fbpx
Wikipedia

Perang Dunia II

Perang Dunia II atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII atau PD2) adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia —termasuk semua kekuatan besar—yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer. Dalam keadaan "perang total", negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer. Ditandai oleh sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil, termasuk Holocaust dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan, perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.[1]

Kekaisaran Jepang berusaha mendominasi Asia Timur dan sudah memulai perang dengan Republik Tiongkok pada tahun 1937,[2] tetapi perang dunia secara umum pecah pada tanggal 1 September 1939 dengan invasi ke Polandia oleh Jerman yang diikuti serangkaian pernyataan perang terhadap Jerman oleh Prancis dan Britania. Sejak akhir 1939 hingga awal 1941, dalam serangkaian kampanye dan perjanjian, Jerman membentuk aliansi Poros bersama Italia, menguasai atau menaklukkan sebagian besar benua Eropa. Setelah Pakta Molotov–Ribbentrop, Jerman dan Uni Soviet berpisah dan menganeksasi wilayah negara-negara tetangganya sendiri di Eropa, termasuk Polandia. Britania Raya, dengan imperium dan Persemakmurannya, menjadi satu-satunya kekuatan besar Sekutu yang terus berperang melawan blok Poros, dengan mengadakan pertempuran di Afrika Utara dan Pertempuran Atlantik. Bulan Juni 1941, Poros Eropa melancarkan invasi terhadap Uni Soviet yang menandakan terbukanya teater perang darat terbesar sepanjang sejarah, yang melibatkan sebagian besar pasukan militer Poros sampai akhir perang. Pada bulan Desember 1941, Jepang bergabung dengan blok Poros, menyerang Amerika Serikat dan teritori Eropa di Samudra Pasifik, dan dengan cepat menguasai sebagian besar Pasifik Barat.

Serbuan Poros berhenti pada tahun 1942, setelah Jepang kalah dalam berbagai pertempuran laut dan tentara Poros Eropa dikalahkan di Afrika Utara dan Stalingrad. Pada tahun 1943, melalui serangkaian kekalahan Jerman di Eropa Timur, invasi Sekutu ke Italia, dan kemenangan Amerika Serikat di Pasifik, Poros kehilangan inisiatif mereka dan mundur secara strategis di semua front. Tahun 1944, Sekutu Barat menyerbu Prancis, sementara Uni Soviet merebut kembali semua teritori yang pernah dicaplok dan menyerbu Jerman beserta sekutunya. Perang di Eropa berakhir dengan pendudukan Berlin oleh tentara Soviet dan Polandia dan penyerahan tanpa syarat Jerman pada tanggal 8 Mei 1945. Sepanjang 1944 dan 1945, Amerika Serikat mengalahkan Angkatan Laut Jepang dan menduduki beberapa pulau di Pasifik Barat, menjatuhkan bom atom di negara itu menjelang invasi ke Kepulauan Jepang. Uni Soviet kemudian mengikuti melalui negosiasi dengan menyatakan perang terhadap Jepang dan menyerbu Manchuria. Kekaisaran Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945, sehingga mengakhiri perang di Asia dan memperkuat kemenangan total Sekutu atas Poros.

Perang Dunia II mengubah haluan politik dan struktur sosial dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan untuk memperkuat kerja sama internasional dan mencegah konflik-konflik yang akan datang. Para kekuatan besar yang merupakan pemenang perang—Amerika Serikat, Uni Soviet, Tiongkok, Britania Raya, dan Prancis—menjadi anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.[3] Uni Soviet dan Amerika Serikat muncul sebagai kekuatan super yang saling bersaing dan mendirikan panggung Perang Dunia yang kelak bertahan selama 46 tahun selanjutnya. Sementara itu, pengaruh kekuatan-kekuatan besar Eropa mulai melemah, dan dekolonisasi Asia dan Afrika dimulai. Kebanyakan negara yang industrinya terkena dampak buruk mulai menjalani pemulihan ekonomi. Integrasi politik, khususnya di Eropa, muncul sebagai upaya untuk menstabilkan hubungan pascaperang.

Kronologi

Awal terjadinya perang umumnya disetujui pada tanggal 1 September 1939, dimulai dengan invasi Jerman ke Polandia; Britania dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman dua hari kemudian. Tanggal lain mengenai awal perang ini adalah dimulainya Perang Tiongkok-Jepang Kedua pada 7 Juli 1937.[4][5]

Lainnya mengikuti sejarawan Britania Raya A. J. P. Taylor, yang percaya bahwa Perang Tiongkok-Jepang dan perang di Eropa beserta koloninya terjadi bersamaan dan dua perang ini bergabung pada tahun 1941. Artikel ini memakai penanggalan konvesional. Tanggal-tanggal awal lainnya yang sering dipakai untuk Perang Dunia II juga meliputi invasi Italia ke Abisinia pada tanggal 3 Oktober 1935.[6] Sejarawan Britania Raya Antony Beevor memandang awal Perang Dunia Kedua terjadi saat Jepang menyerbu Manchuria bulan Agustus 1939.[7]

Tanggal pasti akhir perang juga tidak disetujui secara universal. Dari dulu disebutkan bahwa perang berakhir saat gencatan senjata 14 Agustus 1945 (V-J Day), alih-alih penyerahan diri resmi Jepang (2 September 1945); di sejumlah teks sejarah Eropa, perang ini berakhir pada V-E Day (8 Mei 1945). Meski begitu, Perjanjian Damai dengan Jepang baru ditandatangani pada tahun 1951,[8] dan dengan Jerman pada tahun 1990.[9]

Latar belakang

Perang Dunia I membuat perubahan besar pada peta politik, dengan kekalahan Blok Sentral, termasuk Austria-Hongaria, Kekaisaran Jerman, dan Kesultanan Utsmaniyah; dan perebutan kekuasaan oleh Bolshevik di Rusia pada tahun 1917. Sementara itu, negara-negara Sekutu yang menang seperti Prancis, Belgia, Italia, Yunani, dan Rumania memperoleh wilayah baru, dan negara-negara baru tercipta setelah runtuhnya Austria-Hongaria, Kekaisaran Rusia, dan Kesultanan Utsmaniyah.

Meski muncul gerakan pasifis setelah Perang Dunia I,[10][11] kekalahan ini masih membuat nasionalisme iredentis dan revanchis pemain utama di sejumlah negara Eropa. Iredentisme dan revanchisme punya pengaruh kuat di Jerman karena kehilangan teritori, koloni, dan keuangan yang besar akibat Perjanjian Versailles. Menurut perjanjian ini, Jerman kehilangan 13 persen wilayah dalam negerinya dan seluruh koloninya di luar negeri, sementara Jerman dilarang menganeksasi negara lain, harus membayar biaya perbaikan perang, dan membatasi ukuran dan kemampuan angkatan bersenjata negaranya.[12] Pada saat yang sama, Perang Saudara Rusia berakhir dengan terbentuknya Uni Soviet.[13]

Kekaisaran Jerman bubar melalui Revolusi Jerman 1918–1919 dan sebuah pemerintahan demokratis yang kemudian dikenal dengan nama Republik Weimar dibentuk. Periode antarperang melibatkan kerusuhan antara pendukung republik baru ini dan penentang garis keras atas sayap kanan maupun kiri. Walaupun Italia selaku sekutu Entente berhasil merebut sejumlah wilayah, kaum nasionalis Italia marah mengetahui janji-janji Britania dan Prancis yang menjamin masuknya Italia ke kancah perang tidak dipenuhi dengan penyelesaian damai. Sejak 1922 sampai 1925, gerakan Fasis pimpinan Benito Mussolini berkuasa di Italia dengan agenda nasionalis, totalitarian, dan kolaborasionis kelas yang menghapus demokrasi perwakilan, penindasan sosialis, kaum sayap kiri dan liberal, dan mengejar kebijakan luar negeri agresif yang berusaha membawa Italia sebagai kekuatan dunia—"Kekaisaran Romawi Baru".[14]

Di Jerman, Partai Nazi yang dipimpin Adolf Hitler berupaya mendirikan pemerintahan fasis di Jerman. Setelah Depresi Besar dimulai, dukungan dalam negeri untuk Nazi meningkat dan, pada tahun 1933, Hitler ditunjuk sebagai Kanselir Jerman. Setelah kebakaran Reichstag, Hitler menciptakan negara satu partai totalitarian yang dipimpin Partai Nazi.[15]

Parati Kuomintang (KMT) di Tiongkok melancarkan kampanye penyatuan melawan panglima perang regional dan secara nominal berhasil menyatukan Tiongkok pada pertengahan 1920-an, tetapi langsung terlibat dalam perang saudara melawan bekas sekutunya yang komunis.[16] Pada tahun 1931, Kekaisaran Jepang yang semakin militaristik, yang sudah lama berusaha memengaruhi Tiongkok[17] sebagai tahap pertama dari apa yang disebut pemerintahnya sebagai hak untuk menguasai Asia, memakai Insiden Mukden sebagai alasan melancarkan invasi ke Manchuria dan mendirikan negara boneka Manchukuo.[18]

Terlalu lemah melawan Jepang, Tiongkok meminta bantuan Liga Bangsa-Bangsa. Jepang menarik diri dari Liga Bangsa-Bangsa setelah dikecam atas tindakannya terhadap Manchuria. Kedua negara ini kemudian bertempur di Shanghai, Rehe, dan Hebei sampai Gencatan Senjata Tanggu ditandatangani tahun 1933. Setelah itu, pasukan sukarelawan Tiongkok melanjutkan pemberontakan terhadap agresi Jepang di Manchuria, dan Chahar dan Suiyuan.[19]

 
Benito Mussolini (kiri) dan Adolf Hitler (kanan)

Adolf Hitler, setelah upaya gagal menggulingkan pemerintah Jerman tahun 1923, menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933. Ia menghapus demokrasi, menciptakan revisi orde baru radikal dan rasis, dan segera memulai kampanye persenjataan kembali.[20] Sementara itu, Prancis, untuk melindungi aliansinya, memberikan Italia kendali atas Ethiopia yang diinginkan Italia sebagai jajahan kolonialnya. Situasi ini memburuk pada awal 1935 ketika Teritori Cekungan Saar dengan sah bersatu kembali dengan Jerman dan Hitler menolak Perjanjian Versailles, mempercepat program persenjataan kembalinya dan memperkenalkan wajib militer.[21]

Berharap mencegah Jerman, Britania Raya, Prancis, dan Italia membentuk Front Stresa. Uni Soviet, khawatir akan keinginan Jerman mencaplok wilayah luas di Eropa Timur, membuat perjanjian bantuan bersama dengan Prancis. Sebelum diberlakukan, pakta Prancis-Soviet ini perlu melewati birokrasi Liga Bangsa-Bangsa, yang pada dasarnya menjadikannya tidak berguna.[22][23] Akan tetapi, pada bulan Juni 1935, Britania Raya membuat perjanjian laut independen dengan Jerman, sehingga melonggarkkan batasan-batasan sebelumnya. Amerika Serikat, setelah mempertimbangkan peristiwa yang terjadi di Eropa dan Asia, mengesahkan Undang-Undang Netralitas pada bulan Agustus.[24] Pada bulan Oktober, Italia menginvasi Ethiopia, dan Jerman adalah satu-satunya negara besar Eropa yang mendukung tindakan tersebut. Italia langsung menarik keberatannya terhadap tindakan Jerman menganeksasi Austria.[25]

Hitler menolak Perjanjian Versailles dan Locarno dengan meremiliterisasi Rhineland pada bulan Maret 1936. Ia mendapat sedikit tanggapan dari kekuatan-kekuatan Eropa lainnya.[26] Ketika Perang Saudara Spanyol pecah bulan Juli, Hitler dan Mussolini mendukung pasukan Nasionalis yang fasis dan otoriter dalam perang saudara mereka melawan Republik Spanyol yang didukung Soviet. Kedua pihak memakai konflik ini untuk menguji senjata dan metode peperangan baru,[27] berakhir dengan kemenangan Nasionalis pada awal 1939. Bulan Oktober 1936, Jerman dan Italia membentuk Poros Roma-Berlin. Sebulan kemudian, Jerman dan Jepang menandatangani Pakta Anti-Komintern, namun kelak diikuti Italia pada tahun berikutnya. Di Tiongkok, setelah Insiden Xi'an, pasukan Kuomintang dan komunis menyetujui gencatan senjata untuk membentuk front bersatu dan sama-sama melawan Jepang.[28]

Sebelum perang

Invasi Italia ke Ethiopia (1935)

Perang Italia-Abisinia Kedua adalah perang kolonial singkat mulai bulan Oktober 1935 sampai Mei 1936. Perang ini terjadi antara angkatan bersenjata Kerajaan Italia (Regno d'Italia) dan angkatan bersenjata Kekaisaran Ethiopia (juga disebut Abisinia). Perang ini berakhir dengan pendudukan militer di Ethiopia dan aneksasinya ke koloni baru Afrika Timur Italia (Africa Orientale Italiana, atau AOI); selain itu, perang ini membuka kelemahan Liga Bangsa-Bangsa sebagai kekuatan pelindung perdamaian. Baik Italia dan Ethiopia adalah negara anggota, tetapi Liga ini tidak berbuat apa-apa ketika negara pertama jelas-jelas melanggar Artikel X yang dibuat oleh Liga ini.[29]

Perang Saudara Spanyol (1936-39)

 
Reruntuhan Guernica setelah dibom.

Jerman dan Italia memberi dukungan kepada para pemberontak Nasionalis yang dipimpin Jenderal Francisco Franco di Spanyol. Uni Soviet mendukung pemerintah yang sudah berdiri, Republik Spanyol, yang memiliki kecenderungan sayap kiri. Baik Jerman dan Uni Soviet memakai perang proksi ini sebagai kesempatan menguji senjata dan taktik baru mereka. Pengeboman Guernica yang disengaja oleh Legiun Condor Jerman pada April 1937 berkontribusi pada kekhawatiran bahwa perang besar selanjutnya akan melibatkan serangan bom teror besar-besaran terhadap warga sipil.[30][31]

Invasi Jepang ke Tiongkok (1937)

 
Sarang senjata mesin Tiongkok pada Pertempuran Shanghai, 1937.

Pada bulan Juli 1937, Jepang mencaplok bekas ibu kota kekaisaran Tiongkok Beijing setelah memulai Insiden Jembatan Marco Polo, yang menjadi batu pijakan kampanye Jepang untuk menjajah seluruh wilayah Tiongkok.[32] Uni Soviet segera menandatangani pakta non-agresi dengan Tiongkok untuk memberi dukungan material yang secara efektif mengakhiri kerja sama Tiongkok dengan Jerman sebelumnya. Generalissimo Chiang Kai-shek mengerahkan pasukan terbaiknya untuk mempertahankan Shanghai, tetapi setelah tiga bulan bertempur, Shanghai jatuh. Jepang terus menekan pasukan Tiongkok, mencaplok ibu kota Nanking pada Desember 1937 dan melakukan Pembantaian Nanking.

Pada bulan Juni 1938, pasukan Tiongkok menghentikan serbuan Jepang dengan membanjiri Sungai Kuning; manuver ini memberikan waktu bagi Tiongkok untuk mempersiapkan pertahanan di Wuhan, namun kota ini berhasil direbut pada bulan Oktober.[33] Kemenangan militer Jepang gagal menghentikan pemberontakan Tiongkok yang menjadi tujuan Jepang. Pemerintahan Tiongkok pindah ke pedalaman di Chongqing dan melanjutkan perang.[34]

Invasi Jepang ke Uni Soviet dan Mongolia (1938)

Pada tanggal 29 Juli 1938, Jepang menyerbu Uni Soviet dan kalah di Pertempuran Danau Khasan. Meski pertempuran tersebut dimenangkan Soviet, Jepang menyebutnya seri dan buntu, dan pada tanggal 11 Mei 1939, Jepang memutuskan memindahkan perbatasan Jepang-Mongolia sampai Sungai Khalkhin Gol melalui pemaksaan. Setelah serangkaian keberhasilan awal, serangan Jepang di Mongolia digagalkan oleh Pasukan Merah yang menandakan kekalahan besar pertama Angkatan Darat Kwantung Jepang.[35][36]

Pertempuran ini meyakinkan sejumlah faksi pemerintahan Jepang bahwa mereka harus fokus berkonsiliasi dengan pemerintah Soviet demi menghindari ikut campur Soviet dalam perang melawan Tiongkok dan mengalihkan perhatian militer mereka ke selatan, yaitu ke jajahan Amerika Serikat dan Eropa di Pasifik, serta mencegah penggulingan pemimpin militer Soviet berpengalaman seperti Georgy Zhukov, yang kelak memainkan peran penting dalam mempertahankan Moskwa.[37]

Pendudukan Eropa dan perjanjian

 
Dari kiri ke kanan (depan): Chamberlain, Daladier, Hitler, Mussolini, dan Ciano sebelum menandatangani Perjanjian Munich.

Di Eropa, Jerman dan Italia semakin keras. Pada bulan Maret 1938, Jerman menganeksasi Austria, lagi-lagi mendapat sedikit perhatian dari kekuatan-kekuatan Eropa lainnya.[38] Semakin tertantang, Hitler mulai menegaskan klaim Jerman atas Sudetenland, wilayah Cekoslowakia yang didominasi oleh etnis Jerman; dan Prancis dan Britania segera memberikan wilayah ini ke Jerman melalui Perjanjian Munich, yang dibuat melawan keinginan pemerintah Cekoslowakia, dengan imbalan janji tidak meminta wilayah lagi.[39] Sesaat setelah perjanjian ini, Jerman dan Italia memaksa Cekoslowakia menyerahkan wilayah tambahan ke Hongaria dan Polandia.[40] Pada bulan Maret 1939, Jerman menyerbu sisa Cekoslowakia dan membelahnya menjadi Protektorat Bohemia dan Moravia Jerman dan negara klien pro-Jerman bernama Republik Slovak.[41]

Terkejut, ditambah Hitler menuntut Danzig, Prancis dan Britania Raya menjamin dukungan mereka terhadap kemerdekaan Polandia; ketika Italia menguasai Albania pada bulan April 1939, jaminan yang sama diberikan untuk Rumania dan Yunani.[42] Tidak lama setelah janji Prancis-Britania kepada Polandia, Jerman dan Italia meresmikan aliansi mereka sendiri melalui Pakta Baja.[43]

Bulan Agustus 1939, Jerman dan Uni Soviet menandatangani Pakta Molotov–Ribbentrop,[44] sebuah perjanjian non-agresi dengan satu protokol rahasia. Setiap pihak memberikan haknya satu sama lain, "andai terjadi penyusunan wilayah dan politik," terhadap "cakupan pengaruh" (antara Polandia dan Lituania untuk Jerman, dan Polandia timur, Finlandia, Estonia, Latvia, dan Bessarabia untuk Uni Soviet). Pakta ini juga memunculkan pertanyaan tentang keberlangsungan kemerdekaan Polandia.[45]

Alur perang

Pecah di Eropa (1939)

 
Parade umum Wehrmacht Jerman dan Pasukan Merah Soviet pada tanggal 23 September 1939 di Brest, Polandia Timur setelah Invasi Polandia berakhir. Di tengah adalah Mayor Jenderal Heinz Guderian dan di kanan adalah Brigadir Semyon Krivoshein.

Pada tanggal 1 September 1939, Jerman dan Slowakia—negara klien pada tahun 1939—menyerang Polandia.[46] Tanggal 3 September, Prancis dan Britania Raya, diikuti negara-negara Persemakmuran,[47] menyatakan perang terhadap Jerman, tetapi memberi sedikit dukungan kepada Polandia ketimbang serangan kecil Prancis ke Saarland.[48] Britania dan Prancis juga mulai memblokir perairan Jerman pada tanggal 3 September untuk melemahkan ekonomi dan upaya perang negara ini.[49][50]

Tanggal 17 September, setelah menandatangani gencatan senjata dengan Jepang, Soviet juga menyerbu Polandia.[51] Wilayah Polandia terbagi antara Jerman dan Uni Soviet, dengan Lituania dan Slowakia mendapat bagian kecil. Polandia tidak menyerah; mereka mendirikan Negara Bawah Tanah Polandia dan Pasukan Dalam Negeri bawah tanah, dan terus berperang bersama Sekutu di semua front di luar Polandia.[52]

Sekitar 100.000 personel militer Polandia diungsikan ke Rumania dan negara-negara Baltik; sebagian besar tentara tersebut kemudian berperang melawan Jerman di teater perang yang lain.[53] Pemecah kode Enigma Polandia juga diungsikan ke Prancis.[54] Pada saat itu pula, Jepang melancarkan serangan pertamanya ke Changsha, sebuah kota Tiongkok yang strategis, tetapi digagalkan pada akhir September.[55]

Setelah invasi Polandia dan perjanjian Jerman-Soviet atas Lituania, Uni Soviet memaksa negara-negara Baltik mengizinkan mereka menempatkan tentara Soviet di negara mereka atas alasan "bantuan bersama".[56][57][58] Finlandia menolak permintaan wilayah dan diserang oleh Uni Soviet pada bulan November 1939.[59] Konflik yang kemudian pecah berakhir pada bulan Maret 1940 dengan konsesi oleh Finlandia.[60] Prancis dan Britania Raya, menyebut serangan Soviet ke Finlandia sebagai alasan memasuki kancah perang di pihak Jerman, menanggapi invasi Soviet dengan mendukung dikeluarkannya Uni Soviet dari Liga Bangsa-Bangsa.[58]

 

Di Eropa Barat, tentara Britania dikerahkan ke benua ini, namun pada fase yang dijuluki Perang Phoney oleh Britania dan "Sitzkrieg" (perang duduk) oleh Jerman tak satupun pihak yang melancarkan operasi besar-besaran terhadap satu sama lain sampai April 1940.[61] Uni Soviet dan Jerman membuat pakta dagang pada bulan Februari 1940, yang berarti Soviet menerima bantuan militer dan industri dengan imbalan menyediakan bahan mentah untuk Jerman agar bisa mengakali pemblokiran oleh Sekutu.[62]

Pada bulan April 1940, Jerman menginvasi Denmark dan Norwegia untuk mengamankan pengiriman bijih besi dari Swedia, yang hendak dihadang oleh Sekutu.[63] Denmark langsung menyerah, dan meski dibantu Sekutu, Norwegia berhasil dikuasai dalam waktu dua bulan.[64] Bulan Mei 1940, Britania menyerbu Islandia untuk mencegah kemungkinan invasi Jerman ke pulau itu.[65] Ketidakpuasan Britania atas kampanye Norwegia mendorong penggantian Perdana Menteri Neville Chamberlain dengan Winston Churchill pada tanggal 10 Mei 1940.[66]

Serbuan Poros

Jerman menyerbu Prancis, Belgia, Belanda, dan Luksemburg pada tanggal 10 Mei 1940.[67] Belanda dan Belgia kewalahan menghadapi taktik blitzkrieg dalam beberapa hari dan minggu.[68] Jalur Maginot yang dipertahankan Prancis dan pasukan Sekutu di Belgia diakali dengan bergerak secara mengapit melintasi hutan lebat Ardennes,[69] yang disalahartikan oleh perencana perang Prancis sebagai penghalang alami bagi kendaraan lapis baja.[70]

Tentara Britania terpaksa keluar dari Eropa melalui Dunkirk, meninggalkan semua peralatan beratnya pada awal Juni.[71] Tanggal 10 Juni, Italia menyerbu Prancis, menyatakan perang terhadap Prancis dan Britania Raya;[72] dua belas hari kemudian Prancis menyerah dan langsung dibelah menjadi zona pendudukan Jerman dan Italia,[73] dan sebuah negara sisa yang tak diduduki di bawah Rezim Vichy. Pada tanggal 3 Juli, Britania menyerang armada Prancis di Aljazair untuk mencegah perebutan oleh Jerman.[74]

Bulan Juni, pada hari-hari terakhir Pertempuran Prancis, Uni Soviet memaksa aneksasi Estonia, Latvia, dan Lituania,[57] lalu menganeksasi wilayah Bessarabia yang dipertentangkan Rumania. Sementara itu, kesesuaian politik dan kerja sama ekonomi Nazi-Soviet[75][76] perlahan buntu,[77][78] dan kedua negara mulai bersiap untuk perang.[79]

Dengan Prancis dinetralkan, Jerman memulai kampanye superioritas udara atas Britania (Pertempuran Britania) untuk mempersiapkan sebuah invasi.[80] Kampanye ini gagal, dan rencana invasi tersebut dibatalkan pada bulan September.[80] Menggunakan pelabuhan-pelabuhan Prancis yang baru dicaplok, Angkatan Laut Jerman menikmati kesuksesan melawan Angkatan Laut Kerajaan dengan memakai kapal-U untuk menyerang kapal-kapal Britania di Atlantik.[81] Italia memulai operasinya di Mediterania, memulai pengepungan Malta bulan Juni, menguasai Somaliland Britania bulan Agustus, dan menerobos wilayah Mesir Britania bulan September 1940. Jepang meningkatkan pemblokirannya terhadap Tiongkok pada bulan September dengan merebut sejumlah pangkalan di wilayah utara Indochina Prancis yang saat ini terisolasi.[82]

 
Pertempuran Britania mengakhiri serbuan Jerman di Eropa Barat.

Sepanjang periode ini, Amerika Serikat yang netral melakukan sejumlah hal untuk membantu Tiongkok dan Sekutu Baratnya. Pada bulan November 1939, Undang-Undang Netralitas diamendemen untuk memungkinkan pembelian "beli dan angkut" oleh Sekutu.[83] Tahun 1940, setelah pencaplokan Paris oleh Jerman, ukuran Angkatan Laut Amerika Serikat meningkat pesat dan, setelah serbuan Jepang ke Indochina, Amerika Serikat memberlakukan embargo besi, baja, dan barang-barang mekanik terhadap Jepang.[84] Pada bulan September, Amerika Serikat menyetujui penukaran kapal penghancur AS dengan pangkalan Britania Raya.[85] Tetap saja, mayoritas rakyat Amerika Serikat menentang intervensi militer langsung apapun terhadap konflik ini sampai tahun 1941.[86]

Pada akhir September 1940, Pakta Tiga Pihak menyatukan Jepang, Italia, dan Jerman untuk meresmikan Kekuatan Poros. Pakta Tiga Pihak ini menegaskan bahwa negara apapun, kecuali Uni Soviet, yang tidak terlibat dalam perang yang menyerang Kekuatan Poros apapun akan dipaksa berperang melawan ketiganya.[87] Pada waktu itu, Amerika Serikat terus mendukung Britania Raya dan Tiongkok dengan memperkenalkan kebijakan Lend-Lease yang mengizinkan pengiriman material dan barang-barang lain[88] dan membuat zona keamanan yang membentang hingga separuh Samudra Atlantik agar Angkatan Laut Amerika Serikat bisa melindungi konvoi Britania.[89] Akibatnya, Jerman dan Amerika Serikat terlibat dalam peperangan laut di Atlantik Utara dan Tengah pada Oktober 1941, bahkan meski Amerika Serikat secara resmi tetap netral.[90][91]

Blok Poros meluas bulan November 1940 ketika Hongaria, Slowakia, dan Rumania bergabung dengan Pakta Tiga Pihak ini.[92] Rumania akan memberi kontribusi besar terhadap perang Poros melawan Uni Soviet, sebagian untuk merebut kembali wilayah yang diserahkan kepada Soviet, sebagian lagi demi memenuhi keinginan pemimpinnya, Ion Antonescu, untuk melawan komunisme.[93] Pada bulan Oktober 1940, Italia menyerbu Yunani, tetapi beberapa hari kemudian digagalkan dan dipukul sampai Albania yang berakhir dengan kebuntuan.[94] Bulan Desember 1940, pasukan Persemakmuran Britania Raya memulai serangan balasan terhadap pasukan Italia di Mesir dan Afrika Timur Italia.[95] Pada awal 1941, dengan pasukan Italia dipukul hingga Libya oleh Persemakmuran, Churchill memerintahkan pengerahan tentara dari Afrika untuk membantu Yunani.[96] Angkatan Laut Italia juga menderita kekalahan besar, dengan Angkatan Laut Kerajaan membuat tiga kapal perang Italia tidak berfungsi melalui serangan kapal induk di Taranto, dan menetralisasi beberapa kapal perang lain pada Pertempuran Tanjung Matapan.[97]

 
Tentara penerjun Jerman menyerbu pulau Kreta, Yunani, Mei 1941.

Jerman segera turun tangan untuk membantu Italia. Hitler mengirimkan pasukan Jerman ke Libya pada bulan Februari, dan pada akhir Maret mereka melancarkan serangan terhadap pasukan Persemakmuran yang semakin sedikit.[98] Dalam kurun sebulan, pasukan Persemakmuran dipukul mundur ke Mesir dengan pengecualian pelabuhan Tobruk yang dikepung.[99] Persemakmuran berupaya mengusir pasukan Poros pada bulan Mei dan lagi pada bulan Juni, tetapi keduanya gagal.[100] Pada awal April, setelah penandatanganan Pakta Tiga Pihak oleh Bulgaria, Jerman turun tangan di Balkan dengan menyerbu Yunani dan Yugoslavia setelah terjadi kudeta; di sini mereka membuat kemajuan besar, sehingga memaksa Sekutu pindah setelah Jerman menguasai pulau Kreta, Yunani pada akhir Mei.[101]

Sekutu sempat beberapa kali berhasil pada saat itu. Di Timur Tengah, pasukan Persemakmuran pertama menggagalkan kudeta di Irak yang dibantu pesawat Jerman dari pangkalan-pangkalan di Suriah Vichy,[102] kemudian dengan bantuan Prancis Merdeka, menyerbu Suriah dan Lebanon untuk mencegah peristiwa seperti itu lagi.[103] Di Atlantik, Britania berhasil menaikkan moral publik dengan menenggelamkan kapal perang Jerman Bismarck.[104] Mungkin yang terpenting adalah pada Pertempuran Britania, Angkatan Udara Kerajaan berhasil bertahan dari serangan Luftwaffe dan kampanye pengeboman Jerman yang berakhir bulan Mei 1941.[105]

Di Asia, meski sejumlah serangan dari kedua pihak, perang antara Tiongkok dan Jepang buntu pada tahun 1940. Demi meningkatkan tekanan terhadap Tiongkok dengan memblokir rute-rute suplai, dan untuk memosisikan pasukan Jepang dengan tepat andai pecah perang dengan negara-negara Barat, Jepang merebut kendali militer di Indochina selatan[106] Pada Agustus 1940, kaum komunis Tiongkok melancarkan serangan di Tiongkok Tengah; sebagai balasan, Jepang menerapkan kebijakan keras (Kebijakan Serba Tiga) di daerah-daerah pendudukan untuk mengurangi sumber daya manusia dan bahan mentah untuk pasukan komunis.[107] Antipati yang terus berlanjut antara pasukan komunis dan nasionalis Tiongkok memuncak pada pertempuran bersenjata pada bulan Januari 1941, secara efektif mengakhiri kerja sama mereka.[108]

Dengan stabilnya situasi di Eropa dan Asia, Jerman, Jepang, dan Uni Soviet mempersiapkan diri. Dengan kekhawatiran Soviet terhadap meningkatnya ketegangan dengan Jerman dan rencana Jepang untuk memanfaatkan Perang Eropa dengan merebut jajahan Eropa yang kaya sumber daya alam di Asia Tenggara, kedua kekuatan ini menandatangani Pakta Netralitas Soviet–Jepang pada bulan April 1941.[109] Kebalikannya, Jerman bersiap-siap menyerang Uni Soviet dengan menempatkan pasukan dalam jumlah besar di perbatasan Soviet.[110]

Perang global (1941)

 
Infanteri dan kendaraan lapis baja Jerman melawan pasukan Soviet di jalanan Kharkov, Oktober 1941.

Pada tanggal 22 Juni 1941, Jerman, bersama anggota Poros Eropa lainnya dan Finlandia, menyerbu Uni Soviet dalam Operasi Barbarossa. Target utama serangan kejutan ini[111] adalah kawasan Baltik, Moskwa dan Ukraina dengan tujuan utama mengakhiri kampanye 1941 dekat jalur Arkhangelsk-Astrakhan yang menghubungkan Laut Kaspia dan Laut Putih. Tujuan Hitler adalah menghancurkan Uni Soviet sebagai sebuah kekuatan militer, menghapus komunisme, menciptakan Lebensraum ("ruang hidup")[112] dengan memiskinkan penduduk asli[113] dan menjamin akses ke sumber daya strategis yang diperlukan untuk mengalahkan musuh-musuh Jerman yang tersisa.[114]

Meski Angkatan Darat Merah mempersiapkan serangan balasan strategis sebelum perang,[115] Barbarossa memaksa komando tertinggi Soviet mengadopsi pertahanan strategis. Sepanjang musim panas, Poros berhasil menerobos jauh ke dalam wilayah Soviet, mengakibatkan kerugian besar dalam hal personel dan material. Pada pertengahan Agustus, Komando Tinggi Angkatan Darat Jerman memutuskan menunda serangan oleh Army Group Centre yang kecil dan mengalihkan Satuan Panzer ke-2 untuk membantu tentara yang maju melintasi Ukraina tengah dan Leningrad.[116] Serangan Kiev sukses besar dan berakhir dengan pengepungan dan penghancuran empat unit pasukan Soviet, serta memungkinkan pergerakan lebih lanjut di Krimea dan Ukraina Timur yang industrinya maju (Pertempuran Kharkov Pertama).Sayangnya, pembagian kekuatan ini membuat momentum serangan ke Moscow hilang, dan Sovyet memiliki waktu untuk memperkuat diri.[117]

 
Serangan balasan Soviet pada pertempuran Moskwa, Desember 1941.

Pengalihan tiga per empat pasukan Poros dan sebagian besar angkatan udaranya dari Prancis dan Mediterania tengah ke Front Timur[118] membuat Britania mempertimbangkan kembali strategi besarnya.[119] Pada bulan Juli, Britania Raya dan Uni Soviet membentuk aliansi militer melawan Jerman[120] Britania dan Soviet menyerbu Iran untuk melindungi Koridor Persia dan ladang minyak Iran.[121] Bulan Agustus, Britania Raya dan Amerika Serikat bersama-sama meresmikan Piagam Atlantik.[122]

Pada bulan Oktober, ketika tujuan operasional Poros di Ukraina dan Baltik tercapai, dengan pengepungan Leningrad[123] dan Sevastopol yang masih berlanjut,[124] sebuah serangan besar ke Moskwa dilancarkan kembali. Setelah dua bulan bertempur sengit, pasukan Jerman hampir mencapai pinggiran terluar Moskwa, tempat tentara-tentaranya yang lelah[125] terpaksa menunda serangan mereka.[126] Pencaplokan teritorial besar dilakukan oleh pasukan Poros, tetapi kampanye mereka gagal mencapai tujuan utamanya: dua kota utama masih dikuasai Soviet, kemampuan memberontak Soviet gagal dipadamkan, dan Uni Soviet mempertahankan banyak sekali potensi militernya. Fase blitzkrieg perang di Eropa telah berakhir.[127]

 
Animasi Teater Eropa PDII.

Pada awal Desember, pasukan cadangan yang baru dimobilisasi[128] memungkinkan Soviet menyamakan jumlah tentaranya dengan Poros.[129] Hal ini, bersama data intelijen yang menetapkan jumlah minimum tentara Soviet di Timur yang cukup untuk mencegah serangan apapun oleh Angkatan Darat Kwantung Jepang,[130] memungkinkan Soviet memulai serangan balasan massal yang dimulai tanggal 5 Desember di front sepanjang 1000 kilometer (620 mi) dan mendesak tentara Jerman mundur 100–250 kilometer (62–155 mi) ke barat.[131]

Keberhasilan Jerman di Eropa menggugah Jerman untuk meningkatkan tekanannya terhadap pemerintah-pemerintah Eropa di Asia Tenggara. Pemerintah Belanda setuju menyediakan minyak untuk Jepang dari Hindia Timur Belanda, namun menolak menyerahkan kendali politik atas koloninya. Prancis Vichy, sebaliknya, menyetujui pendudukan Jepang di Indochina Prancis.[132] Pada bulan Juli 1941, Amerika Serikat, Britania Raya, dan pemerintah Barat lainnya bereaksi terhadap pendudukan Indochina dengan membekukan aset-aset Jepang, sementara Amerika Serikat (yang menyediakan 80 persen minyak Jepang[133]) merespon dengan menerapkan embargo minyak secara penuh.[134] Ini berarti Jepang terpaksa memilih antara mengabaikan ambisinya di Asia dan perang melawan Tiongkok, atau merebut sumber daya alam yang diperlukan melalui kekuatan; militer Jepang tidak menganggap yang pertama sebagai pilihan, dan banyak pejabat menganggap embargo minyak sebagai pernyataan perang tidak langsung.[135]

Jepang berencana merebut koloni-koloni Eropa di Asia dengan cepat untuk menciptakan perimeter defensif besar yang membentang hingga Pasifik Tengah; Jepang kemudian bebas mengeksploitasi sumber daya di Asia Tenggara sambil menyibukkan Sekutu dengan melancarkan perang defensif.[136] Untuk mencegah intervensi Amerika Serikat sambil mengamankan perimeter, Jepang berencana menetralisasi Armada Pasifik Amerika Serikat dari kancah perang.[137] Pada tanggal 7 Desember (8 Desember di Asia) 1941, Jepang menyerang aset-aset Britania dan Amerika Serikat dengan serangan di Asia Tenggara dan Pasifik Tengah secara nyaris bersamaan.[138] Peristiwa ini meliputi serangan ke armada Amerika Serikat di Pearl Harbor, pendaratan di Thailand dan Malaya[138] dan pertempuran Hong Kong.

 
Kejatuhan Singapura pada Februari 1942 mengakibatkan 80.000 tentara Sekutu ditangkap dan diperbudak oleh Jepang.

Serangan-serangan ini mendorong Amerika Serikat, Britania Raya, Tiongkok, Australia, dan beberapa negara lain secara resmi menyatakan perang terhadap Jepang, sementara Uni Soviet, karena sedang terlibat dalam perang besar-besaran dengan blok Poros Eropa, memilih untuk tetap netral dengan Jepang.[139][140] Jerman dan negara-negara Poros menanggapi dengan menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Pada bulan Januari, Empat Besar (Amerika Serikat, Britania Raya, Uni Soviet, Tiongkok)[141], dan 22 pemerintahan kecil atau terasingkan mengeluarkan Deklarasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, sehingga memperkuat Piagam Atlantik,[142] dan melakukan kewajiban untuk tidak menandatangani perjanjian damai terpisah dengan negara-negara Poros. Sejak 1941, Stalin terus meminta Churchill, dan kemudian Roosevelt, untuk membuka 'front kedua' di Prancis.[143] Front Timur menjadi teater perang besar di Eropa dan jumlah korban Soviet yang berjumlah jutaan menciutkan jumlah korban Sekutu Barat yang hanya ratusan ribu orang; Churchill dan Roosevelt mengatakan mereka butuh lebih banyak waktu untuk persiapan, sehingga memunculkan klaim bahwa mereka sengaja buntu untuk menyelamatkan orang-orang Barat dengan mengorbankan orang-orang Soviet.[144]

Sementara itu, pada akhir April 1942, Jepang dan sekutunya Thailand hampir menguasai seluruh Burma, Malaya, Hindia Timur Belanda, Singapura,[145] dan Rabaul, sehingga menambah kerugian bagi tentara Sekutu dan banyak di antara mereka yang ditawan. Meski memberontak habis-habisan di Corregidor, Filipina akhirnya ditaklukkan pada bulan Mei 1942 dan memaksa pemerintah Persemakmuran Filipina mengasingkan diri.[146] Pasukan Jepang juga memenangkan pertempuran laut di Laut Tiongkok Selatan, Laut Jawa, dan Samudra Hindia,[147] dan mengebom pangkalan laut Sekutu di Darwin, Australia. Satu-satunya kesuksesan sejati Sekutu melawan Jepang adalah kemenangan Tiongkok di Changsha pada awal Januari 1942.[148] Kemenangan-kemenangan mudah atas lawan yang tidak punya persiapan ini membuat Jepang terlalu percaya diri dan berlebihan.[149]

Jerman juga mewujudkan inisiatifnya. Dengan mengeksploitasi keputusan komando laut Amerika Serikat yang ragu-ragu, Angkatan Laut Jerman mengacaukan jalur kapal Sekutu di lepas pesisir Atlantik Amerika Serikat.[150] Meski kalah besar, anggota Poros Eropa menghentikan serbuan Soviet di Rusia Tengah dan Selatan, sehingga melindungi sebagian besar jajahan yang mereka peroleh pada tahun sebelumnya.[151] Di Afrika Utara, Jerman melancarkan sebuah serangan pada bulan Januari yang memukul Britania kembali ke posisinya di Garis Gazala pada awal Februari,[152] diikuti oleh meredanya pertempuran untuk sementara yang dimanfaatkan Jerman untuk mempersiapkan serangan mereka selanjutnya.[153]

Kebuntuan serbuan Poros (1942)

Pada awal Mei 1942, Jepang memulai operasi untuk menduduki Port Moresby dengan serangan amfibi dan memutuskan komunikasi dan jalur suplai antara Amerika Serikat dan Australia. Akan tetapi, Sekutu berhasil mencegah invasi ini dengan mencegat dan mengalahkan pasukan laut Jepang pada Pertempuran Laut Koral.[154] Rencana Jepang selanjutnya, termotivasi oleh Serangan Doolittle sebelumnya, adalah merebut Atol Midway dan memancing kapal induk Amerika Serikat ke kancah perang untuk dihancurkan; sebagai aksi pengalihan, Jepang juga mengirimkan pasukan untuk menduduki Kepulauan Aleut di Alaska.[155] Pada awal Juni, Jepang melaksanakan operasinya, tetapi Amerika Serikat, setelah berhasil memecahkan kode laut Jepang pada akhir Mei, mengetahui semua rencana dan pemindahan pasukan mereka dan memakai pengetahuan ini untuk memperoleh kemenangan telak di Midway atas Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.[156]

Dengan kapasitasnya untuk bertindak secara agresif hilang akibat Pertempuran Midway, Jepang memilih fokus pada upaya menduduki Port Moresby melalui kampanye darat di Teritori Papua.[157] Amerika Serikat merencanakan serangan balasan terhadap posisi Jepang di selatan Kepulauan Solomon, terutama Guadalcanal, sebagai tahap pertama menduduki Rabaul, pangkalan utama Jepang di Asia Tenggara.[158]

Kedua rencana ini dimulai bulan Juli, namun pada pertengahan September, Pertempuran Guadalcanal dimenangkan Jepang, dan tentara-tentara di Nugini diperintahkan mundur dari Port Moresby ke bagian utara pulau, tempat mereka menghadapi tentara Australia dan Amerika Serikat dalam Pertempuran Buna-Gona.[159] Guadalcanal segera menjadi titik fokus bagi kedua pihak dengan komitmen besar tentara dan kapal dalam pertempuran Guadalcanal. Pada awal 1943, Jepang dikalahkan di pulau ini dan menarik tentara mereka.[160] Di Burma, pasukan Persemakmuran melancarkan dua operasi. Pertama, ofensif ke wilayah Arakan pada akhir 1942 gagal dan memaksa pasukan mundur ke India bulan Mei 1943.[161] Kedua, penyisipan pasukan ireguler ke belakang garis depan Jepang bulan Februari yang, pada akhir April, memperoleh hasil yang diragukan.[162]

 
Tentara Soviet menyerang sebuah rumah pada Pertempuran Stalingrad, 1943.

Di front timur Jerman, pasukan Poros mematahkan serangan Soviet di Semenanjung Kerch dan Kharkov,[163] dan kemudian melancarkan serangan musim panas utamanya terhadap Rusia Selatan pada bulan Juni 1942 untuk menguasai ladang minyak di Kaukasus dan menduduki stepa Kuban, sementara mempertahankan posisi di wilayah front sebelah utara dan tengah. Jerman membagi Grup Angkatan Darat Selatan menjadi dua grup: Grup Angkatan Darat A bergerak ke Sungai Don, sementara Grup Angkatan Darat B bergerak ke sebelah tenggara Kaukasus menuju Sungai Volga.[164] Soviet memutuskan bertahan di Stalingrad yang berada di jalur pergerakan pasukan Jerman.

Pada pertengahan November, Jerman hampir berhasil menduduki Stalingrad dalam pertempuran jalanan saat Soviet memulai serangan balasan musim dingin keduanya, dimulai dengan mengepung pasukan Jerman di Stalingrad[165] dan serangan ke unggulan Rzhev dekat Moskwa, meski upaya terakhir gagal besar.[166] Pada awal Februari 1943, Angkatan Darat Jerman menderita kekalahan besar; tentara Jerman di Stalingrad dipaksa menyerah[167] dan garis depan dimundurkan hingga posisinya sebelum serangan musim panas. Pada pertengahan Februari, setelah desakan Soviet meruncing, Jerman melancarkan serangan lain ke Kharkov dan membentuk unggulan baru di garis depan mereka di sekitar kota Kursk, Rusia.[168]

 
Tank Crusader Britania bergerak ke posisi depan pada Kampanye Afrika Utara.

Pada bulan November 1941, pasukan Persemakmuran mengadakan serangan balasan, Operasi Crusader, di Afrika Utara dan mengklaim kembali semua wilayah yang direbut Jerman dan Italia.[169] Di Barat, kekhawatiran bahwa Jepang mungkin memakai pangkalan di Madagaskar Vichy mendorong Britania menyerbu pulau ini pada awal Mei 1942.[170] Kesuksesan ini tidak bertahan lama setelah Poros berhasil memukul Sekutu kembali ke Mesir dalam serangan di Libya sampai pasukan Poros dihentikan di El Alamein.[171] Di Eropa, serangan komando Sekutu terhadap target-target strategis, berakhir dengan Serangan Dieppe yang menghancurkan,[172] menunjukkan ketidakmampuan Sekutu Barat untuk melancarkan invasi ke daratan Eropa tanpa persiapan, perlengkapan, dan keamanan operasional yang lebih baik.[173]

Pada bulan Agustus 1942, Sekutu sukses mematahkan serangan kedua terhadap El Alamein[174] dan, dengan banyak korban, berupaya mengirimkan suplai ke Malta yang sedang dikepung.[175] Beberapa bulan kemudian, Sekutu melancarkan serangan di Mesir, memecah pasukan Poros dan mendorong mereka ke barat melintasi Libya.[176] Serangan ini tidak lama kemudian dilanjutkan dengan invasi Inggris-Amerika Serikat ke Afrika Utara Prancis, yang berakhir dengan bergabungnya wilayah ini dengan Sekutu.[177] Hitler menanggapi pendudukan koloni Prancis ini dengan memerintahkan pendudukan Prancis Vichy;[177] meski pasukan Vichy sendiri tidak melawan pelanggaran gencatan senjata ini, mereka berusaha menenggelamkan armadanya sendiri agar tidak direbut pasukan Jerman.[178] Pasukan Poros yang sekarang kewalahan di Afrika mundur hingga Tunisia, yang kemudian dikuasai Sekutu pada bulan 1943.[179]

Sekutu menguasai medan (1943)

 
Generalissimo Chiang Kai-shek, Franklin D. Roosevelt, dan Winston Churchill bertemu di Konferensi Kairo tahun 1943 semasa Perang Dunia II.
Video lama memperlihatkan pengeboman Hamburg oleh Sekutu.
 
Pesawat Il-2 Soviet menyerang kolom Wehrmacht pada Pertempuran Kursk, 1 Juli 1943.

Setelah Kampanye Guadalcanal, Sekutu memulai sejumlah operasi melawan Jepang di Pasifik. Pada bulan Mei 1943, pasukan Sekutu dikirim untuk mengusir pasukan Jepang dari Kepulauan Aleut,[180] dan segera memulai operasi besar untuk mengisolasi Rabaul dengan menduduki pulau-pulau sekitarnya, dan menembus perimeter Pasifik Tengah Jepang di Kepulauan Gilbert dan Marshall.[181] Pada akhir Maret 1944, Sekutu menyelesaikan kedua misi ini, dan selain itu menetralisasi pangkalan Jepang di Truk di Kepulauan Caroline. Bulan April, Sekutu melancarkan operasi mencaplok kembali Nugini Barat.[182]

Di Uni Soviet, baik Jerman dan Soviet menghabiskan musim semi dan awal musim panas 1943 dengan bersiap-siap untuk serangan besar di Rusia Tengah. Tanggal 4 Juli 1943, Jerman menyerang pasukan Soviet di sekitar Kursk Bulge. Dalam satu minggu, pasukan Jerman lelah menghadapi pertahanan Soviet yang sangat teratur[183][184] dan, untuk pertama kalinya dalam perang ini, Hitler membatalkan sebuah operasi sebelum memperoleh kesuksesan taktis atau operasional.[185] Keputusan ini sebagian dipengaruhi oleh invasi Sisilia oleh Sekutu Barat pada 9 Juli yang, bersama kegagalan-kegagalan Italia sebelumnya, berujung pada penggulingan dan penahanan Mussolini pada akhir bulan itu.[186]

Tanggal 12 Juli 1943, Soviet melancarkan serangan balasannya sendiri, sehingga memupuskan harapan apapun bagi Angkatan Darat Jerman untuk memenangkan pertempuran atau buntu di timur. Kemenangan Soviet di Kursk menandai kejatuhan superioritas Jerman[187] dan memberi Uni Soviet inisiatif di Front Timur.[188][189] Jerman berusaha menstabilkan front timur mereka di sepanjang garis Panther-Wotan yang sangat dipertahankan, namun Soviet berhasil mendobraknya di Smolensk dan Serangan Dnieper Hilir.[190]

Pada awal September 1943, Sekutu Barat menyerbu daratan Italia, diikuti gencatan senjata Italia dengan Sekutu.[191] Jerman menanggapinya dengan melumpuhkan pasukan Italia, mengambil alih kendali militer di wilayah Italia,[192] dan membuat serangkaian garis pertahanan.[193] Pasukan khusus Jerman kemudian menyelamatkan Mussolini, yang kemudian mendirikan negara klien baru di Italia dudukan Jerman bernama Republik Sosial Italia.[194] Sekutu Barat berperang melintasi beberapa garis hingga garis pertahanan utama Jerman pada pertengahan November.[195]

Operasi Jerman di Atlantik juga terganggu. Pada Mei 1943, dengan efektifnya serangan balasan Sekutu, kerugian kapal selam Jerman yang besar memaksa kampanye laut Atlantik Jerman ditunda.[196] Pada bulan November 1943, Franklin D. Roosevelt dan Winston Churchill bertemu dengan Chiang Kai-shek di Kairo[197] dan Joseph Stalin di Teheran.[198] Konferensi pertama menentukan pengembalian teritori Jepang pascaperang,[197] sementara yang terakhir menghasilkan perjanjian bahwa Sekutu Barat akan menyerbu Eropa pada tahun 1944 dan Uni Soviet akan menyatakan perang terhadap Jepang dalam tiga bulan setelah kekalahan Jerman.[198]

 
Tentara Britania menembakkan mortir pada Pertempuran Imphal, India Timur Laut, 1944.

Sejak November 1943, selama tujuh minggu di Pertempuran Changde, Tiongkok memaksa Jepang memasuki perang atrisi yang merugikan sambil menunggu bantuan Sekutu.[199][200] Bulan Januari 1944, Sekutu melancarkan serangkaian serangan di Italia terhadap garis di Monte Cassino dan berupaya menembusnya dengan mendarat di Anzio.[201] Pada akhir Januari, serangan besar Soviet mengusir pasukan Jerman dari wilayah Leningrad,[202] dan mengakhiri pengepungan paling mematikan dan terlama sepanjang sejarah.

Serangan Soviet selanjutnya terhalang di perbatasan Estonia sebelum perang oleh Grup Angkatan Darat Utara Jerman yang dibantu penduduk Estonia yang berharap menetapkan kembali kemerdekaan nasional mereka. Penundaan ini memperlambat operasi Soviet selanjutnya di kawasan Laut Baltik.[203] Pada akhir Mei 1944, Soviet berhasil membebaskan Krimea, mengusir pasukan Poros besar-besaran dari Ukraina, dan melakukan terobosan ke teritori Rumania, yang dipukul balik oleh pasukan Poros.[204] Serangan Sekutu di Italia berhasil dan, dengan mengizinkan sejumlah divisi Jerman mundur, pada tanggal 4 Juni Roma ditaklukkan.[205]

Sekutu mengalami berbagai keberhasilan di daratan Asia. Bulan Maret 1944, Jepang melancarkan invasi pertama dari dua rencananya, operasi melawan posisi Britania di Assam, India,[206] dan kemudian mengepung posisi Persemakmuran di Imphal dan Kohima.[207] Bulan Mei 1944, pasukan Britania melakukan serangan balasan yang mendorong tentara Jepang kembali ke Burma,[207] dan pasukan Tiongkok yang menyerbu Burma utara pada akhir 1943 mengepung tentara Jepang di Myitkyina.[208] Invasi Jepang kedua berupaya menghancurkan pasukan tempur utama Tiongkok, melindungi jalur kereta api di antara teritori dudukan Jepang dan menduduki lapangan udara Sekutu.[209] Bulan Juni, Jepang telah menguasai provinsi Henan dan memulai serangan baru terhadap Changsha di provinsi Hunan.[210]

Sekutu mendekat (1944)

 
Invasi Normandia oleh Sekutu, 6 Juni 1944
 
Personil dan perlengkapan Pasukan Merah melintasi sungai saat musim panas utara 1944

Pada tanggal 6 Juni 1944 (dikenal sebagai D-Day), setelah tiga tahun ditekan Soviet,[144] Sekutu Barat menyerbu Prancis Utara. Setelah menyusun kembali beberapa divisi Sekutu dari Italia, mereka juga menyerang Prancis Selatan.[211] Semua pendaratan ini berhasil dan berakhir dengan kekalahan unit Angkatan Darat Jerman di Prancis. Paris dibebaskan oleh pemberontak lokal yang dibantu Pasukan Prancis Merdeka pada tanggal 25 Agustus[212] dan Sekutu Barat terus memukul pasukan Jerman di Eropa Timur sepanjang paruh terakhir tahun ini. Sebuah upaya bergerak maju melintasi Jerman Utara yang diawali dengan operasi udara besar-besaran di Belanda tidak berhasil.[213] Setelah itu, Sekutu Barat pelan-pelan masuk wilayah Jerman, namun gagal menyeberangi Sungai Rur dalam serangan besar. Di Italia, serbuan Sekutu juga terhambat saat mereka melintasi garis pertahanan besar Jerman terakhir.

Pada tanggal 22 Juni, Soviet mengadakan serangan strategis di Belarus ("Operasi Bagration") yang berakhir dengan nyaris kehancuran total Pusat Grup Angkatan Darat Jerman.[214] Tidak lama selepas itu, serangan strategis Soviet lainnya mengusir tentara Jerman dari Ukraina Barat dan Polandia Timur. Pergerakan Soviet sukses memaksa pasukan pemberontak di Polandia memulai sejumlah pemberontakan, meski yang terbesar di Warsawa, serta Pemberontakan Slowakia di selatan, tidak dibantu Soviet dan dipadamkan oleh pasukan Jerman.[215] Serangan strategis Pasukan Merah di Rumania timur memecah belah dan menghancurkan pasukan Jerman di sana sekaligus berhasil menggulingkan pemerintahan di Rumania dan Bulgaria, diikuti dengan memihaknya negara-negara tersebut ke Sekutu.[216]

 
Milisi Polandia pada Pemberontakan Warsawa yang menewaskan 200.000 warga sipil.

Pada bulan September 1944, tentara Angkatan Darat Merah Soviet melaju hingga Yugoslavia dan memaksa penarikan cepat Grup Angkatan Darat Jerman E dan F di Yunani, Albania, dan Yugoslavia untuk menyelamatkan mereka dari kehancuran.[217] Pada saat ini, Partisan Komunis pimpinan Marsekal Josip Broz Tito, yang memulai kampanye gerilya sukses melawan pendudukan sejak 1941, menguasai sebagian besar teritori Yugoslavia dan terlibat dalam menunda serangan terhadap pasukan Jerman di selatan. Di Serbia utara, Pasukan Merah, dengan bantuan terbatas dari pasukan Bulgaria, membantu Partisan dalam pembebasan bersama ibu kota Belgrade tanggal 20 Oktober. Beberapa hari kemudian, Soviet melancarkan serangan massal terhadap Hongaria dudukan Jerman yang berlangsung sampai jatuhnya Budapest pada bulan Februari 1945.[218] Kebalikan dengan kemenangan impresif Soviet di Balkan, pemberontakan Finlandia terhadap serangan Soviet di Tanah Genting Karelia menggagalkan pendudukan Soviet di Finlandia dan berakhir dengan penandatanganan gencatan senjata Soviet-Finlandia pada kondisi relatif kondusif,[219][220] disertai memihaknya Finlandia ke Sekutu.

Pada awal Juli, pasukan Persemakmuran di Asia Tenggara menggagalkan pengepungan Jepang di Assam, memukul pasukannya kembali hingga Sungai Chindwin[221] sementara Tiongkok mencaplok Myitkyina. Di Tiongkok, Jepang menuai kesuksesan besar, berhasil mencaplok Changsha pada pertengahan Juni dan kota Hengyang pada awal Agustus.[222] Selepas itu, mereka menyerbu provinsi Guangxi, memenangkan pertempuran besar melawan pasukan Tiongkok di Guilin dan Liuzhou pada akhir November[223] dan berhasil menyatukan pasukan mereka di Tiongkok dan Indochina pada pertengahan Desember.[224]

Di Pasifik, pasukan Amerika Serikat terus menekan mundur perimeter Jepang. Pada pertengahan Juni 1944, mereka memulai serangan ke Kepulauan Mariana dan Palau, dan dengan telak mengalahkan pasukan Jepang pada Pertempuran Laut Filipina. Kekalahan-kekalahan ini memaksa Perdana Menteri Jepang Tōjō mengundurkan diri dan memberi Amerika Serikat keunggulan atas pangkalan udara baru untuk melancarkan serangan bom besar-besaran di kepulauan utama Jepang. Pada akhir Oktober, pasukan Amerika Serikat menyerbu pulau Leyte, Filipina; tidak lama kemudian, angkatan laut Sekutu mencetak kemenangan besar pada Pertempuran Teluk Leyte, salah satu pertempuran laut terbesar sepanjang sejarah.[225]

Poros runtuh, Sekutu menang (1945)

Tanggal 16 Desember 1944, Jerman mengupayakan kesuksesan terakhirnya di Front Barat dengan mengerahkan sisa-sisa pasukan cadangannya untuk melancarkan serangan balasan massal di Ardennes untuk memecah belah Sekutu Barat, mengepung sebagian besar tentara Sekutu Barat dan menaklukkan pelabuhan suplai utama mereka di Antwerp demi mencapai penyelesaian politik.[226] Pada Januari, serangan ini digagalkan tanpa satu tujuan strategis pun yang tercapai.[226] Di Italia, Sekutu Barat tetap buntu di garis pertahanan Jerman. Pada pertengahan Januari 1945, Soviet menyerbu Polandia, bergerak dari Sungai Vistula ke Sungai Oder di Jerman, dan menduduki Prusia Timur.[227] Tanggal 4 Februari, para pemimpin A.S., Britania Raya, dan Soviet bertemu di Konferensi Yalta. Mereka menyetujui pendudukan di Jerman pascaperang,[228] dan Uni Soviet bergabung dalam perang melawan Jepang.[229]

Pada bulan Februari, Soviet menginvasi Silesia dan Pomerania, sementara Sekutu Barat memasuki Jerman Barat dan mendekati Sungai Rhine. Bulan Maret, Sekutu Barat melintasi Rhine di utara dan selatan Ruhr, mengepung Grup Agkatan Darat Jerman B,[230] sementara Soviet melaju ke Wina. Pada awal April, Sekutu Barat akhirnya berhasil membuat kemajuan di Italia dan bergerak melintasi Jerman Barat, sementara pasukan Soviet menyerbu Berlin pada akhir April; kedua pasukan bertemu di sungai Elbe tanggal 25 April. Tanggal 30 April 1945, Reichstag diduduki dan menandakan kekalahan militer Reich Ketiga.[231]

Sejumlah perubahan kepemimpinan terjadi pada masa ini. Tanggal 12 April, Presiden A.S. Roosevelt meninggal dunia dan digantikan oleh Harry Truman. Benito Mussolini dibunuh oleh partisan Italia tanggal 28 April.[232] Dua hari kemudian, Hitler bunuh diri dan digantikan oleh Laksamana Agung Karl Dönitz.[233]

Pasukan Jerman menyerah di Italia pada tanggal 29 April. Instrumen Penyerahan Diri Jerman ditandatangani tanggal 7 Mei di Reims,[234] dan diratifikasi tanggal 8 Mei di Berlin.[235] Pusat Grup Angkatan Darat Jerman bertahan di Praha sampai 11 Mei.[236]

Di teater Pasifik, pasukan Amerika Serikat dibantu Persemakmuran Filipina bergerak maju di Filipina, membebaskan Leyte pada akhir April 1945. Mereka mendarat di Luzon bulan Januari 1945 dan mencaplok Manila bulan Maret setelah pertempuran yang menghancurkan kota ini. Pertempuran berlanjut di Luzon, Mindanao dan pulau-pulau lain di Filipina sampai berakhirnya perang.[237]

Bulan Mei 1945, tentara Australia mendarat di Kalimantan dan menduduki ladang minyak di sana. Pasukan Britania, Amerika Serikat, dan Tiongkok mengalahkan Jepang di Burma utara pada bulan Maret, dan Britania mencapai Rangoon pada tanggal 3 Mei.[238] Pasukan Tiongkok mulai balas menyerang pada Pertempuran Hunan Barat yang pecah antara 6 April dan 7 Juni 1945. Pasukan Amerika Serikat juga bergerak ke Jepang, mencaplok Iwo Jima pada bulan Maret, dan Okinawa pada akhir Juni.[239] Pesawat pengebom Amerika Serikat menghancurkan kota-kota Jepang dan kapal selam Amerika Serikat memutuskan impor Jepang.[240]

Tanggal 11 Juli, para pemimpin Sekutu bertemu di Potsdam, Jerman. Mereka menyetujui perjanjian awal tentang Jerman,[241] dan menegaskan tuntutan penyerahan diri semua pasukan Jepang, dengan menyatakan bahwa "alternatif bagi Jepang adalah kehancuran dalam waktu singkat".[242] Dalam konferensi ini, Britania Raya mengadakan pemilu dan Clement Attlee menggantikan Churchill sebagai Perdana Menteri.[243]

Saat Jepang terus mengabaikan persyaratan Potsdam, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada awal Agustus. Di antara kedua pengeboman ini, Soviet, sesuai perjanjian Yalta, menyerbu Manchuria dudukan Jepang dan dengan cepat mengalahkan Angkatan Darat Kwantung yang saat itu merupakan pasukan tempur Jepang terbesar.[244][245] Pasukan Merah juga menduduki Pulau Sakhalin dan Kepulauan Kuril. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah dengan penandatanganan dokumen penyerahan diri di atas geladak kapal perang Amerika Serikat USS Missouri pada tanggal 2 September 1945, sehingga mengakhiri perang ini.[234]

Dampak

Sekutu mendirikan pemerintahan pendudukan di Austria dan Jerman. Negara pertama menjadi negara netral dan tidak memihak dengan blok politik manapun. Negara terakhir dibelah menjadi zona pendudukan barat dan timur yang dikuasai Sekutu Barat dan Uni Soviet. Program denazifikasi di Jerman melibatkan pengadilan penjahat perang Nazi dan penggulingan mantan Nazi dari kekuasaan, meski kebijakan ini lebih condong ke amnesti dan reintegrasi mantan Nazi ke masyarakat Jerman Barat.[246]

Jerman kehilangan seperempat wilayahnya sebelum perang (1937), wilayah timur: Silesia, Neumark dan sebagian besar Pomerania diambil alih Polandia; Prusia Timur dibagi antara Polandia dan Uni Soviet, diikuti dengan pengusiran 9 juta warga Jerman dari provinsi-provinsi tersebut, serta 3 juta warga Jerman dari Sudetenland di Cekoslowakia ke Jerman. Pada 1950-an, satu dari lima orang Jerman Barat adalah pengungsi dari timur. Uni Soviet juga menduduki provinsi milik Polandia di sebelah timur Garis Curzon (melibatkan pengusiran 2 juta warga Polandia),[247] Rumania Timur,[248][249] dan sebagian Finlandia timur,[250] serta tiga negara Baltik.[251][252]

 
Perdana Menteri Winston Churchill memberi tanda "Victory" kepada kerumunan di London pada Hari Kemenangan di Eropa.

Demi mempertahankan perdamaian,[253] Sekutu mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang resmi berdiri tanggal 24 Oktober 1945,[254] dan mengadopsi Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia tahun 1948 sebagai standar umum bagi semua negara anggotanya.[255] Kekuatan-kekuatan besar yang menjadi pemenang perang—Amerika Serikat, Uni Soviet, Tiongkok, Britania Raya, dan Prancis—menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB.[3] Kelima anggota tetap ini masih ada sampai sekarang, meski terjadi perubahan dua kursi, antara Republik Tiongkok dan Republik Rakyat Tiongkok tahun 1971, dan antara Uni Soviet dan negara penggantinya, Federasi Rusia, setelah pembubaran Uni Soviet. Aliansi antara Sekutu Barat dan Uni Soviet mulai memburuk, bahkan sejak sebelum perang berakhir.[256]

Jerman dibagi secara de facto, dan dua negara merdeka, Republik Federal Jerman dan Republik Demokratik Jerman[257] dibentuk di dalam perbatasan zona pendudukan Sekutu dan Soviet. Seluruh Eropa terbagi antara cakupan pengaruh Barat dan Soviet.[258] Kebanyakan negara Eropa timur dan tengah masuk dalam cakupan Soviet yang melibatkan pendirian rezim-rezim Komunis dengan dukungan penuh atau setengah dari otoritas pendudukan Soviet. Akibatnya, Polandia, Hongaria,[259] Cekoslowakia,[260] Rumania, Albania,[261] dan Jerman Timur menjadi negara satelit Soviet. Yugoslavia Komunis melaksanakan kebijakan merdeka penuh yang menciptakan ketegangan dengan Uni Soviet.[262]

Pembagian dunia pascaperang diresmikan oleh dua aliansi militer internasional, NATO pimpinan Amerika Serikat dan Pakta Warsawa pimpinan Soviet;[263] periode panjang ketegangan politik dan persaingan militer di antara mereka, Perang Dingin, akan dilengkapi oleh perlombaan senjata dan perang proksi yang tidak terduga.[264]

Di Asia, Amerika Serikat memimpin pendudukan Jepang dan menguasai bekas pulau-pulau Jepang di Pasifik Barat, sementara Soviet menganeksasi Sakhalin dan Kepulauan Kuril.[265] Korea, sebelumnya di bawah kekuasaan Jepang, dibagi dan diduduki oleh Amerika Serikat di Selatan dan Uni Soviet di Utara antara 1945 dan 1948. Republik terpisah muncul di kedua sisi garis paralel ke-38 pada tahun 1948, masing-masing mengklaim sebagai pemerintahan sah untuk seluruh Korea dan berujung pada pecahnya Perang Korea.[266]

Di Tiongkok, pasukan nasionalis dan komunis melanjutkan perang saudara pada bulan Juni 1946. Pasukan komunis menang dan mendirikan Republik Rakyat Tiongkok di daratan, sementara pasukan nasionalis mundur ke Taiwan tahun 1949.[267] Di Timur Tengah, penolakan Arab terhadap Rencana Pembagian Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pembentukan Israel menandai eskalasi konflik Arab-Israel. Saat kekuatan-kekuatan kolonial Eropa berupaya merebut kembali sebagian atau semua imperium kolonialnya, kehilangan prestise dan sumber daya saat perang justru menggagalkan upaya ini dan mendorong dilakukannya dekolonisasi.[268][269]

Ekonomi global menderita akibat perang, meski negara-negara yang terlibat terpengaruh dengan berbagai cara. Amerika Serikat tampil lebih kaya daripada negara lain; negara ini mengalami ledakan bayi dan pada tahun 1950 produk domestik bruto per orangnya lebih tinggi daripada negara-negara besar lain dan Amerika Serikat mendominasi ekonomi dunia.[270][271] Britania Raya dan Amerika Serikat menerapkan kebijakan pelucutan industri di Jerman Barat pada tahun 1945–1948.[272] Akibat perdagangan internasional yang saling tergantung, hal ini menciptakan stagnasi ekonomi di Eropa dan menunda pemulihan Eropa selama beberapa tahun.[273][274]

Pemulihan dimulai dengan reformasi mata uang di Jerman Barat pada pertengahan 1948 dan dipercepat oleh liberalisasi kebijakan ekonomi Eropa yang dipengaruhi Rencana Marshall (1948–1951) baik secara langsung maupun tidak langsung.[275][276] Pemulihan Jerman Barat pasca-1948 disebut-sebut sebagai keajaiban ekonomi Jerman.[277] Selain itu, ekonomi Italia[278][279] dan Prancis juga meroket.[280] Kebalikannya, Britania Raya berada dalam fase kekacauan ekonomi,[281] dan terus memburuk selama beberapa dasawarsa.[282]

Uni Soviet, meski menderita kerugian manusia dan material yang luar biasa, juga mengalami peningkatan pesat produksi pada masa-masa pascaperang.[283] Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi pesat, menjadi salah satu ekonomi terkuat dunia pada tahun 1980-an.[284] Tiongkok kembali ke produksi industrinya sebelum perang pada tahun 1952.[285]

Korban dan kejahatan perang

 
Korban jiwa Perang Dunia II

Perkiraan total korban perang bervariasi, karena banyak kematian yang tidak tercatat. Kebanyakan pihak memperkirakan sekitar 60 juta orang tewas dalam perang, termasuk 20 juta tentara dan 40 juta warga sipil.[286][287][288] Banyak warga sipil tewas akibat wabah, kelaparan, pembantaian, pengeboman, dan genosida yang disengaja. Uni Soviet kehilangan sekitar 27 juta rakyatnya sepanjang perang,[289] termasuk 8,7 juta personel militer dan 19 juta warga sipil. Pangsa korban jiwa militer terbesar adalah etnis Rusia (5.756.000), diikuti etnis Ukraina (1,377,400).[290] Satu dari empat warga sipil Sovet dibunuh atau terluka dalam perang ini.[291] Jerman mengalami 5,3 juta kematian militer, kebanyakan di Front Timur dan sepanjang pertempuran terakhir di Jerman.[292]

Dari total korban tewas pada Perang Dunia II, sekitar 85 persen—kebanyakan Soviet dan Tiongkok—berada di pihak Sekutu dan 15 persen sisanya di pihak Poros. Sebagian besar kematian ini diakibatkan oleh kejahatan perang yang dilakukan pasukan Jerman dan Jepang di wilayah pendudukan. Sekitar 11[293] sampai 17 juta[294] warga sipil tewas akibat kebijakan ideologi Nazi secara langsung maupun tidak langsung, termasuk genosida sistematis sekitar enam juta kaum Yahudi sepanjang Holocaust ditambah lima juta bangsa Roma, homoseksual, serta Slav dan suku bangsa atau kaum minoritas lainnya.[295]

Secara kasar 7,5 juta warga sipil tewas di Tiongkok selama pendudukan Jepang.[296] Ratusan ribu (perkiraan bervariasi) etnis Serbia, bersama gipsi dan Yahudi, dibunuh oleh Ustaše Kroasia yang berpihak pada Poros di Yugoslavia,[297] dengan pembunuhan balas dendam terhadap warga sipil Kroasia tepat setelah perang berakhir.

 
Warga sipil Tiongkok hendak dikubur hidup-hidup oleh tentara Jepang.

Kekejaman Jepang yang paling terkenal adalah Pembantaian Nanking, yaitu ketika sekian ratus ribu warga sipil Tiongkok diperkosa dan dibunuh.[298] Antara 3 juta hingga lebih dari 10 juta warga sipil, kebanyakan etnis Tiongkok, dibunuh oleh pasukan pendudukan Jepang.[299] Mitsuyoshi Himeta melaporkan 2,7 juta korban jiwa selama dilaksanakannya Sankō Sakusen. Jenderal Yasuji Okamura menerapkan kebijakan ini di Heipei dan Shantung.[300]

Pasukan Poros memakai senjata biologis dan kimia dalam jumlah terbatas. Italia memakai gas mustar saat menaklukkan Abisinia,[301] sementara Angkatan Darat Kekaisaran Jepang memakai berbagai macam senjata saat menyerbu dan menduduki Tiongkok (lihat Unit 731)[302][303] dan pada konflik awal melawan Soviet.[304] Baik Jerman dan Jepang menguji senjata-senjata tersebut terhadap warga sipil[305] serta tahanan perang.[306]

Meski banyak aksi Poros diadili dalam pengadilan internasional pertama di dunia,[307] insiden yang diakibatkan pihak Sekutu tidak diadili. Misalnya, pemindahan penduduk di Uni Soviet dan penahanan warga Jepang Amerika di Amerika Serikat; Operasi Keelhaul,[308] pengusiran penduduk Jerman setelah Perang Dunia II, pemerkosaan pada pendudukan Jerman; pembantaian Katyn oleh Uni Soviet, yang tanggung jawabnya dituduhkan kepada Jerman. Sejumlah besar kematian akibat kelaparan juga disebabkan oleh perang, seperti kelaparan Bengal 1943 dan kelaparan Vietnam 1944–45.[309]

Sejumlah sejarawan, seperti Jörg Friedrich, menegaskan bahwa pengeboman massal kawasan berpenduduk di wilayah musuh, termasuk Tokyo dan terutama kota-kota Jerman di Dresden, Hamburg, dan Koln oleh Sekutu Barat, yang mengakibatkan kehancuran lebih dari 160 kota dan kematian 600.000 warga sipil Jerman, bisa dianggap sebagai kejahatan perang.[310]

Kamp konsentrasi dan perbudakan

 
Jenazah di kamp konsentrasi Mauthausen-Gusen setelah dibebaskan, kemungkinan tahanan politik atau tahanan perang Soviet

Nazi bertanggung jawab atas terjadinya Holocaust, yaitu pembunuhan sekitar enam juta (meskipun jumlahnya diragukan) kaum Yahudi (kebanyakan Ashkenazim), serta dua juta etnis Polandia dan empat juta orang lainnya yang dianggap "tidak layak hidup" (termasuk orang cacat dan sakit jiwa, tahanan perang Soviet, homoseksual, Freemason, Saksi-Saksi Yehuwa, dan Romani) sebagai bagian dari program pemusnahan dengan sengaja. Sekitar 12 juta orang, kebanyakan penduduk Eropa Timur, dipekerjakan sebagai buruh paksa di ekonomi perang Jerman.[311] Terlepas dari semua itu, ada beberapa pihak yang meragukan jumlah korban Holocoust. Mereka beranggapan bahwa korban Holocoust tidak sampai mencapai 6 juta orang, melainkan hanya ratusan ribu saja. Peristiwa ini juga dianggap oleh pihak-pihak tertentu sebagai propaganda untuk menarik simpati terhadap berdirinya negara Israel. Banyaknya negara-negara Eropa memberikan hukuman bagi siapa saja yang tidak percaya pada peristiwa Holocoust dan seringnya peristiwa ini ditunjukkan dalam film-film dan dalam buku-buku sejarah, membuat pihak-pihak tersebut ragu akan kebenaran peristiwa ini. Namun, terlepas dari semua keraguan itu, peristiwa pembantaian dan penyiksaan terhadap Yahudi benar-benar ada, meskipun jumlah korbannya masih kontroversial.

Selain kamp konsentrasi Nazi, gulag (kamp buruh) Soviet mengakibatkan kematian warga sipil negara-negara yang diduduki seperti Polandia, Lituania, Latvia, dan Estonia, serta tahanan perang Jerman dan bahkan warga sipil Soviet yang dianggap mendukung Nazi.[312] Enam puluh persen tahanan perang Jerman di Soviet tewas sepanjang perang.[313] Richard Overy memberi jumlah 5,7 juta tahanan perang Soviet. Dari jumlah tersebut, 57 persen meninggal dunia atau dibunuh dengan jumlah 3,6 juta orang.[314] Mantan tahanan perang Soviet dan warga sipil yang pulang diperlakukan dengan kecurigaan luar biasa sebagai pendukung Nazi yang potensial, dan beberapa di antara mereka dikirim ke Gulag setelah diperiksa NKVD.[315]

Kamp tahanan perang Jepang, kebanyakan dipakai sebagai kamp buruh, juga memiliki tingkat kematian tinggi. Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh menemukan tingkat kematian tahanan Barat adalah 27,1 persen (37 persen untuk tahanan perang Amerika Serikat),[316] tujuh kali lebih tinggi daripada tahanan perang di Jerman dan Italia.[317] Sementara 37.583 tahanan dari Britania Raya, 28.500 dari Belanda, dan 14.743 dari Amerika Serikat dilepaskan setelah penyerahan diri Jepang, tahanan Tiongkok yang dilepas hanya 56 orang.[318]

Menurut sejarawan Zhifen Ju, sedikitnya lima juta warga sipil Tiongkok dari Tiongkok utara dan Manchukuo diperbudak antara 1935 dan 1941 oleh Dewan Pembangunan Asia Timur, atau Kōain, untuk bekerja di pertambangan dan industri perang. Setelah 1942, jumlah ini mencapai 10 juta orang.[319] U.S. Library of Congress memperkirakan bahwa di Jawa, antar 4 dan 10 juta romusha (bahasa Indonesia: "buruh manual"), dipaksa bekerja oleh militer Jepang. Sekitar 270.000 buruh Jawa dikirim ke wilayah pendudukan Jepang lain di Asia Tenggara, dan hanya 52.000 orang yang pulang ke Jawa.[320]

Pada tanggal 19 Februari 1942, Roosevelt menandatangani Perintah Eksekutif 9066 yang menahan ribuan orang Jepang, Italia, Jerman Amerika, dan sejumlah emigran dari Hawaii yang mengungsi setelah pengeboman Pearl Harbor sampai perang berakhir. Pemerintah A.S. dan Kanada menahan 150.000 warga Jepang Amerika.[321][322] Selain itu, 14.000 penduduk Jerman dan Italia di A.S. yang dianggap sebagai risiko keamanan juga ditahan.[323]

Sesuai perjanjian Sekutu pada Konferensi Yalta, jutaan tahanan perang dan warga sipil dimanfaatkan sebagai buruh paksa oleh Uni Soviet.[324] Dalam hal Hongaria, penduduknya dipaksa bekerja untuk Uni Soviet sampai 1955.[325]

Front dalam negeri dan produksi

 
Rasio PDB Sekutu dibandingkan dengan Poros

Di Eropa, sebelum pecah perang, Sekutu memiliki keunggulan signifikan dalam hal populasi dan ekonomi. Pada tahun 1938, Sekutu Barat (Britania Raya, Prancis, Polandia, dan Jajahan Britania) memiliki populasi 30 persen lebih besar dan produk domestik bruto 30 persen lebih besar daripada Poros Eropa (Jerman dan Italia); jika koloni disertakan dalam hitungan, Sekutu mendapatkan keunggulan 5:1 dalam jumlah penduduk dan 2:1 dalam PDB.[326] Di Asia pada saat yang sama, Tiongkok memiliki jumlah penduduk enam kali lebih banyak daripada Jepang, tetapi PDB yang 89 persen lebih tinggi; jumlah ini berkurang menjadi populasi tiga kali lebih banyak dan PDB 38 persen lebih tinggi jika koloni-koloni Jepang disertakan dalam hitungan.[326]

Meski keunggulan ekonomi dan populasi Sekutu dimanfaatkan besar-besaran selama serangan blitzkrieg awal Jerman dan Jepang, mereka menjadi faktor penentu pada tahun 1942, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet bergabung dengan Sekutu, setelah sebagian besar perang ini menjadi perang atrisi.[327] Sementara kemampuan Sekutu untuk melampaui produksi Poros sering dikaitkan dengan akses Sekutu yang besar ke sumber daya alam, faktor-faktor lain, seperti keengganan Jerman dan Jepang untuk mempekerjakan wanita dalam tenaga kerja,[328][329] pengeboman strategis oleh Sekutu,[330][331] dan peralihan terbaru Jerman ke ekonomi perang[332] sangat berkontribusi besar. Selain itu, baik Jerman maupun Jepang tidak berencana mengadakan perang yang berkepanjangan, dan tidak sanggup melakukannya.[333][334] Untuk meningkatkan produksi mereka, Jerman dan Jepang memanfaatkan jutaan buruh budak;[335] Jerman memanfaatkan 12 juta orang, kebanyakan dari Eropa Timur,[311] sementara Jepang memanfaatkan lebih dari 18 juta orang di Asia Timur Jauh.[319][320]

Pendudukan

 
Partisan Soviet digantung oleh tentara Jerman pada Januari 1943

Di Eropa, pendudukan muncul dalam dua bentuk yang sangat berbeda. Di Eropa Barat, Utara, dan Tengah (Prancis, Norwegia, Denmark, Negara-Negara Hilir, dan wilayah Cekoslowakia yang dianeksasi), Jerman menerapkan kebijakan ekonomi yang berhasil mengumpulkan 69,5 miliar reichmark (27,8 miliar dolar AS) pada akhir perang; jumlah ini tidak meliputi perampokan produk industri, perlengkapan militer, bahan mentah, dan barang-barang lain.[336] Dari situ, pendapatan yang muncul dari negara-negara pendudukan mencapai 40 persen dari pendapatan yang dikumpulkan Jerman dari pajak, jumlah yang meningkat hampir 40 persen dari total pendapatan Jerman sepanjang perang.[337]

Di Timur, keuntungan yang diharapkan dari Lebensraum tidak pernah didapatkan karena garis depan yang berfluktuasi dan kebijakan bumi hangus Soviet memusnahkan sumber daya bagi para penjajah Jerman.[338] Tidak seperti di Barat, kebijakan ras Nazi mengizinkan kekejaman berlebihan terhadap "orang inferior" keturunan Slavik; sebagian besar serbuan Jerman disertai dengan eksekusi massal.[339] Meski kelompok pemberontak berdiri di hampir semua teritori pendudukan, mereka tidak mengganggu operasi Jerman baik di Timur[340] maupun Barat[341] sampai akhir tahun 1943.

Di Asia, Jepang menyebut negara-negara di bawah pendudukannya sebagai bagian dari Lingkup Persemakmuran Asia Timur Raya, yang pada dasarnya merupakan hegemoni Jepang yang diklaim bertujuan membebaskan bangsa yang dikolonisasi.[342] Meski pasukan Jepang awalnya disambut sebagai pembebas dari dominasi Eropa di sejumlah daerah, kekejaman mereka yang berlebihan mengubah opini publik menjadi menentang mereka dalam hitungan minggu.[343] Selama penaklukan awal Jepang, negara ini mencaplok 4000000 barel (640000 m3) minyak (~5.5×105 ton) yang ditinggalkan oleh pasukan Sekutu yang mundur, dan pada tahun 1943 Jepang mampu merebut produksi minyak di Hindia Timur Belanda hingga 50 milliar barel, 76 persen dari tingkat produksinya tahun 1940.[343]

Kemajuan teknologi dan peperangan

Pesawat terbang dimanfaatkan sebagai alat mata-mata, pesawat tempur, pengebom, dan bantuan darat, dan masing-masing perannya memperoleh kemajuan yang berarti. Inovasi-inovasi yang muncul meliputi pengangkutan udara (kemampuan memindahkan suplai, perlengkapan, dan personel berprioritas tinggi dan terbatas dalam waktu singkat);[344] dan pengeboman strategis (pengeboman kawasan berpenduduk untuk menghancurkan industri dan moral).[345] Persenjataan antipesawat juga dikembangkan, termasuk pertahanan radar dan artileri darat-ke-udara, seperti senjata 88 mm Jerman. Pemakaian pesawat jet dimulai dan meski pengenalannya yang terlambat memberi sedikit pengaruh, pesawat jet kelak menjadi standar angkatan udara di seluruh dunia.[346]

Kemajuan dibuat di hampir segala aspek pertempuran laut, terutama kapal angkut pesawat (kapal induk) dan kapal selam. Meski sejak awal perang, peperangan udara menuai sedikit kesuksesan, berbagai aksi di Taranto, Pearl Harbor, Laut Tiongkok Selatan, dan Laut Koral membuat kapal induk dianggap mampu menggantikan kapal perang.[347][348][349]

Di Atlantik, kapal induk pengawal terbukti memainkan peran penting dalam konvoi Sekutu dan meningkatkan radius perlindungan efektif serta membantu menutup celah Atlantik Tengah.[350] Kapal induk juga lebih ekonomis daripada kapal perang karena biaya produksi pesawat yang relatif rendah[351] dan tidak perlu diperkuat habis-habisan.[352] Kapal selam, terbukti merupakan senjata efektif pada Perang Dunia Pertama,[353] diantisipasi oleh semua pihak sebagai sesuatu yang terpenting nomor dua. Britania memfokuskan pengembangan persenjataan dan taktik antikapal selam, seperti sonar dan konvoi, sementara Jerman berfokus pada memperbarui kemampuan serangannya dengan desain seperti kapal selam Tipe VII dan taktik wolfpack.[354] Secara perlahan, teknologi baru Sekutu seperti sinar Leigh, hedgehog, squid, dan torpedo pintar terbukti unggul.

Peperangan darat berubah dari garis depan statis pada Perang Dunia I ke peningkatan mobilitas dan senjata gabungan. Tank, yang sering dipakai untuk membantu infanteri saat Perang Dunia Pertama, berubah menjadi senjata utama.[355] Pada akhir 1930-an, desain tank lebih maju dibandingkan saat Perang Dunia I,[356] dan kemajuan terjadi sepanjang perang melalui peningkatan kecepatan, pertahanan, dan daya tembak.

Saat perang dimulai, kebanyakan komandan menduga tank musuh harus bertemu tank dengan spesifikasi yang lebih hebat.[357] Ide ini ditantang oleh performa buruk senjata tank awal yang relatif ringan melawan kendaraan lapis baja, dan doktrin Jerman menghindari pertempuran tank-versus-tank. Hal ini, bersama pemakaian senjata gabungan oleh Jerman, termasuk di antara elemen kunci kesuksesan taktik blitzkrieg mereka di Polandia dan Prancis.[355] Banyak cara untuk menghancurkan tank, termasuk dengan artileri tidak langsung, senjata antitank (baik yang ditarik maupun gerak sendiri), ranjau, senjata antitank infanteri jarak pendek, dan bahkan tank lain pun diikutsertakan.[357] Bahkan dengan mekanisasi besar-besaran, infanteri masih merupakan tulang punggung seluruh pasukan,[358] dan sepanjang perang, sebagian besar infanteri memiliki perlengkapan yang sama seperti saat Perang Dunia I.[359]

Senapan mesin portabel meluas, seperti MG34 Jerman dan berbagai senapan submesin yang dimodifikasi untuk pertempuran jarak dekat di perkotaan dan hutan.[359] Senapan serbu, sebuah pengembangan akhir perang yang mencakup berbagai fitur bedil dan senjata submesin, menjadi senjata standar infanteri pascaperang untuk sebagian besar angkatan bersenjata.[360][361]

Sebagian besar pihak yang terlibat berupaya memecahkan masalah kompleksitas dan kerumitan yang muncul dari pemakaian buku kode besar untuk kriptografi dengan memakai mesin sandi, yang paling terkenal adalah mesin Enigma Jerman.[362] SIGINT (signals intelligence) adalah proses melawan dekripsi yang pernah dipakai oleh Sekutu untuk memecahkan kode laut Jepang[363] dan Ultra dari Britania Raya, berasal dari metodologi dari Polish Cipher Bureau, yang berhasil mengungkap Enigma sejak tujuh tahun sebelum perang dimulai.[364] Aspek lain intelijen militer adalah pemakaian kebohongan, yang berhasil dipakai oleh Sekutu dengan kesuksesan besar seperti dalam operasi Mincemeat dan Bodyguard.[363][365] Kemajuan teknologi dan rekayasa lainnya tercapai sepanjang atau setelah perang, termasuk komputer-komputer terprogram pertama di dunia (Z3, Colossus, dan ENIAC), misil pandu dan roket modern, pengembangan senjata nuklir Proyek Manhattan, penelitian operasi dan pengembangan pelabuhan buatan dan jalur pipa di bawah Selat Inggris.[366]

Lihat pula

Dokumenter
  • Apocalypse: The Second World War (2009), dokumenter Prancis enam bagian karya Daniel Costelle dan Isabelle Clarke tentang Perang Dunia II
  • Battlefield, seri dokumenter yang mengudara tahun 1994–5 yang mengupas berbagai pertempuran penting pada Perang Dunia II
  • BBC History of World War II, serial televisi yang mengudara sejak 1989 sampai 2005.
  • The World at War (1974), serial Thames Television 26 bagian yang mengulas berbagai aspek Perang Dunia II dari sejumlah sudut pandang, termasuk wawancara dengan beberapa figur utama seperti Karl Dönitz, Albert Speer, dan Anthony Eden.

Catatan kaki

  1. ^ 23 Agustus 1939, Uni Soviet dan Jerman menandatangani pakta nonagresi, diam-diam membelah Eropa Timur menjadi beberapa cakupan pengaruh. Gencatan senjata Uni Soviet dengan Jepang 16 September 1939; menyerbu Polandia 17 September 1939; menyerang Finlandia 30 September 1939; memaksa aneksasi negara-negara Baltik Juni 1940; mencaplok Rumania Timur 4 Juli 1940. 22 Juni 1941, Uni Soviet diserbu Poros Eropa; Uni Soviet memihak dengan negara-negara yang memerangi Poros.
  2. ^ Setelah kejatuhan Republik Ketiga tahun 1940, pemerintahan de facto-nya adalah Rezim Vichy. Rezim ini melaksanakan kebijakan pro-Poros sampai November 1942 namun tetap netral secara resmi. Pasukan Prancis Merdeka, berbasis di London, diakui oleh semua negara Sekutu sebagai pemerintah resmi pada bulan September 1944.

Kutipan

  1. ^ Sommerville, Donald (2008). The Complete Illustrated History of World War Two: An Authoritative Account of the Deadliest Conflict in Human History with Analysis of Decisive Encounters and Landmark Engagements. Lorenz Books. hlm. 5. ISBN 0-7548-1898-5. 
  2. ^ Barrett, David P; Shyu, Lawrence N (2001). China in the anti-Japanese War, 1937–1945: politics, culture and society. Volume 1 of Studies in modern Chinese history. New York: Peter Lang. hlm. 6. ISBN 0-8204-4556-8. 
  3. ^ a b , diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-20, diakses tanggal 15 May 2012 
  4. ^ Chickering, Roger (2006). A World at Total War: Global Conflict and the Politics of Destruction, 1937–1945. Cambridge University Press. hlm. 64. ISBN 0-275-98710-8. 
  5. ^ Fiscus, James W (2007). Critical Perspectives on World War II. Rosen Publishing Group. hlm. 44. ISBN 1-4042-0065-7. 
  6. ^ Ben-Horin, Eliahu (1943). The Middle East: Crossroads of History. W. W. Norton & Co. p. 169; Taylor, A. J. P (1979). How Wars Begin. Hamilton. p. 124. ISBN 0-241-10017-8; Yisreelit, Hevrah Mizrahit (1965). Asian and African Studies, p. 191. For 1941 see Taylor, A. J. P (1961). The Origins of the Second World War. Hamilton. p. vii; Kellogg, William O (2003). American History the Easy Way. Barron's Educational Series. p. 236 ISBN 0-7641-1973-7. There also exists the viewpoint that both World War I and World War II are part of the same "European Civil War" or "Second Thirty Years War": Canfora, Luciano; Jones, Simon (2006). Democracy in Europe: A History of an Ideology. Wiley-Blackwell. p. 155. ISBN 1-4051-1131-3; Prin, Gwyn (2002). The Heart of War: On Power, Conflict and Obligation in the Twenty-First Century. Routledge. p. 11. ISBN 0-415-36960-6.
  7. ^ Beevor, Antony (2012). The Second World War. London: Weidenfeld & Nicolson. hlm. 10. ISBN 9780297844976. 
  8. ^ Masaya, Shiraishi (1990). Japanese relations with Vietnam, 1951–1987. SEAP Publications. hlm. 4. ISBN 0-87727-122-4. 
  9. ^ "German-American Relations – Treaty on the Final Settlement with Respect to Germany (two plus four)". Usa.usembassy.de. Diakses tanggal 29 January 2012. 
  10. ^ Derby, Mark. "Conscription, conscientious objection and pacifism". Te Ara. Diakses tanggal 22 June 2012. The move towards world war in 1914 sparked an upsurge in pacifist movements 
  11. ^ "Pacifism in the Twentieth Century". "pacifism". Columbia Electronic Encyclopedia. Diakses tanggal 22 June 2012. During the 1920s and early 30s pacifism enjoyed an upsurge 
  12. ^ Kantowicz 1999, hlm. 149
  13. ^ Davies 2008, hlm. 134–140
  14. ^ Shaw 2000, hlm. 35
  15. ^ Bullock 1962, hlm. 265
  16. ^ Preston 1998, hlm. 104
  17. ^ Myers 1987, hlm. 458
  18. ^ Smith 2004, hlm. 28
  19. ^ Coogan, Anthony (July 1993). "The Volunteer Armies of Northeast China". History Today. 43. Diakses tanggal 14 November 2009. Although some Chinese troops in the Northeast managed to retreat south, others were trapped by the advancing Japanese Army and were faced with the choice of resistance in defiance of orders, or surrender. A few commanders submitted, receiving high office in the puppet government, but others took up arms against the invader. The forces they commanded were the first of the volunteer armies 
  20. ^ Brody 1999, hlm. 4
  21. ^ Zalampas 1989, hlm. 62
  22. ^ Record 2005, hlm. 50
  23. ^ Mandelbaum 1988, hlm. 96
  24. ^ Schmitz, David F (2001). The First Wise Man. Rowman & Littlefield. hlm. 124. ISBN 0-8420-2632-0. 
  25. ^ Kitson 2001, hlm. 231
  26. ^ Adamthwaite 1992, hlm. 52
  27. ^ Graham 2005, hlm. 110
  28. ^ Busky 2002, hlm. 10
  29. ^ Barker, A. J (1971). The Rape of Ethiopia 1936. Ballantine Books. hlm. 131–2. ISBN 0-345-02462-1. 
  30. ^ Beevor, Antony (2006). The Battle for Spain: The Spanish Civil War 1936–1939. London: Phoenix. hlm. 258–260. ISBN 0-7538-2165-6. 
  31. ^ Budiansky, Stephen (2004). Air power : The Men, Machines, and Ideas that Revolutionized War, from Kitty Hawk to Gulf War II. London: Viking. hlm. 209–211. ISBN 0-670-03285-9. 
  32. ^ Fairbank, John King; Feuerwerker, Albert; Twitchett, Denis Crispin (1986). The Cambridge history of China. Cambridge University Press. hlm. 547–551. ISBN 0-521-24338-6. 
  33. ^ Fairbank, John King; Feuerwerker, Albert; Twitchett, Denis Crispin (1986). The Cambridge history of China. Cambridge University Press. hlm. 566. ISBN 0-521-24338-6. 
  34. ^ Taylor, Jay (2009). The Generalissimo: Chiang Kai-shek and the struggle for modern China. Harvard University Press. hlm. 150–152. ISBN 978-0-674-03338-2. 
  35. ^ Coox, Alvin D. (1990). Nomonhan: Japan Against Russia, 1939. Stanford University Press. hlm. 189. ISBN 0-8047-1835-0. 
  36. ^ Sella, Amnon (October 1983). "Khalkhin-Gol: The Forgotten War". Journal of Contemporary History. 18 (4): 651–87. 
  37. ^ Chaney, Otto Preston (1996). Zhukov. University of Oklahoma Press. hlm. 76. ISBN 0-8061-2807-0. 
  38. ^ Collier, Martin; Pedley, Philip (2000). Germany 1919–45. Heinemann. hlm. 144. ISBN 0-435-32721-6. 
  39. ^ Kershaw 2001, hlm. 121–2
  40. ^ Kershaw 2001, hlm. 157
  41. ^ Davies 2008, hlm. 143–4
  42. ^ Lowe, Cedric James; Marzari, F (2002). Italian Foreign Policy 1870–1940. Taylor & Francis. hlm. 330. ISBN 0-415-27372-2. 
  43. ^ Dear, I. C. B.; Foot, M. R. D, ed. (2002). "Pact of Steel". Oxford Companion to World War II. Oxford University Press. hlm. 674. ISBN 0-19-860446-7. 
  44. ^ Shore, Zachary (2003). What Hitler Knew: The Battle for Information in Nazi Foreign Policy. Oxford University Press US. hlm. 108. ISBN 0-19-515459-2. 
  45. ^ Dear, I. C. B.; Foot, M. R. D, ed. (2002). "Nazi-Soviet Pact". Oxford University Press. hlm. 608. ISBN 0-19-860446-7.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  46. ^ Evans, Richard J. (2008). The Third Reich at War 1939–1945. London: Allen Lane. hlm. 1–2. ISBN 978-0-7139-9742-2. 
  47. ^ Weinberg 2005, hlm. 64–65
  48. ^ Keegan, John (1997). The Second World War. London: Pimlico. hlm. 35. ISBN 0-7126-7348-2. 
  49. ^ Roskill, S.W. (1954). The War at Sea 1939–1945 Volume 1 : The Defensive. History of the Second World War. United Kingdom Military Series. London: HMSO. hlm. 64. 
  50. ^ Fritz, Martin (2005). "Economic Warfare". Dalam Dear, I.C.B; Foot, M.R.D. The Oxford Companion to World War II. Oxford University Press. hlm. 248. ISBN 978-0-19-280670-3. 
  51. ^ Zaloga, Steven J.; Gerrard, Howard (2002). Poland 1939: The Birth of Blitzkrieg. Oxford: Osprey Publishing. hlm. 83. ISBN 1-84176-408-6. 
  52. ^ Hempel, Andrew (2003). Poland in World War II: An Illustrated Military History. New York: Hippocrene Books. hlm. 24. ISBN 0-7818-1004-3. 
  53. ^ Zaloga, Stephen J. (2004). Poland 1939 : The Birth of Blitzkrieg. London: Praeger. hlm. 88–89. ISBN 0-275-98278-5. 
  54. ^ Budiansky, Stephen (2001). Battle of Wits: The Complete Story of Codebreaking in World War II. London: Penguin. hlm. 120–121. ISBN 0-14-028105-3. 
  55. ^ Jowett & Andrew 2002, hlm. 14
  56. ^ Smith, David J. (2002). The Baltic States: Estonia, Latvia and Lithuania. Routledge. 1st edition. hlm. 24. ISBN 0-415-28580-1. 
  57. ^ a b Bilinsky, Yaroslav (1999). Endgame in NATO's Enlargement: The Baltic States and Ukraine. Greenwood Publishing Group. hlm. 9. ISBN 0-275-96363-2. 
  58. ^ a b Murray & Millett 2001, hlm. 55–56
  59. ^ Spring, D. W (1986). "The Soviet Decision for War against Finland, 30 November 1939". Europe-Asia Studies. Taylor & Francis, Ltd. 38 (2): 207–226. doi:10.1080/09668138608411636. JSTOR 151203. 
  60. ^ Hanhimäki, Jussi M (1997). Containing Coexistence: America, Russia, and the "Finnish Solution. Kent State University Press. hlm. 12. ISBN 0-87338-558-6. 
  61. ^ Weinberg 1995, hlm. 95, 121
  62. ^ Shirer, William L (1990). The Rise and Fall of the Third Reich: A History of Nazi Germany. Simon and Schuster. hlm. 668–9. ISBN 0-671-72868-7. 
  63. ^ Murray & Millett 2001, hlm. 57–63
  64. ^ Commager, Henry Steele (2004). The Story of the Second World War. Brassey's. hlm. 9. ISBN 1-57488-741-6. 
  65. ^ Dear, I. C. B.; Foot, M. R. D, ed. (2002). "Iceland". Oxford Companion to World War II. Oxford University Press. hlm. 436. ISBN 0-19-860446-7. 
  66. ^ Reynolds, David (27 April 2006). From World War to Cold War: Churchill, Roosevelt, and the International History of the 1940s. Oxford University Press, USA. hlm. 76. ISBN 0-19-928411-3. 
  67. ^ Evans, Richard J. (2008). The Third Reich at War 1939–1945. London: Allen Lane. hlm. 122–123. ISBN 978-0-7139-9742-2. 
  68. ^ Shirer, William L (1990). The Rise and Fall of the Third Reich: A History of Nazi Germany. Simon and Schuster. hlm. 721–3. ISBN 0-671-72868-7. 
  69. ^ Keegan, John (1997). The Second World War. London: Pimlico. hlm. 59–60. ISBN 0-7126-7348-2. 
  70. ^ Regan, Geoffrey (2000). The Brassey's book of military blunders. Brassey's. hlm. 152. ISBN 1-57488-252-X. 
  71. ^ Keegan, John (1997). The Second World War. London: Pimlico. hlm. 66–67. ISBN 0-7126-7348-2. 
  72. ^ Overy, Richard (1999). The Road to War (edisi ke-Revised and updated). London: Penguin. hlm. 207. ISBN 0-14-028530-X. 
  73. ^ Klaus, Autbert (2001). Germany and the Second World War Volume 2: Germany's Initial Conquests in Europe. Oxford University Press. hlm. 311. ISBN 0-19-822888-0. 
  74. ^ Brown, David (2004). The Road to Oran: Anglo-French Naval Relations, September 1939 – July 1940. Taylor & Francis. hlm. xxx. ISBN 0-7146-5461-2. 
  75. ^ Ferguson, Niall (2006). The War of the WorldPenguin, pp. 367, 376, 379, 417
  76. ^ Snyder, Timothy (2010).Bloodlands, Random House, from p. 118 onwards
  77. ^ H. W. Koch. Hitler's 'Programme' and the Genesis of Operation 'Barbarossa'. The Historical Journal, Vol. 26, No. 4 (Dec. 1983), pp. 891–920
  78. ^ Roberts, Geoffrey (2006). Stalin's Wars: From World War to Cold War, 1939–1953. Yale University Press. hlm. 56. ISBN 0-300-11204-1. 
  79. ^ Roberts, Geoffrey (2006). Stalin's Wars: From World War to Cold War, 1939–1953. Yale University Press. hlm. 59. ISBN 0-300-11204-1. 
  80. ^ a b Kelly, Nigel; Rees, Rosemary; Shuter, Jane (1998). Twentieth Century World. Heinemann. hlm. 38. ISBN 0-435-30983-8. 
  81. ^ Goldstein, Margaret J (2004). World War II. Twenty-First Century Books. hlm. 35. ISBN 0-8225-0139-2. 
  82. ^ Overy, Richard (1999). The Road to War (edisi ke-Revised and updated). London: Penguin. hlm. 288–289. ISBN 0-14-028530-X. 
  83. ^ Overy, Richard (1999). The Road to War (edisi ke-Revised and updated). London: Penguin. hlm. 328–330. ISBN 0-14-028530-X. 
  84. ^ Morison, Samuel Eliot (2002). History of United States Naval Operations in World War II. University of Illinois Press. hlm. 60. ISBN 0-252-07065-8. 
  85. ^ Maingot, Anthony P. (1994). The United States and the Caribbean: Challenges of an Asymmetrical Relationship. Westview Press. hlm. 52. ISBN 0-8133-2241-3. 
  86. ^ Cantril, Hadley (September 1940). "America Faces the War: A Study in Public Opinion". The Public Opinion Quarterly. 4 (3): 390. 
  87. ^ Bilhartz, Terry D.; Elliott, Alan C. (2007). Currents in American History: A Brief History of the United States. M.E. Sharpe. hlm. 179. ISBN 978-0-7656-1821-4. 
  88. ^ Murray & Millett 2001, hlm. 165
  89. ^ Knell, Hermann (2003). To Destroy a City: Strategic Bombing and Its Human Consequences in World War II. Da Capo. hlm. 205. ISBN 0-306-81169-3. 
  90. ^ Murray & Millett 2001, hlm. 233–245
  91. ^ Schoenherr, Steven (1 October 2005). . History Department at the University of San Diego. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-09. Diakses tanggal 15 February 2010. 
  92. ^ Dear, I. C. B.; Foot, M. R. D, ed. (2002). "Tripartite Pact". Oxford Companion to World War II. Oxford University Press. hlm. 877. ISBN 0-19-860446-7. 
  93. ^ Deletant, Dennis (2002). "Romania". Dalam Dear, I. C. B.; Foot, M. R. D. Oxford Companion to World War II. hlm. 745–46. ISBN 0-19-860446-7. 
  94. ^ Clogg, Richard (1992). A Concise History of Greece. Cambridge University Press. hlm. 118. ISBN 0-521-80872-3. 
  95. ^ Andrew, Stephen (2001). The Italian Army 1940–45 (2): Africa 1940–43. Osprey Publishing. hlm. 9–10. ISBN 1-85532-865-8. 
  96. ^ Brown, David (2002). The Royal Navy and the Mediterranean. Routledge. hlm. 64–65. ISBN 0-7146-5205-9. 
  97. ^ Jackson, Ashley (2006). The British Empire and the Second World War. Continuum International Publishing Group. hlm. 106. ISBN 1-85285-417-0. 
  98. ^ Laurier, Jim (2001). Tobruk 1941: Rommel's opening move. Osprey Publishing. hlm. 7–8. ISBN 1-84176-092-7. 
  99. ^ Murray & Millett 2001, hlm. 263–67
  100. ^ Macksey, Kenneth (1997). Rommel: battles and campaigns. Da Capo Press. hlm. 61–63. ISBN 0-306-80786-6. 
  101. ^ Weinberg 1995, hlm. 229
  102. ^ Watson, William E (2003). Tricolor and Crescent: France and the Islamic World. Greenwood Publishing Group. hlm. 80. ISBN 0-275-97470-7. 
  103. ^ Jackson, Ashley (2006). The British Empire and the Second World War. Continuum International Publishing Group. hlm. 154. ISBN 1-85285-417-0. 
  104. ^ Stewart, Vance (2002). Three Against One: Churchill, Roosevelt, Stalin Vs Adolph Hitler. Sunstone Press. hlm. 159. ISBN 0-86534-377-2. 
  105. ^ Dear, I.C.B and Foot, M.R.D. (editors), ed. (2005). "Blitz". The Oxford Companion to World War II. Oxford: Oxford University Press. hlm. 108–109. ISBN 978-0-19-280670-3. 
  106. ^ Overy, Richard (1999). The Road to War (edisi ke-Revised and updated). London: Penguin. hlm. 289. ISBN 0-14-028530-X. 
  107. ^ Joes, Anthony James (2004). Resisting Rebellion: The History And Politics of Counterinsurgency. University Press of Kentucky. hlm. 224. ISBN 0-8131-2339-9. 
  108. ^ Fairbank, John King; Goldman, Merle (1994). China: A New History. Harvard University Press. hlm. 320. ISBN 0-674-11673-9. 
  109. ^ Garver, John W (1988). Chinese-Soviet Relations, 1937–1945: The Diplomacy of Chinese Nationalism. Oxford University Press. hlm. 114. ISBN 0-19-505432-6. 
  110. ^ Weinberg 1995, hlm. 195
  111. ^ Sella, Amnon (July 1978). ""Barbarossa": Surprise Attack and Communication". Journal of Contemporary History. 13 (3): 555–83. doi:10.1177/002200947801300308. 
  112. ^ Kershaw, Ian (2007). Fateful Choices. Allen Lane. hlm. 66–69. ISBN 0-7139-9712-5. 
  113. ^ Steinberg, Jonathan (June 1995). "The Third Reich Reflected: German Civil Administration in the Occupied Soviet Union, 1941–4". The English Historical Review. 110 (437): 620–51. 
  114. ^ Hauner, Milan (1978). "Did Hitler Want a World Dominion?". Journal of Contemporary History. 13 (1): 15–32. doi:10.1177/002200947801300102. 
  115. ^ Roberts, Cynthia A (1995). "Planning for War: The Red Army and the Catastrophe of 1941". Europe-Asia Studies. 47 (8): 1293–26. doi:10.1080/09668139508412322. 
  116. ^ Wilt, Alan F. (1981). "Hitler's Late Summer Pause in 1941". Military Affairs. 45 (4): 187–91. doi:10.2307/1987464. JSTOR 1987464. 
  117. ^ Erickson, John (2003). The Road to Stalingrad. Cassell Military. hlm. 114–137. ISBN 0-304-36541-6. 
  118. ^ Glantz 2001, hlm. 9
  119. ^ Farrell, Brian P (1993). "Yes, Prime Minister: Barbarossa, Whipcord, and the Basis of British Grand Strategy, Autumn 1941". The Journal of Military History. 57 (4): 599–625. doi:10.2307/2944096. JSTOR 2944096. 
  120. ^ Pravda, Alex; Duncan, Peter J. S (1990). Soviet-British Relations Since the 1970s. Cambridge University Press. hlm. 29. ISBN 0-521-37494-4. 
  121. ^ Bueno de Mesquita, Bruce; Smith, Alastair; Siverson, Randolph M.; Morrow, James D (2005). The Logic of Political Survival. MIT Press. hlm. 425. ISBN 0-262-52440-6. 
  122. ^ Louis, William Roger (1998). More Adventures with Britannia: Personalities, Politics and Culture in Britain. University of Texas Press. hlm. 223. ISBN 0-292-74708-X. 
  123. ^ Kleinfeld, Gerald R (1983). "Hitler's Strike for Tikhvin". Military Affairs. 47 (3): 122–128. doi:10.2307/1988082. JSTOR 1988082. 
  124. ^ Shukman, Harold (2001). Stalin's Generals. Phoenix Press. hlm. 113. ISBN 1-84212-513-3. 
  125. ^ Glantz 2001, hlm. 26, "By 1 November [the Wehrmacht] had lost fully 20% of its committed strength (686,000 men), up to 2/3 of its ½-million motor vehicles, and 65 percent of its tanks. The German Army High Command (OKH) rated its 136 divisions as equivalent to 83 full-strength divisions."
  126. ^ Reinhardt, Klaus; Keenan, Karl B (1992). Moscow-The Turning Point: The Failure of Hitler's Strategy in the Winter of 1941–42. Berg. hlm. 227. ISBN 0-85496-695-1. 
  127. ^ Milward, A.S. (1964). "The End of the Blitzkrieg". The Economic History Review. 16 (3): 499–518. doi:10.1111/j.1468-0289.1964.tb01744.x. 
  128. ^ Rotundo, Louis (1986). "The Creation of Soviet Reserves and the 1941 Campaign". Military Affairs. 50 (1): 21–8. doi:10.2307/1988530. JSTOR 1988530. 
  129. ^ Glantz 2001, hlm. 26
  130. ^ Garthoff, Raymond L (October 1969). "The Soviet Manchurian Campaign, August 1945". Military Affairs. 33 (2): 312. 
  131. ^ Welch, David (1999). Modern European History, 1871–2000: A Documentary Reader. Routledge. hlm. 102. ISBN 0-415-21582-X. 
  132. ^ Weinberg, Gerhard L (2005). A World At Arms. Cambridge University Press. hlm. 248. ISBN 0-521-61826-6. 
  133. ^ Anderson, Irvine H., Jr. (1975). "The 1941 De Facto Embargo on Oil to Japan: A Bureaucratic Reflex". The Pacific Historical Review. 44 (2): 201. JSTOR 3638003. 
  134. ^ Peattie, Mark R.; Evans, David C. (1997). Kaigun: Strategy, Tactics, and Technology in the Imperial Japanese Navy. Naval Institute Press. hlm. 456. ISBN 0-87021-192-7. 
  135. ^ Lightbody, Bradley (2004). The Second World War: Ambitions to Nemesis. Routledge. hlm. 125. ISBN 0-415-22404-7. 
  136. ^ Weinberg, Gerhard L (2005). A World At Arms. Cambridge University Press. hlm. 310. ISBN 0-521-61826-6. 
  137. ^ Morgan, Patrick M (1983). Strategic Military Surprise: Incentives and Opportunities. Transaction Publishers. hlm. 51. ISBN 0-87855-912-4. 
  138. ^ a b Wohlstetter, Roberta (1962). Pearl Harbor: Warning and Decision. Stanford University Press. hlm. 341–43. ISBN 0-8047-0598-4. 
  139. ^ Dunn, Dennis J (1998). Caught Between Roosevelt & Stalin: America's Ambassadors to Moscow. The University Press of Kentucky. hlm. 157. ISBN 0-8131-2023-3. 
  140. ^ According to Ernest May (May, Ernest (1955). "The United States, the Soviet Union and the Far Eastern War". The Pacific Historical Review. 24 (2): 156. JSTOR 3634575. ) Churchill stated: "Russian declaration of war on Japan would be greatly to our advantage, provided, but only provided, that Russians are confident that will not impair their Western Front".
  141. ^ Kelly, Brian. "The Four Policemen and. Postwar Planning, 1943-1945: The Collision of Realist and. Idealist Perspectives" (dalam bahasa English). Diakses tanggal 22 May 2016. 
  142. ^ Mingst, Karen A.; Karns, Margaret P (2007). United Nations in the Twenty-First Century. Westview Press. hlm. 22. ISBN 0-8133-4346-1. 
  143. ^ Rees, Laurence (2009). World War Two Behind Closed Doors, BBC Books, p. 99 ISBN 1-4481-4045-5.
  144. ^ a b Rees, Laurence (2009). World War Two Behind Closed Doors, BBC Books, pp. 406–7 ISBN 1-4481-4045-5. "Stalin always believed that Britain and America were delaying the second front so that the Soviet Union would bear the brunt of the war"
  145. ^ Klam, Julie (2002). The Rise of Japan and Pearl Harbor. Black Rabbit Books. hlm. 27. ISBN 1-58340-188-1. 
  146. ^ Lewis, Morton. "XXIX. Japanese Plans and American Defenses". Dalam Greenfield, Kent Roberts. The Fall of the Philippines. U.S. Government Printing Office. hlm. 529. Library of Congress Catalogue Card Number: 53-63678.  (Table 11).
  147. ^ Hill, J. R.; Ranft, Bryan (2002). The Oxford Illustrated History of the Royal Navy. Oxford University Press. hlm. 362. ISBN 0-19-860527-7. 
  148. ^ Hsiung 1992, hlm. 158
  149. ^ Perez, Louis G. (1 June 1998). The history of Japan. Greenwood Publishing Group. hlm. 145. ISBN 0-313-30296-0. Diakses tanggal 12 November 2009. 
  150. ^ Gooch, John (1990). Decisive Campaigns of the Second World War. Routledge. hlm. 52. ISBN 0-7146-3369-0. 
  151. ^ Glantz 2001, hlm. 31
  152. ^ Molinari, Andrea (2007). Desert Raiders: Axis and Allied Special Forces 1940–43. Osprey Publishing. hlm. 91. ISBN 1-84603-006-4. 
  153. ^ Mitcham, Samuel W.; Mitcham, Samuel W. Jr (1982). Rommel's Desert War: The Life and Death of the Afrika Korps. Stein & Day. hlm. 31. ISBN 978-0-8117-3413-4. 
  154. ^ Maddox, Robert James (1992). The United States and World War II. Westview Press. hlm. 111–12. ISBN 0-8133-0436-9. 
  155. ^ Salecker, Gene Eric (2001). Fortress Against the Sun: The B-17 Flying Fortress in the Pacific. Da Capo Press. hlm. 186. ISBN 1-58097-049-4. 
  156. ^ Ropp, Theodore (1962). War in the Modern World. Macmillan Publishing Company. hlm. 368. ISBN 0-8018-6445-3. 
  157. ^ Weinberg 1995, hlm. 339
  158. ^ Gilbert, Adrian (2003). The Encyclopedia of Warfare: From Earliest Times to the Present Day. Globe Pequot. hlm. 259. ISBN 1-59228-027-7. 
  159. ^ Swain, Bruce (2001). A Chronology of Australian Armed Forces at War 1939–45. Allen & Unwin. hlm. 197. ISBN 1-86508-352-6. 
  160. ^ Hane, Mikiso (2001). Modern Japan: A Historical Survey. Westview Press. hlm. 340. ISBN 0-8133-3756-9. 
  161. ^ Marston, Daniel (2005). The Pacific War Companion: From Pearl Harbor to Hiroshima. Osprey Publishing. hlm. 111. ISBN 1-84176-882-0. 
  162. ^ Brayley, Martin J (2002). The British Army, 1939–45: The Far East. Osprey Publishing. hlm. 9. ISBN 1-84176-238-5. 
  163. ^ Read, Anthony (2004). The Devil's Disciples: Hitler's Inner Circle. W. W. Norton & Company. hlm. 764. ISBN 0-393-04800-4. 
  164. ^ Davies, Norman (2006). Europe at War 1939–1945: No Simple Victory. Macmillan. hlm. 100. ISBN 0-333-69285-3. 
  165. ^ Badsey, Stephen (2000). The Hutchinson Atlas of World War II Battle Plans: Before and After. Taylor & Francis. hlm. 235–36. ISBN 1-57958-265-6. 
  166. ^ Black, Jeremy (2003). World War Two: A Military History. Routledge. hlm. 119. ISBN 0-415-30534-9. 
  167. ^ Gilbert, Sir Martin (2004). The Second World War: A Complete History. Macmillan. hlm. 397–400. ISBN 0-8050-7623-9. 
  168. ^ Shukman, Harold (2001). Stalin's Generals. Phoenix Press. hlm. 142. ISBN 1-84212-513-3. 
  169. ^ Gannon, James (2002). Stealing Secrets, Telling Lies: How Spies and Codebreakers Helped Shape the Twentieth Century. Brassey's. hlm. 76. ISBN 1-57488-473-5. 
  170. ^ Paxton, Robert O (1972). Vichy France: Old Guard and New Order, 1940–1944. Knopf. hlm. 313. ISBN 0-394-47360-4. 
  171. ^ Rich, Norman (1992). Hitler's War Aims: Ideology, the Nazi State, and the Course of Expansion. Norton. hlm. 178. ISBN 0-393-00802-9. 
  172. ^ Penrose, Jane (2004). The D-Day Companion. Osprey Publishing. hlm. 129. ISBN 1-84176-779-4. 
  173. ^ Neillands, Robin (2005). The Dieppe Raid: The Story of the Disastrous 1942 Expedition. Indiana University Press. ISBN 0-253-34781-5. 
  174. ^ Keegan, John (1997). The Second World War. London: Pimlico. hlm. 277. ISBN 0-7126-7348-2. 
  175. ^ Thomas, David Arthur (1988). A Companion to the Royal Navy. Harrap. hlm. 265. ISBN 0-245-54572-7. 
  176. ^ Thomas, Nigel; Andrew, Stephen (1998). German Army 1939–1945 (2): North Africa & Balkans. Osprey Publishing. hlm. 8. ISBN 1-85532-640-X. 
  177. ^ a b Ross, Steven T (1997). American War Plans, 1941–1945: The Test of Battle. Frank Cass & Co. hlm. 38. ISBN 0-7146-4634-2. 
  178. ^ Bonner, Kit; Bonner, Carolyn (2001). Warship Boneyards. MBI Publishing Company. hlm. 24. ISBN 0-7603-0870-5. 
  179. ^ Collier, Paul (2003). The Second World War (4): The Mediterranean 1940–1945. Osprey Publishing. hlm. 11. ISBN 1-84176-539-2. 
  180. ^ Thompson, John Herd; Randall, Stephen J (1994). Canada and the United States: Ambivalent Allies. University of Georgia Press. hlm. 164. ISBN 0-8203-2403-5. 
  181. ^ Kennedy, David M (1999). Freedom from Fear: The American People in Depression and War, 1929–1945. Oxford University Press. hlm. 610. ISBN 0-19-503834-7. 
  182. ^ Rottman, Gordon L (2002). World War II Pacific Island Guide: A Geo-Military Study. Greenwood Publishing Group. hlm. 228. ISBN 0-313-31395-4. 
  183. ^ Glantz, David M. (September 1986). . CSI Report No. 11. Combined Arms Research Library. OCLC 278029256. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-06. Diakses tanggal 17 February 2010. 
  184. ^ Glantz, David M (1989). Soviet military deception in the Second World War. Routledge. hlm. 149–59. ISBN 978-0-7146-3347-3. 
  185. ^ Kershaw, Ian (2001). Hitler, 1936–1945: Nemesis. W. W. Norton & Company. hlm. 592. ISBN 0-393-32252-1. 
  186. ^ O'Reilly, Charles T (2001). Forgotten Battles: Italy's War of Liberation, 1943–1945. Lexington Books. hlm. 32. ISBN 0-7391-0195-1. 
  187. ^ Bellamy, Chris T (2007). Absolute war: Soviet Russia in the Second World War. BAlfred A. Knopf. hlm. 595. ISBN 0-375-41086-4. 
  188. ^ O'Reilly, Charles T (2001). Forgotten Battles: Italy's War of Liberation, 1943–1945. Lexington Books. hlm. 35. ISBN 0-7391-0195-1. 
  189. ^ Healy, Mark (1992). Kursk 1943: The tide turns in the East. Osprey Publishing. hlm. 90. ISBN 1-85532-211-0. 
  190. ^ Glantz 2001, hlm. 50–55
  191. ^ McGowen, Tom (2002). Assault From The Sea: Amphibious Invasions in the Twentieth Century. Twenty-First Century Books. hlm. 43–44. ISBN 0-7613-1811-9. 
  192. ^ Mazower, Mark (2009). Hitler's Empire : Nazi Rule in Occupied Europe. London: Penguin. hlm. 362. ISBN 978-0-14-101192-9. 
  193. ^ Hart, Stephen; Hart, Russell; Hughes, Matthew (2000). The German Soldier in World War II. MBI Publishing Company. hlm. 151. ISBN 0-7603-0846-2. 
  194. ^ Blinkhorn, Martin (1984). Mussolini and Fascist Italy. Methuen & Co. hlm. 52. ISBN 0-415-10231-6. 
  195. ^ Read, Anthony; Fisher, David (1992). The Fall of Berlin. Hutchinson. hlm. 129. ISBN 0-09-175337-6. 
  196. ^ Padfield, Peter (1998). War Beneath the Sea : Submarine Conflict During World War II (edisi ke-paperback.). New York: John Wiley. hlm. 335–336. ISBN 0-471-24945-9. 
  197. ^ a b Iriye, Akira (1981). Power and culture: the Japanese-American war, 1941–1945. Harvard University Press. hlm. 154. ISBN 0-674-69582-8. 
  198. ^ a b Polley, Martin (2000). A-Z of modern Europe since 1789. Taylor & Francis. hlm. 148. ISBN 0-415-18598-X. 
  199. ^ ed. Hsiung, James C. and Steven I. Levine China's Bitter Victory: The War with Japan 1937–1945, p. 161
  200. ^ Hsu Long-hsuen and Chang Ming-kai (1971) History of The Sino-Japanese War (1937–1945) 2nd Ed. Translated by Wen Ha-hsiung. Chung Wu Publishing. pp. 412–416, Map 38
  201. ^ Weinberg 1995, hlm. 660–661
  202. ^ Glantz, David M (2001). The siege of Leningrad, 1941–1944: 900 days of terror. Zenith Imprint. hlm. 166–69. ISBN 0-7603-0941-8. 
  203. ^ Glantz, David M (2002). The Battle for Leningrad: 1941–1944. Lawrence: University Press of Kansas. ISBN 0-7006-1208-4. 
  204. ^ Chubarov, Alexander (2001). Russia's Bitter Path to Modernity: A History of the Soviet and Post-Soviet Eras. Continuum International Publishing Group. hlm. 122. ISBN 0-8264-1350-1. 
  205. ^ Havighurst, Alfred F (1962). Britain in Transition: The Twentieth Century. The University of Chicago Press. hlm. 344. ISBN 0-226-31971-7. 
  206. ^ Lightbody, Bradley (2004). The Second World War: Ambitions to Nemesis. Routledge. hlm. 224. ISBN 0-415-22404-7. 
  207. ^ a b Zeiler, Thomas W (2004). Unconditional Defeat: Japan, America, and the End of World War II. Scholarly Resources. hlm. 60. ISBN 0-8420-2991-5. 
  208. ^ Craven, Wesley Frank; Cate, James Lea (1953). The Army Air Forces in World War II, Volume Five—The Pacific, Matterhorn to Nagasaki. Chicago University Press. hlm. 207. 
  209. ^ Hsiung, James Chieh; Levine, Steven I (1992). China's Bitter Victory: The War with Japan, 1937–1945. M.E. Sharpe. hlm. 163. ISBN 1-56324-246-X. 
  210. ^ Coble, Parks M (2003). Chinese Capitalists in Japan's New Order: The Occupied Lower Yangzi, 1937–1945. University of California Press. hlm. 85. ISBN 0-520-23268-2. 
  211. ^ Weinberg 1995, hlm. 695
  212. ^ Badsey, Stephen (1990). Normandy 1944: Allied Landings and Breakout. Osprey Publishing. hlm. 91. ISBN 0-85045-921-4. 
  213. ^ Dear, I. C. B.; Foot, M. R. D, ed. (2002). "Market-Garden". Oxford Companion to World War II. Oxford University Press. hlm. 877. ISBN 0-19-860446-7. 
  214. ^ The operation "was the most calamitous defeat of all the German armed forces in World War II" (Zaloga, Steven J (1996). Bagration 1944: The destruction of Army Group Centre. Osprey Publishing. hlm. 7. ISBN 1-85532-478-4. )
  215. ^ Berend, Ivan T. (1999). Central and Eastern Europe, 1944–1993: Detour from the Periphery to the Periphery. Cambridge University Press. hlm. 8. ISBN 0-521-55066-1. 
  216. ^ "Armistice Negotiations and Soviet Occupation". US Library of Congress. Diakses tanggal 14 November 2009. The coup speeded the Red Army's advance, and the Soviet Union later awarded Michael the Order of Victory for his personal courage in overthrowing Antonescu and putting an end to Romania's war against the Allies. Western historians uniformly point out that the Communists played only a supporting role in the coup; postwar Romanian historians, however, ascribe to the Communists the decisive role in Antonescu's overthrow 
  217. ^ Hastings, Max; Paul Henry, Collier (2004). The Second World War: a world in flames. Osprey Publishing. hlm. 223–4. ISBN 1-84176-830-8. 
  218. ^ Wiest, Andrew A; Barbier, M. K (2002). Strategy and Tactics Infantry Warfare. Zenith Imprint. hlm. 65–6. ISBN 0-7603-1401-2. 
  219. ^ Wiktor, Christian L (1998). Multilateral Treaty Calendar – 1648–1995. Kluwer Law International. hlm. 426. ISBN 90-411-0584-0. 
  220. ^ Newton, Steven H (1995). Retreat from Leningrad : Army Group North, 1944/1945. Atglen, Philadelphia: Schiffer Books. ISBN 0-88740-806-0. 
  221. ^ Marston, Daniel (2005). The Pacific War Companion: From Pearl Harbor to Hiroshima. Osprey Publishing. hlm. 120. ISBN 1-84176-882-0. 
  222. ^ Jowett & Andrew 2002, hlm. 8
  223. ^ Howard, Joshua H (2004). Workers at War: Labor in China's Arsenals, 1937–1953. Stanford University Press. hlm. 140. ISBN 0-8047-4896-9. 
  224. ^ Drea, Edward J (2003). In the Service of the Emperor: Essays on the Imperial Japanese Army. University of Nebraska Press. hlm. 54. ISBN 0-8032-6638-3. 
  225. ^ Cook, Chris; Bewes, Diccon (1997). What Happened Where: A Guide to Places and Events in Twentieth-Century History. UCL Press. hlm. 305. ISBN 1-85728-532-8. 
  226. ^ a b Parker, Danny S (2004). Battle of the Bulge: Hitler's Ardennes Offensive, 1944–1945. Da Capo Press. hlm. xiii–xiv, 6–8, 68–70 & 329–330. ISBN 0-306-81391-2. 
  227. ^ Glantz 2001, hlm. 85
  228. ^ Solsten, Eric (1999). Germany: A Country Study. DIANE Publishing. hlm. 76–7. ISBN 0-7881-8179-3. 
  229. ^ United States Dept. of State (1967). The China White Paper, August 1949. Stanford University Press. hlm. 113. ISBN 0-8047-0608-5. 
  230. ^ Buchanan, Tom (2006). Europe's troubled peace, 1945–2000. Wiley-Blackwell. hlm. 21. ISBN 0-631-22163-8. 
  231. ^ Shepardson, Donald E (1998). "The Fall of Berlin and the Rise of a Myth". The Journal of Military History. 62 (1): 135–154. doi:10.2307/120398. JSTOR 120398. 
  232. ^ O'Reilly, Charles T (2001). Forgotten Battles: Italy's War of Liberation, 1943–1945. Lexington Books. hlm. 244. ISBN 0-7391-0195-1. 
  233. ^ Kershaw 2001, hlm. 823
  234. ^ a b Donnelly, Mark (1999). Britain in the Second World War. Routledge. hlm. xiv. ISBN 0-415-17425-2. 
  235. ^ Pinkus, Oscar . The war aims and strategies of Adolf Hitler, McFarland, 2005, ISBN 0-7864-2054-5, ISBN 978-0-7864-2054-4, p. 501-3
  236. ^ Glantz, David M. (1995). When Titans Clashed: How the Red Army Stopped Hitler. Lawrence, Kansas: University Press of Kansas. hlm. 34. ISBN 0-7006-0899-0. 
  237. ^ Chant, Christopher (1986). The Encyclopedia of Codenames of World War II. Routledge & Kegan Paul. hlm. 118. ISBN 0-7102-0718-2. 
  238. ^ Drea, Edward J (2003). In the Service of the Emperor: Essays on the Imperial Japanese Army. University of Nebraska Press. hlm. 57. ISBN 0-8032-6638-3. 
  239. ^ Jowett & Andrew 2002, hlm. 6
  240. ^ Poirier, Michel Thomas (20 October 1999). "Results of the German and American Submarine Campaigns of World War II". U.S. Navy. Diakses tanggal 13 April 2008. 
  241. ^ Williams, Andrew J (2006). Liberalism and War: The Victors and the Vanquished. Routledge. hlm. 90. ISBN 0-415-35980-5. 
  242. ^ Miscamble, Wilson D (2007). From Roosevelt to Truman: Potsdam, Hiroshima, and the Cold War. Cambridge University Press. hlm. 201. ISBN 0-521-86244-2. 
  243. ^ Miscamble, Wilson D (2007). From Roosevelt to Truman: Potsdam, Hiroshima, and the Cold War. Cambridge University Press. hlm. 203–4. ISBN 0-521-86244-2. 
  244. ^ Glantz, David M (2005). . Leavenworth Papers. Combined Arms Research Library. OCLC 78918907. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-02. Diakses tanggal 25 January 2010. 
  245. ^ Pape, Robert A (1993). "Why Japan Surrendered". International Security. 18 (2): 154–201. doi:10.2307/2539100. JSTOR 2539100. 
  246. ^ Norbert Frei. Adenauer's Germany and the Nazi Past: The Politics of Amnesty and Integration. Translated by Joel Golb. New York: Columbia University Press. 2002. ISBN 0-231-11882-1, pp. 41–66.
  247. ^ Roberts, Geoffrey (2006). Stalin's Wars: From World War to Cold War, 1939–1953. Yale University Press. hlm. 43. ISBN 0-300-11204-1. 
  248. ^ Roberts, Geoffrey (2006). Stalin's Wars: From World War to Cold War, 1939–1953. Yale University Press. hlm. 55. ISBN 0-300-11204-1. 
  249. ^ Shirer, William L. (1990). The Rise and Fall of the Third Reich: A History of Nazi Germany. Simon and Schuster. hlm. 794. ISBN 0-671-72868-7. 
  250. ^ Kennedy-Pipe, Caroline (1995). Stalin's Cold War. Manchester University Press. ISBN 0-7190-4201-1. 
  251. ^ Wettig, Gerhard (2008). Stalin and the Cold War in Europe. Rowman & Littlefield. hlm. 20–21. ISBN 0-7425-5542-9. 
  252. ^ Senn, Alfred Erich (2007). Lithuania 1940: revolution from above. Rodopi. ISBN 978-90-420-2225-6. 
  253. ^ Yoder, Amos (1997). The Evolution of the United Nations System. Taylor & Francis. hlm. 39. ISBN 1-56032-546-1. 
  254. ^ "History of the UN". United Nations. Diakses tanggal 25 January 2010. 
  255. ^ "The Universal Declaration of Human Rights, Article 2". United Nations. Diakses tanggal 14 November 2009. * Everyone is entitled to all the rights and freedoms set forth in this Declaration, without distinction of any kind, such as race, colour, sex, language, religion, political or other opinion, national or social origin, property, birth or other status. Furthermore, no distinction shall be made on the basis of the political, jurisdictional or international status of the country or territory to which a person belongs, whether it be independent, trust, non-self-governing or under any other limitation of sovereignty 
  256. ^ Kantowicz, Edward R (2000). Coming Apart, Coming Together. Wm. B. Eerdmans Publishing. hlm. 6. ISBN 0-8028-4456-1. 
  257. ^ Wettig, Gerhard (2008). Stalin and the Cold War in Europe. Rowman & Littlefield. hlm. 96–100. ISBN 0-7425-5542-9. 
  258. ^ Trachtenberg, Marc (1999). A Constructed Peace: The Making of the European Settlement, 1945–1963. Princeton University Press. hlm. 33. ISBN 0-691-00273-8. 
  259. ^ Granville, Johanna (2004). The First Domino: International Decision Making during the Hungarian Crisis of 1956. Texas A&M University Press. ISBN 1-58544-298-4. 
  260. ^ Grenville, John Ashley Soames (2005). A History of the World from the 20th to the 21st century. Routledge. hlm. 370–71. ISBN 0-415-28954-8. 
  261. ^ Cook, Bernard A (2001). Europe Since 1945: An Encyclopedia. Taylor & Francis. hlm. 17. ISBN 0-8153-4057-5. 
  262. ^ Geoffrey Swain. The Cominform: Tito's International? The Historical Journal, Vol. 35, No. 3 (Sep. 1992), pp. 641–663
  263. ^ Leffler, Melvyn P.; Painter, David S (1994). Origins of the Cold War: An International History. Routledge. hlm. 318. ISBN 0-415-34109-4. 
  264. ^ Bellamy, Christopher (2001). "Cold War". Dalam Holmes, Richard. The Oxford Companion to Military History (edisi ke-Oxford Reference Online). Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-860696-6. 
  265. ^ Weinberg, Gerhard L. (2005). A World At Arms. Cambridge University Press. p. 911
  266. ^ Connor, Mary E. (2009). "History". Dalam Connor, Mary E. The Koreas. Asia in Focus. Santa Barbara: ABC-CLIO. hlm. 43–45. ISBN 1-59884-160-2. 
  267. ^ Lynch, Michael (2010). The Chinese Civil War 1945–49. Botley: Osprey Publishing. hlm. 12–13. ISBN 978-1-84176-671-3. 
  268. ^ Roberts, J.M. (1996). The Penguin History of Europe. London: Penguin Books. hlm. 589. ISBN 0-14-026561-9. 
  269. ^ Darwin, John (2007). After Tamerlane: The Rise & Fall of Global Empires 1400–2000. London: Penguin Books. hlm. 441–443, 464–468. ISBN 978-0-14-101022-9. 
  270. ^ Harrison, Mark (1998). "The economics of World WarII: an overview". Dalam Harrison, Mark. The Economics of World War II: Six great powers in international comparison. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 34–35. ISBN 0-521-62046-5. 
  271. ^ Dear, I.C.B and Foot, M.R.D., ed. (2005). "World trade and world economy". The Oxford Companion to World War II. Oxford: Oxford University Press. hlm. 1006. ISBN 978-0-19-280670-3. 
  272. ^ Nicholas Balabkins, "Germany Under Direct Controls: Economic Aspects of Industrial Disarmament 1945–1948", Rutgers University Press, 1964 p. 207
  273. ^ Vladimir Petrov, Money and conquest; allied occupation currencies in World War II. Baltimore, Johns Hopkins Press (1967) p. 263
  274. ^ Nicholas Balabkins, "Germany Under Direct Controls: Economic Aspects of Industrial Disarmament 1945–1948", Rutgers University Press, 1964 p. 208, 209
  275. ^ Dornbusch, Rüdiger; Nölling, Wilhelm; Layard, P. Richard G (1993). Postwar Economic Reconstruction and Lessons for the East Today. Massachusetts Institute of Technology Press. pp. 190, 191, ISBN 0-262-04136-7.
  276. ^ Nicholas Balabkins, "Germany Under Direct Controls: Economic Aspects of Industrial Disarmament 1945–1948", Rutgers University Press, 1964 p. 212
  277. ^ Dornbusch, Rüdiger; Nölling, Wilhelm; Layard, P. Richard G (1993). Postwar Economic Reconstruction and Lessons for the East Today. Massachusetts Institute of Technology Press. p29 -p30, 32, ISBN 0-262-04136-7.
  278. ^ Bull, Martin J.; Newell, James (2005). Italian Politics: Adjustment Under Duress. Polity. hlm. 20. ISBN 0-7456-1299-7. 
  279. ^ Bull, Martin J.; Newell, James (2005). Italian Politics: Adjustment Under Duress. Polity. hlm. 21. ISBN 0-7456-1299-7. 
  280. ^ Harrop, Martin (1992). Power and Policy in Liberal Democracies. Cambridge University Press. hlm. 23. ISBN 0-521-34579-0. 
  281. ^ Dornbusch, Rüdiger; Nölling, Wilhelm; Layard, P. Richard G (1993). Postwar Economic Reconstruction and Lessons for the East Today. Massachusetts Institute of Technology Press. hlm. 117. ISBN 0-262-04136-7. 
  282. ^ Emadi-Coffin, Barbara (2002). Rethinking International Organization: Deregulation and Global Governance. Routledge. hlm. 64. ISBN 0-415-19540-3. 
  283. ^ Smith, Alan (1993). Russia And the World Economy: Problems of Integration. Routledge. hlm. 32. ISBN 0-415-08924-7. 
  284. ^ Harrop, Martin (1992). Power and Policy in Liberal Democracies. Cambridge University Press. hlm. 49. ISBN 0-521-34579-0. 
  285. ^ Genzberger, Christine (1994). China Business: The Portable Encyclopedia for Doing Business with China. Petaluma, California: World Trade Press. hlm. 4. ISBN 0-9631864-3-4. 
  286. ^ O'Brien, Prof. Joseph V. . Obee's History Page. John Jay College of Criminal Justice. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-25. Diakses tanggal 20 April 2007. 
  287. ^ White, Matthew. "Source List and Detailed Death Tolls for the Twentieth Century Hemoclysm". Historical Atlas of the Twentieth Century. Matthew White's Homepage. Diakses tanggal 20 April 2007. 
  288. ^ "World War II Fatalities". secondworldwar.co.uk. Diakses tanggal 20 April 2007. 
  289. ^ Geoffrey A. Hosking (2006). Rulers and victims: the Russians in the Soviet Union. Harvard University Press. p. 242. ISBN 0-674-02178-9.
  290. ^ Michael Ellman and S. Maksudov (1994). "Soviet Deaths in the Great Patriotic War: A Note" (PDF). Europe-Asia Studies. 46 (4): 671–680. PMID 12288331. 
  291. ^ Smith, J.W. (1994). The World's Wasted Wealth 2: Save Our Wealth, Save Our Environment. p. 204. ISBN 0-9624423-2-1.
  292. ^ Herf, Jeffrey (2003). "The Nazi Extermination Camps and the Ally to the East. Could the Red Army and Air Force Have Stopped or Slowed the Final Solution?". Kritika: Explorations in Russian and Eurasian History. 4 (4): 913–930. doi:10.1353/kri.2003.0059. 
  293. ^ Florida Center for Instructional Technology (2005). "Victims". A Teacher's Guide to the Holocaust. University of South Florida. Diakses tanggal 2 February 2008. 
  294. ^ Niewyk, Donald L. and Nicosia, Francis R. (2000). The Columbia Guide to the Holocaust. Columbia University Press. pp. 45–52.
  295. ^ Todd, Allan (2001). The Modern World. Oxford University Press. hlm. 121. ISBN 0-19-913425-1. 
  296. ^ Winter, J.M. (2002). "Demography of the War". Dalam Dear, I.C.B.; Foot, M.R.D. Oxford Companion to World War II. Oxford University Press. hlm. 290. ISBN 0-19-860446-7. 
  297. ^ "Jasenovac". jewishvirtuallibrary.org. American-Israeli Cooperative Enterprise. Diakses tanggal 25 January 2010. 
  298. ^ Chang, Iris (1997). The Rape of Nanking: The Forgotten Holocaust of World War II. BasicBooks. hlm. 102. ISBN 0-465-06835-9. 
  299. ^ Rummell, R. J. "Statistics". Freedom, Democide, War. The University of Hawaii System. Diakses tanggal 25 January 2010. 
  300. ^ Himeta, Mitsuyoshi (姫田光義) (日本軍による『三光政策・三光作戦をめぐって』) (Concerning the Three Alls Strategy/Three Alls Policy By the Japanese Forces), Iwanami Bukkuretto, 1996, Bix, Hirohito and the Making of Modern Japan, 2000
  301. ^ Tucker, Spencer C.; Roberts, Priscilla Mary Roberts (2004). Encyclopedia of World War II: A Political, Social, and Military History. ABC-CLIO. hlm. 319. ISBN 1-57607-999-6. 
  302. ^ Gold, Hal (1996). Unit 731 testimony. Tuttle. hlm. 75–7. ISBN 0-8048-3565-9. 
  303. ^ Tucker, Spencer C.; Roberts, Priscilla Mary Roberts (2004). Encyclopedia of World War II: A Political, Social, and Military History. ABC-CLIO. hlm. 320. ISBN 1-57607-999-6. 
  304. ^ Harris (2002). Factories of Death: Japanese Biological Warfare, 1932–1945, and the American Cover-up. Routledge. hlm. 74. ISBN 0-415-93214-9. 
  305. ^ Sabella, Robert; Li, Fei Fei; Liu, David (2002). Nanking 1937: Memory and Healing. M.E. Sharpe. hlm. 69. ISBN 0-7656-0816-2. 
  306. ^ "Japan tested chemical weapons on Aussie POW: new evidence". The Japan Times Online. 27 July 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 May 2012. Diakses tanggal 25 January 2010. 
  307. ^ Aksar, Yusuf (2004). Implementing International Humanitarian Law: From the Ad Hoc Tribunals to a Permanent International Criminal Court. Routledge. hlm. 45. ISBN 0-7146-8470-8. 
  308. ^ Hornberger, Jacob (April 1995). "Repatriation—The Dark Side of World War II". The Future of Freedom Foundation. Diakses tanggal 25 January 2010. 
  309. ^ Koh, David (21 August 2008). . The Straits Times. Singapore. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-19. Diakses tanggal 25 January 2010. 
  310. ^ Harding, Luke (22 October 2003). "Germany's forgotten victims". The Guardian. London. Diakses tanggal 21 January 2010. 
  311. ^ a b Marek, Michael (27 October 2005). "Final Compensation Pending for Former Nazi Forced Laborers". dw-world.de. Deutsche Welle. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-19. Diakses tanggal 19 January 2010. 
  312. ^ Applebaum, Anne (16 October 2003). "Gulag: Understanding the Magnitude of What Happened". Heritage Foundation. Diakses tanggal 19 January 2010. 
  313. ^ North, Jonathan (January 2006). "Soviet Prisoners of War: Forgotten Nazi Victims of World War II". HistoryNet.com. Weider History Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-19. Diakses tanggal 19 January 2010. 
  314. ^ Overy, Richard (2004). The Dictators: Hitler's Germany, Stalin's Russia. W. W. Norton & Company. hlm. 568–69. ISBN 0-393-02030-4. 
  315. ^ Zemskov V.N. On repatriation of Soviet citizens. Istoriya SSSR., 1990, No.4, (in Russian). See also [1] (online version), and Edwin Bacon (1992). "Glasnost' and the Gulag: New Information on Soviet Forced Labour around World War II". Soviet Studies. 44 (6): 1069–1086. JSTOR 152330. ; Michael Ellman (2002). (PDF). Europe-Asia Studies. 54 (7): 1151–1172. doi:10.1080/0966813022000017177. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-11-22. Diakses tanggal 2012-12-07.  copy
  316. ^ "Japanese Atrocities in the Philippines". American Experience: the Bataan Rescue. PBS Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-19. Diakses tanggal 18 January 2010. 
  317. ^ Tanaka, Yuki (1996). Hidden Horrors: Japanese War Crimes in World War II. Westview Press. hlm. 2–3. ISBN 0-8133-2718-0. 
  318. ^ Bix, Herbert (2001). Hirohito and the Making of Modern Japan. HarperCollins. hlm. 360. ISBN 0-06-093130-2. 
  319. ^ a b Ju, Zhifen (June 2002). "Japan's atrocities of conscripting and abusing north China draughtees after the outbreak of the Pacific war". Joint Study of the Sino-Japanese War:Minutes of the June 2002 Conference. Harvard University Faculty of Arts and Sciences. Diakses tanggal 18 February 2010. 
  320. ^ a b "Indonesia: World War II and the Struggle For Independence, 1942–50; The Japanese Occupation, 1942–45". Library of Congress. 1992. Diakses tanggal 9 February 2007. 
  321. ^ "Manzanar National Historic Site". U.S. National Park Service. Diakses tanggal 21 February 2012. 
  322. ^ Department of Labour of Canada (24 January 1947). Report on the Re-establishment of Japanese in Canada, 1944–1946. Department of Labour. Office of the Prime Minister. hlm. 23. ISBN 0-405-11266-1. 
  323. ^ Kennedy, David M. (2001). Freedom From Fear : The American People in Depression and War, 1929–1945. New York City: Oxford University Press. hlm. 749–750. ISBN 0-19-514403-1. 
  324. ^ Eugene Davidson "The Death and Life of Germany: an Account of the American Occupation", University of Missouri Press, 1999 ISBN 0-8262-1249-2, p. 121
  325. ^ Stark, Tamás. ""Malenki Robot" – Hungarian Forced Labourers in the Soviet Union (1944–1955)" (PDF). Minorities Research. Diakses tanggal 22 January 2010. 
  326. ^ a b Harrison, Mark (2000). The Economics of World War II: Six Great Powers in International Comparison. Cambridge University Press. hlm. 3. ISBN 0-521-78503-0. 
  327. ^ Harrison, Mark (2000). The Economics of World War II: Six Great Powers in International Comparison. Cambridge University Press. hlm. 2. ISBN 0-521-78503-0. 
  328. ^ Hughes, Matthew; Mann, Chris (2000). Inside Hitler's Germany: Life Under the Third Reich. Potomac Books Inc. hlm. 148. ISBN 1-57488-281-3. 
  329. ^ Bernstein, Gail Lee (1991). Recreating Japanese Women, 1600–1945. University of California Press. hlm. 267. ISBN 978-0-520-07017-2. 
  330. ^ Hughes, Matthew; Mann, Chris (2000). Inside Hitler's Germany: Life Under the Third Reich. Potomac Books Inc. hlm. 151. ISBN 1-57488-281-3. 
  331. ^ Griffith, Charles (1999). The Quest: Haywood Hansell and American Strategic Bombing in World War II. DIANE Publishing. hlm. 203. ISBN 1-58566-069-8. 
  332. ^ Overy, R.J (1995). War and Economy in the Third Reich. Oxford University Press, USA. hlm. 26. ISBN 0-19-820599-6. 
  333. ^ Lindberg, Michael; Daniel, Todd (2001). Brown-, Green- and Blue-Water Fleets: the Influence of Geography on Naval Warfare, 1861 to the Present. Praeger. hlm. 126. ISBN 0-275-96486-8. 
  334. ^ Cox, Sebastian (1998). The Strategic Air War Against Germany, 1939–1945. Frank Cass Publishers. hlm. 84. ISBN 0-7146-4722-5. 
  335. ^ Unidas, Naciones (2005). World Economic And Social Survey 2004: International Migration. United Nations Pubns. hlm. 23. ISBN 92-1-109147-0. 
  336. ^ Liberman, Peter (1998). Does Conquest Pay?: The Exploitation of Occupied Industrial Societies. Princeton University Press. hlm. 42. ISBN 0-691-00242-8. 
  337. ^ Milward, Alan S (1979). War, Economy, and Society, 1939–1945. University of California Press. hlm. 138. ISBN 0-520-03942-4. 
  338. ^ Milward, Alan S (1979). War, Economy, and Society, 1939–1945. University of California Press. hlm. 148. ISBN 0-520-03942-4. 
  339. ^ Perrie, Maureen; Lieven, D. C. B; Suny, Ronald Grigor (2007). The Cambridge History of Russia. Cambridge University Press. hlm. 232. ISBN 0-521-86194-2. 
  340. ^ Hill, Alexander (2005). The War Behind The Eastern Front: The Soviet Partisan Movement In North-West Russia 1941–1944. Routledge. hlm. 5. ISBN 0-7146-5711-5. 
  341. ^ Christofferson, Thomas R; Christofferson, Michael S (2006). France During World War II: From Defeat to Liberation. Fordham University Press. hlm. 156. ISBN 978-0-8232-2563-7. 
  342. ^ Ikeo, Aiko (1997). Economic Development in Twentieth Century East Asia: The International Context. Routledge. hlm. 107. ISBN 0-415-14900-2. 
  343. ^ a b Boog, Horst; Rahn, Werner; Stumpf, Reinhard; Wegner, Bernd (2001). Militärgeschichtliches Forschungsamt Germany and the Second World War—Volume VI: The Global War. Oxford: Clarendon Press. hlm. 266. ISBN 0-19-822888-0.
perang, dunia, penyuntingan, artikel, oleh, pengguna, baru, atau, anonim, untuk, saat, tidak, diizinkan, lihat, kebijakan, pelindungan, pelindungan, untuk, informasi, selengkapnya, jika, anda, tidak, dapat, menyunting, artikel, anda, ingin, melakukannya, anda,. Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya Anda dapat memohon permintaan penyuntingan diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan memohon untuk melepaskan pelindungan masuk atau buatlah sebuah akun Perang Dunia II atau Perang Dunia Kedua biasa disingkat menjadi PDII atau PD2 adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945 Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia termasuk semua kekuatan besar yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan Sekutu dan Poros Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer Dalam keadaan perang total negara negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi industri dan ilmiahnya untuk keperluan perang sehingga menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer Ditandai oleh sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil termasuk Holocaust dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia 1 Perang Dunia IISearah jarum jam dari kiri atas Pasukan Tiongkok pada Pertempuran Wanjialing Meriam 25 pounder Australia pada Pertempuran El Alamein Pertama pesawat pengebom Stuka Jerman di Front Timur musim dingin 1943 1944 pasukan AL Amerika Serikat di Teluk Lingayen Wilhelm Keitel menandatangani Instrumen Penyerahan Diri Jerman tentara Soviet pada Pertempuran StalingradTanggal1 September 1939 1939 9 1 2 September 1945 1945 9 2 6 tahun 1 hari LokasiEropa Pasifik Atlantik Asia Tenggara Tiongkok Timur Tengah Mediterania dan Afrika secara singkat Amerika Utara dan SelatanHasilKemenangan Sekutu Pembubaran Reich Ketiga Pembentukan Perserikatan Bangsa Bangsa Kemunculan Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai kekuatan super Awal Perang Dingin lainnya Pihak terlibatSekutu Uni Soviet 1941 1945 nb 1 Amerika Serikat 1941 1945 Imperium Britania Tiongkok saat perang 1937 1945 Prancis nb 2 Polandia Kanada Australia Selandia Baru Afrika Selatan Yugoslavia 1941 1945 Yunani 1940 1945 Norwegia 1940 1945 Belanda 1940 1945 Belgia 1940 45 Cekoslowakia Brasil 1942 1945 dan lain lain Negara klien dan boneka Filipina 1941 1945 Mongolia 1941 1945 dan lain lainPoros Nazi Jerman Jepang saat perang 1937 1945 Italia 1940 1943 Hongaria 1940 1945 Rumania 1941 1944 Bulgaria 1941 1944 Pihak terlibat Finlandia 1941 1944 Thailand 1942 1945 Irak 1941 Spanyol 1941 Negara klien dan boneka Manchukuo Republik Sosial Italia 1943 1945 Kroasia 1941 1945 Slowakia dan lain lainTokoh dan pemimpinPemimpin SekutuWinston Churchill Franklin D Roosevelt Joseph Stalin Chiang Kai shek dan lain lainPemimpin Poros Adolf Hitler Hirohito Benito Mussolini dan lain lainKorbanKorban militer Lebih dari 16 000 000Korban sipil Lebih dari 45 000 000Total korban Lebih dari 61 000 000 1937 1945 lebih lanjutKorban militer Lebih dari 8 000 000Korban sipil Lebih dari 4 000 000Total korban Lebih dari 12 000 000 1937 1945 lebih lanjutKekaisaran Jepang berusaha mendominasi Asia Timur dan sudah memulai perang dengan Republik Tiongkok pada tahun 1937 2 tetapi perang dunia secara umum pecah pada tanggal 1 September 1939 dengan invasi ke Polandia oleh Jerman yang diikuti serangkaian pernyataan perang terhadap Jerman oleh Prancis dan Britania Sejak akhir 1939 hingga awal 1941 dalam serangkaian kampanye dan perjanjian Jerman membentuk aliansi Poros bersama Italia menguasai atau menaklukkan sebagian besar benua Eropa Setelah Pakta Molotov Ribbentrop Jerman dan Uni Soviet berpisah dan menganeksasi wilayah negara negara tetangganya sendiri di Eropa termasuk Polandia Britania Raya dengan imperium dan Persemakmurannya menjadi satu satunya kekuatan besar Sekutu yang terus berperang melawan blok Poros dengan mengadakan pertempuran di Afrika Utara dan Pertempuran Atlantik Bulan Juni 1941 Poros Eropa melancarkan invasi terhadap Uni Soviet yang menandakan terbukanya teater perang darat terbesar sepanjang sejarah yang melibatkan sebagian besar pasukan militer Poros sampai akhir perang Pada bulan Desember 1941 Jepang bergabung dengan blok Poros menyerang Amerika Serikat dan teritori Eropa di Samudra Pasifik dan dengan cepat menguasai sebagian besar Pasifik Barat Serbuan Poros berhenti pada tahun 1942 setelah Jepang kalah dalam berbagai pertempuran laut dan tentara Poros Eropa dikalahkan di Afrika Utara dan Stalingrad Pada tahun 1943 melalui serangkaian kekalahan Jerman di Eropa Timur invasi Sekutu ke Italia dan kemenangan Amerika Serikat di Pasifik Poros kehilangan inisiatif mereka dan mundur secara strategis di semua front Tahun 1944 Sekutu Barat menyerbu Prancis sementara Uni Soviet merebut kembali semua teritori yang pernah dicaplok dan menyerbu Jerman beserta sekutunya Perang di Eropa berakhir dengan pendudukan Berlin oleh tentara Soviet dan Polandia dan penyerahan tanpa syarat Jerman pada tanggal 8 Mei 1945 Sepanjang 1944 dan 1945 Amerika Serikat mengalahkan Angkatan Laut Jepang dan menduduki beberapa pulau di Pasifik Barat menjatuhkan bom atom di negara itu menjelang invasi ke Kepulauan Jepang Uni Soviet kemudian mengikuti melalui negosiasi dengan menyatakan perang terhadap Jepang dan menyerbu Manchuria Kekaisaran Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945 sehingga mengakhiri perang di Asia dan memperkuat kemenangan total Sekutu atas Poros Perang Dunia II mengubah haluan politik dan struktur sosial dunia Perserikatan Bangsa Bangsa PBB didirikan untuk memperkuat kerja sama internasional dan mencegah konflik konflik yang akan datang Para kekuatan besar yang merupakan pemenang perang Amerika Serikat Uni Soviet Tiongkok Britania Raya dan Prancis menjadi anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa 3 Uni Soviet dan Amerika Serikat muncul sebagai kekuatan super yang saling bersaing dan mendirikan panggung Perang Dunia yang kelak bertahan selama 46 tahun selanjutnya Sementara itu pengaruh kekuatan kekuatan besar Eropa mulai melemah dan dekolonisasi Asia dan Afrika dimulai Kebanyakan negara yang industrinya terkena dampak buruk mulai menjalani pemulihan ekonomi Integrasi politik khususnya di Eropa muncul sebagai upaya untuk menstabilkan hubungan pascaperang Daftar isi 1 Kronologi 2 Latar belakang 3 Sebelum perang 3 1 Invasi Italia ke Ethiopia 1935 3 2 Perang Saudara Spanyol 1936 39 3 3 Invasi Jepang ke Tiongkok 1937 3 4 Invasi Jepang ke Uni Soviet dan Mongolia 1938 3 5 Pendudukan Eropa dan perjanjian 4 Alur perang 4 1 Pecah di Eropa 1939 4 2 Serbuan Poros 4 3 Perang global 1941 4 4 Kebuntuan serbuan Poros 1942 4 5 Sekutu menguasai medan 1943 4 6 Sekutu mendekat 1944 4 7 Poros runtuh Sekutu menang 1945 5 Dampak 5 1 Korban dan kejahatan perang 5 2 Kamp konsentrasi dan perbudakan 5 3 Front dalam negeri dan produksi 5 4 Pendudukan 5 5 Kemajuan teknologi dan peperangan 6 Lihat pula 7 Catatan kaki 8 Kutipan 9 Referensi 10 Pranala luarKronologiLihat pula Garis waktu Perang Dunia II Awal terjadinya perang umumnya disetujui pada tanggal 1 September 1939 dimulai dengan invasi Jerman ke Polandia Britania dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman dua hari kemudian Tanggal lain mengenai awal perang ini adalah dimulainya Perang Tiongkok Jepang Kedua pada 7 Juli 1937 4 5 Lainnya mengikuti sejarawan Britania Raya A J P Taylor yang percaya bahwa Perang Tiongkok Jepang dan perang di Eropa beserta koloninya terjadi bersamaan dan dua perang ini bergabung pada tahun 1941 Artikel ini memakai penanggalan konvesional Tanggal tanggal awal lainnya yang sering dipakai untuk Perang Dunia II juga meliputi invasi Italia ke Abisinia pada tanggal 3 Oktober 1935 6 Sejarawan Britania Raya Antony Beevor memandang awal Perang Dunia Kedua terjadi saat Jepang menyerbu Manchuria bulan Agustus 1939 7 Tanggal pasti akhir perang juga tidak disetujui secara universal Dari dulu disebutkan bahwa perang berakhir saat gencatan senjata 14 Agustus 1945 V J Day alih alih penyerahan diri resmi Jepang 2 September 1945 di sejumlah teks sejarah Eropa perang ini berakhir pada V E Day 8 Mei 1945 Meski begitu Perjanjian Damai dengan Jepang baru ditandatangani pada tahun 1951 8 dan dengan Jerman pada tahun 1990 9 Latar belakangArtikel utama Penyebab Perang Dunia II Perang Dunia I membuat perubahan besar pada peta politik dengan kekalahan Blok Sentral termasuk Austria Hongaria Kekaisaran Jerman dan Kesultanan Utsmaniyah dan perebutan kekuasaan oleh Bolshevik di Rusia pada tahun 1917 Sementara itu negara negara Sekutu yang menang seperti Prancis Belgia Italia Yunani dan Rumania memperoleh wilayah baru dan negara negara baru tercipta setelah runtuhnya Austria Hongaria Kekaisaran Rusia dan Kesultanan Utsmaniyah Meski muncul gerakan pasifis setelah Perang Dunia I 10 11 kekalahan ini masih membuat nasionalisme iredentis dan revanchis pemain utama di sejumlah negara Eropa Iredentisme dan revanchisme punya pengaruh kuat di Jerman karena kehilangan teritori koloni dan keuangan yang besar akibat Perjanjian Versailles Menurut perjanjian ini Jerman kehilangan 13 persen wilayah dalam negerinya dan seluruh koloninya di luar negeri sementara Jerman dilarang menganeksasi negara lain harus membayar biaya perbaikan perang dan membatasi ukuran dan kemampuan angkatan bersenjata negaranya 12 Pada saat yang sama Perang Saudara Rusia berakhir dengan terbentuknya Uni Soviet 13 Kekaisaran Jerman bubar melalui Revolusi Jerman 1918 1919 dan sebuah pemerintahan demokratis yang kemudian dikenal dengan nama Republik Weimar dibentuk Periode antarperang melibatkan kerusuhan antara pendukung republik baru ini dan penentang garis keras atas sayap kanan maupun kiri Walaupun Italia selaku sekutu Entente berhasil merebut sejumlah wilayah kaum nasionalis Italia marah mengetahui janji janji Britania dan Prancis yang menjamin masuknya Italia ke kancah perang tidak dipenuhi dengan penyelesaian damai Sejak 1922 sampai 1925 gerakan Fasis pimpinan Benito Mussolini berkuasa di Italia dengan agenda nasionalis totalitarian dan kolaborasionis kelas yang menghapus demokrasi perwakilan penindasan sosialis kaum sayap kiri dan liberal dan mengejar kebijakan luar negeri agresif yang berusaha membawa Italia sebagai kekuatan dunia Kekaisaran Romawi Baru 14 Di Jerman Partai Nazi yang dipimpin Adolf Hitler berupaya mendirikan pemerintahan fasis di Jerman Setelah Depresi Besar dimulai dukungan dalam negeri untuk Nazi meningkat dan pada tahun 1933 Hitler ditunjuk sebagai Kanselir Jerman Setelah kebakaran Reichstag Hitler menciptakan negara satu partai totalitarian yang dipimpin Partai Nazi 15 Parati Kuomintang KMT di Tiongkok melancarkan kampanye penyatuan melawan panglima perang regional dan secara nominal berhasil menyatukan Tiongkok pada pertengahan 1920 an tetapi langsung terlibat dalam perang saudara melawan bekas sekutunya yang komunis 16 Pada tahun 1931 Kekaisaran Jepang yang semakin militaristik yang sudah lama berusaha memengaruhi Tiongkok 17 sebagai tahap pertama dari apa yang disebut pemerintahnya sebagai hak untuk menguasai Asia memakai Insiden Mukden sebagai alasan melancarkan invasi ke Manchuria dan mendirikan negara boneka Manchukuo 18 Terlalu lemah melawan Jepang Tiongkok meminta bantuan Liga Bangsa Bangsa Jepang menarik diri dari Liga Bangsa Bangsa setelah dikecam atas tindakannya terhadap Manchuria Kedua negara ini kemudian bertempur di Shanghai Rehe dan Hebei sampai Gencatan Senjata Tanggu ditandatangani tahun 1933 Setelah itu pasukan sukarelawan Tiongkok melanjutkan pemberontakan terhadap agresi Jepang di Manchuria dan Chahar dan Suiyuan 19 Benito Mussolini kiri dan Adolf Hitler kanan Adolf Hitler setelah upaya gagal menggulingkan pemerintah Jerman tahun 1923 menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933 Ia menghapus demokrasi menciptakan revisi orde baru radikal dan rasis dan segera memulai kampanye persenjataan kembali 20 Sementara itu Prancis untuk melindungi aliansinya memberikan Italia kendali atas Ethiopia yang diinginkan Italia sebagai jajahan kolonialnya Situasi ini memburuk pada awal 1935 ketika Teritori Cekungan Saar dengan sah bersatu kembali dengan Jerman dan Hitler menolak Perjanjian Versailles mempercepat program persenjataan kembalinya dan memperkenalkan wajib militer 21 Berharap mencegah Jerman Britania Raya Prancis dan Italia membentuk Front Stresa Uni Soviet khawatir akan keinginan Jerman mencaplok wilayah luas di Eropa Timur membuat perjanjian bantuan bersama dengan Prancis Sebelum diberlakukan pakta Prancis Soviet ini perlu melewati birokrasi Liga Bangsa Bangsa yang pada dasarnya menjadikannya tidak berguna 22 23 Akan tetapi pada bulan Juni 1935 Britania Raya membuat perjanjian laut independen dengan Jerman sehingga melonggarkkan batasan batasan sebelumnya Amerika Serikat setelah mempertimbangkan peristiwa yang terjadi di Eropa dan Asia mengesahkan Undang Undang Netralitas pada bulan Agustus 24 Pada bulan Oktober Italia menginvasi Ethiopia dan Jerman adalah satu satunya negara besar Eropa yang mendukung tindakan tersebut Italia langsung menarik keberatannya terhadap tindakan Jerman menganeksasi Austria 25 Hitler menolak Perjanjian Versailles dan Locarno dengan meremiliterisasi Rhineland pada bulan Maret 1936 Ia mendapat sedikit tanggapan dari kekuatan kekuatan Eropa lainnya 26 Ketika Perang Saudara Spanyol pecah bulan Juli Hitler dan Mussolini mendukung pasukan Nasionalis yang fasis dan otoriter dalam perang saudara mereka melawan Republik Spanyol yang didukung Soviet Kedua pihak memakai konflik ini untuk menguji senjata dan metode peperangan baru 27 berakhir dengan kemenangan Nasionalis pada awal 1939 Bulan Oktober 1936 Jerman dan Italia membentuk Poros Roma Berlin Sebulan kemudian Jerman dan Jepang menandatangani Pakta Anti Komintern namun kelak diikuti Italia pada tahun berikutnya Di Tiongkok setelah Insiden Xi an pasukan Kuomintang dan komunis menyetujui gencatan senjata untuk membentuk front bersatu dan sama sama melawan Jepang 28 Sebelum perangInvasi Italia ke Ethiopia 1935 Artikel utama Perang Italia Abisinia Kedua Perang Italia Abisinia Kedua adalah perang kolonial singkat mulai bulan Oktober 1935 sampai Mei 1936 Perang ini terjadi antara angkatan bersenjata Kerajaan Italia Regno d Italia dan angkatan bersenjata Kekaisaran Ethiopia juga disebut Abisinia Perang ini berakhir dengan pendudukan militer di Ethiopia dan aneksasinya ke koloni baru Afrika Timur Italia Africa Orientale Italiana atau AOI selain itu perang ini membuka kelemahan Liga Bangsa Bangsa sebagai kekuatan pelindung perdamaian Baik Italia dan Ethiopia adalah negara anggota tetapi Liga ini tidak berbuat apa apa ketika negara pertama jelas jelas melanggar Artikel X yang dibuat oleh Liga ini 29 Perang Saudara Spanyol 1936 39 Reruntuhan Guernica setelah dibom Artikel utama Perang Saudara Spanyol Jerman dan Italia memberi dukungan kepada para pemberontak Nasionalis yang dipimpin Jenderal Francisco Franco di Spanyol Uni Soviet mendukung pemerintah yang sudah berdiri Republik Spanyol yang memiliki kecenderungan sayap kiri Baik Jerman dan Uni Soviet memakai perang proksi ini sebagai kesempatan menguji senjata dan taktik baru mereka Pengeboman Guernica yang disengaja oleh Legiun Condor Jerman pada April 1937 berkontribusi pada kekhawatiran bahwa perang besar selanjutnya akan melibatkan serangan bom teror besar besaran terhadap warga sipil 30 31 Invasi Jepang ke Tiongkok 1937 Artikel utama Perang Tiongkok Jepang Kedua Sarang senjata mesin Tiongkok pada Pertempuran Shanghai 1937 Pada bulan Juli 1937 Jepang mencaplok bekas ibu kota kekaisaran Tiongkok Beijing setelah memulai Insiden Jembatan Marco Polo yang menjadi batu pijakan kampanye Jepang untuk menjajah seluruh wilayah Tiongkok 32 Uni Soviet segera menandatangani pakta non agresi dengan Tiongkok untuk memberi dukungan material yang secara efektif mengakhiri kerja sama Tiongkok dengan Jerman sebelumnya Generalissimo Chiang Kai shek mengerahkan pasukan terbaiknya untuk mempertahankan Shanghai tetapi setelah tiga bulan bertempur Shanghai jatuh Jepang terus menekan pasukan Tiongkok mencaplok ibu kota Nanking pada Desember 1937 dan melakukan Pembantaian Nanking Pada bulan Juni 1938 pasukan Tiongkok menghentikan serbuan Jepang dengan membanjiri Sungai Kuning manuver ini memberikan waktu bagi Tiongkok untuk mempersiapkan pertahanan di Wuhan namun kota ini berhasil direbut pada bulan Oktober 33 Kemenangan militer Jepang gagal menghentikan pemberontakan Tiongkok yang menjadi tujuan Jepang Pemerintahan Tiongkok pindah ke pedalaman di Chongqing dan melanjutkan perang 34 Invasi Jepang ke Uni Soviet dan Mongolia 1938 Lihat pula Nanshin ron dan Konflik perbatasan Soviet Jepang Pada tanggal 29 Juli 1938 Jepang menyerbu Uni Soviet dan kalah di Pertempuran Danau Khasan Meski pertempuran tersebut dimenangkan Soviet Jepang menyebutnya seri dan buntu dan pada tanggal 11 Mei 1939 Jepang memutuskan memindahkan perbatasan Jepang Mongolia sampai Sungai Khalkhin Gol melalui pemaksaan Setelah serangkaian keberhasilan awal serangan Jepang di Mongolia digagalkan oleh Pasukan Merah yang menandakan kekalahan besar pertama Angkatan Darat Kwantung Jepang 35 36 Pertempuran ini meyakinkan sejumlah faksi pemerintahan Jepang bahwa mereka harus fokus berkonsiliasi dengan pemerintah Soviet demi menghindari ikut campur Soviet dalam perang melawan Tiongkok dan mengalihkan perhatian militer mereka ke selatan yaitu ke jajahan Amerika Serikat dan Eropa di Pasifik serta mencegah penggulingan pemimpin militer Soviet berpengalaman seperti Georgy Zhukov yang kelak memainkan peran penting dalam mempertahankan Moskwa 37 Pendudukan Eropa dan perjanjian Informasi lebih lanjut Anschluss Penenangan Perjanjian Munich Pendudukan Jerman di Cekoslowakia dan Pakta Molotov Ribbentrop Dari kiri ke kanan depan Chamberlain Daladier Hitler Mussolini dan Ciano sebelum menandatangani Perjanjian Munich Di Eropa Jerman dan Italia semakin keras Pada bulan Maret 1938 Jerman menganeksasi Austria lagi lagi mendapat sedikit perhatian dari kekuatan kekuatan Eropa lainnya 38 Semakin tertantang Hitler mulai menegaskan klaim Jerman atas Sudetenland wilayah Cekoslowakia yang didominasi oleh etnis Jerman dan Prancis dan Britania segera memberikan wilayah ini ke Jerman melalui Perjanjian Munich yang dibuat melawan keinginan pemerintah Cekoslowakia dengan imbalan janji tidak meminta wilayah lagi 39 Sesaat setelah perjanjian ini Jerman dan Italia memaksa Cekoslowakia menyerahkan wilayah tambahan ke Hongaria dan Polandia 40 Pada bulan Maret 1939 Jerman menyerbu sisa Cekoslowakia dan membelahnya menjadi Protektorat Bohemia dan Moravia Jerman dan negara klien pro Jerman bernama Republik Slovak 41 Terkejut ditambah Hitler menuntut Danzig Prancis dan Britania Raya menjamin dukungan mereka terhadap kemerdekaan Polandia ketika Italia menguasai Albania pada bulan April 1939 jaminan yang sama diberikan untuk Rumania dan Yunani 42 Tidak lama setelah janji Prancis Britania kepada Polandia Jerman dan Italia meresmikan aliansi mereka sendiri melalui Pakta Baja 43 Bulan Agustus 1939 Jerman dan Uni Soviet menandatangani Pakta Molotov Ribbentrop 44 sebuah perjanjian non agresi dengan satu protokol rahasia Setiap pihak memberikan haknya satu sama lain andai terjadi penyusunan wilayah dan politik terhadap cakupan pengaruh antara Polandia dan Lituania untuk Jerman dan Polandia timur Finlandia Estonia Latvia dan Bessarabia untuk Uni Soviet Pakta ini juga memunculkan pertanyaan tentang keberlangsungan kemerdekaan Polandia 45 Alur perangPecah di Eropa 1939 Parade umum Wehrmacht Jerman dan Pasukan Merah Soviet pada tanggal 23 September 1939 di Brest Polandia Timur setelah Invasi Polandia berakhir Di tengah adalah Mayor Jenderal Heinz Guderian dan di kanan adalah Brigadir Semyon Krivoshein Pada tanggal 1 September 1939 Jerman dan Slowakia negara klien pada tahun 1939 menyerang Polandia 46 Tanggal 3 September Prancis dan Britania Raya diikuti negara negara Persemakmuran 47 menyatakan perang terhadap Jerman tetapi memberi sedikit dukungan kepada Polandia ketimbang serangan kecil Prancis ke Saarland 48 Britania dan Prancis juga mulai memblokir perairan Jerman pada tanggal 3 September untuk melemahkan ekonomi dan upaya perang negara ini 49 50 Tanggal 17 September setelah menandatangani gencatan senjata dengan Jepang Soviet juga menyerbu Polandia 51 Wilayah Polandia terbagi antara Jerman dan Uni Soviet dengan Lituania dan Slowakia mendapat bagian kecil Polandia tidak menyerah mereka mendirikan Negara Bawah Tanah Polandia dan Pasukan Dalam Negeri bawah tanah dan terus berperang bersama Sekutu di semua front di luar Polandia 52 Sekitar 100 000 personel militer Polandia diungsikan ke Rumania dan negara negara Baltik sebagian besar tentara tersebut kemudian berperang melawan Jerman di teater perang yang lain 53 Pemecah kode Enigma Polandia juga diungsikan ke Prancis 54 Pada saat itu pula Jepang melancarkan serangan pertamanya ke Changsha sebuah kota Tiongkok yang strategis tetapi digagalkan pada akhir September 55 Setelah invasi Polandia dan perjanjian Jerman Soviet atas Lituania Uni Soviet memaksa negara negara Baltik mengizinkan mereka menempatkan tentara Soviet di negara mereka atas alasan bantuan bersama 56 57 58 Finlandia menolak permintaan wilayah dan diserang oleh Uni Soviet pada bulan November 1939 59 Konflik yang kemudian pecah berakhir pada bulan Maret 1940 dengan konsesi oleh Finlandia 60 Prancis dan Britania Raya menyebut serangan Soviet ke Finlandia sebagai alasan memasuki kancah perang di pihak Jerman menanggapi invasi Soviet dengan mendukung dikeluarkannya Uni Soviet dari Liga Bangsa Bangsa 58 Tentara Jerman di Arc de Triomphe Paris setelah kejatuhan Prancis tahun 1940 Di Eropa Barat tentara Britania dikerahkan ke benua ini namun pada fase yang dijuluki Perang Phoney oleh Britania dan Sitzkrieg perang duduk oleh Jerman tak satupun pihak yang melancarkan operasi besar besaran terhadap satu sama lain sampai April 1940 61 Uni Soviet dan Jerman membuat pakta dagang pada bulan Februari 1940 yang berarti Soviet menerima bantuan militer dan industri dengan imbalan menyediakan bahan mentah untuk Jerman agar bisa mengakali pemblokiran oleh Sekutu 62 Pada bulan April 1940 Jerman menginvasi Denmark dan Norwegia untuk mengamankan pengiriman bijih besi dari Swedia yang hendak dihadang oleh Sekutu 63 Denmark langsung menyerah dan meski dibantu Sekutu Norwegia berhasil dikuasai dalam waktu dua bulan 64 Bulan Mei 1940 Britania menyerbu Islandia untuk mencegah kemungkinan invasi Jerman ke pulau itu 65 Ketidakpuasan Britania atas kampanye Norwegia mendorong penggantian Perdana Menteri Neville Chamberlain dengan Winston Churchill pada tanggal 10 Mei 1940 66 Serbuan Poros Jerman menyerbu Prancis Belgia Belanda dan Luksemburg pada tanggal 10 Mei 1940 67 Belanda dan Belgia kewalahan menghadapi taktik blitzkrieg dalam beberapa hari dan minggu 68 Jalur Maginot yang dipertahankan Prancis dan pasukan Sekutu di Belgia diakali dengan bergerak secara mengapit melintasi hutan lebat Ardennes 69 yang disalahartikan oleh perencana perang Prancis sebagai penghalang alami bagi kendaraan lapis baja 70 Tentara Britania terpaksa keluar dari Eropa melalui Dunkirk meninggalkan semua peralatan beratnya pada awal Juni 71 Tanggal 10 Juni Italia menyerbu Prancis menyatakan perang terhadap Prancis dan Britania Raya 72 dua belas hari kemudian Prancis menyerah dan langsung dibelah menjadi zona pendudukan Jerman dan Italia 73 dan sebuah negara sisa yang tak diduduki di bawah Rezim Vichy Pada tanggal 3 Juli Britania menyerang armada Prancis di Aljazair untuk mencegah perebutan oleh Jerman 74 Bulan Juni pada hari hari terakhir Pertempuran Prancis Uni Soviet memaksa aneksasi Estonia Latvia dan Lituania 57 lalu menganeksasi wilayah Bessarabia yang dipertentangkan Rumania Sementara itu kesesuaian politik dan kerja sama ekonomi Nazi Soviet 75 76 perlahan buntu 77 78 dan kedua negara mulai bersiap untuk perang 79 Dengan Prancis dinetralkan Jerman memulai kampanye superioritas udara atas Britania Pertempuran Britania untuk mempersiapkan sebuah invasi 80 Kampanye ini gagal dan rencana invasi tersebut dibatalkan pada bulan September 80 Menggunakan pelabuhan pelabuhan Prancis yang baru dicaplok Angkatan Laut Jerman menikmati kesuksesan melawan Angkatan Laut Kerajaan dengan memakai kapal U untuk menyerang kapal kapal Britania di Atlantik 81 Italia memulai operasinya di Mediterania memulai pengepungan Malta bulan Juni menguasai Somaliland Britania bulan Agustus dan menerobos wilayah Mesir Britania bulan September 1940 Jepang meningkatkan pemblokirannya terhadap Tiongkok pada bulan September dengan merebut sejumlah pangkalan di wilayah utara Indochina Prancis yang saat ini terisolasi 82 Pertempuran Britania mengakhiri serbuan Jerman di Eropa Barat Sepanjang periode ini Amerika Serikat yang netral melakukan sejumlah hal untuk membantu Tiongkok dan Sekutu Baratnya Pada bulan November 1939 Undang Undang Netralitas diamendemen untuk memungkinkan pembelian beli dan angkut oleh Sekutu 83 Tahun 1940 setelah pencaplokan Paris oleh Jerman ukuran Angkatan Laut Amerika Serikat meningkat pesat dan setelah serbuan Jepang ke Indochina Amerika Serikat memberlakukan embargo besi baja dan barang barang mekanik terhadap Jepang 84 Pada bulan September Amerika Serikat menyetujui penukaran kapal penghancur AS dengan pangkalan Britania Raya 85 Tetap saja mayoritas rakyat Amerika Serikat menentang intervensi militer langsung apapun terhadap konflik ini sampai tahun 1941 86 Pada akhir September 1940 Pakta Tiga Pihak menyatukan Jepang Italia dan Jerman untuk meresmikan Kekuatan Poros Pakta Tiga Pihak ini menegaskan bahwa negara apapun kecuali Uni Soviet yang tidak terlibat dalam perang yang menyerang Kekuatan Poros apapun akan dipaksa berperang melawan ketiganya 87 Pada waktu itu Amerika Serikat terus mendukung Britania Raya dan Tiongkok dengan memperkenalkan kebijakan Lend Lease yang mengizinkan pengiriman material dan barang barang lain 88 dan membuat zona keamanan yang membentang hingga separuh Samudra Atlantik agar Angkatan Laut Amerika Serikat bisa melindungi konvoi Britania 89 Akibatnya Jerman dan Amerika Serikat terlibat dalam peperangan laut di Atlantik Utara dan Tengah pada Oktober 1941 bahkan meski Amerika Serikat secara resmi tetap netral 90 91 Blok Poros meluas bulan November 1940 ketika Hongaria Slowakia dan Rumania bergabung dengan Pakta Tiga Pihak ini 92 Rumania akan memberi kontribusi besar terhadap perang Poros melawan Uni Soviet sebagian untuk merebut kembali wilayah yang diserahkan kepada Soviet sebagian lagi demi memenuhi keinginan pemimpinnya Ion Antonescu untuk melawan komunisme 93 Pada bulan Oktober 1940 Italia menyerbu Yunani tetapi beberapa hari kemudian digagalkan dan dipukul sampai Albania yang berakhir dengan kebuntuan 94 Bulan Desember 1940 pasukan Persemakmuran Britania Raya memulai serangan balasan terhadap pasukan Italia di Mesir dan Afrika Timur Italia 95 Pada awal 1941 dengan pasukan Italia dipukul hingga Libya oleh Persemakmuran Churchill memerintahkan pengerahan tentara dari Afrika untuk membantu Yunani 96 Angkatan Laut Italia juga menderita kekalahan besar dengan Angkatan Laut Kerajaan membuat tiga kapal perang Italia tidak berfungsi melalui serangan kapal induk di Taranto dan menetralisasi beberapa kapal perang lain pada Pertempuran Tanjung Matapan 97 Tentara penerjun Jerman menyerbu pulau Kreta Yunani Mei 1941 Jerman segera turun tangan untuk membantu Italia Hitler mengirimkan pasukan Jerman ke Libya pada bulan Februari dan pada akhir Maret mereka melancarkan serangan terhadap pasukan Persemakmuran yang semakin sedikit 98 Dalam kurun sebulan pasukan Persemakmuran dipukul mundur ke Mesir dengan pengecualian pelabuhan Tobruk yang dikepung 99 Persemakmuran berupaya mengusir pasukan Poros pada bulan Mei dan lagi pada bulan Juni tetapi keduanya gagal 100 Pada awal April setelah penandatanganan Pakta Tiga Pihak oleh Bulgaria Jerman turun tangan di Balkan dengan menyerbu Yunani dan Yugoslavia setelah terjadi kudeta di sini mereka membuat kemajuan besar sehingga memaksa Sekutu pindah setelah Jerman menguasai pulau Kreta Yunani pada akhir Mei 101 Sekutu sempat beberapa kali berhasil pada saat itu Di Timur Tengah pasukan Persemakmuran pertama menggagalkan kudeta di Irak yang dibantu pesawat Jerman dari pangkalan pangkalan di Suriah Vichy 102 kemudian dengan bantuan Prancis Merdeka menyerbu Suriah dan Lebanon untuk mencegah peristiwa seperti itu lagi 103 Di Atlantik Britania berhasil menaikkan moral publik dengan menenggelamkan kapal perang Jerman Bismarck 104 Mungkin yang terpenting adalah pada Pertempuran Britania Angkatan Udara Kerajaan berhasil bertahan dari serangan Luftwaffe dan kampanye pengeboman Jerman yang berakhir bulan Mei 1941 105 Di Asia meski sejumlah serangan dari kedua pihak perang antara Tiongkok dan Jepang buntu pada tahun 1940 Demi meningkatkan tekanan terhadap Tiongkok dengan memblokir rute rute suplai dan untuk memosisikan pasukan Jepang dengan tepat andai pecah perang dengan negara negara Barat Jepang merebut kendali militer di Indochina selatan 106 Pada Agustus 1940 kaum komunis Tiongkok melancarkan serangan di Tiongkok Tengah sebagai balasan Jepang menerapkan kebijakan keras Kebijakan Serba Tiga di daerah daerah pendudukan untuk mengurangi sumber daya manusia dan bahan mentah untuk pasukan komunis 107 Antipati yang terus berlanjut antara pasukan komunis dan nasionalis Tiongkok memuncak pada pertempuran bersenjata pada bulan Januari 1941 secara efektif mengakhiri kerja sama mereka 108 Dengan stabilnya situasi di Eropa dan Asia Jerman Jepang dan Uni Soviet mempersiapkan diri Dengan kekhawatiran Soviet terhadap meningkatnya ketegangan dengan Jerman dan rencana Jepang untuk memanfaatkan Perang Eropa dengan merebut jajahan Eropa yang kaya sumber daya alam di Asia Tenggara kedua kekuatan ini menandatangani Pakta Netralitas Soviet Jepang pada bulan April 1941 109 Kebalikannya Jerman bersiap siap menyerang Uni Soviet dengan menempatkan pasukan dalam jumlah besar di perbatasan Soviet 110 Perang global 1941 Infanteri dan kendaraan lapis baja Jerman melawan pasukan Soviet di jalanan Kharkov Oktober 1941 Pada tanggal 22 Juni 1941 Jerman bersama anggota Poros Eropa lainnya dan Finlandia menyerbu Uni Soviet dalam Operasi Barbarossa Target utama serangan kejutan ini 111 adalah kawasan Baltik Moskwa dan Ukraina dengan tujuan utama mengakhiri kampanye 1941 dekat jalur Arkhangelsk Astrakhan yang menghubungkan Laut Kaspia dan Laut Putih Tujuan Hitler adalah menghancurkan Uni Soviet sebagai sebuah kekuatan militer menghapus komunisme menciptakan Lebensraum ruang hidup 112 dengan memiskinkan penduduk asli 113 dan menjamin akses ke sumber daya strategis yang diperlukan untuk mengalahkan musuh musuh Jerman yang tersisa 114 Meski Angkatan Darat Merah mempersiapkan serangan balasan strategis sebelum perang 115 Barbarossa memaksa komando tertinggi Soviet mengadopsi pertahanan strategis Sepanjang musim panas Poros berhasil menerobos jauh ke dalam wilayah Soviet mengakibatkan kerugian besar dalam hal personel dan material Pada pertengahan Agustus Komando Tinggi Angkatan Darat Jerman memutuskan menunda serangan oleh Army Group Centre yang kecil dan mengalihkan Satuan Panzer ke 2 untuk membantu tentara yang maju melintasi Ukraina tengah dan Leningrad 116 Serangan Kiev sukses besar dan berakhir dengan pengepungan dan penghancuran empat unit pasukan Soviet serta memungkinkan pergerakan lebih lanjut di Krimea dan Ukraina Timur yang industrinya maju Pertempuran Kharkov Pertama Sayangnya pembagian kekuatan ini membuat momentum serangan ke Moscow hilang dan Sovyet memiliki waktu untuk memperkuat diri 117 Serangan balasan Soviet pada pertempuran Moskwa Desember 1941 Pengalihan tiga per empat pasukan Poros dan sebagian besar angkatan udaranya dari Prancis dan Mediterania tengah ke Front Timur 118 membuat Britania mempertimbangkan kembali strategi besarnya 119 Pada bulan Juli Britania Raya dan Uni Soviet membentuk aliansi militer melawan Jerman 120 Britania dan Soviet menyerbu Iran untuk melindungi Koridor Persia dan ladang minyak Iran 121 Bulan Agustus Britania Raya dan Amerika Serikat bersama sama meresmikan Piagam Atlantik 122 Pada bulan Oktober ketika tujuan operasional Poros di Ukraina dan Baltik tercapai dengan pengepungan Leningrad 123 dan Sevastopol yang masih berlanjut 124 sebuah serangan besar ke Moskwa dilancarkan kembali Setelah dua bulan bertempur sengit pasukan Jerman hampir mencapai pinggiran terluar Moskwa tempat tentara tentaranya yang lelah 125 terpaksa menunda serangan mereka 126 Pencaplokan teritorial besar dilakukan oleh pasukan Poros tetapi kampanye mereka gagal mencapai tujuan utamanya dua kota utama masih dikuasai Soviet kemampuan memberontak Soviet gagal dipadamkan dan Uni Soviet mempertahankan banyak sekali potensi militernya Fase blitzkrieg perang di Eropa telah berakhir 127 Animasi Teater Eropa PDII Pada awal Desember pasukan cadangan yang baru dimobilisasi 128 memungkinkan Soviet menyamakan jumlah tentaranya dengan Poros 129 Hal ini bersama data intelijen yang menetapkan jumlah minimum tentara Soviet di Timur yang cukup untuk mencegah serangan apapun oleh Angkatan Darat Kwantung Jepang 130 memungkinkan Soviet memulai serangan balasan massal yang dimulai tanggal 5 Desember di front sepanjang 1000 kilometer 620 mi dan mendesak tentara Jerman mundur 100 250 kilometer 62 155 mi ke barat 131 Keberhasilan Jerman di Eropa menggugah Jerman untuk meningkatkan tekanannya terhadap pemerintah pemerintah Eropa di Asia Tenggara Pemerintah Belanda setuju menyediakan minyak untuk Jepang dari Hindia Timur Belanda namun menolak menyerahkan kendali politik atas koloninya Prancis Vichy sebaliknya menyetujui pendudukan Jepang di Indochina Prancis 132 Pada bulan Juli 1941 Amerika Serikat Britania Raya dan pemerintah Barat lainnya bereaksi terhadap pendudukan Indochina dengan membekukan aset aset Jepang sementara Amerika Serikat yang menyediakan 80 persen minyak Jepang 133 merespon dengan menerapkan embargo minyak secara penuh 134 Ini berarti Jepang terpaksa memilih antara mengabaikan ambisinya di Asia dan perang melawan Tiongkok atau merebut sumber daya alam yang diperlukan melalui kekuatan militer Jepang tidak menganggap yang pertama sebagai pilihan dan banyak pejabat menganggap embargo minyak sebagai pernyataan perang tidak langsung 135 Jepang berencana merebut koloni koloni Eropa di Asia dengan cepat untuk menciptakan perimeter defensif besar yang membentang hingga Pasifik Tengah Jepang kemudian bebas mengeksploitasi sumber daya di Asia Tenggara sambil menyibukkan Sekutu dengan melancarkan perang defensif 136 Untuk mencegah intervensi Amerika Serikat sambil mengamankan perimeter Jepang berencana menetralisasi Armada Pasifik Amerika Serikat dari kancah perang 137 Pada tanggal 7 Desember 8 Desember di Asia 1941 Jepang menyerang aset aset Britania dan Amerika Serikat dengan serangan di Asia Tenggara dan Pasifik Tengah secara nyaris bersamaan 138 Peristiwa ini meliputi serangan ke armada Amerika Serikat di Pearl Harbor pendaratan di Thailand dan Malaya 138 dan pertempuran Hong Kong Kejatuhan Singapura pada Februari 1942 mengakibatkan 80 000 tentara Sekutu ditangkap dan diperbudak oleh Jepang Serangan serangan ini mendorong Amerika Serikat Britania Raya Tiongkok Australia dan beberapa negara lain secara resmi menyatakan perang terhadap Jepang sementara Uni Soviet karena sedang terlibat dalam perang besar besaran dengan blok Poros Eropa memilih untuk tetap netral dengan Jepang 139 140 Jerman dan negara negara Poros menanggapi dengan menyatakan perang terhadap Amerika Serikat Pada bulan Januari Empat Besar Amerika Serikat Britania Raya Uni Soviet Tiongkok 141 dan 22 pemerintahan kecil atau terasingkan mengeluarkan Deklarasi oleh Perserikatan Bangsa Bangsa sehingga memperkuat Piagam Atlantik 142 dan melakukan kewajiban untuk tidak menandatangani perjanjian damai terpisah dengan negara negara Poros Sejak 1941 Stalin terus meminta Churchill dan kemudian Roosevelt untuk membuka front kedua di Prancis 143 Front Timur menjadi teater perang besar di Eropa dan jumlah korban Soviet yang berjumlah jutaan menciutkan jumlah korban Sekutu Barat yang hanya ratusan ribu orang Churchill dan Roosevelt mengatakan mereka butuh lebih banyak waktu untuk persiapan sehingga memunculkan klaim bahwa mereka sengaja buntu untuk menyelamatkan orang orang Barat dengan mengorbankan orang orang Soviet 144 Sementara itu pada akhir April 1942 Jepang dan sekutunya Thailand hampir menguasai seluruh Burma Malaya Hindia Timur Belanda Singapura 145 dan Rabaul sehingga menambah kerugian bagi tentara Sekutu dan banyak di antara mereka yang ditawan Meski memberontak habis habisan di Corregidor Filipina akhirnya ditaklukkan pada bulan Mei 1942 dan memaksa pemerintah Persemakmuran Filipina mengasingkan diri 146 Pasukan Jepang juga memenangkan pertempuran laut di Laut Tiongkok Selatan Laut Jawa dan Samudra Hindia 147 dan mengebom pangkalan laut Sekutu di Darwin Australia Satu satunya kesuksesan sejati Sekutu melawan Jepang adalah kemenangan Tiongkok di Changsha pada awal Januari 1942 148 Kemenangan kemenangan mudah atas lawan yang tidak punya persiapan ini membuat Jepang terlalu percaya diri dan berlebihan 149 Jerman juga mewujudkan inisiatifnya Dengan mengeksploitasi keputusan komando laut Amerika Serikat yang ragu ragu Angkatan Laut Jerman mengacaukan jalur kapal Sekutu di lepas pesisir Atlantik Amerika Serikat 150 Meski kalah besar anggota Poros Eropa menghentikan serbuan Soviet di Rusia Tengah dan Selatan sehingga melindungi sebagian besar jajahan yang mereka peroleh pada tahun sebelumnya 151 Di Afrika Utara Jerman melancarkan sebuah serangan pada bulan Januari yang memukul Britania kembali ke posisinya di Garis Gazala pada awal Februari 152 diikuti oleh meredanya pertempuran untuk sementara yang dimanfaatkan Jerman untuk mempersiapkan serangan mereka selanjutnya 153 Kebuntuan serbuan Poros 1942 Pengebom tukik Amerika Serikat memerangi Mikuma pada Pertempuran Midway Juni 1942 Pada awal Mei 1942 Jepang memulai operasi untuk menduduki Port Moresby dengan serangan amfibi dan memutuskan komunikasi dan jalur suplai antara Amerika Serikat dan Australia Akan tetapi Sekutu berhasil mencegah invasi ini dengan mencegat dan mengalahkan pasukan laut Jepang pada Pertempuran Laut Koral 154 Rencana Jepang selanjutnya termotivasi oleh Serangan Doolittle sebelumnya adalah merebut Atol Midway dan memancing kapal induk Amerika Serikat ke kancah perang untuk dihancurkan sebagai aksi pengalihan Jepang juga mengirimkan pasukan untuk menduduki Kepulauan Aleut di Alaska 155 Pada awal Juni Jepang melaksanakan operasinya tetapi Amerika Serikat setelah berhasil memecahkan kode laut Jepang pada akhir Mei mengetahui semua rencana dan pemindahan pasukan mereka dan memakai pengetahuan ini untuk memperoleh kemenangan telak di Midway atas Angkatan Laut Kekaisaran Jepang 156 Dengan kapasitasnya untuk bertindak secara agresif hilang akibat Pertempuran Midway Jepang memilih fokus pada upaya menduduki Port Moresby melalui kampanye darat di Teritori Papua 157 Amerika Serikat merencanakan serangan balasan terhadap posisi Jepang di selatan Kepulauan Solomon terutama Guadalcanal sebagai tahap pertama menduduki Rabaul pangkalan utama Jepang di Asia Tenggara 158 Kedua rencana ini dimulai bulan Juli namun pada pertengahan September Pertempuran Guadalcanal dimenangkan Jepang dan tentara tentara di Nugini diperintahkan mundur dari Port Moresby ke bagian utara pulau tempat mereka menghadapi tentara Australia dan Amerika Serikat dalam Pertempuran Buna Gona 159 Guadalcanal segera menjadi titik fokus bagi kedua pihak dengan komitmen besar tentara dan kapal dalam pertempuran Guadalcanal Pada awal 1943 Jepang dikalahkan di pulau ini dan menarik tentara mereka 160 Di Burma pasukan Persemakmuran melancarkan dua operasi Pertama ofensif ke wilayah Arakan pada akhir 1942 gagal dan memaksa pasukan mundur ke India bulan Mei 1943 161 Kedua penyisipan pasukan ireguler ke belakang garis depan Jepang bulan Februari yang pada akhir April memperoleh hasil yang diragukan 162 Tentara Soviet menyerang sebuah rumah pada Pertempuran Stalingrad 1943 Di front timur Jerman pasukan Poros mematahkan serangan Soviet di Semenanjung Kerch dan Kharkov 163 dan kemudian melancarkan serangan musim panas utamanya terhadap Rusia Selatan pada bulan Juni 1942 untuk menguasai ladang minyak di Kaukasus dan menduduki stepa Kuban sementara mempertahankan posisi di wilayah front sebelah utara dan tengah Jerman membagi Grup Angkatan Darat Selatan menjadi dua grup Grup Angkatan Darat A bergerak ke Sungai Don sementara Grup Angkatan Darat B bergerak ke sebelah tenggara Kaukasus menuju Sungai Volga 164 Soviet memutuskan bertahan di Stalingrad yang berada di jalur pergerakan pasukan Jerman Pada pertengahan November Jerman hampir berhasil menduduki Stalingrad dalam pertempuran jalanan saat Soviet memulai serangan balasan musim dingin keduanya dimulai dengan mengepung pasukan Jerman di Stalingrad 165 dan serangan ke unggulan Rzhev dekat Moskwa meski upaya terakhir gagal besar 166 Pada awal Februari 1943 Angkatan Darat Jerman menderita kekalahan besar tentara Jerman di Stalingrad dipaksa menyerah 167 dan garis depan dimundurkan hingga posisinya sebelum serangan musim panas Pada pertengahan Februari setelah desakan Soviet meruncing Jerman melancarkan serangan lain ke Kharkov dan membentuk unggulan baru di garis depan mereka di sekitar kota Kursk Rusia 168 Tank Crusader Britania bergerak ke posisi depan pada Kampanye Afrika Utara Pada bulan November 1941 pasukan Persemakmuran mengadakan serangan balasan Operasi Crusader di Afrika Utara dan mengklaim kembali semua wilayah yang direbut Jerman dan Italia 169 Di Barat kekhawatiran bahwa Jepang mungkin memakai pangkalan di Madagaskar Vichy mendorong Britania menyerbu pulau ini pada awal Mei 1942 170 Kesuksesan ini tidak bertahan lama setelah Poros berhasil memukul Sekutu kembali ke Mesir dalam serangan di Libya sampai pasukan Poros dihentikan di El Alamein 171 Di Eropa serangan komando Sekutu terhadap target target strategis berakhir dengan Serangan Dieppe yang menghancurkan 172 menunjukkan ketidakmampuan Sekutu Barat untuk melancarkan invasi ke daratan Eropa tanpa persiapan perlengkapan dan keamanan operasional yang lebih baik 173 Pada bulan Agustus 1942 Sekutu sukses mematahkan serangan kedua terhadap El Alamein 174 dan dengan banyak korban berupaya mengirimkan suplai ke Malta yang sedang dikepung 175 Beberapa bulan kemudian Sekutu melancarkan serangan di Mesir memecah pasukan Poros dan mendorong mereka ke barat melintasi Libya 176 Serangan ini tidak lama kemudian dilanjutkan dengan invasi Inggris Amerika Serikat ke Afrika Utara Prancis yang berakhir dengan bergabungnya wilayah ini dengan Sekutu 177 Hitler menanggapi pendudukan koloni Prancis ini dengan memerintahkan pendudukan Prancis Vichy 177 meski pasukan Vichy sendiri tidak melawan pelanggaran gencatan senjata ini mereka berusaha menenggelamkan armadanya sendiri agar tidak direbut pasukan Jerman 178 Pasukan Poros yang sekarang kewalahan di Afrika mundur hingga Tunisia yang kemudian dikuasai Sekutu pada bulan 1943 179 Sekutu menguasai medan 1943 Generalissimo Chiang Kai shek Franklin D Roosevelt dan Winston Churchill bertemu di Konferensi Kairo tahun 1943 semasa Perang Dunia II Putar media Video lama memperlihatkan pengeboman Hamburg oleh Sekutu Pesawat Il 2 Soviet menyerang kolom Wehrmacht pada Pertempuran Kursk 1 Juli 1943 Setelah Kampanye Guadalcanal Sekutu memulai sejumlah operasi melawan Jepang di Pasifik Pada bulan Mei 1943 pasukan Sekutu dikirim untuk mengusir pasukan Jepang dari Kepulauan Aleut 180 dan segera memulai operasi besar untuk mengisolasi Rabaul dengan menduduki pulau pulau sekitarnya dan menembus perimeter Pasifik Tengah Jepang di Kepulauan Gilbert dan Marshall 181 Pada akhir Maret 1944 Sekutu menyelesaikan kedua misi ini dan selain itu menetralisasi pangkalan Jepang di Truk di Kepulauan Caroline Bulan April Sekutu melancarkan operasi mencaplok kembali Nugini Barat 182 Di Uni Soviet baik Jerman dan Soviet menghabiskan musim semi dan awal musim panas 1943 dengan bersiap siap untuk serangan besar di Rusia Tengah Tanggal 4 Juli 1943 Jerman menyerang pasukan Soviet di sekitar Kursk Bulge Dalam satu minggu pasukan Jerman lelah menghadapi pertahanan Soviet yang sangat teratur 183 184 dan untuk pertama kalinya dalam perang ini Hitler membatalkan sebuah operasi sebelum memperoleh kesuksesan taktis atau operasional 185 Keputusan ini sebagian dipengaruhi oleh invasi Sisilia oleh Sekutu Barat pada 9 Juli yang bersama kegagalan kegagalan Italia sebelumnya berujung pada penggulingan dan penahanan Mussolini pada akhir bulan itu 186 Tanggal 12 Juli 1943 Soviet melancarkan serangan balasannya sendiri sehingga memupuskan harapan apapun bagi Angkatan Darat Jerman untuk memenangkan pertempuran atau buntu di timur Kemenangan Soviet di Kursk menandai kejatuhan superioritas Jerman 187 dan memberi Uni Soviet inisiatif di Front Timur 188 189 Jerman berusaha menstabilkan front timur mereka di sepanjang garis Panther Wotan yang sangat dipertahankan namun Soviet berhasil mendobraknya di Smolensk dan Serangan Dnieper Hilir 190 Pada awal September 1943 Sekutu Barat menyerbu daratan Italia diikuti gencatan senjata Italia dengan Sekutu 191 Jerman menanggapinya dengan melumpuhkan pasukan Italia mengambil alih kendali militer di wilayah Italia 192 dan membuat serangkaian garis pertahanan 193 Pasukan khusus Jerman kemudian menyelamatkan Mussolini yang kemudian mendirikan negara klien baru di Italia dudukan Jerman bernama Republik Sosial Italia 194 Sekutu Barat berperang melintasi beberapa garis hingga garis pertahanan utama Jerman pada pertengahan November 195 Operasi Jerman di Atlantik juga terganggu Pada Mei 1943 dengan efektifnya serangan balasan Sekutu kerugian kapal selam Jerman yang besar memaksa kampanye laut Atlantik Jerman ditunda 196 Pada bulan November 1943 Franklin D Roosevelt dan Winston Churchill bertemu dengan Chiang Kai shek di Kairo 197 dan Joseph Stalin di Teheran 198 Konferensi pertama menentukan pengembalian teritori Jepang pascaperang 197 sementara yang terakhir menghasilkan perjanjian bahwa Sekutu Barat akan menyerbu Eropa pada tahun 1944 dan Uni Soviet akan menyatakan perang terhadap Jepang dalam tiga bulan setelah kekalahan Jerman 198 Tentara Britania menembakkan mortir pada Pertempuran Imphal India Timur Laut 1944 Sejak November 1943 selama tujuh minggu di Pertempuran Changde Tiongkok memaksa Jepang memasuki perang atrisi yang merugikan sambil menunggu bantuan Sekutu 199 200 Bulan Januari 1944 Sekutu melancarkan serangkaian serangan di Italia terhadap garis di Monte Cassino dan berupaya menembusnya dengan mendarat di Anzio 201 Pada akhir Januari serangan besar Soviet mengusir pasukan Jerman dari wilayah Leningrad 202 dan mengakhiri pengepungan paling mematikan dan terlama sepanjang sejarah Serangan Soviet selanjutnya terhalang di perbatasan Estonia sebelum perang oleh Grup Angkatan Darat Utara Jerman yang dibantu penduduk Estonia yang berharap menetapkan kembali kemerdekaan nasional mereka Penundaan ini memperlambat operasi Soviet selanjutnya di kawasan Laut Baltik 203 Pada akhir Mei 1944 Soviet berhasil membebaskan Krimea mengusir pasukan Poros besar besaran dari Ukraina dan melakukan terobosan ke teritori Rumania yang dipukul balik oleh pasukan Poros 204 Serangan Sekutu di Italia berhasil dan dengan mengizinkan sejumlah divisi Jerman mundur pada tanggal 4 Juni Roma ditaklukkan 205 Sekutu mengalami berbagai keberhasilan di daratan Asia Bulan Maret 1944 Jepang melancarkan invasi pertama dari dua rencananya operasi melawan posisi Britania di Assam India 206 dan kemudian mengepung posisi Persemakmuran di Imphal dan Kohima 207 Bulan Mei 1944 pasukan Britania melakukan serangan balasan yang mendorong tentara Jepang kembali ke Burma 207 dan pasukan Tiongkok yang menyerbu Burma utara pada akhir 1943 mengepung tentara Jepang di Myitkyina 208 Invasi Jepang kedua berupaya menghancurkan pasukan tempur utama Tiongkok melindungi jalur kereta api di antara teritori dudukan Jepang dan menduduki lapangan udara Sekutu 209 Bulan Juni Jepang telah menguasai provinsi Henan dan memulai serangan baru terhadap Changsha di provinsi Hunan 210 Sekutu mendekat 1944 Invasi Normandia oleh Sekutu 6 Juni 1944 Personil dan perlengkapan Pasukan Merah melintasi sungai saat musim panas utara 1944 Pada tanggal 6 Juni 1944 dikenal sebagai D Day setelah tiga tahun ditekan Soviet 144 Sekutu Barat menyerbu Prancis Utara Setelah menyusun kembali beberapa divisi Sekutu dari Italia mereka juga menyerang Prancis Selatan 211 Semua pendaratan ini berhasil dan berakhir dengan kekalahan unit Angkatan Darat Jerman di Prancis Paris dibebaskan oleh pemberontak lokal yang dibantu Pasukan Prancis Merdeka pada tanggal 25 Agustus 212 dan Sekutu Barat terus memukul pasukan Jerman di Eropa Timur sepanjang paruh terakhir tahun ini Sebuah upaya bergerak maju melintasi Jerman Utara yang diawali dengan operasi udara besar besaran di Belanda tidak berhasil 213 Setelah itu Sekutu Barat pelan pelan masuk wilayah Jerman namun gagal menyeberangi Sungai Rur dalam serangan besar Di Italia serbuan Sekutu juga terhambat saat mereka melintasi garis pertahanan besar Jerman terakhir Pada tanggal 22 Juni Soviet mengadakan serangan strategis di Belarus Operasi Bagration yang berakhir dengan nyaris kehancuran total Pusat Grup Angkatan Darat Jerman 214 Tidak lama selepas itu serangan strategis Soviet lainnya mengusir tentara Jerman dari Ukraina Barat dan Polandia Timur Pergerakan Soviet sukses memaksa pasukan pemberontak di Polandia memulai sejumlah pemberontakan meski yang terbesar di Warsawa serta Pemberontakan Slowakia di selatan tidak dibantu Soviet dan dipadamkan oleh pasukan Jerman 215 Serangan strategis Pasukan Merah di Rumania timur memecah belah dan menghancurkan pasukan Jerman di sana sekaligus berhasil menggulingkan pemerintahan di Rumania dan Bulgaria diikuti dengan memihaknya negara negara tersebut ke Sekutu 216 Milisi Polandia pada Pemberontakan Warsawa yang menewaskan 200 000 warga sipil Pada bulan September 1944 tentara Angkatan Darat Merah Soviet melaju hingga Yugoslavia dan memaksa penarikan cepat Grup Angkatan Darat Jerman E dan F di Yunani Albania dan Yugoslavia untuk menyelamatkan mereka dari kehancuran 217 Pada saat ini Partisan Komunis pimpinan Marsekal Josip Broz Tito yang memulai kampanye gerilya sukses melawan pendudukan sejak 1941 menguasai sebagian besar teritori Yugoslavia dan terlibat dalam menunda serangan terhadap pasukan Jerman di selatan Di Serbia utara Pasukan Merah dengan bantuan terbatas dari pasukan Bulgaria membantu Partisan dalam pembebasan bersama ibu kota Belgrade tanggal 20 Oktober Beberapa hari kemudian Soviet melancarkan serangan massal terhadap Hongaria dudukan Jerman yang berlangsung sampai jatuhnya Budapest pada bulan Februari 1945 218 Kebalikan dengan kemenangan impresif Soviet di Balkan pemberontakan Finlandia terhadap serangan Soviet di Tanah Genting Karelia menggagalkan pendudukan Soviet di Finlandia dan berakhir dengan penandatanganan gencatan senjata Soviet Finlandia pada kondisi relatif kondusif 219 220 disertai memihaknya Finlandia ke Sekutu Pada awal Juli pasukan Persemakmuran di Asia Tenggara menggagalkan pengepungan Jepang di Assam memukul pasukannya kembali hingga Sungai Chindwin 221 sementara Tiongkok mencaplok Myitkyina Di Tiongkok Jepang menuai kesuksesan besar berhasil mencaplok Changsha pada pertengahan Juni dan kota Hengyang pada awal Agustus 222 Selepas itu mereka menyerbu provinsi Guangxi memenangkan pertempuran besar melawan pasukan Tiongkok di Guilin dan Liuzhou pada akhir November 223 dan berhasil menyatukan pasukan mereka di Tiongkok dan Indochina pada pertengahan Desember 224 Di Pasifik pasukan Amerika Serikat terus menekan mundur perimeter Jepang Pada pertengahan Juni 1944 mereka memulai serangan ke Kepulauan Mariana dan Palau dan dengan telak mengalahkan pasukan Jepang pada Pertempuran Laut Filipina Kekalahan kekalahan ini memaksa Perdana Menteri Jepang Tōjō mengundurkan diri dan memberi Amerika Serikat keunggulan atas pangkalan udara baru untuk melancarkan serangan bom besar besaran di kepulauan utama Jepang Pada akhir Oktober pasukan Amerika Serikat menyerbu pulau Leyte Filipina tidak lama kemudian angkatan laut Sekutu mencetak kemenangan besar pada Pertempuran Teluk Leyte salah satu pertempuran laut terbesar sepanjang sejarah 225 Poros runtuh Sekutu menang 1945 Tanggal 16 Desember 1944 Jerman mengupayakan kesuksesan terakhirnya di Front Barat dengan mengerahkan sisa sisa pasukan cadangannya untuk melancarkan serangan balasan massal di Ardennes untuk memecah belah Sekutu Barat mengepung sebagian besar tentara Sekutu Barat dan menaklukkan pelabuhan suplai utama mereka di Antwerp demi mencapai penyelesaian politik 226 Pada Januari serangan ini digagalkan tanpa satu tujuan strategis pun yang tercapai 226 Di Italia Sekutu Barat tetap buntu di garis pertahanan Jerman Pada pertengahan Januari 1945 Soviet menyerbu Polandia bergerak dari Sungai Vistula ke Sungai Oder di Jerman dan menduduki Prusia Timur 227 Tanggal 4 Februari para pemimpin A S Britania Raya dan Soviet bertemu di Konferensi Yalta Mereka menyetujui pendudukan di Jerman pascaperang 228 dan Uni Soviet bergabung dalam perang melawan Jepang 229 Pada bulan Februari Soviet menginvasi Silesia dan Pomerania sementara Sekutu Barat memasuki Jerman Barat dan mendekati Sungai Rhine Bulan Maret Sekutu Barat melintasi Rhine di utara dan selatan Ruhr mengepung Grup Agkatan Darat Jerman B 230 sementara Soviet melaju ke Wina Pada awal April Sekutu Barat akhirnya berhasil membuat kemajuan di Italia dan bergerak melintasi Jerman Barat sementara pasukan Soviet menyerbu Berlin pada akhir April kedua pasukan bertemu di sungai Elbe tanggal 25 April Tanggal 30 April 1945 Reichstag diduduki dan menandakan kekalahan militer Reich Ketiga 231 Sejumlah perubahan kepemimpinan terjadi pada masa ini Tanggal 12 April Presiden A S Roosevelt meninggal dunia dan digantikan oleh Harry Truman Benito Mussolini dibunuh oleh partisan Italia tanggal 28 April 232 Dua hari kemudian Hitler bunuh diri dan digantikan oleh Laksamana Agung Karl Donitz 233 Pasukan Jerman menyerah di Italia pada tanggal 29 April Instrumen Penyerahan Diri Jerman ditandatangani tanggal 7 Mei di Reims 234 dan diratifikasi tanggal 8 Mei di Berlin 235 Pusat Grup Angkatan Darat Jerman bertahan di Praha sampai 11 Mei 236 Di teater Pasifik pasukan Amerika Serikat dibantu Persemakmuran Filipina bergerak maju di Filipina membebaskan Leyte pada akhir April 1945 Mereka mendarat di Luzon bulan Januari 1945 dan mencaplok Manila bulan Maret setelah pertempuran yang menghancurkan kota ini Pertempuran berlanjut di Luzon Mindanao dan pulau pulau lain di Filipina sampai berakhirnya perang 237 Bulan Mei 1945 tentara Australia mendarat di Kalimantan dan menduduki ladang minyak di sana Pasukan Britania Amerika Serikat dan Tiongkok mengalahkan Jepang di Burma utara pada bulan Maret dan Britania mencapai Rangoon pada tanggal 3 Mei 238 Pasukan Tiongkok mulai balas menyerang pada Pertempuran Hunan Barat yang pecah antara 6 April dan 7 Juni 1945 Pasukan Amerika Serikat juga bergerak ke Jepang mencaplok Iwo Jima pada bulan Maret dan Okinawa pada akhir Juni 239 Pesawat pengebom Amerika Serikat menghancurkan kota kota Jepang dan kapal selam Amerika Serikat memutuskan impor Jepang 240 Tanggal 11 Juli para pemimpin Sekutu bertemu di Potsdam Jerman Mereka menyetujui perjanjian awal tentang Jerman 241 dan menegaskan tuntutan penyerahan diri semua pasukan Jepang dengan menyatakan bahwa alternatif bagi Jepang adalah kehancuran dalam waktu singkat 242 Dalam konferensi ini Britania Raya mengadakan pemilu dan Clement Attlee menggantikan Churchill sebagai Perdana Menteri 243 Saat Jepang terus mengabaikan persyaratan Potsdam Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki Jepang pada awal Agustus Di antara kedua pengeboman ini Soviet sesuai perjanjian Yalta menyerbu Manchuria dudukan Jepang dan dengan cepat mengalahkan Angkatan Darat Kwantung yang saat itu merupakan pasukan tempur Jepang terbesar 244 245 Pasukan Merah juga menduduki Pulau Sakhalin dan Kepulauan Kuril Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah dengan penandatanganan dokumen penyerahan diri di atas geladak kapal perang Amerika Serikat USS Missouri pada tanggal 2 September 1945 sehingga mengakhiri perang ini 234 Tentara Amerika Serikat dan Soviet bertemu bulan April 1945 di timur Sungai Elbe Jalanan pusat kota Berlin yang hancur pasca Pertempuran Berlin diambil tanggal 3 Juli 1945 Ledakan atom di Nagasaki 9 Agustus 1945 DampakArtikel utama Dampak Perang Dunia II Sekutu mendirikan pemerintahan pendudukan di Austria dan Jerman Negara pertama menjadi negara netral dan tidak memihak dengan blok politik manapun Negara terakhir dibelah menjadi zona pendudukan barat dan timur yang dikuasai Sekutu Barat dan Uni Soviet Program denazifikasi di Jerman melibatkan pengadilan penjahat perang Nazi dan penggulingan mantan Nazi dari kekuasaan meski kebijakan ini lebih condong ke amnesti dan reintegrasi mantan Nazi ke masyarakat Jerman Barat 246 Jerman kehilangan seperempat wilayahnya sebelum perang 1937 wilayah timur Silesia Neumark dan sebagian besar Pomerania diambil alih Polandia Prusia Timur dibagi antara Polandia dan Uni Soviet diikuti dengan pengusiran 9 juta warga Jerman dari provinsi provinsi tersebut serta 3 juta warga Jerman dari Sudetenland di Cekoslowakia ke Jerman Pada 1950 an satu dari lima orang Jerman Barat adalah pengungsi dari timur Uni Soviet juga menduduki provinsi milik Polandia di sebelah timur Garis Curzon melibatkan pengusiran 2 juta warga Polandia 247 Rumania Timur 248 249 dan sebagian Finlandia timur 250 serta tiga negara Baltik 251 252 Perdana Menteri Winston Churchill memberi tanda Victory kepada kerumunan di London pada Hari Kemenangan di Eropa Demi mempertahankan perdamaian 253 Sekutu mendirikan Perserikatan Bangsa Bangsa yang resmi berdiri tanggal 24 Oktober 1945 254 dan mengadopsi Deklarasi Universal Hak Hak Asasi Manusia tahun 1948 sebagai standar umum bagi semua negara anggotanya 255 Kekuatan kekuatan besar yang menjadi pemenang perang Amerika Serikat Uni Soviet Tiongkok Britania Raya dan Prancis menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB 3 Kelima anggota tetap ini masih ada sampai sekarang meski terjadi perubahan dua kursi antara Republik Tiongkok dan Republik Rakyat Tiongkok tahun 1971 dan antara Uni Soviet dan negara penggantinya Federasi Rusia setelah pembubaran Uni Soviet Aliansi antara Sekutu Barat dan Uni Soviet mulai memburuk bahkan sejak sebelum perang berakhir 256 Jerman dibagi secara de facto dan dua negara merdeka Republik Federal Jerman dan Republik Demokratik Jerman 257 dibentuk di dalam perbatasan zona pendudukan Sekutu dan Soviet Seluruh Eropa terbagi antara cakupan pengaruh Barat dan Soviet 258 Kebanyakan negara Eropa timur dan tengah masuk dalam cakupan Soviet yang melibatkan pendirian rezim rezim Komunis dengan dukungan penuh atau setengah dari otoritas pendudukan Soviet Akibatnya Polandia Hongaria 259 Cekoslowakia 260 Rumania Albania 261 dan Jerman Timur menjadi negara satelit Soviet Yugoslavia Komunis melaksanakan kebijakan merdeka penuh yang menciptakan ketegangan dengan Uni Soviet 262 Pembagian dunia pascaperang diresmikan oleh dua aliansi militer internasional NATO pimpinan Amerika Serikat dan Pakta Warsawa pimpinan Soviet 263 periode panjang ketegangan politik dan persaingan militer di antara mereka Perang Dingin akan dilengkapi oleh perlombaan senjata dan perang proksi yang tidak terduga 264 Di Asia Amerika Serikat memimpin pendudukan Jepang dan menguasai bekas pulau pulau Jepang di Pasifik Barat sementara Soviet menganeksasi Sakhalin dan Kepulauan Kuril 265 Korea sebelumnya di bawah kekuasaan Jepang dibagi dan diduduki oleh Amerika Serikat di Selatan dan Uni Soviet di Utara antara 1945 dan 1948 Republik terpisah muncul di kedua sisi garis paralel ke 38 pada tahun 1948 masing masing mengklaim sebagai pemerintahan sah untuk seluruh Korea dan berujung pada pecahnya Perang Korea 266 Di Tiongkok pasukan nasionalis dan komunis melanjutkan perang saudara pada bulan Juni 1946 Pasukan komunis menang dan mendirikan Republik Rakyat Tiongkok di daratan sementara pasukan nasionalis mundur ke Taiwan tahun 1949 267 Di Timur Tengah penolakan Arab terhadap Rencana Pembagian Palestina Perserikatan Bangsa Bangsa dan pembentukan Israel menandai eskalasi konflik Arab Israel Saat kekuatan kekuatan kolonial Eropa berupaya merebut kembali sebagian atau semua imperium kolonialnya kehilangan prestise dan sumber daya saat perang justru menggagalkan upaya ini dan mendorong dilakukannya dekolonisasi 268 269 Ekonomi global menderita akibat perang meski negara negara yang terlibat terpengaruh dengan berbagai cara Amerika Serikat tampil lebih kaya daripada negara lain negara ini mengalami ledakan bayi dan pada tahun 1950 produk domestik bruto per orangnya lebih tinggi daripada negara negara besar lain dan Amerika Serikat mendominasi ekonomi dunia 270 271 Britania Raya dan Amerika Serikat menerapkan kebijakan pelucutan industri di Jerman Barat pada tahun 1945 1948 272 Akibat perdagangan internasional yang saling tergantung hal ini menciptakan stagnasi ekonomi di Eropa dan menunda pemulihan Eropa selama beberapa tahun 273 274 Pemulihan dimulai dengan reformasi mata uang di Jerman Barat pada pertengahan 1948 dan dipercepat oleh liberalisasi kebijakan ekonomi Eropa yang dipengaruhi Rencana Marshall 1948 1951 baik secara langsung maupun tidak langsung 275 276 Pemulihan Jerman Barat pasca 1948 disebut sebut sebagai keajaiban ekonomi Jerman 277 Selain itu ekonomi Italia 278 279 dan Prancis juga meroket 280 Kebalikannya Britania Raya berada dalam fase kekacauan ekonomi 281 dan terus memburuk selama beberapa dasawarsa 282 Uni Soviet meski menderita kerugian manusia dan material yang luar biasa juga mengalami peningkatan pesat produksi pada masa masa pascaperang 283 Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi pesat menjadi salah satu ekonomi terkuat dunia pada tahun 1980 an 284 Tiongkok kembali ke produksi industrinya sebelum perang pada tahun 1952 285 Peta kolonisasi dunia tahun 1945 Dengan berakhirnya perang perang pembebasan bangsa tercipta berakhir dengan pembentukan Israel dan dekolonisasi Asia dan Afrika Korban dan kejahatan perang Artikel utama Korban Perang Dunia II dan Daftar kejahatan perang Korban jiwa Perang Dunia II Perkiraan total korban perang bervariasi karena banyak kematian yang tidak tercatat Kebanyakan pihak memperkirakan sekitar 60 juta orang tewas dalam perang termasuk 20 juta tentara dan 40 juta warga sipil 286 287 288 Banyak warga sipil tewas akibat wabah kelaparan pembantaian pengeboman dan genosida yang disengaja Uni Soviet kehilangan sekitar 27 juta rakyatnya sepanjang perang 289 termasuk 8 7 juta personel militer dan 19 juta warga sipil Pangsa korban jiwa militer terbesar adalah etnis Rusia 5 756 000 diikuti etnis Ukraina 1 377 400 290 Satu dari empat warga sipil Sovet dibunuh atau terluka dalam perang ini 291 Jerman mengalami 5 3 juta kematian militer kebanyakan di Front Timur dan sepanjang pertempuran terakhir di Jerman 292 Dari total korban tewas pada Perang Dunia II sekitar 85 persen kebanyakan Soviet dan Tiongkok berada di pihak Sekutu dan 15 persen sisanya di pihak Poros Sebagian besar kematian ini diakibatkan oleh kejahatan perang yang dilakukan pasukan Jerman dan Jepang di wilayah pendudukan Sekitar 11 293 sampai 17 juta 294 warga sipil tewas akibat kebijakan ideologi Nazi secara langsung maupun tidak langsung termasuk genosida sistematis sekitar enam juta kaum Yahudi sepanjang Holocaust ditambah lima juta bangsa Roma homoseksual serta Slav dan suku bangsa atau kaum minoritas lainnya 295 Secara kasar 7 5 juta warga sipil tewas di Tiongkok selama pendudukan Jepang 296 Ratusan ribu perkiraan bervariasi etnis Serbia bersama gipsi dan Yahudi dibunuh oleh Ustase Kroasia yang berpihak pada Poros di Yugoslavia 297 dengan pembunuhan balas dendam terhadap warga sipil Kroasia tepat setelah perang berakhir Warga sipil Tiongkok hendak dikubur hidup hidup oleh tentara Jepang Kekejaman Jepang yang paling terkenal adalah Pembantaian Nanking yaitu ketika sekian ratus ribu warga sipil Tiongkok diperkosa dan dibunuh 298 Antara 3 juta hingga lebih dari 10 juta warga sipil kebanyakan etnis Tiongkok dibunuh oleh pasukan pendudukan Jepang 299 Mitsuyoshi Himeta melaporkan 2 7 juta korban jiwa selama dilaksanakannya Sankō Sakusen Jenderal Yasuji Okamura menerapkan kebijakan ini di Heipei dan Shantung 300 Pasukan Poros memakai senjata biologis dan kimia dalam jumlah terbatas Italia memakai gas mustar saat menaklukkan Abisinia 301 sementara Angkatan Darat Kekaisaran Jepang memakai berbagai macam senjata saat menyerbu dan menduduki Tiongkok lihat Unit 731 302 303 dan pada konflik awal melawan Soviet 304 Baik Jerman dan Jepang menguji senjata senjata tersebut terhadap warga sipil 305 serta tahanan perang 306 Meski banyak aksi Poros diadili dalam pengadilan internasional pertama di dunia 307 insiden yang diakibatkan pihak Sekutu tidak diadili Misalnya pemindahan penduduk di Uni Soviet dan penahanan warga Jepang Amerika di Amerika Serikat Operasi Keelhaul 308 pengusiran penduduk Jerman setelah Perang Dunia II pemerkosaan pada pendudukan Jerman pembantaian Katyn oleh Uni Soviet yang tanggung jawabnya dituduhkan kepada Jerman Sejumlah besar kematian akibat kelaparan juga disebabkan oleh perang seperti kelaparan Bengal 1943 dan kelaparan Vietnam 1944 45 309 Sejumlah sejarawan seperti Jorg Friedrich menegaskan bahwa pengeboman massal kawasan berpenduduk di wilayah musuh termasuk Tokyo dan terutama kota kota Jerman di Dresden Hamburg dan Koln oleh Sekutu Barat yang mengakibatkan kehancuran lebih dari 160 kota dan kematian 600 000 warga sipil Jerman bisa dianggap sebagai kejahatan perang 310 Kamp konsentrasi dan perbudakan Informasi lebih lanjut Holocaust Konsekuensi Nazisme Kejahatan perang Jepang dan Kejahatan perang Sekutu pada Perang Dunia II Jenazah di kamp konsentrasi Mauthausen Gusen setelah dibebaskan kemungkinan tahanan politik atau tahanan perang Soviet Nazi bertanggung jawab atas terjadinya Holocaust yaitu pembunuhan sekitar enam juta meskipun jumlahnya diragukan kaum Yahudi kebanyakan Ashkenazim serta dua juta etnis Polandia dan empat juta orang lainnya yang dianggap tidak layak hidup termasuk orang cacat dan sakit jiwa tahanan perang Soviet homoseksual Freemason Saksi Saksi Yehuwa dan Romani sebagai bagian dari program pemusnahan dengan sengaja Sekitar 12 juta orang kebanyakan penduduk Eropa Timur dipekerjakan sebagai buruh paksa di ekonomi perang Jerman 311 Terlepas dari semua itu ada beberapa pihak yang meragukan jumlah korban Holocoust Mereka beranggapan bahwa korban Holocoust tidak sampai mencapai 6 juta orang melainkan hanya ratusan ribu saja Peristiwa ini juga dianggap oleh pihak pihak tertentu sebagai propaganda untuk menarik simpati terhadap berdirinya negara Israel Banyaknya negara negara Eropa memberikan hukuman bagi siapa saja yang tidak percaya pada peristiwa Holocoust dan seringnya peristiwa ini ditunjukkan dalam film film dan dalam buku buku sejarah membuat pihak pihak tersebut ragu akan kebenaran peristiwa ini Namun terlepas dari semua keraguan itu peristiwa pembantaian dan penyiksaan terhadap Yahudi benar benar ada meskipun jumlah korbannya masih kontroversial Selain kamp konsentrasi Nazi gulag kamp buruh Soviet mengakibatkan kematian warga sipil negara negara yang diduduki seperti Polandia Lituania Latvia dan Estonia serta tahanan perang Jerman dan bahkan warga sipil Soviet yang dianggap mendukung Nazi 312 Enam puluh persen tahanan perang Jerman di Soviet tewas sepanjang perang 313 Richard Overy memberi jumlah 5 7 juta tahanan perang Soviet Dari jumlah tersebut 57 persen meninggal dunia atau dibunuh dengan jumlah 3 6 juta orang 314 Mantan tahanan perang Soviet dan warga sipil yang pulang diperlakukan dengan kecurigaan luar biasa sebagai pendukung Nazi yang potensial dan beberapa di antara mereka dikirim ke Gulag setelah diperiksa NKVD 315 Kamp tahanan perang Jepang kebanyakan dipakai sebagai kamp buruh juga memiliki tingkat kematian tinggi Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh menemukan tingkat kematian tahanan Barat adalah 27 1 persen 37 persen untuk tahanan perang Amerika Serikat 316 tujuh kali lebih tinggi daripada tahanan perang di Jerman dan Italia 317 Sementara 37 583 tahanan dari Britania Raya 28 500 dari Belanda dan 14 743 dari Amerika Serikat dilepaskan setelah penyerahan diri Jepang tahanan Tiongkok yang dilepas hanya 56 orang 318 Menurut sejarawan Zhifen Ju sedikitnya lima juta warga sipil Tiongkok dari Tiongkok utara dan Manchukuo diperbudak antara 1935 dan 1941 oleh Dewan Pembangunan Asia Timur atau Kōain untuk bekerja di pertambangan dan industri perang Setelah 1942 jumlah ini mencapai 10 juta orang 319 U S Library of Congress memperkirakan bahwa di Jawa antar 4 dan 10 juta romusha bahasa Indonesia buruh manual dipaksa bekerja oleh militer Jepang Sekitar 270 000 buruh Jawa dikirim ke wilayah pendudukan Jepang lain di Asia Tenggara dan hanya 52 000 orang yang pulang ke Jawa 320 Pada tanggal 19 Februari 1942 Roosevelt menandatangani Perintah Eksekutif 9066 yang menahan ribuan orang Jepang Italia Jerman Amerika dan sejumlah emigran dari Hawaii yang mengungsi setelah pengeboman Pearl Harbor sampai perang berakhir Pemerintah A S dan Kanada menahan 150 000 warga Jepang Amerika 321 322 Selain itu 14 000 penduduk Jerman dan Italia di A S yang dianggap sebagai risiko keamanan juga ditahan 323 Sesuai perjanjian Sekutu pada Konferensi Yalta jutaan tahanan perang dan warga sipil dimanfaatkan sebagai buruh paksa oleh Uni Soviet 324 Dalam hal Hongaria penduduknya dipaksa bekerja untuk Uni Soviet sampai 1955 325 Front dalam negeri dan produksi Artikel utama Produksi militer pada Perang Dunia II dan Front dalam negeri pada Perang Dunia II Rasio PDB Sekutu dibandingkan dengan Poros Di Eropa sebelum pecah perang Sekutu memiliki keunggulan signifikan dalam hal populasi dan ekonomi Pada tahun 1938 Sekutu Barat Britania Raya Prancis Polandia dan Jajahan Britania memiliki populasi 30 persen lebih besar dan produk domestik bruto 30 persen lebih besar daripada Poros Eropa Jerman dan Italia jika koloni disertakan dalam hitungan Sekutu mendapatkan keunggulan 5 1 dalam jumlah penduduk dan 2 1 dalam PDB 326 Di Asia pada saat yang sama Tiongkok memiliki jumlah penduduk enam kali lebih banyak daripada Jepang tetapi PDB yang 89 persen lebih tinggi jumlah ini berkurang menjadi populasi tiga kali lebih banyak dan PDB 38 persen lebih tinggi jika koloni koloni Jepang disertakan dalam hitungan 326 Meski keunggulan ekonomi dan populasi Sekutu dimanfaatkan besar besaran selama serangan blitzkrieg awal Jerman dan Jepang mereka menjadi faktor penentu pada tahun 1942 setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet bergabung dengan Sekutu setelah sebagian besar perang ini menjadi perang atrisi 327 Sementara kemampuan Sekutu untuk melampaui produksi Poros sering dikaitkan dengan akses Sekutu yang besar ke sumber daya alam faktor faktor lain seperti keengganan Jerman dan Jepang untuk mempekerjakan wanita dalam tenaga kerja 328 329 pengeboman strategis oleh Sekutu 330 331 dan peralihan terbaru Jerman ke ekonomi perang 332 sangat berkontribusi besar Selain itu baik Jerman maupun Jepang tidak berencana mengadakan perang yang berkepanjangan dan tidak sanggup melakukannya 333 334 Untuk meningkatkan produksi mereka Jerman dan Jepang memanfaatkan jutaan buruh budak 335 Jerman memanfaatkan 12 juta orang kebanyakan dari Eropa Timur 311 sementara Jepang memanfaatkan lebih dari 18 juta orang di Asia Timur Jauh 319 320 Pendudukan Artikel utama Kolaborasi selama Perang Dunia II Perlawanan selama Perang Dunia II Pendudukan Jerman di Eropa dan Penjarahan Nazi Partisan Soviet digantung oleh tentara Jerman pada Januari 1943 Di Eropa pendudukan muncul dalam dua bentuk yang sangat berbeda Di Eropa Barat Utara dan Tengah Prancis Norwegia Denmark Negara Negara Hilir dan wilayah Cekoslowakia yang dianeksasi Jerman menerapkan kebijakan ekonomi yang berhasil mengumpulkan 69 5 miliar reichmark 27 8 miliar dolar AS pada akhir perang jumlah ini tidak meliputi perampokan produk industri perlengkapan militer bahan mentah dan barang barang lain 336 Dari situ pendapatan yang muncul dari negara negara pendudukan mencapai 40 persen dari pendapatan yang dikumpulkan Jerman dari pajak jumlah yang meningkat hampir 40 persen dari total pendapatan Jerman sepanjang perang 337 Di Timur keuntungan yang diharapkan dari Lebensraum tidak pernah didapatkan karena garis depan yang berfluktuasi dan kebijakan bumi hangus Soviet memusnahkan sumber daya bagi para penjajah Jerman 338 Tidak seperti di Barat kebijakan ras Nazi mengizinkan kekejaman berlebihan terhadap orang inferior keturunan Slavik sebagian besar serbuan Jerman disertai dengan eksekusi massal 339 Meski kelompok pemberontak berdiri di hampir semua teritori pendudukan mereka tidak mengganggu operasi Jerman baik di Timur 340 maupun Barat 341 sampai akhir tahun 1943 Di Asia Jepang menyebut negara negara di bawah pendudukannya sebagai bagian dari Lingkup Persemakmuran Asia Timur Raya yang pada dasarnya merupakan hegemoni Jepang yang diklaim bertujuan membebaskan bangsa yang dikolonisasi 342 Meski pasukan Jepang awalnya disambut sebagai pembebas dari dominasi Eropa di sejumlah daerah kekejaman mereka yang berlebihan mengubah opini publik menjadi menentang mereka dalam hitungan minggu 343 Selama penaklukan awal Jepang negara ini mencaplok 4000000 barel 640000 m3 minyak 5 5 105 ton yang ditinggalkan oleh pasukan Sekutu yang mundur dan pada tahun 1943 Jepang mampu merebut produksi minyak di Hindia Timur Belanda hingga 50 milliar barel 76 persen dari tingkat produksinya tahun 1940 343 Kemajuan teknologi dan peperangan Artikel utama Teknologi pada Perang Dunia II Pesawat terbang dimanfaatkan sebagai alat mata mata pesawat tempur pengebom dan bantuan darat dan masing masing perannya memperoleh kemajuan yang berarti Inovasi inovasi yang muncul meliputi pengangkutan udara kemampuan memindahkan suplai perlengkapan dan personel berprioritas tinggi dan terbatas dalam waktu singkat 344 dan pengeboman strategis pengeboman kawasan berpenduduk untuk menghancurkan industri dan moral 345 Persenjataan antipesawat juga dikembangkan termasuk pertahanan radar dan artileri darat ke udara seperti senjata 88 mm Jerman Pemakaian pesawat jet dimulai dan meski pengenalannya yang terlambat memberi sedikit pengaruh pesawat jet kelak menjadi standar angkatan udara di seluruh dunia 346 Kemajuan dibuat di hampir segala aspek pertempuran laut terutama kapal angkut pesawat kapal induk dan kapal selam Meski sejak awal perang peperangan udara menuai sedikit kesuksesan berbagai aksi di Taranto Pearl Harbor Laut Tiongkok Selatan dan Laut Koral membuat kapal induk dianggap mampu menggantikan kapal perang 347 348 349 Di Atlantik kapal induk pengawal terbukti memainkan peran penting dalam konvoi Sekutu dan meningkatkan radius perlindungan efektif serta membantu menutup celah Atlantik Tengah 350 Kapal induk juga lebih ekonomis daripada kapal perang karena biaya produksi pesawat yang relatif rendah 351 dan tidak perlu diperkuat habis habisan 352 Kapal selam terbukti merupakan senjata efektif pada Perang Dunia Pertama 353 diantisipasi oleh semua pihak sebagai sesuatu yang terpenting nomor dua Britania memfokuskan pengembangan persenjataan dan taktik antikapal selam seperti sonar dan konvoi sementara Jerman berfokus pada memperbarui kemampuan serangannya dengan desain seperti kapal selam Tipe VII dan taktik wolfpack 354 Secara perlahan teknologi baru Sekutu seperti sinar Leigh hedgehog squid dan torpedo pintar terbukti unggul Peperangan darat berubah dari garis depan statis pada Perang Dunia I ke peningkatan mobilitas dan senjata gabungan Tank yang sering dipakai untuk membantu infanteri saat Perang Dunia Pertama berubah menjadi senjata utama 355 Pada akhir 1930 an desain tank lebih maju dibandingkan saat Perang Dunia I 356 dan kemajuan terjadi sepanjang perang melalui peningkatan kecepatan pertahanan dan daya tembak Saat perang dimulai kebanyakan komandan menduga tank musuh harus bertemu tank dengan spesifikasi yang lebih hebat 357 Ide ini ditantang oleh performa buruk senjata tank awal yang relatif ringan melawan kendaraan lapis baja dan doktrin Jerman menghindari pertempuran tank versus tank Hal ini bersama pemakaian senjata gabungan oleh Jerman termasuk di antara elemen kunci kesuksesan taktik blitzkrieg mereka di Polandia dan Prancis 355 Banyak cara untuk menghancurkan tank termasuk dengan artileri tidak langsung senjata antitank baik yang ditarik maupun gerak sendiri ranjau senjata antitank infanteri jarak pendek dan bahkan tank lain pun diikutsertakan 357 Bahkan dengan mekanisasi besar besaran infanteri masih merupakan tulang punggung seluruh pasukan 358 dan sepanjang perang sebagian besar infanteri memiliki perlengkapan yang sama seperti saat Perang Dunia I 359 Senapan mesin portabel meluas seperti MG34 Jerman dan berbagai senapan submesin yang dimodifikasi untuk pertempuran jarak dekat di perkotaan dan hutan 359 Senapan serbu sebuah pengembangan akhir perang yang mencakup berbagai fitur bedil dan senjata submesin menjadi senjata standar infanteri pascaperang untuk sebagian besar angkatan bersenjata 360 361 Sebagian besar pihak yang terlibat berupaya memecahkan masalah kompleksitas dan kerumitan yang muncul dari pemakaian buku kode besar untuk kriptografi dengan memakai mesin sandi yang paling terkenal adalah mesin Enigma Jerman 362 SIGINT signals intelligence adalah proses melawan dekripsi yang pernah dipakai oleh Sekutu untuk memecahkan kode laut Jepang 363 dan Ultra dari Britania Raya berasal dari metodologi dari Polish Cipher Bureau yang berhasil mengungkap Enigma sejak tujuh tahun sebelum perang dimulai 364 Aspek lain intelijen militer adalah pemakaian kebohongan yang berhasil dipakai oleh Sekutu dengan kesuksesan besar seperti dalam operasi Mincemeat dan Bodyguard 363 365 Kemajuan teknologi dan rekayasa lainnya tercapai sepanjang atau setelah perang termasuk komputer komputer terprogram pertama di dunia Z3 Colossus dan ENIAC misil pandu dan roket modern pengembangan senjata nuklir Proyek Manhattan penelitian operasi dan pengembangan pelabuhan buatan dan jalur pipa di bawah Selat Inggris 366 Boeing B 17E Amerika Serikat Sekutu kehilangan 160 000 penerbang dan 33 700 pesawat sepanjang perang udara di Eropa 367 Kapal selam Jerman U 995 antara tahun 1939 dan 1945 3 500 kapal dagang Sekutu ditenggelamkan dengan mengorbankan 783 kapal U Jerman T 34 Soviet tank paling banyak diproduksi dalam perang ini Lebih dari 57 000 unit dibuat pada tahun 1945 Lihat pulaBuku Perang Dunia IIBuku Wikipedia adalah koleksi artikel yang bisa diunduh atau dipesan dalam bentuk cetak Daftar pertempuran pada Perang Dunia II Daftar operasi militer pada Perang Dunia II Perang Dunia II dalam budaya masyarakat Tingkat kematian pada abad ke 20DokumenterApocalypse The Second World War 2009 dokumenter Prancis enam bagian karya Daniel Costelle dan Isabelle Clarke tentang Perang Dunia II Battlefield seri dokumenter yang mengudara tahun 1994 5 yang mengupas berbagai pertempuran penting pada Perang Dunia II BBC History of World War II serial televisi yang mengudara sejak 1989 sampai 2005 The World at War 1974 serial Thames Television 26 bagian yang mengulas berbagai aspek Perang Dunia II dari sejumlah sudut pandang termasuk wawancara dengan beberapa figur utama seperti Karl Donitz Albert Speer dan Anthony Eden Catatan kaki 23 Agustus 1939 Uni Soviet dan Jerman menandatangani pakta nonagresi diam diam membelah Eropa Timur menjadi beberapa cakupan pengaruh Gencatan senjata Uni Soviet dengan Jepang 16 September 1939 menyerbu Polandia 17 September 1939 menyerang Finlandia 30 September 1939 memaksa aneksasi negara negara Baltik Juni 1940 mencaplok Rumania Timur 4 Juli 1940 22 Juni 1941 Uni Soviet diserbu Poros Eropa Uni Soviet memihak dengan negara negara yang memerangi Poros Setelah kejatuhan Republik Ketiga tahun 1940 pemerintahan de facto nya adalah Rezim Vichy Rezim ini melaksanakan kebijakan pro Poros sampai November 1942 namun tetap netral secara resmi Pasukan Prancis Merdeka berbasis di London diakui oleh semua negara Sekutu sebagai pemerintah resmi pada bulan September 1944 Kutipan Sommerville Donald 2008 The Complete Illustrated History of World War Two An Authoritative Account of the Deadliest Conflict in Human History with Analysis of Decisive Encounters and Landmark Engagements Lorenz Books hlm 5 ISBN 0 7548 1898 5 Barrett David P Shyu Lawrence N 2001 China in the anti Japanese War 1937 1945 politics culture and society Volume 1 of Studies in modern Chinese history New York Peter Lang hlm 6 ISBN 0 8204 4556 8 Parameter unused data yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b The UN Security Council diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 06 20 diakses tanggal 15 May 2012 Chickering Roger 2006 A World at Total War Global Conflict and the Politics of Destruction 1937 1945 Cambridge University Press hlm 64 ISBN 0 275 98710 8 Fiscus James W 2007 Critical Perspectives on World War II Rosen Publishing Group hlm 44 ISBN 1 4042 0065 7 Ben Horin Eliahu 1943 The Middle East Crossroads of History W W Norton amp Co p 169 Taylor A J P 1979 How Wars Begin Hamilton p 124 ISBN 0 241 10017 8 Yisreelit Hevrah Mizrahit 1965 Asian and African Studies p 191 For 1941 see Taylor A J P 1961 The Origins of the Second World War Hamilton p vii Kellogg William O 2003 American History the Easy Way Barron s Educational Series p 236 ISBN 0 7641 1973 7 There also exists the viewpoint that both World War I and World War II are part of the same European Civil War or Second Thirty Years War Canfora Luciano Jones Simon 2006 Democracy in Europe A History of an Ideology Wiley Blackwell p 155 ISBN 1 4051 1131 3 Prin Gwyn 2002 The Heart of War On Power Conflict and Obligation in the Twenty First Century Routledge p 11 ISBN 0 415 36960 6 Beevor Antony 2012 The Second World War London Weidenfeld amp Nicolson hlm 10 ISBN 9780297844976 Masaya Shiraishi 1990 Japanese relations with Vietnam 1951 1987 SEAP Publications hlm 4 ISBN 0 87727 122 4 German American Relations Treaty on the Final Settlement with Respect to Germany two plus four Usa usembassy de Diakses tanggal 29 January 2012 Derby Mark Conscription conscientious objection and pacifism Te Ara Diakses tanggal 22 June 2012 The move towards world war in 1914 sparked an upsurge in pacifist movements Pacifism in the Twentieth Century pacifism Columbia Electronic Encyclopedia Diakses tanggal 22 June 2012 During the 1920s and early 30s pacifism enjoyed an upsurge Kantowicz 1999 hlm 149 Davies 2008 hlm 134 140 Shaw 2000 hlm 35 Bullock 1962 hlm 265 Preston 1998 hlm 104 Myers 1987 hlm 458 Smith 2004 hlm 28 Coogan Anthony July 1993 The Volunteer Armies of Northeast China History Today 43 Diakses tanggal 14 November 2009 Although some Chinese troops in the Northeast managed to retreat south others were trapped by the advancing Japanese Army and were faced with the choice of resistance in defiance of orders or surrender A few commanders submitted receiving high office in the puppet government but others took up arms against the invader The forces they commanded were the first of the volunteer armies Brody 1999 hlm 4 Zalampas 1989 hlm 62 Record 2005 hlm 50 Mandelbaum 1988 hlm 96 Schmitz David F 2001 The First Wise Man Rowman amp Littlefield hlm 124 ISBN 0 8420 2632 0 Kitson 2001 hlm 231 Adamthwaite 1992 hlm 52 Graham 2005 hlm 110 Busky 2002 hlm 10 Barker A J 1971 The Rape of Ethiopia 1936 Ballantine Books hlm 131 2 ISBN 0 345 02462 1 Beevor Antony 2006 The Battle for Spain The Spanish Civil War 1936 1939 London Phoenix hlm 258 260 ISBN 0 7538 2165 6 Budiansky Stephen 2004 Air power The Men Machines and Ideas that Revolutionized War from Kitty Hawk to Gulf War II London Viking hlm 209 211 ISBN 0 670 03285 9 Fairbank John King Feuerwerker Albert Twitchett Denis Crispin 1986 The Cambridge history of China Cambridge University Press hlm 547 551 ISBN 0 521 24338 6 Fairbank John King Feuerwerker Albert Twitchett Denis Crispin 1986 The Cambridge history of China Cambridge University Press hlm 566 ISBN 0 521 24338 6 Taylor Jay 2009 The Generalissimo Chiang Kai shek and the struggle for modern China Harvard University Press hlm 150 152 ISBN 978 0 674 03338 2 Coox Alvin D 1990 Nomonhan Japan Against Russia 1939 Stanford University Press hlm 189 ISBN 0 8047 1835 0 Sella Amnon October 1983 Khalkhin Gol The Forgotten War Journal of Contemporary History 18 4 651 87 Chaney Otto Preston 1996 Zhukov University of Oklahoma Press hlm 76 ISBN 0 8061 2807 0 Collier Martin Pedley Philip 2000 Germany 1919 45 Heinemann hlm 144 ISBN 0 435 32721 6 Kershaw 2001 hlm 121 2 Kershaw 2001 hlm 157 Davies 2008 hlm 143 4 Lowe Cedric James Marzari F 2002 Italian Foreign Policy 1870 1940 Taylor amp Francis hlm 330 ISBN 0 415 27372 2 Dear I C B Foot M R D ed 2002 Pact of Steel Oxford Companion to World War II Oxford University Press hlm 674 ISBN 0 19 860446 7 Shore Zachary 2003 What Hitler Knew The Battle for Information in Nazi Foreign Policy Oxford University Press US hlm 108 ISBN 0 19 515459 2 Dear I C B Foot M R D ed 2002 Nazi Soviet Pact Oxford University Press hlm 608 ISBN 0 19 860446 7 Tidak memiliki atau tanpa title bantuan Evans Richard J 2008 The Third Reich at War 1939 1945 London Allen Lane hlm 1 2 ISBN 978 0 7139 9742 2 Weinberg 2005 hlm 64 65 Keegan John 1997 The Second World War London Pimlico hlm 35 ISBN 0 7126 7348 2 Roskill S W 1954 The War at Sea 1939 1945 Volume 1 The Defensive History of the Second World War United Kingdom Military Series London HMSO hlm 64 Fritz Martin 2005 Economic Warfare Dalam Dear I C B Foot M R D The Oxford Companion to World War II Oxford University Press hlm 248 ISBN 978 0 19 280670 3 Pemeliharaan CS1 Banyak nama editors list link Zaloga Steven J Gerrard Howard 2002 Poland 1939 The Birth of Blitzkrieg Oxford Osprey Publishing hlm 83 ISBN 1 84176 408 6 Hempel Andrew 2003 Poland in World War II An Illustrated Military History New York Hippocrene Books hlm 24 ISBN 0 7818 1004 3 Zaloga Stephen J 2004 Poland 1939 The Birth of Blitzkrieg London Praeger hlm 88 89 ISBN 0 275 98278 5 Budiansky Stephen 2001 Battle of Wits The Complete Story of Codebreaking in World War II London Penguin hlm 120 121 ISBN 0 14 028105 3 Jowett amp Andrew 2002 hlm 14 Smith David J 2002 The Baltic States Estonia Latvia and Lithuania Routledge 1st edition hlm 24 ISBN 0 415 28580 1 a b Bilinsky Yaroslav 1999 Endgame in NATO s Enlargement The Baltic States and Ukraine Greenwood Publishing Group hlm 9 ISBN 0 275 96363 2 a b Murray amp Millett 2001 hlm 55 56 Spring D W 1986 The Soviet Decision for War against Finland 30 November 1939 Europe Asia Studies Taylor amp Francis Ltd 38 2 207 226 doi 10 1080 09668138608411636 JSTOR 151203 Hanhimaki Jussi M 1997 Containing Coexistence America Russia and the Finnish Solution Kent State University Press hlm 12 ISBN 0 87338 558 6 Weinberg 1995 hlm 95 121 Shirer William L 1990 The Rise and Fall of the Third Reich A History of Nazi Germany Simon and Schuster hlm 668 9 ISBN 0 671 72868 7 Murray amp Millett 2001 hlm 57 63 Commager Henry Steele 2004 The Story of the Second World War Brassey s hlm 9 ISBN 1 57488 741 6 Dear I C B Foot M R D ed 2002 Iceland Oxford Companion to World War II Oxford University Press hlm 436 ISBN 0 19 860446 7 Reynolds David 27 April 2006 From World War to Cold War Churchill Roosevelt and the International History of the 1940s Oxford University Press USA hlm 76 ISBN 0 19 928411 3 Evans Richard J 2008 The Third Reich at War 1939 1945 London Allen Lane hlm 122 123 ISBN 978 0 7139 9742 2 Shirer William L 1990 The Rise and Fall of the Third Reich A History of Nazi Germany Simon and Schuster hlm 721 3 ISBN 0 671 72868 7 Keegan John 1997 The Second World War London Pimlico hlm 59 60 ISBN 0 7126 7348 2 Regan Geoffrey 2000 The Brassey s book of military blunders Brassey s hlm 152 ISBN 1 57488 252 X Keegan John 1997 The Second World War London Pimlico hlm 66 67 ISBN 0 7126 7348 2 Overy Richard 1999 The Road to War edisi ke Revised and updated London Penguin hlm 207 ISBN 0 14 028530 X Parameter coauthor yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Klaus Autbert 2001 Germany and the Second World War Volume 2 Germany s Initial Conquests in Europe Oxford University Press hlm 311 ISBN 0 19 822888 0 Brown David 2004 The Road to Oran Anglo French Naval Relations September 1939 July 1940 Taylor amp Francis hlm xxx ISBN 0 7146 5461 2 Ferguson Niall 2006 The War of the WorldPenguin pp 367 376 379 417 Snyder Timothy 2010 Bloodlands Random House from p 118 onwards H W Koch Hitler s Programme and the Genesis of Operation Barbarossa The Historical Journal Vol 26 No 4 Dec 1983 pp 891 920 Roberts Geoffrey 2006 Stalin s Wars From World War to Cold War 1939 1953 Yale University Press hlm 56 ISBN 0 300 11204 1 Roberts Geoffrey 2006 Stalin s Wars From World War to Cold War 1939 1953 Yale University Press hlm 59 ISBN 0 300 11204 1 a b Kelly Nigel Rees Rosemary Shuter Jane 1998 Twentieth Century World Heinemann hlm 38 ISBN 0 435 30983 8 Goldstein Margaret J 2004 World War II Twenty First Century Books hlm 35 ISBN 0 8225 0139 2 Overy Richard 1999 The Road to War edisi ke Revised and updated London Penguin hlm 288 289 ISBN 0 14 028530 X Parameter coauthor yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Overy Richard 1999 The Road to War edisi ke Revised and updated London Penguin hlm 328 330 ISBN 0 14 028530 X Parameter coauthor yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Morison Samuel Eliot 2002 History of United States Naval Operations in World War II University of Illinois Press hlm 60 ISBN 0 252 07065 8 Maingot Anthony P 1994 The United States and the Caribbean Challenges of an Asymmetrical Relationship Westview Press hlm 52 ISBN 0 8133 2241 3 Cantril Hadley September 1940 America Faces the War A Study in Public Opinion The Public Opinion Quarterly 4 3 390 Bilhartz Terry D Elliott Alan C 2007 Currents in American History A Brief History of the United States M E Sharpe hlm 179 ISBN 978 0 7656 1821 4 Murray amp Millett 2001 hlm 165 Knell Hermann 2003 To Destroy a City Strategic Bombing and Its Human Consequences in World War II Da Capo hlm 205 ISBN 0 306 81169 3 Murray amp Millett 2001 hlm 233 245 Schoenherr Steven 1 October 2005 Undeclared Naval War in the Atlantic 1941 History Department at the University of San Diego Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 05 09 Diakses tanggal 15 February 2010 Dear I C B Foot M R D ed 2002 Tripartite Pact Oxford Companion to World War II Oxford University Press hlm 877 ISBN 0 19 860446 7 Deletant Dennis 2002 Romania Dalam Dear I C B Foot M R D Oxford Companion to World War II hlm 745 46 ISBN 0 19 860446 7 Clogg Richard 1992 A Concise History of Greece Cambridge University Press hlm 118 ISBN 0 521 80872 3 Andrew Stephen 2001 The Italian Army 1940 45 2 Africa 1940 43 Osprey Publishing hlm 9 10 ISBN 1 85532 865 8 Brown David 2002 The Royal Navy and the Mediterranean Routledge hlm 64 65 ISBN 0 7146 5205 9 Jackson Ashley 2006 The British Empire and the Second World War Continuum International Publishing Group hlm 106 ISBN 1 85285 417 0 Laurier Jim 2001 Tobruk 1941 Rommel s opening move Osprey Publishing hlm 7 8 ISBN 1 84176 092 7 Murray amp Millett 2001 hlm 263 67 Macksey Kenneth 1997 Rommel battles and campaigns Da Capo Press hlm 61 63 ISBN 0 306 80786 6 Weinberg 1995 hlm 229 Watson William E 2003 Tricolor and Crescent France and the Islamic World Greenwood Publishing Group hlm 80 ISBN 0 275 97470 7 Jackson Ashley 2006 The British Empire and the Second World War Continuum International Publishing Group hlm 154 ISBN 1 85285 417 0 Stewart Vance 2002 Three Against One Churchill Roosevelt Stalin Vs Adolph Hitler Sunstone Press hlm 159 ISBN 0 86534 377 2 Dear I C B and Foot M R D editors ed 2005 Blitz The Oxford Companion to World War II Oxford Oxford University Press hlm 108 109 ISBN 978 0 19 280670 3 Pemeliharaan CS1 Banyak nama editors list link Pemeliharaan CS1 Teks tambahan editors list link Overy Richard 1999 The Road to War edisi ke Revised and updated London Penguin hlm 289 ISBN 0 14 028530 X Parameter coauthor yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Joes Anthony James 2004 Resisting Rebellion The History And Politics of Counterinsurgency University Press of Kentucky hlm 224 ISBN 0 8131 2339 9 Fairbank John King Goldman Merle 1994 China A New History Harvard University Press hlm 320 ISBN 0 674 11673 9 Garver John W 1988 Chinese Soviet Relations 1937 1945 The Diplomacy of Chinese Nationalism Oxford University Press hlm 114 ISBN 0 19 505432 6 Weinberg 1995 hlm 195 Sella Amnon July 1978 Barbarossa Surprise Attack and Communication Journal of Contemporary History 13 3 555 83 doi 10 1177 002200947801300308 Kershaw Ian 2007 Fateful Choices Allen Lane hlm 66 69 ISBN 0 7139 9712 5 Steinberg Jonathan June 1995 The Third Reich Reflected German Civil Administration in the Occupied Soviet Union 1941 4 The English Historical Review 110 437 620 51 Hauner Milan 1978 Did Hitler Want a World Dominion Journal of Contemporary History 13 1 15 32 doi 10 1177 002200947801300102 Roberts Cynthia A 1995 Planning for War The Red Army and the Catastrophe of 1941 Europe Asia Studies 47 8 1293 26 doi 10 1080 09668139508412322 Wilt Alan F 1981 Hitler s Late Summer Pause in 1941 Military Affairs 45 4 187 91 doi 10 2307 1987464 JSTOR 1987464 Erickson John 2003 The Road to Stalingrad Cassell Military hlm 114 137 ISBN 0 304 36541 6 Glantz 2001 hlm 9 Farrell Brian P 1993 Yes Prime Minister Barbarossa Whipcord and the Basis of British Grand Strategy Autumn 1941 The Journal of Military History 57 4 599 625 doi 10 2307 2944096 JSTOR 2944096 Pravda Alex Duncan Peter J S 1990 Soviet British Relations Since the 1970s Cambridge University Press hlm 29 ISBN 0 521 37494 4 Bueno de Mesquita Bruce Smith Alastair Siverson Randolph M Morrow James D 2005 The Logic of Political Survival MIT Press hlm 425 ISBN 0 262 52440 6 Louis William Roger 1998 More Adventures with Britannia Personalities Politics and Culture in Britain University of Texas Press hlm 223 ISBN 0 292 74708 X Kleinfeld Gerald R 1983 Hitler s Strike for Tikhvin Military Affairs 47 3 122 128 doi 10 2307 1988082 JSTOR 1988082 Shukman Harold 2001 Stalin s Generals Phoenix Press hlm 113 ISBN 1 84212 513 3 Glantz 2001 hlm 26 By 1 November the Wehrmacht had lost fully 20 of its committed strength 686 000 men up to 2 3 of its million motor vehicles and 65 percent of its tanks The German Army High Command OKH rated its 136 divisions as equivalent to 83 full strength divisions Reinhardt Klaus Keenan Karl B 1992 Moscow The Turning Point The Failure of Hitler s Strategy in the Winter of 1941 42 Berg hlm 227 ISBN 0 85496 695 1 Milward A S 1964 The End of the Blitzkrieg The Economic History Review 16 3 499 518 doi 10 1111 j 1468 0289 1964 tb01744 x Rotundo Louis 1986 The Creation of Soviet Reserves and the 1941 Campaign Military Affairs 50 1 21 8 doi 10 2307 1988530 JSTOR 1988530 Glantz 2001 hlm 26 Garthoff Raymond L October 1969 The Soviet Manchurian Campaign August 1945 Military Affairs 33 2 312 Welch David 1999 Modern European History 1871 2000 A Documentary Reader Routledge hlm 102 ISBN 0 415 21582 X Weinberg Gerhard L 2005 A World At Arms Cambridge University Press hlm 248 ISBN 0 521 61826 6 Anderson Irvine H Jr 1975 The 1941 De Facto Embargo on Oil to Japan A Bureaucratic Reflex The Pacific Historical Review 44 2 201 JSTOR 3638003 Peattie Mark R Evans David C 1997 Kaigun Strategy Tactics and Technology in the Imperial Japanese Navy Naval Institute Press hlm 456 ISBN 0 87021 192 7 Lightbody Bradley 2004 The Second World War Ambitions to Nemesis Routledge hlm 125 ISBN 0 415 22404 7 Weinberg Gerhard L 2005 A World At Arms Cambridge University Press hlm 310 ISBN 0 521 61826 6 Morgan Patrick M 1983 Strategic Military Surprise Incentives and Opportunities Transaction Publishers hlm 51 ISBN 0 87855 912 4 a b Wohlstetter Roberta 1962 Pearl Harbor Warning and Decision Stanford University Press hlm 341 43 ISBN 0 8047 0598 4 Dunn Dennis J 1998 Caught Between Roosevelt amp Stalin America s Ambassadors to Moscow The University Press of Kentucky hlm 157 ISBN 0 8131 2023 3 According to Ernest May May Ernest 1955 The United States the Soviet Union and the Far Eastern War The Pacific Historical Review 24 2 156 JSTOR 3634575 Churchill stated Russian declaration of war on Japan would be greatly to our advantage provided but only provided that Russians are confident that will not impair their Western Front Kelly Brian The Four Policemen and Postwar Planning 1943 1945 The Collision of Realist and Idealist Perspectives dalam bahasa English Diakses tanggal 22 May 2016 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Mingst Karen A Karns Margaret P 2007 United Nations in the Twenty First Century Westview Press hlm 22 ISBN 0 8133 4346 1 Rees Laurence 2009 World War Two Behind Closed Doors BBC Books p 99 ISBN 1 4481 4045 5 a b Rees Laurence 2009 World War Two Behind Closed Doors BBC Books pp 406 7 ISBN 1 4481 4045 5 Stalin always believed that Britain and America were delaying the second front so that the Soviet Union would bear the brunt of the war Klam Julie 2002 The Rise of Japan and Pearl Harbor Black Rabbit Books hlm 27 ISBN 1 58340 188 1 Lewis Morton XXIX Japanese Plans and American Defenses Dalam Greenfield Kent Roberts The Fall of the Philippines U S Government Printing Office hlm 529 Library of Congress Catalogue Card Number 53 63678 Table 11 Hill J R Ranft Bryan 2002 The Oxford Illustrated History of the Royal Navy Oxford University Press hlm 362 ISBN 0 19 860527 7 Hsiung 1992 hlm 158 Perez Louis G 1 June 1998 The history of Japan Greenwood Publishing Group hlm 145 ISBN 0 313 30296 0 Diakses tanggal 12 November 2009 Gooch John 1990 Decisive Campaigns of the Second World War Routledge hlm 52 ISBN 0 7146 3369 0 Glantz 2001 hlm 31 Molinari Andrea 2007 Desert Raiders Axis and Allied Special Forces 1940 43 Osprey Publishing hlm 91 ISBN 1 84603 006 4 Mitcham Samuel W Mitcham Samuel W Jr 1982 Rommel s Desert War The Life and Death of the Afrika Korps Stein amp Day hlm 31 ISBN 978 0 8117 3413 4 Maddox Robert James 1992 The United States and World War II Westview Press hlm 111 12 ISBN 0 8133 0436 9 Salecker Gene Eric 2001 Fortress Against the Sun The B 17 Flying Fortress in the Pacific Da Capo Press hlm 186 ISBN 1 58097 049 4 Ropp Theodore 1962 War in the Modern World Macmillan Publishing Company hlm 368 ISBN 0 8018 6445 3 Weinberg 1995 hlm 339 Gilbert Adrian 2003 The Encyclopedia of Warfare From Earliest Times to the Present Day Globe Pequot hlm 259 ISBN 1 59228 027 7 Swain Bruce 2001 A Chronology of Australian Armed Forces at War 1939 45 Allen amp Unwin hlm 197 ISBN 1 86508 352 6 Hane Mikiso 2001 Modern Japan A Historical Survey Westview Press hlm 340 ISBN 0 8133 3756 9 Marston Daniel 2005 The Pacific War Companion From Pearl Harbor to Hiroshima Osprey Publishing hlm 111 ISBN 1 84176 882 0 Brayley Martin J 2002 The British Army 1939 45 The Far East Osprey Publishing hlm 9 ISBN 1 84176 238 5 Read Anthony 2004 The Devil s Disciples Hitler s Inner Circle W W Norton amp Company hlm 764 ISBN 0 393 04800 4 Davies Norman 2006 Europe at War 1939 1945 No Simple Victory Macmillan hlm 100 ISBN 0 333 69285 3 Badsey Stephen 2000 The Hutchinson Atlas of World War II Battle Plans Before and After Taylor amp Francis hlm 235 36 ISBN 1 57958 265 6 Black Jeremy 2003 World War Two A Military History Routledge hlm 119 ISBN 0 415 30534 9 Gilbert Sir Martin 2004 The Second World War A Complete History Macmillan hlm 397 400 ISBN 0 8050 7623 9 Shukman Harold 2001 Stalin s Generals Phoenix Press hlm 142 ISBN 1 84212 513 3 Gannon James 2002 Stealing Secrets Telling Lies How Spies and Codebreakers Helped Shape the Twentieth Century Brassey s hlm 76 ISBN 1 57488 473 5 Paxton Robert O 1972 Vichy France Old Guard and New Order 1940 1944 Knopf hlm 313 ISBN 0 394 47360 4 Rich Norman 1992 Hitler s War Aims Ideology the Nazi State and the Course of Expansion Norton hlm 178 ISBN 0 393 00802 9 Penrose Jane 2004 The D Day Companion Osprey Publishing hlm 129 ISBN 1 84176 779 4 Neillands Robin 2005 The Dieppe Raid The Story of the Disastrous 1942 Expedition Indiana University Press ISBN 0 253 34781 5 Keegan John 1997 The Second World War London Pimlico hlm 277 ISBN 0 7126 7348 2 Thomas David Arthur 1988 A Companion to the Royal Navy Harrap hlm 265 ISBN 0 245 54572 7 Thomas Nigel Andrew Stephen 1998 German Army 1939 1945 2 North Africa amp Balkans Osprey Publishing hlm 8 ISBN 1 85532 640 X a b Ross Steven T 1997 American War Plans 1941 1945 The Test of Battle Frank Cass amp Co hlm 38 ISBN 0 7146 4634 2 Bonner Kit Bonner Carolyn 2001 Warship Boneyards MBI Publishing Company hlm 24 ISBN 0 7603 0870 5 Collier Paul 2003 The Second World War 4 The Mediterranean 1940 1945 Osprey Publishing hlm 11 ISBN 1 84176 539 2 Thompson John Herd Randall Stephen J 1994 Canada and the United States Ambivalent Allies University of Georgia Press hlm 164 ISBN 0 8203 2403 5 Kennedy David M 1999 Freedom from Fear The American People in Depression and War 1929 1945 Oxford University Press hlm 610 ISBN 0 19 503834 7 Rottman Gordon L 2002 World War II Pacific Island Guide A Geo Military Study Greenwood Publishing Group hlm 228 ISBN 0 313 31395 4 Glantz David M September 1986 Soviet Defensive Tactics at Kursk July 1943 CSI Report No 11 Combined Arms Research Library OCLC 278029256 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 03 06 Diakses tanggal 17 February 2010 Glantz David M 1989 Soviet military deception in the Second World War Routledge hlm 149 59 ISBN 978 0 7146 3347 3 Kershaw Ian 2001 Hitler 1936 1945 Nemesis W W Norton amp Company hlm 592 ISBN 0 393 32252 1 O Reilly Charles T 2001 Forgotten Battles Italy s War of Liberation 1943 1945 Lexington Books hlm 32 ISBN 0 7391 0195 1 Bellamy Chris T 2007 Absolute war Soviet Russia in the Second World War BAlfred A Knopf hlm 595 ISBN 0 375 41086 4 O Reilly Charles T 2001 Forgotten Battles Italy s War of Liberation 1943 1945 Lexington Books hlm 35 ISBN 0 7391 0195 1 Healy Mark 1992 Kursk 1943 The tide turns in the East Osprey Publishing hlm 90 ISBN 1 85532 211 0 Glantz 2001 hlm 50 55 McGowen Tom 2002 Assault From The Sea Amphibious Invasions in the Twentieth Century Twenty First Century Books hlm 43 44 ISBN 0 7613 1811 9 Mazower Mark 2009 Hitler s Empire Nazi Rule in Occupied Europe London Penguin hlm 362 ISBN 978 0 14 101192 9 Hart Stephen Hart Russell Hughes Matthew 2000 The German Soldier in World War II MBI Publishing Company hlm 151 ISBN 0 7603 0846 2 Blinkhorn Martin 1984 Mussolini and Fascist Italy Methuen amp Co hlm 52 ISBN 0 415 10231 6 Read Anthony Fisher David 1992 The Fall of Berlin Hutchinson hlm 129 ISBN 0 09 175337 6 Padfield Peter 1998 War Beneath the Sea Submarine Conflict During World War II edisi ke paperback New York John Wiley hlm 335 336 ISBN 0 471 24945 9 a b Iriye Akira 1981 Power and culture the Japanese American war 1941 1945 Harvard University Press hlm 154 ISBN 0 674 69582 8 a b Polley Martin 2000 A Z of modern Europe since 1789 Taylor amp Francis hlm 148 ISBN 0 415 18598 X ed Hsiung James C and Steven I Levine China s Bitter Victory The War with Japan 1937 1945 p 161 Hsu Long hsuen and Chang Ming kai 1971 History of The Sino Japanese War 1937 1945 2nd Ed Translated by Wen Ha hsiung Chung Wu Publishing pp 412 416 Map 38 Weinberg 1995 hlm 660 661 Glantz David M 2001 The siege of Leningrad 1941 1944 900 days of terror Zenith Imprint hlm 166 69 ISBN 0 7603 0941 8 Glantz David M 2002 The Battle for Leningrad 1941 1944 Lawrence University Press of Kansas ISBN 0 7006 1208 4 Chubarov Alexander 2001 Russia s Bitter Path to Modernity A History of the Soviet and Post Soviet Eras Continuum International Publishing Group hlm 122 ISBN 0 8264 1350 1 Havighurst Alfred F 1962 Britain in Transition The Twentieth Century The University of Chicago Press hlm 344 ISBN 0 226 31971 7 Lightbody Bradley 2004 The Second World War Ambitions to Nemesis Routledge hlm 224 ISBN 0 415 22404 7 a b Zeiler Thomas W 2004 Unconditional Defeat Japan America and the End of World War II Scholarly Resources hlm 60 ISBN 0 8420 2991 5 Craven Wesley Frank Cate James Lea 1953 The Army Air Forces in World War II Volume Five The Pacific Matterhorn to Nagasaki Chicago University Press hlm 207 Hsiung James Chieh Levine Steven I 1992 China s Bitter Victory The War with Japan 1937 1945 M E Sharpe hlm 163 ISBN 1 56324 246 X Coble Parks M 2003 Chinese Capitalists in Japan s New Order The Occupied Lower Yangzi 1937 1945 University of California Press hlm 85 ISBN 0 520 23268 2 Weinberg 1995 hlm 695 Badsey Stephen 1990 Normandy 1944 Allied Landings and Breakout Osprey Publishing hlm 91 ISBN 0 85045 921 4 Dear I C B Foot M R D ed 2002 Market Garden Oxford Companion to World War II Oxford University Press hlm 877 ISBN 0 19 860446 7 The operation was the most calamitous defeat of all the German armed forces in World War II Zaloga Steven J 1996 Bagration 1944 The destruction of Army Group Centre Osprey Publishing hlm 7 ISBN 1 85532 478 4 Berend Ivan T 1999 Central and Eastern Europe 1944 1993 Detour from the Periphery to the Periphery Cambridge University Press hlm 8 ISBN 0 521 55066 1 Armistice Negotiations and Soviet Occupation US Library of Congress Diakses tanggal 14 November 2009 The coup speeded the Red Army s advance and the Soviet Union later awarded Michael the Order of Victory for his personal courage in overthrowing Antonescu and putting an end to Romania s war against the Allies Western historians uniformly point out that the Communists played only a supporting role in the coup postwar Romanian historians however ascribe to the Communists the decisive role in Antonescu s overthrow Hastings Max Paul Henry Collier 2004 The Second World War a world in flames Osprey Publishing hlm 223 4 ISBN 1 84176 830 8 Wiest Andrew A Barbier M K 2002 Strategy and Tactics Infantry Warfare Zenith Imprint hlm 65 6 ISBN 0 7603 1401 2 Wiktor Christian L 1998 Multilateral Treaty Calendar 1648 1995 Kluwer Law International hlm 426 ISBN 90 411 0584 0 Newton Steven H 1995 Retreat from Leningrad Army Group North 1944 1945 Atglen Philadelphia Schiffer Books ISBN 0 88740 806 0 Marston Daniel 2005 The Pacific War Companion From Pearl Harbor to Hiroshima Osprey Publishing hlm 120 ISBN 1 84176 882 0 Jowett amp Andrew 2002 hlm 8 Howard Joshua H 2004 Workers at War Labor in China s Arsenals 1937 1953 Stanford University Press hlm 140 ISBN 0 8047 4896 9 Drea Edward J 2003 In the Service of the Emperor Essays on the Imperial Japanese Army University of Nebraska Press hlm 54 ISBN 0 8032 6638 3 Cook Chris Bewes Diccon 1997 What Happened Where A Guide to Places and Events in Twentieth Century History UCL Press hlm 305 ISBN 1 85728 532 8 a b Parker Danny S 2004 Battle of the Bulge Hitler s Ardennes Offensive 1944 1945 Da Capo Press hlm xiii xiv 6 8 68 70 amp 329 330 ISBN 0 306 81391 2 Glantz 2001 hlm 85 Solsten Eric 1999 Germany A Country Study DIANE Publishing hlm 76 7 ISBN 0 7881 8179 3 United States Dept of State 1967 The China White Paper August 1949 Stanford University Press hlm 113 ISBN 0 8047 0608 5 Buchanan Tom 2006 Europe s troubled peace 1945 2000 Wiley Blackwell hlm 21 ISBN 0 631 22163 8 Shepardson Donald E 1998 The Fall of Berlin and the Rise of a Myth The Journal of Military History 62 1 135 154 doi 10 2307 120398 JSTOR 120398 O Reilly Charles T 2001 Forgotten Battles Italy s War of Liberation 1943 1945 Lexington Books hlm 244 ISBN 0 7391 0195 1 Kershaw 2001 hlm 823 a b Donnelly Mark 1999 Britain in the Second World War Routledge hlm xiv ISBN 0 415 17425 2 Pinkus Oscar The war aims and strategies of Adolf Hitler McFarland 2005 ISBN 0 7864 2054 5 ISBN 978 0 7864 2054 4 p 501 3 Glantz David M 1995 When Titans Clashed How the Red Army Stopped Hitler Lawrence Kansas University Press of Kansas hlm 34 ISBN 0 7006 0899 0 Chant Christopher 1986 The Encyclopedia of Codenames of World War II Routledge amp Kegan Paul hlm 118 ISBN 0 7102 0718 2 Drea Edward J 2003 In the Service of the Emperor Essays on the Imperial Japanese Army University of Nebraska Press hlm 57 ISBN 0 8032 6638 3 Jowett amp Andrew 2002 hlm 6 Poirier Michel Thomas 20 October 1999 Results of the German and American Submarine Campaigns of World War II U S Navy Diakses tanggal 13 April 2008 Williams Andrew J 2006 Liberalism and War The Victors and the Vanquished Routledge hlm 90 ISBN 0 415 35980 5 Miscamble Wilson D 2007 From Roosevelt to Truman Potsdam Hiroshima and the Cold War Cambridge University Press hlm 201 ISBN 0 521 86244 2 Miscamble Wilson D 2007 From Roosevelt to Truman Potsdam Hiroshima and the Cold War Cambridge University Press hlm 203 4 ISBN 0 521 86244 2 Glantz David M 2005 August Storm The Soviet Strategic Offensive in Manchuria Leavenworth Papers Combined Arms Research Library OCLC 78918907 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 03 02 Diakses tanggal 25 January 2010 Pape Robert A 1993 Why Japan Surrendered International Security 18 2 154 201 doi 10 2307 2539100 JSTOR 2539100 Norbert Frei Adenauer s Germany and the Nazi Past The Politics of Amnesty and Integration Translated by Joel Golb New York Columbia University Press 2002 ISBN 0 231 11882 1 pp 41 66 Roberts Geoffrey 2006 Stalin s Wars From World War to Cold War 1939 1953 Yale University Press hlm 43 ISBN 0 300 11204 1 Roberts Geoffrey 2006 Stalin s Wars From World War to Cold War 1939 1953 Yale University Press hlm 55 ISBN 0 300 11204 1 Shirer William L 1990 The Rise and Fall of the Third Reich A History of Nazi Germany Simon and Schuster hlm 794 ISBN 0 671 72868 7 Kennedy Pipe Caroline 1995 Stalin s Cold War Manchester University Press ISBN 0 7190 4201 1 Wettig Gerhard 2008 Stalin and the Cold War in Europe Rowman amp Littlefield hlm 20 21 ISBN 0 7425 5542 9 Senn Alfred Erich 2007 Lithuania 1940 revolution from above Rodopi ISBN 978 90 420 2225 6 Yoder Amos 1997 The Evolution of the United Nations System Taylor amp Francis hlm 39 ISBN 1 56032 546 1 History of the UN United Nations Diakses tanggal 25 January 2010 The Universal Declaration of Human Rights Article 2 United Nations Diakses tanggal 14 November 2009 Everyone is entitled to all the rights and freedoms set forth in this Declaration without distinction of any kind such as race colour sex language religion political or other opinion national or social origin property birth or other status Furthermore no distinction shall be made on the basis of the political jurisdictional or international status of the country or territory to which a person belongs whether it be independent trust non self governing or under any other limitation of sovereignty Kantowicz Edward R 2000 Coming Apart Coming Together Wm B Eerdmans Publishing hlm 6 ISBN 0 8028 4456 1 Wettig Gerhard 2008 Stalin and the Cold War in Europe Rowman amp Littlefield hlm 96 100 ISBN 0 7425 5542 9 Trachtenberg Marc 1999 A Constructed Peace The Making of the European Settlement 1945 1963 Princeton University Press hlm 33 ISBN 0 691 00273 8 Granville Johanna 2004 The First Domino International Decision Making during the Hungarian Crisis of 1956 Texas A amp M University Press ISBN 1 58544 298 4 Grenville John Ashley Soames 2005 A History of the World from the 20th to the 21st century Routledge hlm 370 71 ISBN 0 415 28954 8 Cook Bernard A 2001 Europe Since 1945 An Encyclopedia Taylor amp Francis hlm 17 ISBN 0 8153 4057 5 Geoffrey Swain The Cominform Tito s International The Historical Journal Vol 35 No 3 Sep 1992 pp 641 663 Leffler Melvyn P Painter David S 1994 Origins of the Cold War An International History Routledge hlm 318 ISBN 0 415 34109 4 Bellamy Christopher 2001 Cold War Dalam Holmes Richard The Oxford Companion to Military History edisi ke Oxford Reference Online Oxford Oxford University Press ISBN 0 19 860696 6 Weinberg Gerhard L 2005 A World At Arms Cambridge University Press p 911 Connor Mary E 2009 History Dalam Connor Mary E The Koreas Asia in Focus Santa Barbara ABC CLIO hlm 43 45 ISBN 1 59884 160 2 Lynch Michael 2010 The Chinese Civil War 1945 49 Botley Osprey Publishing hlm 12 13 ISBN 978 1 84176 671 3 Roberts J M 1996 The Penguin History of Europe London Penguin Books hlm 589 ISBN 0 14 026561 9 Darwin John 2007 After Tamerlane The Rise amp Fall of Global Empires 1400 2000 London Penguin Books hlm 441 443 464 468 ISBN 978 0 14 101022 9 Harrison Mark 1998 The economics of World WarII an overview Dalam Harrison Mark The Economics of World War II Six great powers in international comparison Cambridge Cambridge University Press hlm 34 35 ISBN 0 521 62046 5 Dear I C B and Foot M R D ed 2005 World trade and world economy The Oxford Companion to World War II Oxford Oxford University Press hlm 1006 ISBN 978 0 19 280670 3 Pemeliharaan CS1 Banyak nama editors list link Nicholas Balabkins Germany Under Direct Controls Economic Aspects of Industrial Disarmament 1945 1948 Rutgers University Press 1964 p 207 Vladimir Petrov Money and conquest allied occupation currencies in World War II Baltimore Johns Hopkins Press 1967 p 263 Nicholas Balabkins Germany Under Direct Controls Economic Aspects of Industrial Disarmament 1945 1948 Rutgers University Press 1964 p 208 209 Dornbusch Rudiger Nolling Wilhelm Layard P Richard G 1993 Postwar Economic Reconstruction and Lessons for the East Today Massachusetts Institute of Technology Press pp 190 191 ISBN 0 262 04136 7 Nicholas Balabkins Germany Under Direct Controls Economic Aspects of Industrial Disarmament 1945 1948 Rutgers University Press 1964 p 212 Dornbusch Rudiger Nolling Wilhelm Layard P Richard G 1993 Postwar Economic Reconstruction and Lessons for the East Today Massachusetts Institute of Technology Press p29 p30 32 ISBN 0 262 04136 7 Bull Martin J Newell James 2005 Italian Politics Adjustment Under Duress Polity hlm 20 ISBN 0 7456 1299 7 Bull Martin J Newell James 2005 Italian Politics Adjustment Under Duress Polity hlm 21 ISBN 0 7456 1299 7 Harrop Martin 1992 Power and Policy in Liberal Democracies Cambridge University Press hlm 23 ISBN 0 521 34579 0 Dornbusch Rudiger Nolling Wilhelm Layard P Richard G 1993 Postwar Economic Reconstruction and Lessons for the East Today Massachusetts Institute of Technology Press hlm 117 ISBN 0 262 04136 7 Emadi Coffin Barbara 2002 Rethinking International Organization Deregulation and Global Governance Routledge hlm 64 ISBN 0 415 19540 3 Smith Alan 1993 Russia And the World Economy Problems of Integration Routledge hlm 32 ISBN 0 415 08924 7 Harrop Martin 1992 Power and Policy in Liberal Democracies Cambridge University Press hlm 49 ISBN 0 521 34579 0 Genzberger Christine 1994 China Business The Portable Encyclopedia for Doing Business with China Petaluma California World Trade Press hlm 4 ISBN 0 9631864 3 4 O Brien Prof Joseph V World War II Combatants and Casualties 1937 1945 Obee s History Page John Jay College of Criminal Justice Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 12 25 Diakses tanggal 20 April 2007 White Matthew Source List and Detailed Death Tolls for the Twentieth Century Hemoclysm Historical Atlas of the Twentieth Century Matthew White s Homepage Diakses tanggal 20 April 2007 World War II Fatalities secondworldwar co uk Diakses tanggal 20 April 2007 Geoffrey A Hosking 2006 Rulers and victims the Russians in the Soviet Union Harvard University Press p 242 ISBN 0 674 02178 9 Michael Ellman and S Maksudov 1994 Soviet Deaths in the Great Patriotic War A Note PDF Europe Asia Studies 46 4 671 680 PMID 12288331 Smith J W 1994 The World s Wasted Wealth 2 Save Our Wealth Save Our Environment p 204 ISBN 0 9624423 2 1 Herf Jeffrey 2003 The Nazi Extermination Camps and the Ally to the East Could the Red Army and Air Force Have Stopped or Slowed the Final Solution Kritika Explorations in Russian and Eurasian History 4 4 913 930 doi 10 1353 kri 2003 0059 Florida Center for Instructional Technology 2005 Victims A Teacher s Guide to the Holocaust University of South Florida Diakses tanggal 2 February 2008 Niewyk Donald L and Nicosia Francis R 2000 The Columbia Guide to the Holocaust Columbia University Press pp 45 52 Todd Allan 2001 The Modern World Oxford University Press hlm 121 ISBN 0 19 913425 1 Winter J M 2002 Demography of the War Dalam Dear I C B Foot M R D Oxford Companion to World War II Oxford University Press hlm 290 ISBN 0 19 860446 7 Jasenovac jewishvirtuallibrary org American Israeli Cooperative Enterprise Diakses tanggal 25 January 2010 Chang Iris 1997 The Rape of Nanking The Forgotten Holocaust of World War II BasicBooks hlm 102 ISBN 0 465 06835 9 Rummell R J Statistics Freedom Democide War The University of Hawaii System Diakses tanggal 25 January 2010 Himeta Mitsuyoshi 姫田光義 日本軍による 三光政策 三光作戦をめぐって Concerning the Three Alls Strategy Three Alls Policy By the Japanese Forces Iwanami Bukkuretto 1996 Bix Hirohito and the Making of Modern Japan 2000 Tucker Spencer C Roberts Priscilla Mary Roberts 2004 Encyclopedia of World War II A Political Social and Military History ABC CLIO hlm 319 ISBN 1 57607 999 6 Gold Hal 1996 Unit 731 testimony Tuttle hlm 75 7 ISBN 0 8048 3565 9 Tucker Spencer C Roberts Priscilla Mary Roberts 2004 Encyclopedia of World War II A Political Social and Military History ABC CLIO hlm 320 ISBN 1 57607 999 6 Harris 2002 Factories of Death Japanese Biological Warfare 1932 1945 and the American Cover up Routledge hlm 74 ISBN 0 415 93214 9 Sabella Robert Li Fei Fei Liu David 2002 Nanking 1937 Memory and Healing M E Sharpe hlm 69 ISBN 0 7656 0816 2 Japan tested chemical weapons on Aussie POW new evidence The Japan Times Online 27 July 2004 Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 May 2012 Diakses tanggal 25 January 2010 Aksar Yusuf 2004 Implementing International Humanitarian Law From the Ad Hoc Tribunals to a Permanent International Criminal Court Routledge hlm 45 ISBN 0 7146 8470 8 Hornberger Jacob April 1995 Repatriation The Dark Side of World War II The Future of Freedom Foundation Diakses tanggal 25 January 2010 Koh David 21 August 2008 Vietnam needs to remember famine of 1945 The Straits Times Singapore Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 10 19 Diakses tanggal 25 January 2010 Harding Luke 22 October 2003 Germany s forgotten victims The Guardian London Diakses tanggal 21 January 2010 a b Marek Michael 27 October 2005 Final Compensation Pending for Former Nazi Forced Laborers dw world de Deutsche Welle Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 01 19 Diakses tanggal 19 January 2010 Applebaum Anne 16 October 2003 Gulag Understanding the Magnitude of What Happened Heritage Foundation Diakses tanggal 19 January 2010 North Jonathan January 2006 Soviet Prisoners of War Forgotten Nazi Victims of World War II HistoryNet com Weider History Group Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 01 19 Diakses tanggal 19 January 2010 Overy Richard 2004 The Dictators Hitler s Germany Stalin s Russia W W Norton amp Company hlm 568 69 ISBN 0 393 02030 4 Zemskov V N On repatriation of Soviet citizens Istoriya SSSR 1990 No 4 in Russian See also 1 online version and Edwin Bacon 1992 Glasnost and the Gulag New Information on Soviet Forced Labour around World War II Soviet Studies 44 6 1069 1086 JSTOR 152330 Michael Ellman 2002 Soviet Repression Statistics Some Comments PDF Europe Asia Studies 54 7 1151 1172 doi 10 1080 0966813022000017177 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2012 11 22 Diakses tanggal 2012 12 07 copy Japanese Atrocities in the Philippines American Experience the Bataan Rescue PBS Online Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 01 19 Diakses tanggal 18 January 2010 Tanaka Yuki 1996 Hidden Horrors Japanese War Crimes in World War II Westview Press hlm 2 3 ISBN 0 8133 2718 0 Bix Herbert 2001 Hirohito and the Making of Modern Japan HarperCollins hlm 360 ISBN 0 06 093130 2 a b Ju Zhifen June 2002 Japan s atrocities of conscripting and abusing north China draughtees after the outbreak of the Pacific war Joint Study of the Sino Japanese War Minutes of the June 2002 Conference Harvard University Faculty of Arts and Sciences Diakses tanggal 18 February 2010 a b Indonesia World War II and the Struggle For Independence 1942 50 The Japanese Occupation 1942 45 Library of Congress 1992 Diakses tanggal 9 February 2007 Manzanar National Historic Site U S National Park Service Diakses tanggal 21 February 2012 Department of Labour of Canada 24 January 1947 Report on the Re establishment of Japanese in Canada 1944 1946 Department of Labour Office of the Prime Minister hlm 23 ISBN 0 405 11266 1 Kennedy David M 2001 Freedom From Fear The American People in Depression and War 1929 1945 New York City Oxford University Press hlm 749 750 ISBN 0 19 514403 1 Eugene Davidson The Death and Life of Germany an Account of the American Occupation University of Missouri Press 1999 ISBN 0 8262 1249 2 p 121 Stark Tamas Malenki Robot Hungarian Forced Labourers in the Soviet Union 1944 1955 PDF Minorities Research Diakses tanggal 22 January 2010 a b Harrison Mark 2000 The Economics of World War II Six Great Powers in International Comparison Cambridge University Press hlm 3 ISBN 0 521 78503 0 Harrison Mark 2000 The Economics of World War II Six Great Powers in International Comparison Cambridge University Press hlm 2 ISBN 0 521 78503 0 Hughes Matthew Mann Chris 2000 Inside Hitler s Germany Life Under the Third Reich Potomac Books Inc hlm 148 ISBN 1 57488 281 3 Bernstein Gail Lee 1991 Recreating Japanese Women 1600 1945 University of California Press hlm 267 ISBN 978 0 520 07017 2 Hughes Matthew Mann Chris 2000 Inside Hitler s Germany Life Under the Third Reich Potomac Books Inc hlm 151 ISBN 1 57488 281 3 Griffith Charles 1999 The Quest Haywood Hansell and American Strategic Bombing in World War II DIANE Publishing hlm 203 ISBN 1 58566 069 8 Overy R J 1995 War and Economy in the Third Reich Oxford University Press USA hlm 26 ISBN 0 19 820599 6 Lindberg Michael Daniel Todd 2001 Brown Green and Blue Water Fleets the Influence of Geography on Naval Warfare 1861 to the Present Praeger hlm 126 ISBN 0 275 96486 8 Cox Sebastian 1998 The Strategic Air War Against Germany 1939 1945 Frank Cass Publishers hlm 84 ISBN 0 7146 4722 5 Unidas Naciones 2005 World Economic And Social Survey 2004 International Migration United Nations Pubns hlm 23 ISBN 92 1 109147 0 Liberman Peter 1998 Does Conquest Pay The Exploitation of Occupied Industrial Societies Princeton University Press hlm 42 ISBN 0 691 00242 8 Milward Alan S 1979 War Economy and Society 1939 1945 University of California Press hlm 138 ISBN 0 520 03942 4 Milward Alan S 1979 War Economy and Society 1939 1945 University of California Press hlm 148 ISBN 0 520 03942 4 Perrie Maureen Lieven D C B Suny Ronald Grigor 2007 The Cambridge History of Russia Cambridge University Press hlm 232 ISBN 0 521 86194 2 Hill Alexander 2005 The War Behind The Eastern Front The Soviet Partisan Movement In North West Russia 1941 1944 Routledge hlm 5 ISBN 0 7146 5711 5 Christofferson Thomas R Christofferson Michael S 2006 France During World War II From Defeat to Liberation Fordham University Press hlm 156 ISBN 978 0 8232 2563 7 Ikeo Aiko 1997 Economic Development in Twentieth Century East Asia The International Context Routledge hlm 107 ISBN 0 415 14900 2 a b Boog Horst Rahn Werner Stumpf Reinhard Wegner Bernd 2001 Militargeschichtliches Forschungsamt Germany and the Second World War Volume VI The Global War Oxford Clarendon Press hlm 266 ISBN 0 19 822888 0 span, wikipedia, wiki, buku, buku, perpustakaan,

artikel

, baca, unduh, gratis, unduh gratis, mp3, video, mp4, 3gp, jpg, jpeg, gif, png, gambar, musik, lagu, film, buku, permainan, permainan.