dijuluki sebagai Bumi Melayu bahasa Indonesia Tanah Melayu yang disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama Bahasa Melayu kuno yang berkembang di Sumatra memiliki logat o yang digunakan pada Melayu Jambi Minangkabau Kerinci Palembang dan Bengkulu Dalam Negarakretagama Semenanjung Malaka disebut Hujung Medini Diterjemahkan sebagai Semenanjung Medini namun memiliki arti Semenanjung Malaysia Dalam perkembangannya bangsa Melayu melakukan migrasi besar besaran ke Semenanjung Malaysia Hujung Medini dan kerajaan kerajaan Islam yang pusat mandalanya adalah Kesultanan Malaka pada masa perkembangannya Istilah Melayu kemudian bergeser kepada Semenanjung Malaka Semenanjung Malaysia yang akhirnya disebut Semenanjung Melayu atau Semenanjung Tanah Melayu Akan tetapi kenyataannya adalah istilah Melayu itu berasal dari Indonesia Bahasa Melayu yang berkembang di sekitar daerah Semenanjung Malaka berlogat e Pada tahun 1512 Kesultanan Malaka dimusnahkan oleh Portugis sehingga penduduknya diaspora sampai ke kawasan timur kepulauan Nusantara Bahasa Melayu Purba sendiri diduga berasal dari pulau Kalimantan yang membuat kemungkinan bahwa pemakai bahasa Melayu pertama bukanlah penduduk Sumatra melainkan Kalimantan Suku Dayak diduga memiliki hubungan dengan suku Melayu kuno di Sumatra misalnya Dayak Salako Dayak Kanayatn Kendayan dan Dayak Iban Aksen Melayu pada saat itu berlogat a seperti bahasa Melayu baku Penduduk Sumatra menuturkan bahasa Melayu setelah kedatangan leluhur suku Nias dan suku Mentawai Dalam perkembangannya istilah Melayu kemudian mengalami perluasan makna sehingga muncul istilah Kepulauan Melayu untuk menamakan kepulauan Nusantara Secara sudut pandang historis juga dipakai sebagai nama bangsa yang menjadi nenek moyang penduduk kepulauan Nusantara yang dikenal sebagai rumpun Indo Melayu terdiri Proto Melayu Melayu Tua Melayu Polinesia dan Deutero Melayu Melayu Muda Setelah mengalami kurun masa yang panjang sampai dengan kedatangan dan perkembangannya agama Islam suku Melayu sebagai etnik mengalami penyempitan makna menjadi sebuah etnoreligius Muslim yang sebenarnya di dalamnya juga telah mengalami amalgamasi dari beberapa unsur etnik M Muhar Omtatok seorang seniman budayawan dan sejarawan menjelaskan sebagai berikut Melayu secara puak etnik suku bukan dilihat dari faktor genekologi seperti kebanyakan puak puak lain Di Malaysia tetap mengaku berpuak Melayu walau moyang mereka berpuak Jawa Mandailing Bugis Keling dan lainnya Beberapa tempat di Sumatra Utara ada beberapa komunitas berdarah Batak yang mengaku sebagai Orang Kampong Puak Melayu Diketahui kerajaan Sriwijaya menuturkan bahasa Melayu sebagai bahasa Melayu Kuno sebagai bahasa kenegaraan sejak abad ke 7 M Lima prasasti kuno yang ditemukan di Sumatra bagian selatan peninggalan kerajaan itu menggunakan bahasa Melayu yang bertaburan kata kata pinjaman dari bahasa Sanskerta suatu bahasa Indo Eropa dari cabang Indo Iran Jangkauan penggunaan bahasa ini diketahui cukup luas karena ditemukan juga dokumen dokumen dari abad berikutnya di Pulau Jawa 22 dan Pulau Luzon 23 Sejak itu kata kata seperti istri raja putra kawin dan lain lain masuk pada periode tersebut hingga abad ke 15 M Melayu sebagai basantara Lihat pula Bahasa Melayu SejarahPada abad ke 15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bahasa Melayu Klasik classical Malay atau medieval Malay Bentuk ini dipakai oleh Kesultanan Melaka yang perkembangannya kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatra Jawa dan Semenanjung Malaya butuh rujukan Laporan Portugis misalnya oleh Tome Pires menyebutkan adanya bahasa yang dipahami oleh semua pedagang di wilayah Sumatra dan Jawa Magellan dilaporkan memiliki budak dari Nusantara yang menjadi juru bahasa di wilayah itu Ciri paling menonjol dalam ragam sejarah ini adalah mulai masuknya kata kata pinjaman dari bahasa Arab dan bahasa Parsi sebagai akibat dari penyebaran agama Islam yang mulai masuk sejak abad ke 12 Kata kata bahasa Arab seperti masjid kalbu kitab kursi selamat dan kertas serta kata kata Parsi seperti anggur cambuk dewan saudagar tamasya dan tembakau masuk pada periode ini Proses penyerapan dari bahasa Arab terus berlangsung hingga sekarang Kedatangan pedagang Portugis diikuti oleh Belanda Spanyol dan Inggris meningkatkan informasi dan mengubah kebiasaan masyarakat pengguna bahasa Melayu Bahasa Portugis banyak memperkaya kata kata untuk kebiasaan Eropa dalam kehidupan sehari hari seperti gereja sepatu sabun meja bola bolu dan jendela Bahasa Belanda terutama banyak memberi pengayaan di bidang administrasi kegiatan resmi misalnya dalam upacara dan kemiliteran dan teknologi hingga awal abad ke 20 Kata kata seperti asbak polisi kulkas knalpot dan stempel adalah pinjaman dari bahasa ini Bahasa yang dipakai pendatang dari Cina juga lambat laun dipakai oleh penutur bahasa Melayu akibat kontak di antara mereka yang mulai intensif di bawah penjajahan Belanda Sudah dapat diduga kata kata Tionghoa yang masuk biasanya berkaitan dengan perniagaan dan keperluan sehari hari seperti pisau tauge tahu loteng teko tauke dan cukong Jan Huyghen van Linschoten pada abad ke 17 dan Alfred Russel Wallace pada abad ke 19 menyatakan bahwa bahasa orang Melayu atau Melaka dianggap sebagai bahasa yang paling penting di dunia timur 24 Luasnya penggunaan bahasa Melayu ini melahirkan berbagai varian tempatan lokal dan temporal Bahasa perdagangan menggunakan bahasa Melayu di berbagai pelabuhan Nusantara bercampur dengan bahasa Portugis bahasa Tionghoa maupun bahasa setempat Terjadi proses pemijinan di beberapa kota pelabuhan di kawasan timur Nusantara misalnya di Manado Ambon dan Kupang Orang orang Tionghoa di Semarang dan Surabaya juga menggunakan varian bahasa Melayu pijin Terdapat pula bahasa Melayu Tionghoa di Batavia Varian yang terakhir ini malah dipakai sebagai bahasa pengantar bagi beberapa surat kabar pertama berbahasa Melayu sejak akhir abad ke 19 25 Varian varian lokal ini secara umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti bahasa Terobosan penting terjadi ketika pada pertengahan abad ke 19 Raja Ali Haji dari istana Riau Johor pecahan Kesultanan Melaka menulis kamus ekabahasa untuk bahasa Melayu Sejak saat itu dapat dikatakan bahwa bahasa ini adalah bahasa yang full fledged sama tinggi dengan bahasa bahasa internasional pada masa itu karena memiliki kaidah dan dokumentasi kata yang terdefinisi dengan jelas Hingga akhir abad ke 19 dapat dikatakan terdapat paling sedikit dua kelompok bahasa Melayu yang dikenal masyarakat Nusantara bahasa Melayu Pasar yang colloquial dan tidak baku serta bahasa Melayu Tinggi yang terbatas pemakaiannya tetapi memiliki standar Bahasa ini dapat dikatakan sebagai lingua franca tetapi kebanyakan berstatus sebagai bahasa kedua atau ketiga Era kolonial Belanda Majalah pranala nonaktif permanen Keboedajaan dan Masjarakat 1939 menggunakan ejaan Van Ophuijsen Pemerintah kolonial Hindia Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah Dengan menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi karena telah memiliki kitab kitab rujukan sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat dalam pembakuan bahasa Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah sekolah dan didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu Akibat pilihan ini terbentuklah embrio bahasa Indonesia yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau Johor Pada awal abad ke 20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat Pada tahun 1901 Indonesia sebagai Hindia Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu kelak menjadi bagian dari Malaysia di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson 24 Ejaan Van Ophuijsen diawali dari penyusunan Kitab Logat Melayu dimulai tahun 1896 van Ophuijsen dibantu oleh Nawawi Soetan Makmoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim Intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur Komisi Bacaan Rakyat KBR pada tahun 1908 Kelak lembaga ini menjadi Balai Pustaka Pada tahun 1910 komisi ini di bawah pimpinan D A Rinkes melancarkan program Taman Poestaka dengan membentuk perpustakaan kecil di berbagai sekolah pribumi dan beberapa instansi milik pemerintah Perkembangan program ini sangat pesat dalam dua tahun telah terbentuk sekitar 700 perpustakaan 26 Badan penerbit ini menerbitkan novel novel seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan buku buku penuntun bercocok tanam penuntun memelihara kesehatan yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas Pada tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya Hal ini untuk pertama kalinya dalam sidang Volksraad seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia 27 Kelahiran Bahasa Indonesia Keputusan ketiga dari naskah Sumpah Pemuda menyatakan bahwa Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia Bahasa Indonesia mendapatkan pengakuan sebagai bahasa persatuan bangsa pada saat Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional berdasarkan usulan Muhammad Yamin Dalam pidatonya pada kongres tersebut Yamin mengatakan Jika mengacu pada masa depan bahasa bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu Akan tetapi dari dua bahasa itu bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan 28 Penggantian nama dari bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia mengikut usulan dari Mohammad Tabrani pada Kongres Pemuda I yang beranggapan bahwa jika tumpah darah dan bangsa tersebut dinamakan Indonesia maka bahasanya pun harus disebut bahasa Indonesia Kata bahasa Indonesia sendiri telah muncul dalam tulisan tulisan Tabrani sebelum Sumpah Pemuda diselenggarakan Kata bahasa Indonesia pertama kali muncul dalam harian Hindia Baroe pada tanggal 10 Januari 1926 Pada 11 Februari 1926 di koran yang sama tulisan Tabrani muncul dengan judul Bahasa Indonesia yang membahas tentang pentingnya nama bahasa Indonesia dalam konteks perjuangan bangsa Tabrani menutup tulisan tersebut dengan 29 Bangsa dan pembaca kita sekalian Bangsa Indonesia belum ada Terbitkanlah bangsa Indonesia itu Bahasa Indonesia belum ada Terbitkanlah bahasa Indonesia itu Karena menurut keyakinan kita kemerdekaan bangsa dan tanah air kita Indonesia ini terutama akan tercapai dengan jalan persatuan anak Indonesia yang antara lain lain terikat oleh bahasa Indonesia Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau seperti Marah Rusli Abdul Muis Nur Sutan Iskandar Sutan Takdir Alisyahbana Hamka Roestam Effendi Idrus dan Chairil Anwar Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata sintaksis maupun morfologi bahasa Indonesia 30 Pada tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana Pada tahun 1936 Sutan Takdir Alisjahbana menyusun Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia Pada tanggal 25 28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu Kongres Bahasa Indonesia kemudian rutin digelar lima tahunan untuk membahasa perkembangan bahasa Indonesia Informasi lebih lanjut Kongres Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia masa kini Informasi lebih lanjut Bahasa gaul Meskipun menyandang nama bahasa persatuan bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa ibu hanya oleh sebagian kecil saja dari penduduk Indonesia terutama orang orang yang tinggal di sekitar Jakarta dan kota kota besar lainnya yang sebagian besar berbahasa Indonesia seperti Medan dan Balikpapan sedangkan lebih dari 200 juta orang lainnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua dengan berbagai tingkat kemahiran Sensus 2010 menunjukkan hanya 19 94 orang berusia di atas lima tahun yang menggunakan bahasa Indonesia di rumah Di negara yang memiliki lebih dari 700 bahasa daerah dan beragam kelompok suku bahasa Indonesia memainkan peran penting dalam mempersatukan keberagaman budaya di seluruh Indonesia Bahasa Indonesia adalah bahasa utama di media badan pemerintah sekolah universitas tempat kerja dll 31 Bahasa Indonesia baku digunakan untuk keperluan penulisan buku dan surat kabar serta untuk siaran berita televisi radio Bahasa Indonesia baku jarang digunakan dalam percakapan sehari hari sebagian besar terbatas pada keperluan formal saja Meskipun hal ini merupakan gejala yang umum terjadi pada kebanyakan bahasa di dunia misalnya bahasa Inggris lisan tidak selalu sesuai dengan standar bahasa tulis bahasa Indonesia lisan cukup berbeda jauh dari bahasa Indonesia baku baik dalam hal tata bahasa maupun kosa kata Hal itu utamanya disebabkan karena orang Indonesia cenderung menggabungkan aspek bahasa daerahnya sendiri misalnya Jawa Sunda dan Bali dengan bahasa Indonesia Hal ini menghasilkan berbagai dialek bahasa Indonesia yang kedaerahan jenis inilah yang paling mungkin didengar oleh orang asing saat tiba di sebuah kota di Indonesia 32 Fenomena ini diperkuat dengan penggunaan bahasa gaul Indonesia khususnya di perkotaan Tidak seperti varietas baku yang relatif seragam Bahasa Indonesia daerah menunjukkan tingkat variasi geografis yang tinggi meskipun bahasa Indonesia gaul ala Jakarta berfungsi sebagai norma de facto bahasa informal dan merupakan sumber pengaruh yang populer di seluruh Indonesia 15 Pemisahan bahasa Indonesia baku dan bahasa gaul Jakarta ini oleh Benedict Anderson disebut sebagai gejala kramanisasi 33 Penyempurnaan ejaanEjaan ejaan untuk bahasa Melayu atau Indonesia mengalami beberapa tahapan sebagai berikut Ejaan van Ophuijsen Artikel utama Ejaan Van Ophuijsen Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Malmoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896 Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901 Ciri ciri dari ejaan ini yaitu Huruf i untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulai dengan ramai Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaia Huruf j untuk menuliskan kata kata jang pajah sajang dan sebagainya Huruf oe untuk menuliskan kata kata goeroe itoe oemoer dan sebagainya Tanda diakritik seperti koma ain dan tanda trema untuk menuliskan kata kata ma moer akal ta pa dan sebagainya Ejaan Republik Artikel utama Ejaan Republik Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi Ciri ciri ejaan ini yaitu Huruf oe diganti dengan u pada kata kata guru itu umur dan sebagainya Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata kata tak pak rakjat dan sebagainya Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2 ber jalan2 ke barat2 an Awalan di dan kata depan di kedua duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya Ejaan Pembaharuan Artikel utama Ejaan Pembaharuan Ejaan Pembaharuan dirancang oleh sebuah panitia yang diketuai oleh Prijono dan E Katoppo pada tahun 1957 sebagai hasil keputusan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan Namun sistem ejaan ini tidak pernah dilaksanakan Ejaan Melindo Artikel utama Ejaan Melindo Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959 Karena perkembangan politik selama tahun tahun berikutnya diurungkanlah peresmian ejaan ini Ejaan yang Disempurnakan Artikel utama Ejaan yang Disempurnakan Sebelum EYD Lembaga Bahasa dan Kesusastraan sekarang Pusat Bahasa pada tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru Ejaan LBK untuk menggantikan ejaan Melindo Kemudian diresmikan Ejaan Yang Disempurnakan EYD Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No 57 Tahun 1972 Dengan EYD ejaan dua bahasa serumpun yakni bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia dibakukan Perubahan Indonesia pra 1972 Malaysia pra 1972 Sejak 1972tj ch cdj j jch kh khnj ny nysj sh syj y yoe u uCatatan Pada tahun 1947 oe sudah digantikan dengan u Ejaan Bahasa Indonesia Artikel utama Ejaan Bahasa Indonesia Ejaan Bahasa Indonesia EBI adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Ejaan ini menggantikan Ejaan yang Disempurnakan Tidak terdapat banyak perbedaan antara EYD dan EBI Pada EBI terdapat penambahan satu huruf diftong yaitu huruf ei sehingga huruf diftong dalam Bahasa Indonesia menjadi empat huruf yakni ai ei au dan oi Selain itu terdapat juga penambahan aturan pada penggunaan huruf tebal dan huruf kapital Daftar kata serapan dalam bahasa IndonesiaArtikel utama Kata serapan dalam bahasa Indonesia Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang terbuka bagi pengayaan kosakata dengan menyerap kata kata dari bahasa bahasa lain baik dari dalam maupun luar Indonesia Penyerapan kata ini melalui serangkaian peristiwa baik melalui sejarah maupun tahapan penelitian yang dilakukan oleh pakar bahasa di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia termasuk juga melibatkan para pakar dalam bidang lain seperti pakar agama politik ekonomi hukum sosial budaya kedokteran dan lain lain 34 Asal Bahasa Jumlah KataBelanda 3 280 kataInggris 1 610 kataArab 1 495 kataSanskerta 677 kataTionghoa 290 kataPortugis 131 kataTamil 83 kataParsi 63 kataHindi 7 kataSumber Buku berjudul Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia 1996 yang disusun oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa sekarang bernama Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Adapun jumlah kata yang diserap dari bahasa bahasa daerah lain di Indonesia dalam KBBI Edisi Keempat ditunjukkan di dalam daftar berikut 35 Asal Bahasa Jumlah KataJawa 1109 kataMinangkabau 929 kataSunda 223 kataMadura 221 kataBali 153 kataAceh 112 kataBanjar 100 kataPenggolonganIndonesia termasuk dalam rumpun bahasa Melayu Polinesia Barat subkelompok dari bahasa Melayu Polinesia yang pada gilirannya merupakan cabang dari bahasa Austronesia Menurut situs Ethnologue bahasa Indonesia didasarkan pada bahasa Melayu dialek Riau yang dituturkan di timur laut Sumatra Persebaran geografisBahasa Indonesia dituturkan di seluruh Indonesia walaupun lebih banyak digunakan di kawasan perkotaan seperti di Jabodetabek dengan dialek Betawi serta logat Betawi Penggunaan bahasa di daerah biasanya lebih resmi dan sering kali terselip dialek dan logat di daerah bahasa Indonesia itu dituturkan Untuk berkomunikasi dengan sesama orang sedaerah kadang kadang bahasa daerahlah yang digunakan sebagai pengganti untuk bahasa Indonesia Kedudukan resmi Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting seperti yang tercantum dalam Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia Undang Undang Dasar RI 1945 Bab XV Bendera Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan Pasal 36 menyatakan bahwa Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia Dari kedua hal tersebut maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai Bahasa kebangsaan kedudukannya berada di atas bahasa bahasa daerah Bahasa negara bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia FonologiBahasa Indonesia mempunyai 26 fonem Jumlahnya berubah menjadi 31 apabila alofon dan konsonan pinjaman juga dihitung Vokal Depan Madya BelakangTertutup i uTengah e e oHampir Terbuka ɛ ɔ Terbuka aBahasa Indonesia juga mempunyai diftong ai au oi dan ei yang ada pada kata kata bersuku kata terbuka seperti damai da mai namun di dalam suku kata tertutup seperti air a ir kedua vokal tidak diucapkan sebagai diftong Konsonan Bibir Birgi Ronggi Pascaronggi Langit2 Langbel CeraSengau m n ɲ ŋLetup p b t d k g ʔAfrikat t ʃ d ʒTiup f v s z ʃ x hGetar Sisi r lHampiran w jBahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu awalnya tidak mengenal adanya gugus konsonan tetapi karena pengaruh dari bahasa asing dan daerah ke dalam bahasa Indonesia ditemukan cukup banyak gugus konsonan Gugus konsonan dalam bahasa Indonesia adalah pl bl kl fl sl pr br tr dr kr gr fr sr ps sw sp sk st str spr skr dan skl Vokal di dalam tanda kurung adalah alofon sedangkan konsonan di dalam tanda kurung adalah fonem pinjaman dan hanya muncul di dalam kata serapan k p dan t tidak diaspirasikan t dan d adalah konsonan gigi bukan konsonan rongga gigi seperti di dalam bahasa Inggris Dalam beberapa kasus k pada akhir suku kata menjadi konsonan letup celah suara seperti pada kakak kakaʔ dan capek t ʃapeʔ namun tidak pada kata kata lainnya seperti enak e nak dan solek so lek Penekanan ditempatkan pada suku kata kedua dari terakhir dari kata akar Apabila ada suku kata yang mengandung pepet maka penekanan pindah ke suku kata terakhir Sistem penulisanArtikel utama Alfabet bahasa Indonesia Huruf Besar Huruf Kecil IPA Huruf Besar Huruf Kecil IPAA a a N n n B b b O o o C c tʃ P p p D d d Q q k E e e ɛ e R r r F f f S s s G g ɡ T t t H h h U u u I i i V v v f J j dʒ W w w K k k X x ks L l l Y y j M m m Z z z Selain huruf huruf di atas bahasa Indonesia juga menggunakan beberapa digraf yaitu Huruf besar Huruf kecil IPASy sy ʃ Ny ny ɲ Ng ng ŋ Kh kh x Tata bahasaArtikel utama Tata Bahasa Indonesia Dibandingkan dengan bahasa bahasa Eropa bahasa Indonesia tidak menggunakan kata benda bergender Tidak ada deklinasi tertentu yang menentukan gender dari suatu kata Di luar konteks gender secara linguistik kata kata dalam bahasa Indonesia sebagian besar tidak menyatakan jenis kelamin Sebagai contoh kata ganti seperti dia tidak secara spesifik menunjukkan bahwa orang yang disebut adalah lelaki atau perempuan Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti adik dan pacar Untuk memerinci jenis kelamin sebuah kata sifat harus ditambahkan seperti pada kata adik laki laki Ada juga kata yang secara gamblang menyatakan jenis kelamin seperti putri dan putra Kata kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain seperti bahasa Sanskerta dan bahasa Jawa Kuno Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakanlah reduplikasi perulangan kata tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam konteks Sebagai contoh penggunaan seribu orang orang tidak benar karena jumlah telah disebutkan dalam kata seribu Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak yaitu kami dan kita Kami adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak mengikutsertakan sang kawan bicara Sementara itu kita adalah kata ganti inklusif yang berarti mengikutsertakan kawan bicara Susunan kata dalam bahasa Indonesia adalah Subjek Predikat Objek SPO walaupun susunan kata lain juga mungkin digunakan Tidak ada infleksi pada kata kerja baik menurut subjek maupun objek Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala tense secara gramatikal Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu seperti kemarin dan besok atau petunjuk lain seperti sudah dan belum Meskipun memiliki tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia mempunyai kerumitannya sendiri yaitu penggunaan imbuhan yang mungkin cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia Awalan akhiran dan sisipanBahasa Indonesia mempunyai banyak awalan akhiran maupun sisipan baik yang asli dari bahasa bahasa Nusantara maupun dipinjam dari bahasa bahasa asing Awalan Fungsi pembentuk Perubahan bentuk Kaitanber verba be bel per ter verba adjektiva te tel ke meng verba aktif me men mem meny di pe ku kau di verba pasif meng ke nomina numeralia verba percakapan ter per verba nomina pe pel ber peng nomina pe pen pem peny meng se klitik adverbiaku kau verba aktif me Dialek dan ragam bahasaLihat pula Bahasa Melayu Varian varian bahasa Melayu Pada keadaannya bahasa Indonesia menumbuhkan banyak varian yaitu varian menurut pemakai yang disebut sebagai dialek dan varian menurut pemakaian yang disebut sebagai ragam bahasa Dialek dibedakan atas hal ihwal berikut Dialek regional yaitu rupa rupa bahasa yang digunakan di daerah tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meskipun mereka berasal dari ekabahasa Oleh karena itu dikenallah bahasa Melayu dialek Ambon dialek Jakarta Betawi atau bahasa Melayu dialek Medan Dialek sosial yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu Contohnya dialek wanita dan dialek remaja Dialek temporal yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman Abdullah Idiolek yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang Sekalipun hampir seluruh warga Indonesia menggunakan bahasa Indonesia mereka masing masing memiliki ciri ciri khas pribadi dalam pelafalan tata bahasa atau pilihan dan kekayaan kata Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia berjumlah sangat banyak dan tidak terhad Maka itu ia dibagi atas dasar pokok pembicaraan perantara pembicaraan dan hubungan antarpembicara Ragam bahasa menurut pokok pembicaraan meliputi ragam undang undang ragam jurnalistik ragam ilmiah ragam sastraRagam bahasa menurut hubungan antarpembicara dibagi atas ragam lisan terdiri dari ragam percakapan ragam pidato ragam kuliah ragam panggung ragam tulis terdiri dari ragam teknis ragam undang undang ragam catatan ragam surat menyuratDalam kenyataannya bahasa baku tidak dapat digunakan untuk segala keperluan tetapi hanya untuk komunikasi resmi wacana teknis pembicaraan di depan khalayak ramai pembicaraan dengan orang yang dihormatiSelain keempat penggunaan tersebut dipakailah ragam bukan baku Metode pembelajaranMetode pembelajaran bahasa Indonesia adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan pada pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia Prosedur yang digunakan sudah disesuaikan dengan sifat pembelajaran bahasa Indonesia yang spesifik Dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia guru harus memiliki tingkat penyesuaian yang cocok dengan siswa Penyesuaian tersebut dirancang secara terpadu dengan tujuan belajar bahasa Indonesia Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan antara lain 36 Metode tata bahasa terjemahan Metode membaca Metode audiolingual Metode reseptif dan produktif Metode langsung Metode komunikatif Metode integratif Metode tematik Metode kuantum Metode konnstruktifistik Metode partisipatori Metode kontekstualLihat pulaBahasa prokem Indonesia Bahasa Melayu Kata serapan dalam bahasa Indonesia Daftar kata serapan dalam bahasa Indonesia Bahasa Belanda di Indonesia Perbedaan antara bahasa Melayu Baku dan bahasa Indonesia Kongres Bahasa IndonesiaReferensi a b Kesalahan pengutipan Tag lt ref gt tidak sah tidak ditemukan teks untuk ref bernama sensus2010 Abas Husen 1987 Indonesian as a Unifying Language of Wider Communication A Historical and Sociolinguistic Perspective Pacific Linguistics D 73 viii 230 doi 10 15144 PL D73 ISBN 0858833581 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 Diakses tanggal 28 December 2020 Arman Dedi 8 June 2014 The Development of Malay Language eng kebudayaan kemdikbud go id Directorate General of Culture of The Republic of Indonesia Diakses tanggal 28 December 2020 Pemindahan ini merupakan permulaan dari suatu periode dalam pengembangan dan penyebaran bahasa Melayu yaitu periode Kerjaan Riau dan Lingga Dalam periode inilah bahasa Melayu memperoleh ciri ke Riau annya dan bahasa Melayu Riau inilah yang merupakan cikal bakal bahasa Nasional Indonesia yang dicetuskan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 Selama keberadaan kerajaan ini hampir 200 tahun lamanya ada tiga momentum yang penting sekali bagi perkembangan dan persebaran bahasa Melayu Riau yaitu tahun 1808 ketika Raja Ali Haji lahir tahun 1857 ketika Raja Ali Haji menyelesaikan bukunya yang berjudul Bustanul Katibin suatu tatabahasa normatif bahasa Melayu Riau dan tahun 1894 ketika percetakan Mathba atul Riauwiyah atau Mathba atul Ahmadiyah didirikan Pengoperasian percetakan Mathba atul Riauwiyah ini sangat penting karena melalui buku buku dan pamflet pamflet yang diterbitkannya bahasa Melayu Riau tersebar ke daerah lain di Kepulauan Nusantara Mahayana Maman S 2009 Perkembangan Bahasa Indonesia Melayu di Indonesia dalam Konteks Sistem Pendidikan The Development of Indonesian Malay language in Indonesia in the context of The Education System The Journal of Alternative Education dalam bahasa Indonesian 14 3 21 doi 10 24090 insania v14i3 350 Diakses tanggal 28 December 2020 line feed character di title pada posisi 14 bantuan Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Ardanareswari Indira 25 June 2019 History of The Indonesian Language Congress I Inaugurating The United Language eng tirto id Tirto Diakses tanggal 28 December 2020 Yang dinamakan Bahasa Indonesia yaitu Bahasa Melayu yang sungguhpun pokoknya berasal dari Melayu Riau akan tetapi yang sudah ditambah diubah atau dikurangi menurut keperluan zaman dan alam baharu hingga bahasa itu lalu mudah dipakai oleh rakyat di seluruh Indonesia EYD kata Ki Hajar Dewantara di Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1983 di Solo East Timor Languages www easttimorgovernment com Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2016 Diakses tanggal 21 Maret 2016 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Hammarstrom Harald Forkel Robert Haspelmath Martin ed 2019 Indonesian Glottolog 4 1 Jena Jerman Max Planck Institute for the Science of Human History Pemeliharaan CS1 Tampilkan editors link Pasal 36 Undang Undang Dasar RI 1945 Butir ketiga Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 Kridalaksana H 1991 Pendekatan tentang Pendekatan Historis dalam Kajian Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia Dalam Kridalaksana H penyunting Masa Lampau bahasa Indonesia Sebuah Bunga Rampai Penerbit Kanisius Yogyakarta Abas Husen 1987 Indonesian as a Unifying Language of Wider Communication A Historical and Sociolinguistic Perspective Pacific Linguistics D 73 viii 230 doi 10 15144 PL D73 ISBN 0858833581 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 Diakses tanggal 28 December 2020 Arman Dedi 8 June 2014 Perkembangan Bahasa Melayu kebudayaan kemdikbud go id Directorate General of Culture of The Republic of Indonesia Diakses tanggal 28 December 2020 Pemindahan ini merupakan permulaan dari suatu periode dalam pengembangan dan penyebaran bahasa Melayu yaitu periode Kerjaan Riau dan Lingga Dalam periode inilah bahasa Melayu memperoleh ciri ke Riau annya dan bahasa Melayu Riau inilah yang merupakan cikal bakal bahasa Nasional Indonesia yang dicetuskan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 Selama keberadaan kerajaan ini hampir 200 tahun lamanya ada tiga momentum yang penting sekali bagi perkembangan dan persebaran bahasa Melayu Riau yaitu tahun 1808 ketika Raja Ali Haji lahir tahun 1857 ketika Raja Ali Haji menyelesaikan bukunya yang berjudul Bustanul Katibin suatu tatabahasa normatif bahasa Melayu Riau dan tahun 1894 ketika percetakan Mathba atul Riauwiyah atau Mathba atul Ahmadiyah didirikan Pengoperasian percetakan Mathba atul Riauwiyah ini sangat penting karena melalui buku buku dan pamflet pamflet yang diterbitkannya bahasa Melayu Riau tersebar ke daerah lain di Kepulauan Nusantara Mahayana Maman S 2009 Perkembangan Bahasa Indonesia Melayu di Indonesia dalam Konteks Sistem Pendidikan The Development of Indonesian Malay language in Indonesia in the context of The Education System The Journal of Alternative Education dalam bahasa Indonesian 14 3 21 doi 10 24090 insania v14i3 350 Diakses tanggal 28 December 2020 line feed character di title pada posisi 14 bantuan Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Ardanareswari Indira 25 June 2019 History of The Indonesian Language Congress I Inaugurating The United Language eng tirto id Tirto Diakses tanggal 28 December 2020 What is named as Indonesian language is the Malay language which mainly derived from Riau Malay but which has been added modified or subtract according to the needs of new age and nature until the language is now readily spoken by all of the people of Indonesia says Ki Hajar Dewantara in The Indonesian Language Congress I 1983 in Solo eng a b c d Sneddon James 2003 Diglossia in Indonesian Bijdragen tot de Taal Land en Volkenkunde 159 4 519 549 ISSN 0006 2294 Sneddon 2003 The Indonesian Language Its History and Role in Modern Society p 70 Asmadi T D Arti Tanggal 2 Mei bagi Bahasa Indonesia Diarsipkan 2010 05 05 di Wayback Machine Laman Lembaga Pers Dr Sutomo Edisi 08 Februari 2010 diakses 5 Maret 2010 Depdiknas Terbitkan Peta Bahasa Blog BahasaKita 4 Maret 2009 mirror dari berita AntaraOnline edisi 22 Oktober 2008 Why Indonesian is important to learn Situs web pengajaran bahasa Indonesia di Universitas Negeri Ohio Farber Barry J How to learn any language quickly enjoyably and on your own Citadel Press 1991 Eliot J Bickersteth J Sumatra Handbook Footprint 2000 Penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno di Jawa Tengah berangka tahun abad ke 9 dan di dekat Bogor Prasasti Bogor dari abad ke 10 menunjukkan adanya penyebaran penggunaan bahasa ini di Pulau Jawa Keping Tembaga Laguna 900 M yang ditemukan di dekat Manila Pulau Luzon berbahasa Melayu Kuno menunjukkan keterkaitan wilayah itu dengan Sriwijaya a b Best of The Best Creme de la Creme Hal ini tidak mengherankan karena banyak dari pengusaha penerbitan di kala itu berasal dari etnik Tionghoa Balai Pustaka Berbenah Setelah Satu Abad Kompas daring 25 November 2009 Etek Azizah 2008 Kelah Sang Demang Jahja Datoek Kajo Pidato Otokritik di Volksraad 1927 1939 LKiS Majalah Tempo Interaktif Adib Holy 30 Agustus 2020 Meresmikan Hari Lahir Bahasa Indonesia Jawa Pos Teeuw A 1986 Modern Indonesian Literature I Foris Publication Publication Name Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 July 2017 Diakses tanggal 4 December 2018 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Why no one speaks Indonesia s language BBC by David Fettling 4 July 2018 Anderson Benedict R O G 2006 Language and Power Exploring Political Cultures in Indonesia dalam bahasa Inggris Equinox Publishing ISBN 978 979 3780 40 5 Daftar Penelitian Bahasa menampilkan laman senarai penelitian kebahasaan Diakses 27 Juni 2019 Kontribusi Kosakata Bahasa Daerah dalam Bahasa Indonesia Diarsipkan 2012 10 27 di Wayback Machine artikel oleh Adi Budiwidiyanto di situs Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Diakses 3 November 2012 Teknik pembelajaran bahasa dan sastra berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi Surabaya Penerbit SIC 2004 ISBN 9799414180 OCLC 697280233 Parameter first1 tanpa last1 di Authors list bantuan Periksa nilai tanggal di year date mismatch bantuan Pranala luarCari tahu mengenai Bahasa Indonesia pada proyek proyek Wikimedia lainnya Definisi dan terjemahan dari Wiktionary Gambar dan media dari Commons Kutipan dari Wikiquote Teks sumber dari Wikisource Buku dari Wikibuku Indonesia Situs Pusba Diarsipkan 2008 02 10 di Wayback Machine Pusat Bahasa Indonesia Pusatbahasa Sekilas tentang Sejarah Bahasa Indonesia pranala nonaktif permanen Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia Diarsipkan 2009 07 13 di Wayback Machine Indonesia Buku Praktis Bahasa Indonesia 2 Ikhtisar Sejarah Bahasa Indonesia Inggris Ethnologue edisi 17 Indonesia Perjalanan Pengajaran Bahasa Melayu Diarsipkan 2011 04 23 di Wayback Machine Inggris Piagam Hak Asasi Manusia dalam bahasa Indonesia Indonesia Tentang Bahasa Indonesia Diarsipkan 2007 10 12 di Wayback Machine Inggris Bahasa Indonesia Flash Thesaurus Inggris History of Indonesian Language oleh George Quinn The Learner s Dictionary of Today s Indonesian Sydney Allen amp Unwin 2001Pembelajaran Bahasa Indonesia Indonesia Bahasa Kita Inggris Wikibooks Belajar Bahasa Indonesia Inggris Belajar Bahasa Indonesia Diarsipkan 2015 09 01 di Wayback Machine Inggris Belajar Bahasa Indonesia lewat Internet Inggris Belajar Bahasa Indonesia online Inggris Indonesia WWW Virtual LibraryKamus Indonesia asing Untuk daftar situs web kamus lihat KamusDiperoleh dari https id wikipedia org w index php title Bahasa Indonesia amp oldid 19069670, wikipedia, wiki, buku, buku, perpustakaan,

artikel

, baca, unduh, gratis, unduh gratis, mp3, video, mp4, 3gp, jpg, jpeg, gif, png, gambar, musik, lagu, film, buku, permainan, permainan.