fbpx
Wikipedia

Grup (matematika)

Dalam matematika, grup adalah suatu himpunan, beserta satu operasi biner, seperti perkalian atau penjumlahan yang memenuhi beberapa aksioma yang disebut aksioma grup. Misalnya, himpunan bilangan bulat adalah suatu grup terhadap operasi penjumlahan. Cabang matematika yang mempelajari grup disebut teori grup.

Manipulasi dari Kubus Rubik membentuk Grup Kubus Rubik.

Banyak sekali objek yang dipelajari dalam matematika berupa grup. Hal ini mencakup sistem bilangan, seperti bilangan bulat, bilangan rasional, bilangan riil, dan bilangan kompleks terhadap penjumlahan, atau bilangan rasional, bilangan riil, dan bilangan kompleks yang tak-nol, masing-masing terhadap perkalian. Contoh penting lainnya misalnya matriks non-singular terhadap perkalian, dan secara umum, fungsi terinverskan terhadap komposisi fungsi. Teori grup memungkinkan sifat ini dan berbagai sistem lain untuk dipelajari dalam lingkup yang umum, dan hasilnya dapat diterapkan secara luas. Teori grup juga merupakan sumber kaya berbagai teorema yang berlaku dalam lingkup grup.

Asal usul teori grup berawal dari kerja Evariste Galois (1830), yang berkaitan dengan masalah persamaan aljabar yang terpecahkan dengan radikal. Sebelum kerja Galois, grup lebih banyak dipelajari secara konkret, dalam bentuk permutasi; beberapa aspek teori grup abelian dikenal dalam teori bentuk kuadrat.

Definisi dan ilustrasi

Contoh pertama: bilangan bulat

Salah satu grup yang lebih dikenal adalah himpunan bilangan bulat  :  dengan penambahan.[1] Untuk dua bilangan bulat a dan b, penambahan a + b merupakan bilangan bulat; sifat penutupan bahwa + adalah operasi biner  . Sifat penjumlahan bilangan bulat berikut berfungsi sebagai model untuk aksioma grup dalam definisi di bawah ini.

  • Untuk semua bilangan bulat a, b dan c, satu memiliki (a + b) + c = a + (b + c). Dinyatakan dalam kata-kata, menambahkan a ke b terlebih dahulu, setelah itu menambahkan hasilnya ke c memberikan hasil akhir yang sama seperti menambahkan a ke jumlah b dan C. Sifat ini disebut sebagai asosiatif.
  • Jika a adalah bilangan bulat, maka 0 + a = a dan a + 0 = a. Nol disebut elemen identitas dari penjumlahan karena menambahkannya ke bilangan bulat akan mengembalikan bilangan bulat yang sama.
  • Untuk setiap bilangan bulat a, bilangan bulat b sebagai a + b = 0 dan b + a = 0. Bilangan bulat b disebut elemen invers dari bilangan bulat a dan dilambangkan dengan −a.

Bilangan bulat dengan operasi +, membentuk objek matematika kelas luas yang terbagi aspek struktural serupa. Untuk memahami dengan tepat struktur tersebut sebagai suatu kolektif.

Definisi

Aksioma untuk grup pendek dan alami... Namun harus bagaimana di balik aksioma ini adalah grup monster sederhana, objek matematika sangat luar biasa, yang tampaknya tergantung pada banyak kebenaran yang aneh. Aksioma untuk grup tidak memberikan petunjuk yang jelas bahwa hal seperti ini ada.

Richard Borcherds dalam Matematikawan: Pandangan Luar dari Dunia Batin [2]

Grup adalah himpunan G dengan operasi biner G yang dilambangkan sebagai , menggabungkan dua elemen a dan b untuk membentuk elemen G dilambangkan ab, sedemikian rupa maka tiga persyaratan berikut, yang dikenal sebagai aksioma grup, digunakan sebagai:[3][4][5]

Asosiatif
Untuk semua a, b, c dalam G yang menggunakan (ab) ⋅ c = a ⋅ (bc).
Elemen identitas
Elemen e dalam G, maka untuk setiap a dalam G yang menggunakan ea = a dan ae = a. Elemen unik (lihat di bawah) disebut elemen identitas dari grup.
Elemen invers
Untuk setiap a dalam G adalah elemen b dalam G sedemikian rupa maka ab = e and ba = e, dimana e adalah elemen identitas. Untuk setiap a, elemen b unik (lihat di bawah); disebut sebagai invers dari a dan biasanya dilambangkan a−1.

Notasi dan terminologi

Secara formal, grup tersebut adalah pasangan terurut dari suatu himpunan dan operasi biner pada himpunan ini yang memenuhi aksioma grup. Himpunan ini disebut himpunan mendasari grup, dan operasinya disebut operasi grup atau hukum grup.

Grup dan himpunan dasarnya adalah dua objek matematika yang berbeda. Tetapi untuk menghindari notasi yang rumit, biasanya notasi penyalahgunaan dengan menggunakan simbol yang sama untuk menunjukkan keduanya. Hal ini mencerminkan cara berpikir informal, bahwa grup tersebut sama dengan himpunan kecuali telah diperkaya oleh struktur tambahan yang disediakan oleh operasi.

Misalnya, pertimbangkan himpunan bilangan riil  , yang memiliki operasi penjumlahan   dan perkalian  . Secara formal,   adalah satu himpunan,   adalah sebuah grup, dan   adalah medan. Tapi biasanya ditulis sebagai   untuk menunjukkan salah satu dari tiga objek ini.

Grup aditif dari lapangan   adalah grup yang himpunan dasar   dan yang operasinya adalah penjumlahan. Grup perkalian dari lapangan   adalah grup   himpunan dasar adalah himpunan bilangan real bukan nol   dan operasinya adalah perkalian.

Secara umum, kita berbicara tentang grup aditif setiap kali operasi grup dinotasikan sebagai penjumlahan; dalam hal ini, identitas biasanya dilambangkan dengan 0,[6] dan invers dari elemen x dilambangkan dengan x. Demikian pula, kita berbicara tentang grup perkalian setiap kali operasi grup dinotasikan sebagai perkalian; dalam hal ini, identitas biasanya dilambangkan dengan 1, dan inversi elemen x dilambangkan dengan x–1. Dalam grup perkalian, simbol operasi biasanya dihilangkan seluruhnya, so bahwa operasi dilambangkan dengan penjajaran, ab sebagai pengganti ab.

Definisi grup tidak mensyaratkan bahwa ab = ba untuk semua elemen a dan b dalam G. Jika ketentuan tambahan berlaku, maka operasi tersebut dikatakan komutatif, dan grup tersebut disebut grup abelian. Sudah menjadi kesepakatan umum bahwa untuk grup abelian, notasi aditif atau perkalian dapat digunakan, tetapi untuk grup nonabelian hanya digunakan notasi perkalian.

Beberapa notasi lain biasanya digunakan untuk grup yang elemennya bukan bilangan. Untuk grup dimana elemennya fungsi, operasi sering kali digunakan dalam komposisi fungsi  ; maka identitas tersebut dapat dilambangkan dengan id. Dalam kasus yang lebih spesifik dari grup transformasi geometris, grup simetri, grup permutasi, dan grup automorfisme, simbol   dihilangkan, seperti grup perkalian. Banyak varian notasi lainnya yang ditemui.

Definisi alternatif

Definisi ekuivalen dari grup terdiri dari penggantian bagian "ada" dari aksioma grup dengan operasi yang hasilnya adalah elemen yang harus ada. Jadi, grup adalah himpunan yang dilengkapi dengan tiga operasi, yaitu operasi biner yang merupakan operasi grup, operasi uner sebagai kebalikan dari operan tunggalnya, dan operasi nullari yang tidak memiliki operan dan menghasilkan elemen identitas. Jika tidak, aksioma grupnya persis sama.

Varian definisi ini menghindari kuantifer eksistensial. Biasanya lebih sering digunakan untuk komputasi dengan grup dan untuk bukti bantuan komputer. Rumus ini menunjukkan grup sebagai variasi aljabar universal. Ini pula digunakan untuk membicarakan sifat operasi invers, sebagaimana diperlukan untuk mendefinisikan grup topologi dan objek grup.

Contoh kedua: grup simetri

Dua bilangan pada bidang adalah kongruen jika satu diubah menjadi yang lain menggunakan kombinasi rotasi, refleksi, dan translasi. Namun, beberapa figur kongruen dengan sendiri dalam lebih dari satu cara, dan kongruensi tambahan ini disebut simetris. Persegi memiliki delapan kesimetrian, yaitu:

Elemen dari grup simetri bujur sangkar (D4). Simpul diidentifikasi dengan warna atau bilangan.
 
id (sebagai sudut)
 
r1 (rotasi 90° searah jarum jam)
 
r2 (rotasi 180°)
 
r3 (rotasi 270° searah jarum jam)
 
fv (refleksi vertikal)
 
fh (refleksi horizontal)
 
fd (refleksi diagonal)
 
fc (refleksi kontra-diagonal)
  • operasi identitas untuk semua tidak diubah, dilambangkan dengan id;
  • rotasi persegi di sekitar pusatnya sebesar 90°, 180°, dan 270° searah jarum jam, dilambangkan dengan r1, r2 dan r3;
  • refleksi tentang garis tengah horizontal dan vertikal (fv dan fh), atau melalui dua diagonal (fd dan fc).

Simetri diatas adalah fungsi. Masing-masing untuk satu titik dalam persegi ke titik yang sesuai di bawah simetri. Sebagai contoh, r1 untuk titik ke rotasi 90° searah jarum jam di sekitar pusat persegi, dan fh untuk titik ke pantulan di garis tengah vertikal persegi. Komposisi dua kesimetrian menghasilkan kesimetrian yang lain. Kesimetrian ini menentukan sebuah grup yang disebut grup dihedral dengan derajat 4, dilambangkan D4. Himpunan yang didasari grup adalah himpunan simetri di atas, dan operasi grup adalah komposisi fungsi.[7] Dua simetri digabungkan dengan menyusunnya sebagai fungsi, yaitu menerapkan yang pertama ke persegi, dan yang kedua ke hasil aplikasi pertama. Hasil dari pertama kali a dan kemudian b ditulis secara simbolis dari kanan ke kiri sebagai   ("terapkan simetri b setelah melakukan simetri a"). Maka ini adalah notasi biasa untuk komposisi fungsi.

Tabel grup di sebelah kanan mencantumkan hasil dari semua komposisi yang memungkinkan. Misalnya, 270° searah jarum jam (r3) dan kemudian merefleksikan secara horizontal (fh) sama seperti melakukan refleksi di sepanjang diagonal (fd). Menggunakan simbol di atas, disorot dengan warna biru di tabel grup:

 
Tabel grup dari D4
id r1 r2 r3 fv fh fd fc
id id r1 r2 r3 fv fh fd fc
r1 r1 r2 r3 id fc fd fv fh
r2 r2 r3 id r1 fh fv fc fd
r3 r3 id r1 r2 fd fc fh fv
fv fv fd fh fc id r2 r1 r3
fh fh fc fv fd r2 id r3 r1
fd fd fh fc fv r3 r1 id r2
fc fc fv fd fh r1 r3 r2 id
Elemen id, r1, r2, dan r3 sebagai bentuk subgrup tabel grup ditarik dalam      merah (wilayah kiri atas). Kohimpunan kiri dan kanan subgrup ini ditarik di      hijau (di baris terakhir) dan      kuning (kolom terakhir).

Mengingat himpunan kesimetrian ini dan operasi yang dijelaskan, aksioma grup dapat dipahami sebagai berikut.

Komposisi adalah operasi biner. Artinya,   adalah simetri untuk dua simetri a dan b. Sebagai contoh,

 

yaitu, 270° searah jarum jam setelah memantulkan secara horizontal sama dengan pemantulan di sepanjang kontra-diagonal (fc). Memang setiap kombinasi lain dari dua simetri masih memberikan kesimetrian, seperti yang diperiksa dengan menggunakan tabel grup.

Aksioma asosiatif berkaitan dengan penyusunan lebih dari dua simetri: Dimulai dengan tiga elemen a, b dan c dari D4, Ada dua kemungkinan cara menggunakan ketiga kesimetrian ini dalam urutan ini untuk menentukan kesimetrian bujur sangkar. Salah satu cara ini adalah dengan menulis a dan b menjadi satu simetri, lalu untuk menyusun simetri tersebut dengan c. Cara lainnya adalah dengan menulis b dan c, kemudian untuk menyusun simetri yang dihasilkan dengan a. Kedua cara ini harus selalu memberikan hasil yang sama, yaitu,

 

Sebagai contoh,   dapat diperiksa menggunakan tabel grup di sebelah kanan:

 

Elemen identitas adalah id, karena tidak mengubah simetri a saat disusun dengan baik di kiri atau di kanan.

Semua simetri memiliki kebalikan: is, pantulan fh, fv, fd, fc dan rotasi 180° r2 adalah invers, karena dua kali akan mengembalikan persegi ke orientasi aslinya. Rotasi r3 dan r1 adalah invers satu sama lain, karena 90° dan kemudian rotasi 270° (atau sebaliknya) menghasilkan rotasi lebih dari 360° yang membuat persegi tidak berubah. Ini dengan mudah diverifikasi di atas meja.

Berbeda dengan grup bilangan bulat di atas, dimana urutan operasinya tidak relevan, D4, misalnya   but   Dengan kata lain, D4 bukan abelian.

Sejarah

Terdapat tiga akar sejarah teori grup: teori persamaaan aljabar, teori bilangan dan geometri. Euler, Gauss, Lagrange, Abel, dan Galois merupakan para peneliti awal dalam bidang teori grup. Galois dihormati sebagai ahli matematika pertama yang mengaitkan teori grup dan teori medan, dengan teorinya yang sekarang disebut teori Galois.

Sumber pertama muncul dalam hal cara membuat suatu persamaan tingkat ke-m yang memiliki akar m seperti akar dari suatu persamaan tingkat ke-n (m<n). Untuk sederhananya, persoalan itu dikembalikan pada Hudde(1659). Saunderson(1740) menyatakan bahwa penentuan faktor kuadratik dari peernyataan bikuadratik biasanya menghasilkan suatu persamaan sektik, dan Le Soeur (1748) dan Waring (1762 sampai 1782) masih menganalisi data lebih lanjut.

Fondasi umum yang digunakan dalam teori persamaan dasar dari permutasi grup ditemukan oleh Lagrange(1770, 1771), dan berhasil merumuskan teori substitusi. Lagrange menemukan bahwa akan dari seluruh resolvent yang dia periksa merupakan fungsi rasional dari akar persamaan yang bersangkutan. Untuk mempelajari sifat-sifat dari fungsi-fungsi ini, Lagrange mengusulkan suatu Calcul des Combinaisons. Hasil kerja dari Vandermonde (1770) juga turut mewarnai teori-teori berikutnya. Ruffini (1799) berusaha membuktikan kemungkinan untuk menyelesaikan persamaan quintic dan persamaan lain dengan tingkat lebih tinggi.

Ruffini (1799) membedakan intransitif dan transitif, dan grup imprimitif dan primitif, dan (1801) menggunakan grup dari suatu persamaan yang disebut l'assieme della permutazioni. Dia juga mempublikasikan sebuah surat dari Abbati untuk dirinya sendiri, yang di dalamnya berisi tentang ide tentang grup.

Galois menemukan bahwa jika r_1, r_2, \Idots r_n merupakan akar-akar n dari suatu persamaan, maka selalu ada suatu grup permutasi dari r yang (1) setiap fungsi akar yang bersifat invariabel dengan cara substitusi grup diketahui secara rasional, dan (2), kebalikannya, setiap fungsi akar yang dapat ditentukan secara rasioanl bersifat invarian dalam proses substitusi grup. Galois juga merumuskan teori persamaan modular dan fungsi eliptik. Punlikasi pertama Galois dalam bidang teori grup diluncurkan saat usianya mencapai 18 tahun (1829), namun kontribusinya tidak begitu menarik perhatian sebelum publikasi paper-paper koleksinya pada tahun 1846 (Liouville, Vol. XI).

Arthur Cayley dan Augustin Louis Cauchy merupakan orang-oarang pertama yang menghargai pentingnya teori itu, yang selanjutnya secara khusu berhubungan dengan teori-teori penting yang lain. Materi ini turut dipopulerkan oleh Serret, yang merelakan bagian VI dari aljabarnya untuk teori itu; oleh Camille Jordan, yang Traité des Substitutions bersifat klasik; dan kepada Netto (1882), yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Cole (1892). Ahli-ahli teori grup yang lain dari abad ke-19 adalah Bertrand, Charles Hermite, Frobenius, Leopold Kronecker, dan Mathieu.

Pada tahun 1882, Walther von Dyck berhasil merumuskan definisi modern dari suatu grup.

Pembahasan mengenai grup Lie, dan subgrup diskrit, sebagai grup transformasi, mulai secara sistematis pada tahun 1884 oleh Sophus Lie; diikuti oleh Killing, Study, Schur, dan Maurer. Teori diskontinu (grup diskrit) dicetuskan oleh Felix Klein, Lie, Poincaré, and Charles Emile Picard, dihubungkan dengan bentuk modular dan monodromi.

Matematikawan lainnya yang turut berkecimpung dalam masalah ini adalah Emil Artin, Emmy Noether, Sylow dan masih banyak lagi.

Konsekuensi elementer dari aksioma grup

Fakta dasar tentang semua grup yang diperoleh langsung dari aksioma grup biasanya dimasukkan dalam teori grup elementer.[8] Sebagai contoh, aplikasi berulang dari aksioma asosiatif menunjukkan bahwa ketidakjelasan dari

abc = (ab) ⋅ c = a ⋅ (bc)

menggeneralisasi lebih dari tiga faktor. Karena ini menyiratkan bahwa tanda kurung dapat disisipkan dimana saja dalam serangkaian istilah tersebut, tanda kurung biasanya dihilangkan.[9]

Aksioma dapat dilemahkan untuk menegaskan hanya keberadaan dari identitas kiri dan invers kiri. Keduanya dapat ditampilkan sebagai dua sisi, maka definisi yang dihasilkan setara dengan definisi di atas.[10]

Keunikan elemen identitas

Aksioma grup menyiratkan bahwa elemen identitas adalah unik: Jika e dan f adalah elemen identitas grup, maka e = ef = f. Oleh karena itu, kebiasaan untuk membicarakan identitas.[11]

Keunikan invers

Aksioma grup menyiratkan bahwa kebalikan (atau invers) dari setiap elemen adalah unik: Jika elemen grup a memiliki b dan c sebagai invers, maka

b = be      karena e adalah elemen identitas
= b ⋅ (ac)      karena c adalah invers dari a, jadi e = ac
= (ba) ⋅ c      dengan asosiatif, yang memungkinkan pengaturan ulang tanda kurung
= ec      karena b adalah invers dari a, jadi ba = e
= c      karena e adalah elemen identitas.

Oleh karena itu adalah kebiasaan untuk berbicara tentang kebalikan dari suatu elemen.[11]

Pembagian

Mengingat elemen a dan b dari grup G, terdapat solusi unik x di G untuk persamaan ax = b, yaitu a−1b. Biasanya menghindari penggunaan notasi seperti   atau b/a, kecuali G adalah abelian, karena ambiguitas apakah artinya a−1b atau ba−1.[12] Oleh karena itu, untuk setiap a dalam G, fungsinya GG diberikan oleh xax adalah bijeksi; itu disebut perkalian kiri dengan a atau translasi kiri oleh a.

Demikian pula, dengan a dan b, solusi unik untuk xa = b adalah ba−1. Untuk setiap a, fungsinya GG diberikan oleh xxa adalah bijeksi yang disebut perkalian kanan dengan a atau translasi kanan dengan a.

Notasi grup

Suatu grup yang terdiri atas himpunan   dan operasi   dapat ditulis  .

Biasanya operasi dalam grup, apa pun sebetulnya operasi tersebut, dipikirkan sebagai analog dari perkalian, dan operasi grup ditulis seperti perkalian (notasi perkalian):

  • Kita menulis  , atau bahkan  , untuk  .
  • Kita menulis   untuk unsur identitas dan menyebutnya unsur satuan.
  • Kita menulis   untuk invers   dan menyebutnya kebalikan dari  .

Tetapi, kadang-kadang operasi grup dipikirkan sebagai analog dari penjumlahan dan ditulis seperti penjumlahan (notasi penjumlahan):

  • Kita menulis   untuk   dan menyebutnya jumlah   dan  .
  • Kita menulis   untuk unsur identitas dan menyebutnya unsur nol.
  • Kita menulis   untuk invers   dan menyebutnya lawan dari  .

Biasanya, hanya grup abelian (grup yang operasinya komutatif untuk setiap dua unsur himpunan grup tersebut) yang ditulis dalam bentuk penjumlahan walaupun grup tersebut dapat juga ditulis dalam bentuk perkalian. Ketika bersifat noncommittal, kita dapat menggunakan notasi (dengan  ) dan istilah yang dikemukakan dalam definisi menggunakan notasi   sebagai invers dari  .

Bila   adalah sub himpunan dari   dan   unsur dari   maka dalam notasi perkalian   merupakan himpunan dari semua hasil perkalian   untuk   dalam   (dengan kata lain,  ). Hal yang sama juga dapat dilihat pada notasi  , dan untuk dua sub himpunan   dan   dari   kita dapat menulis   untuk  . Dalam notasi penjumlahan, kita menuliskan   dan   untuk masing-masing pasangan.

Beberapa contoh grup dan contoh bukan grup

Sebuah grup abelian: bilangan bulat terhadap penjumlahan

Contoh grup yang pernah diperkenalkan saat di sekolah dasar salah satunya adalah bilangan bulat terhadap penjumlahan. Misalkan   merupakan himpunan bilangan bulat,   dan simbol   sebagai operasi penjumlahan. Dengan demikian,   merupakan suatu grup.

Bukti:

  • Bila   dan   merupakan bilangan bulat maka   juga merupakan bilangan bulat (ketertutupan).
  • Bila  ,  , dan   adalah bilangan bulat maka   (sifat asosiatif).
  •   adalah bilangan bulat dan untuk setiap bilangan bulat  ,   (elemen identitas).
  • Bila   sebuah bilangan bulat maka terdapat bilangan bulat   sedemikian sehingga   (elemen invers).

Grup ini juga merupakan abelian, karena   (sifat komutatif).

Bilangan bulat terhadap penjumlahan dan perkalian membentuk struktur aljabar gelanggang yang lebih kompleks. Sebenarnya, elemen dari gelanggang apa saja membentuk sebuah grup abelian terhadap penjumlahan yang disebut “grup penjumlahan” dari gelanggang.

Bukan grup: bilangan bulat terhadap perkalian

Bilangan bulat terhadap perkalian yang dilambangkan dengan  . Maka   bukan sebuah grup. Alasannya:

  • Bila   dan   bilangan bulat maka   merupakan bilangan bulat (ketertutupan).
  • Bila  ,  , dan   bilangan bulat maka   (sifat asosiatif).
  •   adalah bilangan bulat dan untuk setiap bilangan bulat  ,   (elemen identitas).
  • Tetapi, bila   sebaramg bilangan bulat bukan   maka tidak ada bilangan bulat bukan   yang memenuhi  . Sebagai contoh, misalkan   maka berapapun   (bilangan bulat bukan  ) maka   (Syarat elemen invers tidak dipenuhi).

Karena tidak semua elemen dari   mempunyai invers maka   bukan merupakan grup. Kita dapat menyebut   sebuah monoid komutatif.

Sebuah grup abelian: bilangan rasional bukan 0 terhadap perkalian

Misalkan   sebagai himpunan bilangan rasional, yaitu bilangan yang dapat dinyatakan dengan   dengan   dan   merupakan bilangan bulat dan   bukan nol. Misalkan pula operasi perkalian dinyatakan dengan simbol   Karena bilangan rasional 0 tidak memiliki invers untuk perkalian maka  , sebagaimana juga   bukan sebuah grup.

Akan tetapi, kalau kita menggunakan himpunan  , yang mencakup setiap bilangan rasional kecuali nol maka   merupakan grup abelian. Invers   adalah   dan aksioma grup lainnya mudah diperiksa kebenarannya. Kita tidak kehilangan ketertutupan dengan menghilangkan nol karena hasil kali dua bilangan rasional tidak nol tidak akan pernah nol.

Sama seperti bilangan bulat yang membentuk gelanggang, demikian juga bilangan rasional yang membentuk struktur aljabar dari medan. Sebenarnya, elemen bukan nol dari medan apapun akan membentuk grup terhadap perkalian yang disebut “grup perkalian” dari medan.

Grup bukan abelian tertentu: permutasi dari himpunan

Misalkan tiga buah blok berwarna (merah, hijau, dan biru) yang mula-mula diletakkan dengan susunan MHB. Misalkan a merupakan aksi “menukarkan blok pertama dan blok kedua” dan b merupakan aksi “menukarkan blok kedua dan ketiga”.

Dalam bentuk perkalian, kita menuliskan xy untuk melambangkan aksi “pertama-tama lakukan y kemudian lakukan x” sehingga ab adalah aksi MHB → MBH → BMH yaitu “ambil blok terakhir dan pindahkan ke depan”. Bila kita menuliskan e untuk aksi “biarkan blok sebagaimana adanya” (aksi identitas) maka kita dapat menulis enam permutasi dari himpunan tiga blok sebagai berikut:

  • e: MHB → MHB
  • a: MHB → HMB
  • b: MHB → MBH
  • ab: MHB → BMH
  • ba: MHB → HBM
  • aba: MHB → BHM

Perhatikan bahwa aksi aa akan menyebabkan MHB → HMB → MHB atau aksi tersebut sama saja dengan aksi “biarkan blok sebagaimana adanya”. Dengan demikian, kita dapat menuliskan aa = e. Demikian pula,

  • bb = e
  • (aba)(aba) = e, dan
  • (ab)(ba) = (ba)(ab) = e.

Jadi, tiap aksi di atas mempunyai sebuah invers.

Dengan menyelidiki, kita juga dapat menentukan sifat asosiatif dan ketertutupan. Sebagai contoh perhatikan,

  • (ab)a = a(ba) = aba, dan
  • (ba)b = b(ab) = aba.

Grup ini disebut grup simetri pada tiga huruf, atau S3. Grup tersebut mempunyai orde 6 (atau 3!), dan bukan merupakan grup abelian (karena sebagai contoh abba). Karena S3 dibangun dari aksi dasar a dan b maka kita dapat mengatakan bahwa himpunan {a,b} membangun S3.

Setiap grup dapat diungkapkan dalam grup permutasi seperti S3. Hasilnya merupakan Teorema Cayley dan dipelajari sebgai bagian dari subyek aksi grup.

Contoh lanjutan

Untuk beberapa contoh lanjutan dari grup untuk berbagai aplikasi lihat contoh-contoh grup dan daftar grup kecil.

Teorema sederhana

  • Sebuah grup mempunyai hanya satu elemen identitas.
  • Setiap elemen mempunyai hanya satu invers.
  • Kita dapat membagi grup yaitu elemen grup a dan b dari grup  , hanya ada satu solusi x dalam   terhadap persamaan x * a = b dan hanya satu solusi y dalam   untuk persamaan a * y = b.
  • Ungkapan a1 * a2 * ... * an tidak ambigu karena hasilnya akan sama dimana saja kita menempatkan tanda kurung.
  • Invers perkalian adalah hasil kali invers dalam susunan terbalik: (a * b)−1 = b−1 * a−1.

Faktor ini dan faktor dasar lainnya juga berlaku untuk semua grup tertentu yang membentuk bidang dari teori grup elementer.

Membuat grup baru dari suatu grup tertentu

  • Jika himpunan bagian   dari grup  ,
  • Hasil kali dari dua grup   dan   merupakan himpunan  x  dengan operasi (g1, h1)(g2, h2) = (g1 * g2, h1 × h2).
  • “Penjumlahan eksternal secara langsung” dari anggota grup merupakan subgrup perkalian yang diwakilkan oleh elemen yang mempunyai sejumlah bagian bukan nol. Jika anggota bersifat tertentu maka penjumlahan langsung dan perkalian adalah sama.
  • Grup tertentu   dan sebuah subgrup normal  , maka grup kuosien adalah himpunan dari kohimpunan dari   terhadap operasi (g )(h ) = gh .

Kutipan

  1. ^ Lang 2005, App. 2, p. 360
  2. ^ Cook, Mariana R. (2009), Mathematicians: An Outer View of the Inner World, Princeton, N.J.: Princeton University Press, hlm. 24, ISBN 9780691139517 
  3. ^ Artin 2018, §2.2, p. 40
  4. ^ Lang 2002, I.§1, p. 3 and I.§2, p. 7
  5. ^ Lang 2005, II.§1, p. 16
  6. ^ (Inggris) Weisstein, Eric W. "Elemen Identitas". MathWorld. 
  7. ^ Herstein 1975, §2.6, p. 54
  8. ^ Ledermann 1953, §1.2, pp. 4–5
  9. ^ Ledermann 1973, §I.1, p. 3
  10. ^ Lang 2002, §I.2, p. 7
  11. ^ a b Lang 2005, §II.1, p. 17
  12. ^ Artin 2018, p. 40.

Referensi

Referensi umum

  • Artin, Michael (2018), Algebra, Prentice Hall, ISBN 978-0-13-468960-9 , Chapter 2 contains an undergraduate-level exposition of the notions covered in this article.
  • Devlin, Keith (2000), The Language of Mathematics: Making the Invisible Visible, Owl Books, ISBN 978-0-8050-7254-9 , Chapter 5 provides a layman-accessible explanation of groups.
  • Hall, G. G. (1967), Applied group theory, American Elsevier Publishing Co., Inc., New York, MR 0219593 , an elementary introduction.
  • Herstein, Israel Nathan (1996), Abstract algebra (edisi ke-3rd), Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall Inc., ISBN 978-0-13-374562-7, MR 1375019 .
  • Herstein, Israel Nathan (1975), Topics in algebra (edisi ke-2nd), Lexington, Mass.: Xerox College Publishing, MR 0356988 .
  • Templat:Lang Algebra
  • Lang, Serge (2005), Undergraduate Algebra (edisi ke-3rd), Berlin, New York: Springer-Verlag, ISBN 978-0-387-22025-3 .
  • Ledermann, Walter (1953), Introduction to the theory of finite groups, Oliver and Boyd, Edinburgh and London, MR 0054593 .
  • Ledermann, Walter (1973), Introduction to group theory, New York: Barnes and Noble, OCLC 795613 .
  • Robinson, Derek John Scott (1996), A course in the theory of groups, Berlin, New York: Springer-Verlag, ISBN 978-0-387-94461-6 .

Referensi khusus

  • Artin, Emil (1998), Galois Theory, New York: Dover Publications, ISBN 978-0-486-62342-9 .
  • Aschbacher, Michael (2004), "The Status of the Classification of the Finite Simple Groups" (PDF), Notices of the American Mathematical Society, 51 (7): 736–740 .
  • Becchi, C. (1997), Introduction to Gauge Theories, hlm. 5211, arXiv:hep-ph/9705211  , Bibcode:1997hep.ph....5211B .
  • Besche, Hans Ulrich; Eick, Bettina; O'Brien, E. A. (2001), "The groups of order at most 2000", Electronic Research Announcements of the American Mathematical Society, 7: 1–4, doi:10.1090/S1079-6762-01-00087-7  , MR 1826989 .
  • Bishop, David H. L. (1993), Group theory and chemistry, New York: Dover Publications, ISBN 978-0-486-67355-4 .
  • Borel, Armand (1991), Linear algebraic groups, Graduate Texts in Mathematics, 126 (edisi ke-2nd), Berlin, New York: Springer-Verlag, ISBN 978-0-387-97370-8, MR 1102012 .
  • Carter, Roger W. (1989), Simple groups of Lie type, New York: John Wiley & Sons, ISBN 978-0-471-50683-6 .
  • Conway, John Horton; Delgado Friedrichs, Olaf; Huson, Daniel H.; Thurston, William P. (2001), "On three-dimensional space groups", Beiträge zur Algebra und Geometrie, 42 (2): 475–507, arXiv:math.MG/9911185  , MR 1865535 .
  • Coornaert, M.; Delzant, T.; Papadopoulos, A. (1990), Géométrie et théorie des groupes [Geometry and Group Theory], Lecture Notes in Mathematics (dalam bahasa Prancis), 1441, Berlin, New York: Springer-Verlag, ISBN 978-3-540-52977-4, MR 1075994 .
  • Denecke, Klaus; Wismath, Shelly L. (2002), Universal algebra and applications in theoretical computer science, London: CRC Press, ISBN 978-1-58488-254-1 .
  • Dudek, W.A. (2001), "On some old problems in n-ary groups", Quasigroups and Related Systems, 8: 15–36 .
  • Frucht, R. (1939), , Compositio Mathematica (dalam bahasa Jerman), 6: 239–50, diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-01  .
  • Fulton, William; Harris, Joe (1991), Representation theory. A first course, Graduate Texts in Mathematics, Readings in Mathematics, 129, New York: Springer-Verlag, ISBN 978-0-387-97495-8, MR 1153249 
  • Goldstein, Herbert (1980), Classical Mechanics (edisi ke-2nd), Reading, MA: Addison-Wesley Publishing, hlm. 588–596, ISBN 0-201-02918-9 .
  • Hatcher, Allen (2002), Algebraic topology, Cambridge University Press, ISBN 978-0-521-79540-1 .
  • Husain, Taqdir (1966), Introduction to Topological Groups, Philadelphia: W.B. Saunders Company, ISBN 978-0-89874-193-3 
  • Jahn, H.; Teller, E. (1937), "Stability of Polyatomic Molecules in Degenerate Electronic States. I. Orbital Degeneracy", Proceedings of the Royal Society A, 161 (905): 220–235, Bibcode:1937RSPSA.161..220J, doi:10.1098/rspa.1937.0142   .
  • Kuipers, Jack B. (1999), Quaternions and rotation sequences—A primer with applications to orbits, aerospace, and virtual reality, Princeton University Press, ISBN 978-0-691-05872-6, MR 1670862 .
  • Kuga, Michio (1993), Galois' dream: group theory and differential equations , Boston, MA: Birkhäuser Boston, ISBN 978-0-8176-3688-3, MR 1199112 .
  • Kurzweil, Hans; Stellmacher, Bernd (2004), The theory of finite groups, Universitext, Berlin, New York: Springer-Verlag, ISBN 978-0-387-40510-0, MR 2014408 .
  • Lay, David (2003), Linear Algebra and Its Applications, Addison-Wesley, ISBN 978-0-201-70970-4 .
  • Mac Lane, Saunders (1998), Categories for the Working Mathematician (edisi ke-2nd), Berlin, New York: Springer-Verlag, ISBN 978-0-387-98403-2 .
  • Michler, Gerhard (2006), Theory of finite simple groups, Cambridge University Press, ISBN 978-0-521-86625-5 .
  • Milne, James S. (1980), Étale cohomology, Princeton University Press, ISBN 978-0-691-08238-7 
  • Mumford, David; Fogarty, J.; Kirwan, F. (1994), Geometric invariant theory, 34 (edisi ke-3rd), Berlin, New York: Springer-Verlag, ISBN 978-3-540-56963-3, MR 1304906 .
  • Naber, Gregory L. (2003), The geometry of Minkowski spacetime, New York: Dover Publications, ISBN 978-0-486-43235-9, MR 2044239 .
  • Neukirch, Jürgen (1999), Algebraic Number Theory, Grundlehren der mathematischen Wissenschaften, 322, Berlin: Springer-Verlag, ISBN 978-3-540-65399-8, MR 1697859, Zbl 0956.11021 
  • Romanowska, A.B.; Smith, J.D.H. (2002), Modes, World Scientific, ISBN 978-981-02-4942-7 .
  • Ronan, Mark (2007), Symmetry and the Monster: The Story of One of the Greatest Quests of Mathematics, Oxford University Press, ISBN 978-0-19-280723-6 .
  • Rosen, Kenneth H. (2000), Elementary number theory and its applications (edisi ke-4th), Addison-Wesley, ISBN 978-0-201-87073-2, MR 1739433 .
  • Rudin, Walter (1990), Fourier Analysis on Groups, Wiley Classics, Wiley-Blackwell, ISBN 0-471-52364-X .
  • Seress, Ákos (1997), "An introduction to computational group theory" (PDF), Notices of the American Mathematical Society, 44 (6): 671–679, MR 1452069 .
  • Serre, Jean-Pierre (1977), Linear representations of finite groups , Berlin, New York: Springer-Verlag, ISBN 978-0-387-90190-9, MR 0450380 .
  • Shatz, Stephen S. (1972), Profinite groups, arithmetic, and geometry, Princeton University Press, ISBN 978-0-691-08017-8, MR 0347778 
  • Suzuki, Michio (1951), "On the lattice of subgroups of finite groups", Transactions of the American Mathematical Society, 70 (2): 345–371, doi:10.2307/1990375  , JSTOR 1990375 .
  • Warner, Frank (1983), Foundations of Differentiable Manifolds and Lie Groups, Berlin, New York: Springer-Verlag, ISBN 978-0-387-90894-6 .
  • Weinberg, Steven (1972), Gravitation and Cosmology, New York: John Wiley & Sons, ISBN 0-471-92567-5 .
  • Welsh, Dominic (1989), Codes and cryptography, Oxford: Clarendon Press, ISBN 978-0-19-853287-3 .
  • Weyl, Hermann (1952), Symmetry, Princeton University Press, ISBN 978-0-691-02374-8 .

Historical references

  • Borel, Armand (2001), Essays in the History of Lie Groups and Algebraic Groups, Providence, R.I.: American Mathematical Society, ISBN 978-0-8218-0288-5 
  • Cayley, Arthur (1889), The collected mathematical papers of Arthur Cayley, II (1851–1860), Cambridge University Press .
  • O'Connor, John J.; Robertson, Edmund F., "The development of group theory", Arsip Sejarah Matematika MacTutor, Universitas St Andrews .
  • Curtis, Charles W. (2003), Pioneers of Representation Theory: Frobenius, Burnside, Schur, and Brauer, History of Mathematics, Providence, R.I.: American Mathematical Society, ISBN 978-0-8218-2677-5 .
  • von Dyck, Walther (1882), , Mathematische Annalen (dalam bahasa Jerman), 20 (1): 1–44, doi:10.1007/BF01443322, diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-22  .
  • Galois, Évariste (1908), Tannery, Jules, ed., Manuscrits de Évariste Galois [Évariste Galois' Manuscripts] (dalam bahasa Prancis), Paris: Gauthier-Villars  (Galois work was first published by Joseph Liouville in 1843).
  • Jordan, Camille (1870), Traité des substitutions et des équations algébriques [Study of Substitutions and Algebraic Equations] (dalam bahasa Prancis), Paris: Gauthier-Villars .
  • Kleiner, Israel (1986), "The Evolution of Group Theory: A Brief Survey", Mathematics Magazine, 59 (4): 195–215, doi:10.2307/2690312, JSTOR 2690312, MR 0863090 .
  • Lie, Sophus (1973), Gesammelte Abhandlungen. Band 1 [Collected papers. Volume 1] (dalam bahasa Jerman), New York: Johnson Reprint Corp., MR 0392459 .
  • Mackey, George Whitelaw (1976), The theory of unitary group representations, University of Chicago Press, MR 0396826 
  • Smith, David Eugene (1906), History of Modern Mathematics, Mathematical Monographs, No. 1 .
  • Wussing, Hans (2007), The Genesis of the Abstract Group Concept: A Contribution to the History of the Origin of Abstract Group Theory, New York: Dover Publications, ISBN 978-0-486-45868-7 .

Pranala luar

  • (Inggris)

Weisstein, Eric W. "Group". MathWorld. 

Templat:Grup navbox

Grup (matematika)
grup, matematika, dalam, matematika, grup, adalah, suatu, himpunan, beserta, satu, operasi, biner, seperti, perkalian, atau, penjumlahan, yang, memenuhi, beberapa, aksioma, yang, disebut, aksioma, grup, misalnya, himpunan, bilangan, bulat, adalah, suatu, grup,. Dalam matematika grup adalah suatu himpunan beserta satu operasi biner seperti perkalian atau penjumlahan yang memenuhi beberapa aksioma yang disebut aksioma grup Misalnya himpunan bilangan bulat adalah suatu grup terhadap operasi penjumlahan Cabang matematika yang mempelajari grup disebut teori grup Manipulasi dari Kubus Rubik membentuk Grup Kubus Rubik Banyak sekali objek yang dipelajari dalam matematika berupa grup Hal ini mencakup sistem bilangan seperti bilangan bulat bilangan rasional bilangan riil dan bilangan kompleks terhadap penjumlahan atau bilangan rasional bilangan riil dan bilangan kompleks yang tak nol masing masing terhadap perkalian Contoh penting lainnya misalnya matriks non singular terhadap perkalian dan secara umum fungsi terinverskan terhadap komposisi fungsi Teori grup memungkinkan sifat ini dan berbagai sistem lain untuk dipelajari dalam lingkup yang umum dan hasilnya dapat diterapkan secara luas Teori grup juga merupakan sumber kaya berbagai teorema yang berlaku dalam lingkup grup Asal usul teori grup berawal dari kerja Evariste Galois 1830 yang berkaitan dengan masalah persamaan aljabar yang terpecahkan dengan radikal Sebelum kerja Galois grup lebih banyak dipelajari secara konkret dalam bentuk permutasi beberapa aspek teori grup abelian dikenal dalam teori bentuk kuadrat Daftar isi 1 Definisi dan ilustrasi 1 1 Contoh pertama bilangan bulat 1 2 Definisi 1 3 Notasi dan terminologi 1 4 Definisi alternatif 1 5 Contoh kedua grup simetri 2 Sejarah 3 Konsekuensi elementer dari aksioma grup 3 1 Keunikan elemen identitas 3 2 Keunikan invers 3 3 Pembagian 4 Notasi grup 5 Beberapa contoh grup dan contoh bukan grup 5 1 Sebuah grup abelian bilangan bulat terhadap penjumlahan 5 2 Bukan grup bilangan bulat terhadap perkalian 5 3 Sebuah grup abelian bilangan rasional bukan 0 terhadap perkalian 5 4 Grup bukan abelian tertentu permutasi dari himpunan 5 5 Contoh lanjutan 6 Teorema sederhana 6 1 Membuat grup baru dari suatu grup tertentu 7 Kutipan 8 Referensi 8 1 Referensi umum 8 2 Referensi khusus 8 3 Historical references 9 Pranala luarDefinisi dan ilustrasi SuntingContoh pertama bilangan bulat Sunting Salah satu grup yang lebih dikenal adalah himpunan bilangan bulat Z 4 3 2 1 0 1 2 3 4 displaystyle mathbb Z ldots 4 3 2 1 0 1 2 3 4 ldots dengan penambahan 1 Untuk dua bilangan bulat a dan b penambahan a b merupakan bilangan bulat sifat penutupan bahwa adalah operasi biner Z displaystyle mathbb Z Sifat penjumlahan bilangan bulat berikut berfungsi sebagai model untuk aksioma grup dalam definisi di bawah ini Untuk semua bilangan bulat a b dan c satu memiliki a b c a b c Dinyatakan dalam kata kata menambahkan a ke b terlebih dahulu setelah itu menambahkan hasilnya ke c memberikan hasil akhir yang sama seperti menambahkan a ke jumlah b dan C Sifat ini disebut sebagai asosiatif Jika a adalah bilangan bulat maka 0 a a dan a 0 a Nol disebut elemen identitas dari penjumlahan karena menambahkannya ke bilangan bulat akan mengembalikan bilangan bulat yang sama Untuk setiap bilangan bulat a bilangan bulat b sebagai a b 0 dan b a 0 Bilangan bulat b disebut elemen invers dari bilangan bulat a dan dilambangkan dengan a Bilangan bulat dengan operasi membentuk objek matematika kelas luas yang terbagi aspek struktural serupa Untuk memahami dengan tepat struktur tersebut sebagai suatu kolektif Definisi Sunting Aksioma untuk grup pendek dan alami Namun harus bagaimana di balik aksioma ini adalah grup monster sederhana objek matematika sangat luar biasa yang tampaknya tergantung pada banyak kebenaran yang aneh Aksioma untuk grup tidak memberikan petunjuk yang jelas bahwa hal seperti ini ada Richard Borcherds dalam Matematikawan Pandangan Luar dari Dunia Batin 2 Grup adalah himpunan G dengan operasi biner G yang dilambangkan sebagai menggabungkan dua elemen a dan b untuk membentuk elemen G dilambangkan a b sedemikian rupa maka tiga persyaratan berikut yang dikenal sebagai aksioma grup digunakan sebagai 3 4 5 Asosiatif Untuk semua a b c dalam G yang menggunakan a b c a b c Elemen identitas Elemen e dalam G maka untuk setiap a dalam G yang menggunakan e a a dan a e a Elemen unik lihat di bawah disebut elemen identitas dari grup Elemen invers Untuk setiap a dalam G adalah elemen b dalam G sedemikian rupa maka a b e and b a e dimana e adalah elemen identitas Untuk setiap a elemen b unik lihat di bawah disebut sebagai invers dari a dan biasanya dilambangkan a 1 Notasi dan terminologi Sunting Secara formal grup tersebut adalah pasangan terurut dari suatu himpunan dan operasi biner pada himpunan ini yang memenuhi aksioma grup Himpunan ini disebut himpunan mendasari grup dan operasinya disebut operasi grup atau hukum grup Grup dan himpunan dasarnya adalah dua objek matematika yang berbeda Tetapi untuk menghindari notasi yang rumit biasanya notasi penyalahgunaan dengan menggunakan simbol yang sama untuk menunjukkan keduanya Hal ini mencerminkan cara berpikir informal bahwa grup tersebut sama dengan himpunan kecuali telah diperkaya oleh struktur tambahan yang disediakan oleh operasi Misalnya pertimbangkan himpunan bilangan riil R displaystyle mathbb R yang memiliki operasi penjumlahan a b displaystyle a b dan perkalian a b displaystyle ab Secara formal R displaystyle mathbb R adalah satu himpunan R displaystyle mathbb R adalah sebuah grup dan R displaystyle mathbb R cdot adalah medan Tapi biasanya ditulis sebagai R displaystyle mathbb R untuk menunjukkan salah satu dari tiga objek ini Grup aditif dari lapangan R displaystyle mathbb R adalah grup yang himpunan dasar R displaystyle mathbb R dan yang operasinya adalah penjumlahan Grup perkalian dari lapangan R displaystyle mathbb R adalah grup R displaystyle mathbb R times himpunan dasar adalah himpunan bilangan real bukan nol R 0 displaystyle mathbb R setminus 0 dan operasinya adalah perkalian Secara umum kita berbicara tentang grup aditif setiap kali operasi grup dinotasikan sebagai penjumlahan dalam hal ini identitas biasanya dilambangkan dengan 0 6 dan invers dari elemen x dilambangkan dengan x Demikian pula kita berbicara tentang grup perkalian setiap kali operasi grup dinotasikan sebagai perkalian dalam hal ini identitas biasanya dilambangkan dengan 1 dan inversi elemen x dilambangkan dengan x 1 Dalam grup perkalian simbol operasi biasanya dihilangkan seluruhnya so bahwa operasi dilambangkan dengan penjajaran ab sebagai pengganti a b Definisi grup tidak mensyaratkan bahwa a b b a untuk semua elemen a dan b dalam G Jika ketentuan tambahan berlaku maka operasi tersebut dikatakan komutatif dan grup tersebut disebut grup abelian Sudah menjadi kesepakatan umum bahwa untuk grup abelian notasi aditif atau perkalian dapat digunakan tetapi untuk grup nonabelian hanya digunakan notasi perkalian Beberapa notasi lain biasanya digunakan untuk grup yang elemennya bukan bilangan Untuk grup dimana elemennya fungsi operasi sering kali digunakan dalam komposisi fungsi f g displaystyle f circ g maka identitas tersebut dapat dilambangkan dengan id Dalam kasus yang lebih spesifik dari grup transformasi geometris grup simetri grup permutasi dan grup automorfisme simbol displaystyle circ dihilangkan seperti grup perkalian Banyak varian notasi lainnya yang ditemui Definisi alternatif Sunting Definisi ekuivalen dari grup terdiri dari penggantian bagian ada dari aksioma grup dengan operasi yang hasilnya adalah elemen yang harus ada Jadi grup adalah himpunan yang dilengkapi dengan tiga operasi yaitu operasi biner yang merupakan operasi grup operasi uner sebagai kebalikan dari operan tunggalnya dan operasi nullari yang tidak memiliki operan dan menghasilkan elemen identitas Jika tidak aksioma grupnya persis sama Varian definisi ini menghindari kuantifer eksistensial Biasanya lebih sering digunakan untuk komputasi dengan grup dan untuk bukti bantuan komputer Rumus ini menunjukkan grup sebagai variasi aljabar universal Ini pula digunakan untuk membicarakan sifat operasi invers sebagaimana diperlukan untuk mendefinisikan grup topologi dan objek grup Contoh kedua grup simetri Sunting Dua bilangan pada bidang adalah kongruen jika satu diubah menjadi yang lain menggunakan kombinasi rotasi refleksi dan translasi Namun beberapa figur kongruen dengan sendiri dalam lebih dari satu cara dan kongruensi tambahan ini disebut simetris Persegi memiliki delapan kesimetrian yaitu Elemen dari grup simetri bujur sangkar D4 Simpul diidentifikasi dengan warna atau bilangan id sebagai sudut r1 rotasi 90 searah jarum jam r2 rotasi 180 r3 rotasi 270 searah jarum jam fv refleksi vertikal fh refleksi horizontal fd refleksi diagonal fc refleksi kontra diagonal operasi identitas untuk semua tidak diubah dilambangkan dengan id rotasi persegi di sekitar pusatnya sebesar 90 180 dan 270 searah jarum jam dilambangkan dengan r1 r2 dan r3 refleksi tentang garis tengah horizontal dan vertikal fv dan fh atau melalui dua diagonal fd dan fc Simetri diatas adalah fungsi Masing masing untuk satu titik dalam persegi ke titik yang sesuai di bawah simetri Sebagai contoh r1 untuk titik ke rotasi 90 searah jarum jam di sekitar pusat persegi dan fh untuk titik ke pantulan di garis tengah vertikal persegi Komposisi dua kesimetrian menghasilkan kesimetrian yang lain Kesimetrian ini menentukan sebuah grup yang disebut grup dihedral dengan derajat 4 dilambangkan D4 Himpunan yang didasari grup adalah himpunan simetri di atas dan operasi grup adalah komposisi fungsi 7 Dua simetri digabungkan dengan menyusunnya sebagai fungsi yaitu menerapkan yang pertama ke persegi dan yang kedua ke hasil aplikasi pertama Hasil dari pertama kali a dan kemudian b ditulis secara simbolis dari kanan ke kiri sebagai b a displaystyle b circ a terapkan simetri b setelah melakukan simetri a Maka ini adalah notasi biasa untuk komposisi fungsi Tabel grup di sebelah kanan mencantumkan hasil dari semua komposisi yang memungkinkan Misalnya 270 searah jarum jam r3 dan kemudian merefleksikan secara horizontal fh sama seperti melakukan refleksi di sepanjang diagonal fd Menggunakan simbol di atas disorot dengan warna biru di tabel grup f h r 3 f d displaystyle f mathrm h circ r 3 f mathrm d Tabel grup dari D4 id r1 r2 r3 fv fh fd fcid id r1 r2 r3 fv fh fd fcr1 r1 r2 r3 id fc fd fv fhr2 r2 r3 id r1 fh fv fc fdr3 r3 id r1 r2 fd fc fh fvfv fv fd fh fc id r2 r1 r3fh fh fc fv fd r2 id r3 r1fd fd fh fc fv r3 r1 id r2fc fc fv fd fh r1 r3 r2 idElemen id r1 r2 dan r3 sebagai bentuk subgrup tabel grup ditarik dalam merah wilayah kiri atas Kohimpunan kiri dan kanan subgrup ini ditarik di hijau di baris terakhir dan kuning kolom terakhir Mengingat himpunan kesimetrian ini dan operasi yang dijelaskan aksioma grup dapat dipahami sebagai berikut Komposisi adalah operasi biner Artinya a b displaystyle a circ b adalah simetri untuk dua simetri a dan b Sebagai contoh r 3 f h f c displaystyle r 3 circ f mathrm h f mathrm c yaitu 270 searah jarum jam setelah memantulkan secara horizontal sama dengan pemantulan di sepanjang kontra diagonal fc Memang setiap kombinasi lain dari dua simetri masih memberikan kesimetrian seperti yang diperiksa dengan menggunakan tabel grup Aksioma asosiatif berkaitan dengan penyusunan lebih dari dua simetri Dimulai dengan tiga elemen a b dan c dari D4 Ada dua kemungkinan cara menggunakan ketiga kesimetrian ini dalam urutan ini untuk menentukan kesimetrian bujur sangkar Salah satu cara ini adalah dengan menulis a dan b menjadi satu simetri lalu untuk menyusun simetri tersebut dengan c Cara lainnya adalah dengan menulis b dan c kemudian untuk menyusun simetri yang dihasilkan dengan a Kedua cara ini harus selalu memberikan hasil yang sama yaitu a b c a b c displaystyle a circ b circ c a circ b circ c Sebagai contoh f d f v r 2 f d f v r 2 displaystyle f mathrm d circ f mathrm v circ r 2 f mathrm d circ f mathrm v circ r 2 dapat diperiksa menggunakan tabel grup di sebelah kanan f d f v r 2 r 3 r 2 r 1 f d f v r 2 f d f h r 1 displaystyle begin aligned f mathrm d circ f mathrm v circ r 2 amp r 3 circ r 2 r 1 f mathrm d circ f mathrm v circ r 2 amp f mathrm d circ f mathrm h r 1 end aligned Elemen identitas adalah id karena tidak mengubah simetri a saat disusun dengan baik di kiri atau di kanan Semua simetri memiliki kebalikan is pantulan fh fv fd fc dan rotasi 180 r2 adalah invers karena dua kali akan mengembalikan persegi ke orientasi aslinya Rotasi r3 dan r1 adalah invers satu sama lain karena 90 dan kemudian rotasi 270 atau sebaliknya menghasilkan rotasi lebih dari 360 yang membuat persegi tidak berubah Ini dengan mudah diverifikasi di atas meja Berbeda dengan grup bilangan bulat di atas dimana urutan operasinya tidak relevan D4 misalnya f h r 1 f c displaystyle f mathrm h circ r 1 f mathrm c but r 1 f h f d displaystyle r 1 circ f mathrm h f mathrm d Dengan kata lain D4 bukan abelian Sejarah SuntingArtikel utama Teori grup Terdapat tiga akar sejarah teori grup teori persamaaan aljabar teori bilangan dan geometri Euler Gauss Lagrange Abel dan Galois merupakan para peneliti awal dalam bidang teori grup Galois dihormati sebagai ahli matematika pertama yang mengaitkan teori grup dan teori medan dengan teorinya yang sekarang disebut teori Galois Sumber pertama muncul dalam hal cara membuat suatu persamaan tingkat ke m yang memiliki akar m seperti akar dari suatu persamaan tingkat ke n m lt n Untuk sederhananya persoalan itu dikembalikan pada Hudde 1659 Saunderson 1740 menyatakan bahwa penentuan faktor kuadratik dari peernyataan bikuadratik biasanya menghasilkan suatu persamaan sektik dan Le Soeur 1748 dan Waring 1762 sampai 1782 masih menganalisi data lebih lanjut Fondasi umum yang digunakan dalam teori persamaan dasar dari permutasi grup ditemukan oleh Lagrange 1770 1771 dan berhasil merumuskan teori substitusi Lagrange menemukan bahwa akan dari seluruh resolvent yang dia periksa merupakan fungsi rasional dari akar persamaan yang bersangkutan Untuk mempelajari sifat sifat dari fungsi fungsi ini Lagrange mengusulkan suatu Calcul des Combinaisons Hasil kerja dari Vandermonde 1770 juga turut mewarnai teori teori berikutnya Ruffini 1799 berusaha membuktikan kemungkinan untuk menyelesaikan persamaan quintic dan persamaan lain dengan tingkat lebih tinggi Ruffini 1799 membedakan intransitif dan transitif dan grup imprimitif dan primitif dan 1801 menggunakan grup dari suatu persamaan yang disebut l assieme della permutazioni Dia juga mempublikasikan sebuah surat dari Abbati untuk dirinya sendiri yang di dalamnya berisi tentang ide tentang grup Galois menemukan bahwa jika r 1 r 2 Idots r n merupakan akar akar n dari suatu persamaan maka selalu ada suatu grup permutasi dari r yang 1 setiap fungsi akar yang bersifat invariabel dengan cara substitusi grup diketahui secara rasional dan 2 kebalikannya setiap fungsi akar yang dapat ditentukan secara rasioanl bersifat invarian dalam proses substitusi grup Galois juga merumuskan teori persamaan modular dan fungsi eliptik Punlikasi pertama Galois dalam bidang teori grup diluncurkan saat usianya mencapai 18 tahun 1829 namun kontribusinya tidak begitu menarik perhatian sebelum publikasi paper paper koleksinya pada tahun 1846 Liouville Vol XI Arthur Cayley dan Augustin Louis Cauchy merupakan orang oarang pertama yang menghargai pentingnya teori itu yang selanjutnya secara khusu berhubungan dengan teori teori penting yang lain Materi ini turut dipopulerkan oleh Serret yang merelakan bagian VI dari aljabarnya untuk teori itu oleh Camille Jordan yang Traite des Substitutions bersifat klasik dan kepada Netto 1882 yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Cole 1892 Ahli ahli teori grup yang lain dari abad ke 19 adalah Bertrand Charles Hermite Frobenius Leopold Kronecker dan Mathieu Pada tahun 1882 Walther von Dyck berhasil merumuskan definisi modern dari suatu grup Pembahasan mengenai grup Lie dan subgrup diskrit sebagai grup transformasi mulai secara sistematis pada tahun 1884 oleh Sophus Lie diikuti oleh Killing Study Schur dan Maurer Teori diskontinu grup diskrit dicetuskan oleh Felix Klein Lie Poincare and Charles Emile Picard dihubungkan dengan bentuk modular dan monodromi Matematikawan lainnya yang turut berkecimpung dalam masalah ini adalah Emil Artin Emmy Noether Sylow dan masih banyak lagi Konsekuensi elementer dari aksioma grup SuntingFakta dasar tentang semua grup yang diperoleh langsung dari aksioma grup biasanya dimasukkan dalam teori grup elementer 8 Sebagai contoh aplikasi berulang dari aksioma asosiatif menunjukkan bahwa ketidakjelasan dari a b c a b c a b c menggeneralisasi lebih dari tiga faktor Karena ini menyiratkan bahwa tanda kurung dapat disisipkan dimana saja dalam serangkaian istilah tersebut tanda kurung biasanya dihilangkan 9 Aksioma dapat dilemahkan untuk menegaskan hanya keberadaan dari identitas kiri dan invers kiri Keduanya dapat ditampilkan sebagai dua sisi maka definisi yang dihasilkan setara dengan definisi di atas 10 Keunikan elemen identitas Sunting Aksioma grup menyiratkan bahwa elemen identitas adalah unik Jika e dan f adalah elemen identitas grup maka e e f f Oleh karena itu kebiasaan untuk membicarakan identitas 11 Keunikan invers Sunting Aksioma grup menyiratkan bahwa kebalikan atau invers dari setiap elemen adalah unik Jika elemen grup a memiliki b dan c sebagai invers maka b b e karena e adalah elemen identitas b a c karena c adalah invers dari a jadi e a c b a c dengan asosiatif yang memungkinkan pengaturan ulang tanda kurung e c karena b adalah invers dari a jadi b a e c karena e adalah elemen identitas Oleh karena itu adalah kebiasaan untuk berbicara tentang kebalikan dari suatu elemen 11 Pembagian Sunting Mengingat elemen a dan b dari grup G terdapat solusi unik x di G untuk persamaan a x b yaitu a 1 b Biasanya menghindari penggunaan notasi seperti b a displaystyle tfrac b a atau b a kecuali G adalah abelian karena ambiguitas apakah artinya a 1 b atau b a 1 12 Oleh karena itu untuk setiap a dalam G fungsinya G G diberikan oleh x a x adalah bijeksi itu disebut perkalian kiri dengan a atau translasi kiri oleh a Demikian pula dengan a dan b solusi unik untuk x a b adalah b a 1 Untuk setiap a fungsinya G G diberikan oleh x x a adalah bijeksi yang disebut perkalian kanan dengan a atau translasi kanan dengan a Notasi grup SuntingSuatu grup yang terdiri atas himpunan G displaystyle G dan operasi displaystyle dapat ditulis G displaystyle G Biasanya operasi dalam grup apa pun sebetulnya operasi tersebut dipikirkan sebagai analog dari perkalian dan operasi grup ditulis seperti perkalian notasi perkalian Kita menulis a b displaystyle a cdot b atau bahkan a b displaystyle ab untuk a b displaystyle a b Kita menulis 1 displaystyle 1 untuk unsur identitas dan menyebutnya unsur satuan Kita menulis a 1 displaystyle a 1 untuk invers a displaystyle a dan menyebutnya kebalikan dari a displaystyle a Tetapi kadang kadang operasi grup dipikirkan sebagai analog dari penjumlahan dan ditulis seperti penjumlahan notasi penjumlahan Kita menulis a b displaystyle a b untuk a b displaystyle a b dan menyebutnya jumlah a displaystyle a dan b displaystyle b Kita menulis 0 displaystyle 0 untuk unsur identitas dan menyebutnya unsur nol Kita menulis a displaystyle a untuk invers a displaystyle a dan menyebutnya lawan dari a displaystyle a Biasanya hanya grup abelian grup yang operasinya komutatif untuk setiap dua unsur himpunan grup tersebut yang ditulis dalam bentuk penjumlahan walaupun grup tersebut dapat juga ditulis dalam bentuk perkalian Ketika bersifat noncommittal kita dapat menggunakan notasi dengan displaystyle dan istilah yang dikemukakan dalam definisi menggunakan notasi a 1 displaystyle a 1 sebagai invers dari a displaystyle a Bila S displaystyle S adalah sub himpunan dari G displaystyle G dan x displaystyle x unsur dari G displaystyle G maka dalam notasi perkalian x S displaystyle xS merupakan himpunan dari semua hasil perkalian x s displaystyle xs untuk s displaystyle s dalam S displaystyle S dengan kata lain x S x s s S displaystyle xS xs s in S Hal yang sama juga dapat dilihat pada notasi S x s x s S displaystyle Sx sx s in S dan untuk dua sub himpunan S displaystyle S dan T displaystyle T dari G displaystyle G kita dapat menulis S T displaystyle ST untuk s t s S t T displaystyle st s in S t in T Dalam notasi penjumlahan kita menuliskan x S S x displaystyle x S S x dan S T displaystyle S T untuk masing masing pasangan Beberapa contoh grup dan contoh bukan grup SuntingSebuah grup abelian bilangan bulat terhadap penjumlahan Sunting Contoh grup yang pernah diperkenalkan saat di sekolah dasar salah satunya adalah bilangan bulat terhadap penjumlahan Misalkan Z displaystyle mathbb Z merupakan himpunan bilangan bulat 4 3 2 1 0 1 2 3 4 displaystyle 4 3 2 1 0 1 2 3 4 dan simbol displaystyle sebagai operasi penjumlahan Dengan demikian Z displaystyle mathbb Z merupakan suatu grup Bukti Bila a displaystyle a dan b displaystyle b merupakan bilangan bulat maka a b displaystyle a b juga merupakan bilangan bulat ketertutupan Bila a displaystyle a b displaystyle b dan c displaystyle c adalah bilangan bulat maka a b c a b c displaystyle a b c a b c sifat asosiatif 0 displaystyle 0 adalah bilangan bulat dan untuk setiap bilangan bulat a displaystyle a 0 a a 0 a displaystyle 0 a a 0 a elemen identitas Bila a displaystyle a sebuah bilangan bulat maka terdapat bilangan bulat b a displaystyle b a sedemikian sehingga a b b a 0 displaystyle a b b a 0 elemen invers Grup ini juga merupakan abelian karena a b b a displaystyle a b b a sifat komutatif Bilangan bulat terhadap penjumlahan dan perkalian membentuk struktur aljabar gelanggang yang lebih kompleks Sebenarnya elemen dari gelanggang apa saja membentuk sebuah grup abelian terhadap penjumlahan yang disebut grup penjumlahan dari gelanggang Bukan grup bilangan bulat terhadap perkalian Sunting Bilangan bulat terhadap perkalian yang dilambangkan dengan displaystyle times Maka Z displaystyle mathbb Z times bukan sebuah grup Alasannya Bila a displaystyle a dan b displaystyle b bilangan bulat maka a b displaystyle a times b merupakan bilangan bulat ketertutupan Bila a displaystyle a b displaystyle b dan c displaystyle c bilangan bulat maka a b c a b c displaystyle a times b times c a times b times c sifat asosiatif 1 displaystyle 1 adalah bilangan bulat dan untuk setiap bilangan bulat a displaystyle a 1 a a 1 a displaystyle 1 times a a times 1 a elemen identitas Tetapi bila a displaystyle a sebaramg bilangan bulat bukan 0 displaystyle 0 maka tidak ada bilangan bulat bukan 0 displaystyle 0 yang memenuhi a b b a 1 displaystyle ab ba 1 Sebagai contoh misalkan a 2 displaystyle a 2 maka berapapun b displaystyle b bilangan bulat bukan 0 displaystyle 0 maka a b 2 b gt 1 displaystyle ab 2b gt 1 Syarat elemen invers tidak dipenuhi Karena tidak semua elemen dari Z displaystyle mathbb Z times mempunyai invers maka Z displaystyle mathbb Z times bukan merupakan grup Kita dapat menyebut Z displaystyle mathbb Z times sebuah monoid komutatif Sebuah grup abelian bilangan rasional bukan 0 terhadap perkalian Sunting Misalkan Q displaystyle mathbb Q sebagai himpunan bilangan rasional yaitu bilangan yang dapat dinyatakan dengan a b displaystyle frac a b dengan a displaystyle a dan b displaystyle b merupakan bilangan bulat dan b displaystyle b bukan nol Misalkan pula operasi perkalian dinyatakan dengan simbol displaystyle times Karena bilangan rasional 0 tidak memiliki invers untuk perkalian maka Q displaystyle mathbb Q times sebagaimana juga Z displaystyle mathbb Z times bukan sebuah grup Akan tetapi kalau kita menggunakan himpunan Q 0 displaystyle mathbb Q backslash 0 yang mencakup setiap bilangan rasional kecuali nol maka Q 0 displaystyle mathbb Q backslash 0 times merupakan grup abelian Invers a b displaystyle frac a b adalah b a displaystyle frac b a dan aksioma grup lainnya mudah diperiksa kebenarannya Kita tidak kehilangan ketertutupan dengan menghilangkan nol karena hasil kali dua bilangan rasional tidak nol tidak akan pernah nol Sama seperti bilangan bulat yang membentuk gelanggang demikian juga bilangan rasional yang membentuk struktur aljabar dari medan Sebenarnya elemen bukan nol dari medan apapun akan membentuk grup terhadap perkalian yang disebut grup perkalian dari medan Grup bukan abelian tertentu permutasi dari himpunan Sunting Misalkan tiga buah blok berwarna merah hijau dan biru yang mula mula diletakkan dengan susunan MHB Misalkan a merupakan aksi menukarkan blok pertama dan blok kedua dan b merupakan aksi menukarkan blok kedua dan ketiga Dalam bentuk perkalian kita menuliskan xy untuk melambangkan aksi pertama tama lakukan y kemudian lakukan x sehingga ab adalah aksi MHB MBH BMH yaitu ambil blok terakhir dan pindahkan ke depan Bila kita menuliskan e untuk aksi biarkan blok sebagaimana adanya aksi identitas maka kita dapat menulis enam permutasi dari himpunan tiga blok sebagai berikut e MHB MHB a MHB HMB b MHB MBH ab MHB BMH ba MHB HBM aba MHB BHMPerhatikan bahwa aksi aa akan menyebabkan MHB HMB MHB atau aksi tersebut sama saja dengan aksi biarkan blok sebagaimana adanya Dengan demikian kita dapat menuliskan aa e Demikian pula bb e aba aba e dan ab ba ba ab e Jadi tiap aksi di atas mempunyai sebuah invers Dengan menyelidiki kita juga dapat menentukan sifat asosiatif dan ketertutupan Sebagai contoh perhatikan ab a a ba aba dan ba b b ab aba Grup ini disebut grup simetri pada tiga huruf atau S3 Grup tersebut mempunyai orde 6 atau 3 dan bukan merupakan grup abelian karena sebagai contoh ab ba Karena S3 dibangun dari aksi dasar a dan b maka kita dapat mengatakan bahwa himpunan a b membangun S3 Setiap grup dapat diungkapkan dalam grup permutasi seperti S3 Hasilnya merupakan Teorema Cayley dan dipelajari sebgai bagian dari subyek aksi grup Contoh lanjutan Sunting Untuk beberapa contoh lanjutan dari grup untuk berbagai aplikasi lihat contoh contoh grup dan daftar grup kecil Teorema sederhana SuntingSebuah grup mempunyai hanya satu elemen identitas Setiap elemen mempunyai hanya satu invers Kita dapat membagi grup yaitu elemen grup a dan b dari grup G displaystyle G hanya ada satu solusi x dalam G displaystyle G terhadap persamaan x a b dan hanya satu solusi y dalam G displaystyle G untuk persamaan a y b Ungkapan a1 a2 antidak ambigu karena hasilnya akan sama dimana saja kita menempatkan tanda kurung Invers perkalian adalah hasil kali invers dalam susunan terbalik a b 1 b 1 a 1 Faktor ini dan faktor dasar lainnya juga berlaku untuk semua grup tertentu yang membentuk bidang dari teori grup elementer Membuat grup baru dari suatu grup tertentu Sunting Jika himpunan bagian H displaystyle H dari grup G displaystyle G Hasil kali dari dua grup G displaystyle G dan H displaystyle H times merupakan himpunan G displaystyle G xH displaystyle H dengan operasi g1 h1 g2 h2 g1 g2 h1 h2 Penjumlahan eksternal secara langsung dari anggota grup merupakan subgrup perkalian yang diwakilkan oleh elemen yang mempunyai sejumlah bagian bukan nol Jika anggota bersifat tertentu maka penjumlahan langsung dan perkalian adalah sama Grup tertentu G displaystyle G dan sebuah subgrup normal N displaystyle N maka grup kuosien adalah himpunan dari kohimpunan dari G N displaystyle G N terhadap operasi gN displaystyle N hN displaystyle N ghN displaystyle N Kutipan Sunting Lang 2005 App 2 p 360 Cook Mariana R 2009 Mathematicians An Outer View of the Inner World Princeton N J Princeton University Press hlm 24 ISBN 9780691139517 Artin 2018 2 2 p 40 Lang 2002 I 1 p 3 and I 2 p 7 Lang 2005 II 1 p 16 Inggris Weisstein Eric W Elemen Identitas MathWorld Herstein 1975 2 6 p 54 Ledermann 1953 1 2 pp 4 5 Ledermann 1973 I 1 p 3 Lang 2002 I 2 p 7 a b Lang 2005 II 1 p 17 Artin 2018 p 40 Referensi SuntingReferensi umum Sunting Artin Michael 2018 Algebra Prentice Hall ISBN 978 0 13 468960 9 Chapter 2 contains an undergraduate level exposition of the notions covered in this article Devlin Keith 2000 The Language of Mathematics Making the Invisible Visible Owl Books ISBN 978 0 8050 7254 9 Chapter 5 provides a layman accessible explanation of groups Hall G G 1967 Applied group theory American Elsevier Publishing Co Inc New York MR 0219593 an elementary introduction Herstein Israel Nathan 1996 Abstract algebra edisi ke 3rd Upper Saddle River NJ Prentice Hall Inc ISBN 978 0 13 374562 7 MR 1375019 Herstein Israel Nathan 1975 Topics in algebra edisi ke 2nd Lexington Mass Xerox College Publishing MR 0356988 Templat Lang Algebra Lang Serge 2005 Undergraduate Algebra edisi ke 3rd Berlin New York Springer Verlag ISBN 978 0 387 22025 3 Ledermann Walter 1953 Introduction to the theory of finite groups Oliver and Boyd Edinburgh and London MR 0054593 Ledermann Walter 1973 Introduction to group theory New York Barnes and Noble OCLC 795613 Robinson Derek John Scott 1996 A course in the theory of groups Berlin New York Springer Verlag ISBN 978 0 387 94461 6 Referensi khusus Sunting Artin Emil 1998 Galois Theory New York Dover Publications ISBN 978 0 486 62342 9 Aschbacher Michael 2004 The Status of the Classification of the Finite Simple Groups PDF Notices of the American Mathematical Society 51 7 736 740 Becchi C 1997 Introduction to Gauge Theories hlm 5211 arXiv hep ph 9705211 Bibcode 1997hep ph 5211B Besche Hans Ulrich Eick Bettina O Brien E A 2001 The groups of order at most 2000 Electronic Research Announcements of the American Mathematical Society 7 1 4 doi 10 1090 S1079 6762 01 00087 7 MR 1826989 Bishop David H L 1993 Group theory and chemistry New York Dover Publications ISBN 978 0 486 67355 4 Borel Armand 1991 Linear algebraic groups Graduate Texts in Mathematics 126 edisi ke 2nd Berlin New York Springer Verlag ISBN 978 0 387 97370 8 MR 1102012 Carter Roger W 1989 Simple groups of Lie type New York John Wiley amp Sons ISBN 978 0 471 50683 6 Conway John Horton Delgado Friedrichs Olaf Huson Daniel H Thurston William P 2001 On three dimensional space groups Beitrage zur Algebra und Geometrie 42 2 475 507 arXiv math MG 9911185 MR 1865535 Coornaert M Delzant T Papadopoulos A 1990 Geometrie et theorie des groupes Geometry and Group Theory Lecture Notes in Mathematics dalam bahasa Prancis 1441 Berlin New York Springer Verlag ISBN 978 3 540 52977 4 MR 1075994 Denecke Klaus Wismath Shelly L 2002 Universal algebra and applications in theoretical computer science London CRC Press ISBN 978 1 58488 254 1 Dudek W A 2001 On some old problems in n ary groups Quasigroups and Related Systems 8 15 36 Frucht R 1939 Herstellung von Graphen mit vorgegebener abstrakter Gruppe Construction of Graphs with Prescribed Group Compositio Mathematica dalam bahasa Jerman 6 239 50 diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 12 01 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Fulton William Harris Joe 1991 Representation theory A first course Graduate Texts in Mathematics Readings in Mathematics 129 New York Springer Verlag ISBN 978 0 387 97495 8 MR 1153249 Goldstein Herbert 1980 Classical Mechanics edisi ke 2nd Reading MA Addison Wesley Publishing hlm 588 596 ISBN 0 201 02918 9 Hatcher Allen 2002 Algebraic topology Cambridge University Press ISBN 978 0 521 79540 1 Husain Taqdir 1966 Introduction to Topological Groups Philadelphia W B Saunders Company ISBN 978 0 89874 193 3 Jahn H Teller E 1937 Stability of Polyatomic Molecules in Degenerate Electronic States I Orbital Degeneracy Proceedings of the Royal Society A 161 905 220 235 Bibcode 1937RSPSA 161 220J doi 10 1098 rspa 1937 0142 Kuipers Jack B 1999 Quaternions and rotation sequences A primer with applications to orbits aerospace and virtual reality Princeton University Press ISBN 978 0 691 05872 6 MR 1670862 Kuga Michio 1993 Galois dream group theory and differential equations Boston MA Birkhauser Boston ISBN 978 0 8176 3688 3 MR 1199112 Kurzweil Hans Stellmacher Bernd 2004 The theory of finite groups Universitext Berlin New York Springer Verlag ISBN 978 0 387 40510 0 MR 2014408 Lay David 2003 Linear Algebra and Its Applications Addison Wesley ISBN 978 0 201 70970 4 Mac Lane Saunders 1998 Categories for the Working Mathematician edisi ke 2nd Berlin New York Springer Verlag ISBN 978 0 387 98403 2 Michler Gerhard 2006 Theory of finite simple groups Cambridge University Press ISBN 978 0 521 86625 5 Milne James S 1980 Etale cohomology Princeton University Press ISBN 978 0 691 08238 7 Mumford David Fogarty J Kirwan F 1994 Geometric invariant theory 34 edisi ke 3rd Berlin New York Springer Verlag ISBN 978 3 540 56963 3 MR 1304906 Naber Gregory L 2003 The geometry of Minkowski spacetime New York Dover Publications ISBN 978 0 486 43235 9 MR 2044239 Neukirch Jurgen 1999 Algebraic Number Theory Grundlehren der mathematischen Wissenschaften 322 Berlin Springer Verlag ISBN 978 3 540 65399 8 MR 1697859 Zbl 0956 11021 Romanowska A B Smith J D H 2002 Modes World Scientific ISBN 978 981 02 4942 7 Ronan Mark 2007 Symmetry and the Monster The Story of One of the Greatest Quests of Mathematics Oxford University Press ISBN 978 0 19 280723 6 Rosen Kenneth H 2000 Elementary number theory and its applications edisi ke 4th Addison Wesley ISBN 978 0 201 87073 2 MR 1739433 Rudin Walter 1990 Fourier Analysis on Groups Wiley Classics Wiley Blackwell ISBN 0 471 52364 X Seress Akos 1997 An introduction to computational group theory PDF Notices of the American Mathematical Society 44 6 671 679 MR 1452069 Serre Jean Pierre 1977 Linear representations of finite groups Berlin New York Springer Verlag ISBN 978 0 387 90190 9 MR 0450380 Shatz Stephen S 1972 Profinite groups arithmetic and geometry Princeton University Press ISBN 978 0 691 08017 8 MR 0347778 Suzuki Michio 1951 On the lattice of subgroups of finite groups Transactions of the American Mathematical Society 70 2 345 371 doi 10 2307 1990375 JSTOR 1990375 Warner Frank 1983 Foundations of Differentiable Manifolds and Lie Groups Berlin New York Springer Verlag ISBN 978 0 387 90894 6 Weinberg Steven 1972 Gravitation and Cosmology New York John Wiley amp Sons ISBN 0 471 92567 5 Welsh Dominic 1989 Codes and cryptography Oxford Clarendon Press ISBN 978 0 19 853287 3 Weyl Hermann 1952 Symmetry Princeton University Press ISBN 978 0 691 02374 8 Historical references Sunting Lihat pula Historically important publications in group theory Borel Armand 2001 Essays in the History of Lie Groups and Algebraic Groups Providence R I American Mathematical Society ISBN 978 0 8218 0288 5 Cayley Arthur 1889 The collected mathematical papers of Arthur Cayley II 1851 1860 Cambridge University Press O Connor John J Robertson Edmund F The development of group theory Arsip Sejarah Matematika MacTutor Universitas St Andrews Curtis Charles W 2003 Pioneers of Representation Theory Frobenius Burnside Schur and Brauer History of Mathematics Providence R I American Mathematical Society ISBN 978 0 8218 2677 5 von Dyck Walther 1882 Gruppentheoretische Studien Group theoretical Studies Mathematische Annalen dalam bahasa Jerman 20 1 1 44 doi 10 1007 BF01443322 diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 02 22 Parameter s2cid yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Galois Evariste 1908 Tannery Jules ed Manuscrits de Evariste Galois Evariste Galois Manuscripts dalam bahasa Prancis Paris Gauthier Villars Galois work was first published by Joseph Liouville in 1843 Jordan Camille 1870 Traite des substitutions et des equations algebriques Study of Substitutions and Algebraic Equations dalam bahasa Prancis Paris Gauthier Villars Kleiner Israel 1986 The Evolution of Group Theory A Brief Survey Mathematics Magazine 59 4 195 215 doi 10 2307 2690312 JSTOR 2690312 MR 0863090 Lie Sophus 1973 Gesammelte Abhandlungen Band 1 Collected papers Volume 1 dalam bahasa Jerman New York Johnson Reprint Corp MR 0392459 Mackey George Whitelaw 1976 The theory of unitary group representations University of Chicago Press MR 0396826 Smith David Eugene 1906 History of Modern Mathematics Mathematical Monographs No 1 Wussing Hans 2007 The Genesis of the Abstract Group Concept A Contribution to the History of the Origin of Abstract Group Theory New York Dover Publications ISBN 978 0 486 45868 7 Pranala luar Sunting Inggris Weisstein Eric W Group MathWorld Group mathematics di Encyclopaedia BritannicaTemplat Grup navbox Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Grup matematika amp oldid 18367011, wikipedia, wiki, buku, buku, perpustakaan,

artikel

, baca, unduh, gratis, unduh gratis, mp3, video, mp4, 3gp, jpg, jpeg, gif, png, gambar, musik, lagu, film, buku, permainan, permainan.