Alfabet Fonetis Internasional (Inggris: International Phonetic Alphabet) atau disingkat IPA adalah sistem alfabet yang diterima dan dipakai secara luas sebagai medium rekam fonetik suara bahasa oral. Tidak seperti metode transkripsi lain yang umumnya terbatas pada rumpun bahasa tertentu, IPA mewakili keseluruhan fonem yang dengannya semua bahasa manusia dapat ditranskripsikan dalam bentuk tertulis dan dapat dimengerti dan diartikulasikan ulang. Sistem notasi ini dirancang dan dikembangkan oleh Perhimpunan Fonetis Internasional pada akhir abad ke-19 sebagai medium representasi baku penuangan bunyi bahasa ke dalam bentuk tertulis.[1] IPA adalah instrumen yang sering digunakan oleh leksikograf, pelajar dan pengajar bahasa asing, ahli bahasa, patolog yang berkenaan dengan bahasa, musikus, aktor, penerjemah, dan pencipta bahasa buatan.
Alfabet Fonetis Internasional International Phonetic Alphabet
pelafalan "IPA" dalam Received Pronounciation ditulis dengan IPA ([aɪ pʰiː eɪ])
Jenis aksara
Alfabet Featural sebagian
Bahasa
Digunakan untuk transkripsi fonetik dan fonemik bahasa apa pun
Artikel ini memuat simbolfonetis. Tanpa dukungan multibahasa, Anda mungkin akan melihat tanda tanya, tanda kotak, atau simbol lain, sebagai pengganti simbol fonetik.
Simbol IPA umumnya terdiri atas satu atau dua unsur, huruf dan diakritik yang umunya menyertai. Huruf IPA mengadopsi dan terinspirasi oleh Alfabet Latin. Diakritik dipakai untuk menjelaskan pembeda rinci antarfonem, misalnya seperti adisi bunyi sengau pada vokal, panjang bunyi, penekanan, dan nada.
Dari waktu ke waktu, terdapat perubahan set simbol pada IPA. Hingga 2005, terdapat total 107 huruf segmental, huruf untuk mewakili prosodi yang tak terhitung jumlahnya, 44 jenis diakritik, dan 4 simbol ekstraleksikal dalam set IPA.[2]
Simbol-simbol IPA mengadopsi Alfabet Latin dan Alfabet Yunani, sebagian di antaranya diubah sedikit. Setiap simbol mengacu kepada suatu bunyi spesifik yang membedakan sebuah fonem di dalam sebuah bahasa dengan kata lainnya. Asas IPA adalah untuk mewakili tiap masing-masing bunyi distingtif (atau segmen) dengan satu simbol. Dengan demikian, IPA memiliki asas berikut:
Umumnya tidak menggunakan simbol lebih dari satu untuk mewakili satu bunyi. Misalnya, dalam Bahasa Indonesia, bunyi yang diwakili oleh digraf ⟨ng⟩ atau ⟨kh⟩ dalam IPA dapat ditulis dengan /ŋ/ dan /x/. Multigraf dalam IPA dipakai jika bunyi yang dideskripsikan diartikulasikan bersamaan yang dinamakan afrikat.
Tidak terdapat simbol yang memiliki bunyi kontekstual, seperti dalam beberapa ortografi bahasa-bahasa Eropa yang membedakan ⟨c⟩ keras (konsonan letup langit-langit belakang nirsuara) dan ⟨c⟩ lembut (yang dapat mewakili konsonan desis atau konsonan koartikulat). Dapat dilihat satu simbol dapat mewakili berbagai bunyi, IPA tidak memiliki asas demikian.
IPA umumnya tidak mewakilkan simbol terpisah jika tidak terdapat bahasa yang membedakannya. Misalnya, konsonan kepak dan sentuhan adalah dua konsonan yang secara artikulatif berbeda. Namun, karena belum ada bahasa yang secara distingtif membedakan keduanya, IPA tidak menyediakan simbol yang berbeda untuk keduanya. Oleh karena itu, dapat dikatakan dalam lingkup sempit IPA dapat dikatakan alfabet fonemis dan tdak sepenuhnya fonetis. Namun, bila terdapat bunyi yang secara fonemis mirip namun tetap dibedakan dalam bahasa tersebut, diakritik akan digunakan.
Rupa simbol
Rupa simbol yang dipilih secara eklektik dalam IPA didesain untuk selaras dengan rupa Alfabet Latin. Oleh karena itu, rupa karakter yang diderivasi dari huruf non-Latin dimodifikasi sedemikian rupa untuk selaras dengan yang lain. Misalnya bunyi konsonan desis langit-langit belakang bersuara diwakilkan dengan simbol gamma ⟨ɣ⟩ yang dimodifikasi dari simbol Alfabet Yunani ⟨γ⟩.
Beberapa simbol adalah turunan dari huruf yang sudah ada.
Ekor yang meliuk ke kanan pada ⟨ɖ ɳ ʂ⟩, yang menandakan konsonan tarik-belakang, diderivasi dari bentuk kail pada huruf ⟨r⟩.
Kail yang mengarah ke atas pada ⟨ɠ ɗ ɓ⟩ yang menandakan konsonan implosi.
Beberapa konsonan sengau yang diderivasi dari simbol ⟨n⟩: ⟨n ɲ ɳ ŋ⟩ dengan ⟨ɲ⟩ and ⟨ŋ⟩ adalah ligatura gn dan ng dan ⟨ɱ⟩ adalah simbol ad hoc dari ⟨ŋ⟩.
Terdapat simbol yang diderivasi dari huruf yang dibalikkan 180°, seperti 〈ɐ ɔ ə ɟ ɓ ɥ ɾ ɯ ɹ ʇ ʊ ʌ ʍ ʎ〉 yang diadopsi dari 〈a c e f ɡ h ᴊ m r t Ω v w y〉. Alasan di balik ini merujuk pada masa media cetak masih menggunakan set cap huruf untuk memotong biaya dengan membalikkan cap huruf yang sudah ada.
Rupa alfabet dan bunyi
IPA, berdasar pada Alfabet Latin, sangat meminimalisasi adopsi simbol non-Latin. Kebanyakan simbol untuk konsonan mewakili nilai bunyi yang kebanyakan bahasa punya. Misalnya simbol ⟨b d f g h k l m n p s t v w z⟩ mewakili bunyi seperti dalam ortografi Bahasa Inggris; huruf vokal ⟨a e i o u⟩ mewakili bunyi vokal seperti pada ortografi Bahasa Latin. Pada ortografi Bahasa Indonesia alfabet yang memiliki bunyi selaras dengan simbol IPA misalnya ⟨a b d f g h k l m n o p r s t u w z⟩.
Set huruf yang ada kemudian dikembangkan dengan huruf kapital, diakritik, dan modifikasi lain dengan membalikkan huruf 180°. IPA juga mengadopsi beberapa Huruf Yunani seperti ⟨β γ ε ɸ χ⟩, tetapi bunyi yang diwakilkan tak tentu sama seperti pada fonologi Bahasa Yunani.
Huruf IPA
Simbol yang digunakan pada IPA dibagi menjadi tiga kategori: konsonan tekanan paru-paru, konsonan non-paru-paru, dan vokal.
Konsonan
Konsonan tekanan paru-paru
Set simbol untuk konsonan tekanan paru-paru mewakili set konsonan yang disebabkan oleh hambatan aliran udara dari paru-paru oleh glotis atau organ lain yang ada di bagian mulut. Set konsonan tekanan paru-paru mencakup sebagian besar dari keseluruhan IPA. Seluruh konsonan yang ada dalam Bahasa Indonesia termasuk dalam set ini.
Set simbol konsonan tekanan paru-paru disajikan dengan memperhatikan area artikulasi dan cara artikulasi.
Bila ada dua, konsonan yang di kiri tak bersuara dan yang di kanan bersuara, kotak yang diwarnai abu-abu dinyatakan mustahil untuk diucapkan oleh manusia.
Konsonan hampiran langit-langit belakang terbibirkan tak bersuara
w
Konsonan hampiran langit-langit belakang terbibirkan bersuara
ɥ
Konsonan hampiran langit-langit tengah terbibirkan
ɧ
Gabungan antara ʃ danx
Konsonan Gesek atau artikulasi ganda dapat diwakilkan dengan dua simbol yang digabung dengan "tie bar" atau ligatura berikut ini:
ligatur
tie bar
ʣ
d͡z
ʤ
d͡ʒ
–
k͡p
ʦ
t͡s
ʧ
t͡ʃ
Referensi
^Handbook of the International Phonetic Association : a guide to the use of the International Phonetic Alphabet. Cambridge, U.K. New York, NY: Cambridge University Press. 1999. ISBN978-0-521-65236-0. OCLC 40305532.
^"Reproduction of The International Phonetic Alphabet (Revised to 2005)". The International Phonetic Association. Juli 2012. Diarsipkan dari versi asli Parameter |archive-url= membutuhkan |url= (bantuan) tanggal Parameter |archive-url= membutuhkan |archive-date= (bantuan).Tidak memiliki atau membutuhkan |url= (bantuan)
Artikel bertopik linguistik ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
alfabet, fonetis, internasional, untuk, bantuan, pengucapan, dalam, lihat, bantuan, pengucapan, inggris, international, phonetic, alphabet, atau, disingkat, adalah, sistem, alfabet, yang, diterima, dipakai, secara, luas, sebagai, medium, rekam, fonetik, suara,. Untuk Bantuan pengucapan dalam IPA lihat Bantuan Pengucapan Alfabet Fonetis Internasional Inggris International Phonetic Alphabet atau disingkat IPA adalah sistem alfabet yang diterima dan dipakai secara luas sebagai medium rekam fonetik suara bahasa oral Tidak seperti metode transkripsi lain yang umumnya terbatas pada rumpun bahasa tertentu IPA mewakili keseluruhan fonem yang dengannya semua bahasa manusia dapat ditranskripsikan dalam bentuk tertulis dan dapat dimengerti dan diartikulasikan ulang Sistem notasi ini dirancang dan dikembangkan oleh Perhimpunan Fonetis Internasional pada akhir abad ke 19 sebagai medium representasi baku penuangan bunyi bahasa ke dalam bentuk tertulis 1 IPA adalah instrumen yang sering digunakan oleh leksikograf pelajar dan pengajar bahasa asing ahli bahasa patolog yang berkenaan dengan bahasa musikus aktor penerjemah dan pencipta bahasa buatan Alfabet Fonetis InternasionalInternational Phonetic Alphabetpelafalan IPA dalam Received Pronounciation ditulis dengan IPA aɪ pʰiː eɪ Jenis aksaraAlfabet Featural sebagianBahasaDigunakan untuk transkripsi fonetik dan fonemik bahasa apa punPeriode1888 133 tahun yang lalu SilsilahAlfabet Paleotip English Phonotypic AlphabetAlfabet RomisAlfabet Fonetis InternasionalArah penulisanKiri ke kananISO 15924Latn 215Nama UnicodeLatinArtikel ini memuat simbol fonetik IPA Tanpa dukungan multibahasa Anda akan melihat tanda tanya kotak atau simbol lain bukan karakter Unicode Untuk panduan pengantar tentang simbol IPA lihat Bantuan IPA Artikel ini memuat simbol fonetis Tanpa dukungan multibahasa Anda mungkin akan melihat tanda tanya tanda kotak atau simbol lain sebagai pengganti simbol fonetik Simbol IPA umumnya terdiri atas satu atau dua unsur huruf dan diakritik yang umunya menyertai Huruf IPA mengadopsi dan terinspirasi oleh Alfabet Latin Diakritik dipakai untuk menjelaskan pembeda rinci antarfonem misalnya seperti adisi bunyi sengau pada vokal panjang bunyi penekanan dan nada Dari waktu ke waktu terdapat perubahan set simbol pada IPA Hingga 2005 terdapat total 107 huruf segmental huruf untuk mewakili prosodi yang tak terhitung jumlahnya 44 jenis diakritik dan 4 simbol ekstraleksikal dalam set IPA 2 Daftar isi 1 Pemetaan simbol dengan suara 1 1 Rupa simbol 1 2 Rupa alfabet dan bunyi 2 Huruf IPA 2 1 Konsonan 2 1 1 Konsonan tekanan paru paru 2 2 Vokal 2 3 Konsonan tekanan paru paru 2 4 Konsonan non paru paru 2 5 Lambang lain 3 ReferensiPemetaan simbol dengan suara SuntingSimbol simbol IPA mengadopsi Alfabet Latin dan Alfabet Yunani sebagian di antaranya diubah sedikit Setiap simbol mengacu kepada suatu bunyi spesifik yang membedakan sebuah fonem di dalam sebuah bahasa dengan kata lainnya Asas IPA adalah untuk mewakili tiap masing masing bunyi distingtif atau segmen dengan satu simbol Dengan demikian IPA memiliki asas berikut Umumnya tidak menggunakan simbol lebih dari satu untuk mewakili satu bunyi Misalnya dalam Bahasa Indonesia bunyi yang diwakili oleh digraf ng atau kh dalam IPA dapat ditulis dengan ŋ dan x Multigraf dalam IPA dipakai jika bunyi yang dideskripsikan diartikulasikan bersamaan yang dinamakan afrikat Tidak terdapat simbol yang memiliki bunyi kontekstual seperti dalam beberapa ortografi bahasa bahasa Eropa yang membedakan c keras konsonan letup langit langit belakang nirsuara dan c lembut yang dapat mewakili konsonan desis atau konsonan koartikulat Dapat dilihat satu simbol dapat mewakili berbagai bunyi IPA tidak memiliki asas demikian IPA umumnya tidak mewakilkan simbol terpisah jika tidak terdapat bahasa yang membedakannya Misalnya konsonan kepak dan sentuhan adalah dua konsonan yang secara artikulatif berbeda Namun karena belum ada bahasa yang secara distingtif membedakan keduanya IPA tidak menyediakan simbol yang berbeda untuk keduanya Oleh karena itu dapat dikatakan dalam lingkup sempit IPA dapat dikatakan alfabet fonemis dan tdak sepenuhnya fonetis Namun bila terdapat bunyi yang secara fonemis mirip namun tetap dibedakan dalam bahasa tersebut diakritik akan digunakan Rupa simbol Sunting Rupa simbol yang dipilih secara eklektik dalam IPA didesain untuk selaras dengan rupa Alfabet Latin Oleh karena itu rupa karakter yang diderivasi dari huruf non Latin dimodifikasi sedemikian rupa untuk selaras dengan yang lain Misalnya bunyi konsonan desis langit langit belakang bersuara diwakilkan dengan simbol gamma ɣ yang dimodifikasi dari simbol Alfabet Yunani g Beberapa simbol adalah turunan dari huruf yang sudah ada Ekor yang meliuk ke kanan pada ɖ ɳ ʂ yang menandakan konsonan tarik belakang diderivasi dari bentuk kail pada huruf r Kail yang mengarah ke atas pada ɠ ɗ ɓ yang menandakan konsonan implosi Beberapa konsonan sengau yang diderivasi dari simbol n n ɲ ɳ ŋ dengan ɲ and ŋ adalah ligatura gn dan ng dan ɱ adalah simbol ad hoc dari ŋ Terdapat simbol yang diderivasi dari huruf yang dibalikkan 180 seperti ɐ ɔ e ɟ ɓ ɥ ɾ ɯ ɹ ʇ ʊ ʌ ʍ ʎ yang diadopsi dari a c e f ɡ h ᴊ m r t W v w y Alasan di balik ini merujuk pada masa media cetak masih menggunakan set cap huruf untuk memotong biaya dengan membalikkan cap huruf yang sudah ada Rupa alfabet dan bunyi Sunting IPA berdasar pada Alfabet Latin sangat meminimalisasi adopsi simbol non Latin Kebanyakan simbol untuk konsonan mewakili nilai bunyi yang kebanyakan bahasa punya Misalnya simbol b d f g h k l m n p s t v w z mewakili bunyi seperti dalam ortografi Bahasa Inggris huruf vokal a e i o u mewakili bunyi vokal seperti pada ortografi Bahasa Latin Pada ortografi Bahasa Indonesia alfabet yang memiliki bunyi selaras dengan simbol IPA misalnya a b d f g h k l m n o p r s t u w z Set huruf yang ada kemudian dikembangkan dengan huruf kapital diakritik dan modifikasi lain dengan membalikkan huruf 180 IPA juga mengadopsi beberapa Huruf Yunani seperti b g e ɸ x tetapi bunyi yang diwakilkan tak tentu sama seperti pada fonologi Bahasa Yunani Huruf IPA SuntingSimbol yang digunakan pada IPA dibagi menjadi tiga kategori konsonan tekanan paru paru konsonan non paru paru dan vokal Konsonan Sunting Konsonan tekanan paru paru Sunting Set simbol untuk konsonan tekanan paru paru mewakili set konsonan yang disebabkan oleh hambatan aliran udara dari paru paru oleh glotis atau organ lain yang ada di bagian mulut Set konsonan tekanan paru paru mencakup sebagian besar dari keseluruhan IPA Seluruh konsonan yang ada dalam Bahasa Indonesia termasuk dalam set ini Set simbol konsonan tekanan paru paru disajikan dengan memperhatikan area artikulasi dan cara artikulasi Vokal Sunting Huruf di kiri adalah huruf tidak bulat dan huruf di kanan adalah huruf bulat Depan Hampirdepan Madya Hampirbelakang BelakangTertutup i y ɨ ʉ ɯ u ɪ ʏ ʊ e o ɘ ɵ ɤ o e ɛ œ ɜ ɞ ʌ ɔ ɐ ɐ a ɶ ɑ ɒHpr tertutup1 2 tertutupTengah1 2 terbukaHpr terbukaTerbukaKonsonan tekanan paru paru Sunting Bila ada dua konsonan yang di kiri tak bersuara dan yang di kanan bersuara kotak yang diwarnai abu abu dinyatakan mustahil untuk diucapkan oleh manusia lbs Konsonan tekanan paru parubibir lidah depan lidah belakang akar lidahdwibib bibgi gigi ronggi pascronggi ronggilid tarbel lang langbel tekak hulker katnap celsu sengau m ɱ n ɳ ɲ ŋ ɴletup p b t d ʈ ɖ c ɟ k g q ɢ ʡ ʔdesis ɸ b f v 8 d s z ʃ ʒ ɕ ʑ ʂ ʐ c ʝ x ɣ x ʁ ħ ʕ ʜ ʢ h ɦhampir b ʋ ɹ ɻ j ɰgetar ʙ r ʀ kepak ɾ ɽdessi ɬ ɮ hamsi l ɭ ʎ ʟkepsi ɺ Catatan menandakan bahwa belum ada lambang IPA yang resmiKonsonan non paru paru Sunting Berikut adalah konsonan yang diciptakan tanpa menggunakan gerakan paru paru Konsonan non paru parudwibib gigi ronggi pascronggi lang langbel tekak Konsonan decak ʘ ǀ ǁ ǃ ǂKonsonan letup balik ɓ ɗ ʄ ɠ ʛKonsonan sembur pʼ tʼ sʼ kʼ qʼLambang lain Sunting ʍ Konsonan hampiran langit langit belakang terbibirkan tak bersuaraw Konsonan hampiran langit langit belakang terbibirkan bersuaraɥ Konsonan hampiran langit langit tengah terbibirkanɧ Gabungan antara ʃ danxKonsonan Gesek atau artikulasi ganda dapat diwakilkan dengan dua simbol yang digabung dengan tie bar atau ligatura berikut ini ligatur tie barʣ d zʤ d ʒ k pʦ t sʧ t ʃReferensi Sunting Handbook of the International Phonetic Association a guide to the use of the International Phonetic Alphabet Cambridge U K New York NY Cambridge University Press 1999 ISBN 978 0 521 65236 0 OCLC 40305532 Reproduction of The International Phonetic Alphabet Revised to 2005 The International Phonetic Association Juli 2012 Diarsipkan dari versi asli Parameter archive url membutuhkan url bantuan tanggal Parameter archive url membutuhkan archive date bantuan Tidak memiliki atau membutuhkan url bantuan Artikel bertopik linguistik ini adalah sebuah rintisan Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya lbsDiperoleh dari https id wikipedia org w index php title Alfabet Fonetis Internasional amp oldid 18538368, wikipedia, wiki, buku, buku, perpustakaan,